Sunday, May 18, 2014

SEJARAH DAN POLITIK PENGIKAT PAPUA


10th Class Review
09 Mei 2014

SEJARAH DAN POLITIK PENGIKAT PAPUA
(Rasdeni)
            Waktu terus berlalu, tanpa disadari kita sudah sampai pada detik-detik di penghujung pertemuan pada mata kuliah writingfor academic purposes, ampuan dosen Mr. Laala Bumela. Tugas akhir pada mata kuliah ini adalah membuat argumentative essay, dimana argumentative essay ini akan direvisi dan dikumpulkan pada akhir bulan Mei. Begitu padatnya jadwal Mr.   Lala Bumela pada bulan Mei ini, beliau memberitahukan bahwa pada tanggal 19-20 Mei beliau tidak ada di Cirebon, melainkan di Purwokerto dan pada tanggal 21-23 beliau menghadiri acara debate. Hal tersebut mengharuskan kita sebagai mahasiswa untuk berusaha semaksimal mungkin dan progress mati-matian untuk hasil argumentative essay yang memuaskan.

            Jum’at, 09 Mei 2014 merupakan penulisan class review yang ke-10. Di detik-detik terakhir ini, Mr Lala Bumela mengingatkan kita supaya jangan sampai kita ngedrop di akhir, karena untuk membuat argumentative essay, perlu adanya usaha secara maksimal dan bersungguh-sungguh mencari alasan dan bukti-bukti untuk menguatkan serta mendukung argumen kita. Argumentaive essay adalah sebuah tulisan yang memerlukan penelitian mendalam sehingga tidak mudah untuk membuatnya.
            Untuk membuat argumentative essay harus mencapai GIST atu intisari dari apa yang kita argumenkan.  Kita perlu membaca beberpa bahkan banyak teks untuk menemukan ceruk-ceruk yang dapat menguatkan argumen kita. Untuk mencapai gist, kita harus membaca teks satu dengan teks lainnya dengan menggunakan analisis yang berbeda antara kedua teks tersebut. Kita harus mencari dan membaca teks yang lain dengan paradigma critical literacy untuk mencapai intrtextualitas.

ð  use different analisys
ð  use critical literacy paradigm
Berikut adalah tiga poin penting dalam argumentative essay:
  1. REASONING, not emotional
Perbedaan antara reasoning dengan emotional terlihat dalam sebuah judul argumentative essay milik salah satu mahasiswa. Ada sebuah judul yaitu “Papua Oh Papua” dari judul tersebut, penulis terkesan menyatakan kekecewaannya kepada Papua melalui kata “oh.” Oleh karena itu, pemberian judul argumentative essay lebih terkesan ke arah emotional, sedangkan seharusnya dalam argumrntative essay bukan mengedepankan emosi atau ego kita, melainkan lebih ke reasoning atau beralasan.
            Alasan-alasan pada argumentative essay mengenai Papua Barat, penulis harus banyak mengeksplore mengenai sejarah dan politik di Papua Barat.
a.      Sejarah
Yang perlu dan harus dieksplorasi mengenai sejarah adalah: peristiwa-peristiwa di tahun 1945-1960, diantaranya:
Ø  Mengecek Papua pada tahun kurang dari 1945
Ø  Ada even apa saja sebelum tahun 1945 atau tahun kemerdekaan?
Ø  Pada tahun 1928 ada historical pause sampai tahun 1945. Ada peristiwa apakah pada historical pause tersebut?
Ø  Ada even apa saja di tahun 1928 selain sumpah pemuda?
Ø  Mengapa Belanda lama mendiami tanah Papua?
Ø  Apa saja yang dilakukan Belanda di Papua selain mendirikan OPM?
Ø  Mengecek peristiwa di tahun 1945 s/d 1960 dan 1960 s/d sekarang.
Ø  Pada tahun 1960, even apa saja yang terjadi? Contohnya: berapa kali diadakannya pemilu di Papua?
Berikut adalah beberapa urutan tahun beserta peristiwa yang terlibat di dalamnya:
1.      Chronology of history will reveal important points of the history of Papua
2.      1292 - 1521 Majapahit Empire rule in Indonesia, including Papua
3.      The agreement signed in 1660 between Tidore and Ternate, under the auspices of the Netherlands, the document states that the King of Tidore Papua
4.      1828 the Dutch set up an administrative post in the Fakfak, Papua
5.      1898 the Dutch set up an administrative post in Manokwari
6.      1918 Netherlands mistake was its constitution to include the whole of Indonesia, including Papua
7.      1942, Japan beat Netherlands, consequently occupy Indonesia, including Papua
8.      August 17, 1945 Indonesia declared its independence for the entire region, including Papua
9.      1945 Dutch tried to hold back the newly independent Indonesia July 20, 1947 First "Police Action" by Netherlnads
10.   1947 Agreement signed Linggarjati
11.   Renville Agreement was signed in January 1948
12.   December 18, 1948 The second "Police Action" by Dutch
13.   23 August to 2 November 1949 Round Table Conference in The Hague
14.   27 November 1949 The Hague Agreement is signed, the Dutch recognized   Indonesian independence but remains unresolved status of Papua
15.   January 1952 Netherlands mistake was its constitution to include within its own  territory Papua
16.   1959 The Netherlands chose a regional council in Papua
17.   2 September 1961 the Dutch Minister of Foreign Affairs presented a proposal to the
a.       General Assembly about the future of Papua
18.   January 17, 1962 Acting Secretary General of the United Nations and the Netherlands invited Indonesia to discuss the issue of Papua.
19.   March 11 1962 The Acting Secretary-General U Thant appointed Amb. Elseworth Bunker as a mediator.
20.   2 April 1962 the United States informed the Dutch proposal to resolve the Papuan problem under "Bunker Plan."
21.   13 April 1962 Dutch Cabinet reluctantly agreed to the Bunker Plan.
22.   May 25, 1962 the UN made ​​public the details of the Plan Bunker
23.   August 15, 1962 The New York Agreement signed by Indonesia and the Netherlands.
24.   October 1, 1962 UNTEA Administration begins in Papua.
25.   January 1, 1963 official Indonesian flag flying alongside the flag of the UN.
26.   March 13, 1963 Indonesia will establish diplomatic relations with the Netherlands.
27.   May 1, 1963 UNTEA transfer administration of Papua into Indonesia.
28.   July 14, 1969 The Act of Free Choice begins with the sound uninamous Merauke Merauke Assembly to remain with Indonesia.
29.   July 17, 1969 The Act of Free Choice was conducted in Wamena Wamena sound
30.   Uninamous by the Assembly to remain with Indonesia.
31.   July 19, 1969 The Act of Free Choice Nabire done with sound uninamous by Nabire Assembly to remain with Indonesia.
32.   July 23, 1969 The Act of Free Choice was done in the Fakfak with sound uninamous by the Fakfak Assembly to remain with Indonesia.
33.   July 26, 1969 The Act of Free Choice was conducted in Sorong to Sorong sound uninamous by the Assembly to remain with Indonesia.
34.   July 29, 1969 The Act of Free Choice was conducted in Manokwari Manokwari sound uninamous by the Assembly to remain with Indonesia.
35.   July 31, 1969 The Act of Free Choice was conducted in Biak Biak sound uninamous by the Assembly to remain with Indonesia.
36.   August 2, 1969 Final Assembly meeting in Jayapura Jayapura sound uninamous by the Assembly to remain with Indonesia, to end the Act of Free Choice.
37.   6 November 1969 the UN Secretary General U Thant presents its report to the General Assembly on the Implementation of the Act of Free.
38.   19 November 1969 UNGA adopted Resolution 2504 (XXIV) recognizes Papua as part of Indonesia.
39.   21 November 2001 Indonesia grants special autonomy for Papua.

