Sunday, May 4, 2014
Created By:
Nani Fitriani
1. Thesis
Masa Kelam Sejarah Indonesia
yang Tak Pernah Usai
(by:
Nani Fitriani)
On April, 26th 2014
Jumat 25 April 2014, Mr. Lala kembali lagi membimbing
kami di kelas PBI-D. Pada kesempatan kali ini mr. Lala menceritakan kepada kami
mengenai pengalamannya selama di Malaysia. Malaysia merupakan Negara yang kecil
dan penduduknya sedikit, akan tetapi Malaysia unggul dalam segala bidang,
dibandingkan dengan Indonesia yang berpenduduk 2.700 jiwa kita kalah Malaysia
100 tahun lebih maju, padahal dengan segala kekayaan Indonesia yang di miliki
berjejer pulau-pulau, sumber daya alam yang kaya dan sumber daya manusia yang
banyak seharusnya Indonesia bisa lebih dari Malaysia, tapi kenyataan itu
impossibly karena Indonesia tidak mempunyai dignity.
Malaysia lebih maju di karenakan mereka mempunyai
dignity. Dignity adalah martabat walaupun dengan keterbatasan mereka mempunyai
sumber daya alam dan sumber daya manusia yang sedikit mereka dapat lebih maju
100 tahun dibanding Indonesia. padahal orang asli Malaysia itu tidak bisa melakukan
apa-apa debaters Malaysia itu lebih
rendah jika saja dibandingkan dengan Indonesia, namun apa daya Indonesia tidak
bisa mengembangkan orang-orang berpotensi, karena pemerintah Indonesia tidak
memperdulikannya, dengan kejadian ini orang-orang yang berpotensi itu ke luar
negri dengan alasan financial disana lebih tinggi dan jauh lebih di hargai dari
pada di Indonesia. indonesia mempunyai
dignity yang sangat rendah yaitu moral yang turun dan lebih parahnya lagi sumber
daya alam yang di beli Negara lain dan terus di eksploitasi oleh Negara lain
seperti PT. Freeport Indonesia yang ada di Timika, Papua di beli oleh Malaysia
dan masa kontraknya habis sampai tahun 2021.
Indonesia hanya menerima devisa Negara 1% dari
penghasilan perusahaan PT. Freeport tersebut, bayangkan tanah milik Indonesia,
sumber daya alam emas milik Indonesia tapi hanya mendapatkan 1% saja, kenapa
dulu Indonesia mau dibeli oleh Amerika padahal emas di Papua itu melimpah kalau
saja emas itu di bagi masing-masing orang Indonesia mendapatkan tiga ton emas,
Indonesia memang mempunyai kekayaan alam yang berimpah, dan di katakan Negara
yang paling kaya adalah Indonesia jika saja PT.Freeport itu kembali milik
Indonesia. Devisa Negara dari 1% kalau di uangkan sebesar US $700-US $800 pertahun
atau setara dengan 24 triliun itu hanya dari sector tambangnya saja.
Jumat kemarin Mr. Lala menjelaskan mengenai teks
Expository, Exposition dan Argementative Essay, berikut ini penjabaran dari
ketiga text tersebut:
1. Expository Text
Expository text adalah text bertujuan untuk
menginformasikan atau menjelaskan. Penulis yang menulis teks ekspositori penelitian topik untuk
mendapatkan informasi. Informasi ini
disusun secara logis dan menarik
dengan menggunakan berbagai struktur
teks ekspositori. Struktur teks ekspositori
yang paling umum termasuk deskripsi,
enumerative atau daftar,
urutan, perbandingan dan kontras, sebab dan akibat dan masalah dan solusi. Atau bisa juga teks yang menjelaskan berdasarkan
informing.
Analytical Exposition Text Seperti yang kita ketahui selama
ini, jenis teks bahasa Inggris Exposition, seperti Hortatory Exposition, merupakan teks yang menunjukkan
suatu perdapat atau argumen terhadap sesuatu. Untuk lebih jelasnya mari kita
lihat penjelasan mengenai Analytical Exposition Text berikut ini. Semoga
bermanfaat. Check this out!!!
a. Pengertian Analytical Exposition Text
a. Pengertian Analytical Exposition Text
Analytical Exposition adalah jenis teks yang termasuk ke
dalam jenis Argumentation Text di mana teks tersebut berisi tentang
pemikiran terperinci penulis tentang sebuah kejadian atau peristiwa yang ada di
sekitar.
b. Tujuan Komunikatif Analytical Exposition Text
b. Tujuan Komunikatif Analytical Exposition Text
Tujuan komunikatif dari Analytical Exposition Text adalah untuk
meyakinkan pembaca bahwa topik yang dihadirkan adalah topik yang penting untuk
dibahas atau mendapat perhatian dengan cara pemberian argumen-argumen atau
pendapat-pendapat yang mendukung ide pokok atau topik tersebut.
C.
Struktur Kebahasaan Analytical Exposition
Struktur Kebahasaan Analytical
Exposition Text terdiri dari tiga bagian yaitu:
1. Thesis
Dalam bagian Thesis, penulis
memperkenalkan tentang topik atau ide pokok yang akan dibahas. Thesis
selalu berada di paragraf pertama dalam Analytical Exposition Text.
2.
Argument
Dalam bagian ini penulis menghadirkan
argumen-argumen atau pendapat-pendapat yang mendukung ide pokok penulis,
biasanya dalam sebuah Analytical Exposition Text terdapat lebih dari dua
argumen. Semakin banyak argumen yang ditampilkan semakin percaya pembaca bahwa
topik yang dibahas oleh penulis adalah topik yang sangat penting atau
membutuhkan perhatian.
