Monday, May 5, 2014
Created By:
Susi Nurjanah
Class
Review 9
Start Line for arguing
(Susi
Nurjanah)
Saatnya membuka babak baru dikelas
writing, bergerak lebih cepat menuju akselerasi yang lebih nyata. Kualitas dan
kuantitas membaca masih menjadi hal yang istimewa bagi setiap warga kelas,
pasalnya Quality Reader(QR) akan selalu menjadi tuntutan dalam setiap
pertemuan. Faktanya adalah, intensitas membaca yang selama ini dikenal sudah
cukup melelahkan belum cukup untuk memenuhi syarat jika ingin survive di arena
argumentative essay yang menjad judul besar kita selama beberapa pertemuan
kedepan. Investasi membaca yang disarankan adalah sekitar 10-12 jam perharinya,
jika hal ini dilakukan maka kunci untuk membuka gerbang argumentative essay
lebih mudah untuk dibuka.
Tepat di pertemuan sekarang, start line untuk argumentative essay sudah mulai terlihat, outline
argumentative essay mulai diproduksi secara konstan dan itu artinya lahan
informasi dan aspirasipun terhampar
didepan mata. senjata terbesar yang harus dipersiapkan oleh mahasiswa adalah reading result yang berlangsung selama
beberapa hari dengan puluhan halaman artikel. Sebenarnya ketika kata
“argumentative ssay” muncul di layar infokus, satu hal yang terlintas di
pikiran saya yaitu “pendapat”. Namun setelah dijelaskan lebih jauh, ternyata
lebih dari sekedar “pendapat” yang harus ada dalam argumentative essay,
semuanya merupakan gabungan hal yang sangat kompleks dan membutuhkan waktu produksi yang tidak sebentar.
Key word
dalam pembuatan argumentative essay adalah “deep research”, tidak akan pernah
ada hal instant dalam karangan ini. Hal penting yang harus diajukan bukan hanya
kumpulan data dan informasi, namun bagaimana cara penulis menuangkan setiap
detail kejadian yang ditangkapnya kedalam sebuah karangan argument, critical thinker juga masih merupakan
syarat terbentuknya paragraph argumentative yang bagus, seperti diantaranya
kita harus menelaah potongan-potongan cerita yang hilang dari beberapa artikel
yang sudah dipelajari, menentukan selisih tahun-tahun kejadan sejarah dan
mengaitkannya satu sama lain.
Salah satu kesalahan yang saya lakukan adalah,
ketika Mr.Lala bertanya tentang apa yang terjadi ketika PEPERA,dan dengan
tenagnya saya menjawab bahwa PEPERA merupakan salah satu bentuk manipulasi
pemerintah Indonesia, Soekarno mengancam rakyat Papua agar masuk ke NKRI. Namun
ternyata jawaban yang saya ajukan salah, beliau berkata bahwa Soekarno tidak
pernah melakukan ancaman apapun terhadap rakyat Papua. Dari kasus diatas, saya menyadari bahwa ternyata
kesulitan besar lainnya ketika menulis paragraph argumentative adalah
ketelitian dalam mencari literature terkait yang terpercaya, pasalnya jawaban
saya adalah hasil pegalaman membaca saya dari beberapa artikel.
Harus diketahui pula jenis dari macam-macam
paragraph argument yang tujuan dan fungsinya hampir sama, yaitu argumentative
essay dan expository essay. Meskipun kedua teks sama-sama merupkan lahan untuk
beargumen namun jika dilihat dari tingkat kesulitannya, argumentative essat
mempunyai standard yang lebih tinggi dari expository. Argumemtative essay
merupakan lahan tulisan yang memerlukan analisis disertai penlitian yang
benar-benar detail. Dalam hla ini mahsiswa diharuskan menginvestigasi topic,
mencari bukti-bukti sebagai penguat klaimnya, serta mengevaluasi kebenaran
bukti-bukti tersebut. Selain itu, dalam argumentative essay penulis juga
dituntut untuk menyampaikan poin-poin argumennya secara singkat dan masuk akal.
Sedangkan pengertian dari expository adalah lahan
essay untuk menjelaskan dan berargumen kepada suatu topikk tertentu namun kualitas
dan tingkat kesulitannya lebih rendah dibandingakn dengan argumentative essay.
Detail informasi dan juga penelitian yang kurang mendalam biasanya merupakan
karakteristik dari expository,dari sinilah biasanya expository hanya dijadikan
soal test bagi siswa tingkat awal.
Pada akhir paragraph, biasanya penulis akan
menunjukan nilai persuasive atas point of
view yang diajukan, hal ini merupakan hal yang perlu untuk diperhatikan
karena jika tidak kesusksesan penulis
dalam menelurkan argumentative essay patut dipertanyakan. Yang penulis butuhkan
dalam karyanya adalah ketepatan data (data-driven) yang dihasilakn dari proses
penelitianyang panjang. Dibawah ini akan ditampilakan outline karangan
argumentative dari penulis,
Outline Argumentative
Essay
(Susi Nurjanah)
There is an island in east Indonesia, it has golden
and gas as its symbol, people called this land by Papua. If there is a heaven
in the earth, Papua might the best heaven for everyone, it because of its
potential in nature and resources, as an example Papua has Jaya wijaya mountain
which is become the one of Favorite Mountain for traveler around the world.
Papua or west Papua stand in 141’ equator from east Indonesia that is limited
by Papua Nugini, west by Maluku Island, north by Pacific Ocean and east by
Hindia Ocean.
A series of
history about this incredible land is very fantastic: beauty of nature,
potential in resources, forest, variety flora and fauna, ethnic culture, but
those is not exactly the case. Papuan people stand in very danger position, and
they need help seriously, but some of them will never accept any help. Everyone
know there is separatism in Papua, they are called by Organisasi Papua Merdeka
(OPM).
Papua is owned by Indonesia, their conflict also is
our responsibility. When they stated that they want to be independent because
of many reasons that they have but Indonesia will never let any island to
leave. Not only because of Papua is rich and can produce much profit for
Indonesia, but these all about the essence of NKRI. Indonesia lives in many
cultures, religions, and identities so it is kind of norm and principle that we
should still keep each other in differences.
·
Geography says that
Papua include in Hindia-Belanda island
This is a fact that can’t be avoid that Papua is in
Hindia-Belanda when colony came, to break a promise it’s not easy, since Dutch
had promise to leave Indonesia from all area of Hindia-Belanda and gave a
freedom, so this is Indonesia’s right to keep its promise.
·
Many countries support
Papua become independent
There is big reason why there are so many country
live in Papua and cooperate with Papuan people, that is behind mission except
money itself. They want to lead Papua become independent, they want to own
Papua as a whole, not only from natural resources but also from people.
Indonesia doesn’t want to go past when Papua became Negara Boneka by Dutch.
·
Papua is become the one
of Indonesia identity
Multicultural and rich of natural resources is owned
by Indonesia. Since the freedom came, Indonesia realize that we are close with
disintegrates, but our principle is keep unity. When we let Papua become
independent, it means that we lose our identity.
Indonesia has responsible to keep
unity. Whatever reasons of Papuan people want to be separate, Indonesia will never
accept that. Not only because Papua is an asset but also this is a kind of
commitment that NKRI should be still unity.
0 Comments
Subscribe to:
Post Comments (Atom)