Dalam argumentative essay selau ada for dan againts atau setuju dan tidak setuju. Jika kita for atau setuju bahwa Papua tetap berada di NKRI, maka salah satu alasannya adalah karena sejarah. Sejarah itu penting, karena sejarah adalah awal dari semuanya (the beginning of everything) dan sejarah juga merupakan sebuah aset (history asa an asset).
Mengapa sejarah dianggap sebagai aset besar dan berharga dalam sebuah negara? Jawabannya yaitu karena sejarah merupakan faktor penentu jati diri sebuah negara.  Indonesia kehilangan jati dirinya, salah satunya adalah karena anak muda di Indoneisa tidak mengerti akan sejarah yang berkaitan dengan bangsanya. Contohnya yaitu pada tahun 1928, adanya peristiwa sumpah pemuda tepatnya pada 28 Oktober 1928. Peristiwa sumpah pemuda tersebut merupakan aset yang membentuk Indonesia di masa sekarang.
b.      Politik
Politik merupakan cerminan martabat bangsa di mata dunia. Contohnya jika kita melepaskan Papua dari NKRI, maka ada satu hal yang akan jatuh di mata dunia yaitu dignity (martabat)bangsa Indonesia. Jika martabat jatuh bahkan hilang, maka Indonesia akan diabaikan oleh dunia. Contohnya: tidak lagi mendapat kepercayaan dari negara lain, dan tidak akan lagi mendapat bantuan dari ASEAN. Seperti layaknya manusia, negara juga tidak bisa berdiri sendiri tetapi pasti membutuhkan negara lain untuk saling tolong-menolong.
  1. DEFINITE EVIDENCE
Definite evidence, artinya dalam menulis argumentative essay memerlukan bukti-bukti yang pasti melalui sebuah penelitian yang amat mendalam. Bukti yang pasti tersebut dapat mendukung dan menguatkan argumen kita.
  1. WORKING THESIS
Working thesis yaitu menuliskan thesis statement dengan kuat. Working thesis harus bisa menjadi embryo bagi argumentative essay, dan tugas kita sebagai penulis harus memastikan bahwa embryo tersebut sehat dan berkembang. Seperti yang telah kita ketahui pada pembahasan sebelumnya bahwa thesis statement terdiri dari:
Opinion + Reason è in one single sentence

            Setelah membahas tentang beberapa hal yang harus diexplore dalam argumentative essay, Mr. Lala Bumela memerikasa outline argumentative essay masing-masing mahasiswa. Dari beberpa outline dan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa ada dua hal penting untuk diexplore dalam argumentative essay yaitu history (mencari jeda sejarah ari tahun ke tahun) dan politik, yaitu mengenai mengapa perusahaan freeport diserahkan oleh Belanda ke Amerika Serikat padahal Belanda lebih dulu dan lebih lama ada di Papua, local wisdom di Papua, dan suaka kebebasan Papua.
Comments
0 Comments

0 Comments:

Post a Comment