3.
Reiteration
Bagian ini merupakan bagian penutup dari sebuah Analytical
Exposition Text yang selalu terletak di akhir paragraf. Reiteration
berisi penulisan kembali atau penempatan kembali ide pokok yang terdapat di
paragraf pertama. Reiteration juga biasa disebut dengan conclusion
atau kesimpulan.
Language
features
Dalam
sebuah analytical exposition text terdapat beberapa cirri kebahasaan seperti
dibawah ini:
·
Menggunakan
Simple Present
·
Menggunakan
Reltional Process
·
Menggunakan
Internal Conjunction
·
Menggunakan
Casual Conjunction
3.
Argumentavie
Essay
Terkait
dengan definisi argumentative essay, merupakan genre of writing yang
menyaratkan siswanya untuk menyelidiki sebuah topic, mengumpulkan, menghasilkan
dan menaksir bukti-bukti dan membangun posisi pada topic dalam cara yang
ringkas.
Menurut (Fitzpatrick; 2005), writing is merely
a matter of giving information to your audience. Hal ini berarti bahwa
aktivitas menulis dapat dimaknai sebagai cara member informasi kepada para
pembaca atau audience nya. Dalam hal ini, argumentative essay, yang merupakan
salah satu genre of writing dimana saya harus bisa mengajak para pembaca untuk
mempertimbangkan pendapat yang saya tulis dalam argumentative essay, meskipun
para pembaca terkadang tidak menyetujui dengan pendapat yang ditulis.
Dalam menulis argumentative essay,
ada beberapa hal yang perlu diwaspadai, seperti:
1. Define the topic
Terkadang
dalam menulis, baik argumentative ataupun lainnya, sering kali dalam teksnya,
content tidak berkesinambungan dengan topic. Oleh karenanya, topic disini
mensyaratkan adanya definisi. Misalkan tentang “should school provide moral
education?” dalam hal itu, kita bisa mendefinisikan topic nya “Moral Education.”
2. Limit the topic
Terkadang
dalam menulis, seseorang terlalu bertele-tele atau melebar kesana kemari tidak
jelas. Hal ini akan mengakibatkan para pembaca sulit untuk mendefinisikan isi
dari tulisan tersebut. Oleh karenanya, membatasi topic merupakan cara yang baik
dalam menulis.
3. Analyse the topic
Dalam
menulis argumentative essay, kita harus teliti dalam memutuskan argument atau
point of view. Sebaiknya kita harus menganalisis issue secara keseluruhan
terlebih dahulu. Dalam argumentative, hanya terdapat dua pandangan, yaitu for
dan against.
4. Evaluate point of view
Berhati-hati
merupakan sebuah kunci dalam memutuskan argument-argumen yang akan kita tulis.
Dimana dalam evaluasi ini bertujuan untuk mengidentifikasi argument yang kuat
dan lemah serta alasan yang mendukung yng kita buat dalam list.
Alasan atau
argumenyang kuat, merupakan suatu hal yang dapat dipercaya, relevan, dan
penting. Telah kita ketahui bahwa tujuan argumentative essay adalah untuk
membujuk dan meyakinkan pembaca. Tentu dalam penulisannya itu berisi
penjelasan, bukti alasan, ulasan yang obektif yang disertai contoh, analogi,
dan sebab akibat. Hal ini dalam rangka agar pembaca yakin bahwa gagasan
tersebut adalah benar dan terbukti.
5. Thesis statement
Dalam thesis
statement argumentative, harus berupa opini. Opini sering diekspresikan dengan
modal verb seperti “should” atau avaluative seperti “good” and “bad” seperti
pada contoh.
Organisasi
Papua Merdeka
Organisasi Papua Merdeka (disingkat OPM) adalah sebuah organisasi yang
didirikan tahun 1965 dengan tujuan membantu dan melaksanakan penggulingan
pemerintahan yang saat ini berdiri di provinsi Papua dan Papua Barat di Indonesia, sebelumnya
bernama Irian Jaya. memisahkan diri dari
Indonesia, dan menolak pembangunan ekonomi dan modernitas. Organisasi
ini mendapatkan dana dari pemerintah Libya pimpinan Muammar Gaddafi dan
pelatihan dari grup gerilya New People's Army beraliran Maois yang
ditetapkan sebagai organisasi teroris asing oleh Departemen Keamanan Nasional
Amerika Serikat.
Organisasi ini dianggap tidak sah di Indonesia.
Perjuangan meraih kemerdekaan di tingkat provinsi dapat dituduh sebagai
tindakan pengkhianatan terhadap negara. Sejak
berdiri, OPM berusaha mengadakan dialog diplomatik, mengibarkan bendera Bintang Kejora, dan melancarkan aksi militan
sebagai bagian dari konflik Papua. Para
pendukungnya sering membawa-bawa bendera Bintang Kejora dan simbol persatuan Papua lainnya,
seperti lagu kebangsaan "Hai Tanahku Papua" dan lambang nasional.
Lambang nasional tersebut diadopsi sejak tahun 1961 sampai pemerintahan
Indonesia diaktifkan bulan Mei 1963 sesuai Perjanjian New York.
Graffiti OPM
di Sentani, Papua
Selama Perang Dunia II, Hindia Belanda (kelak
menjadi Indonesia) dipandu oleh Soekarno untuk
menyuplai minyak demi upaya perang Jepang dan
langsung menyatakan merdeka dengan nama Republik Indonesia pada 17 Agustus
1945. Nugini Belanda (Nugini
Barat) dan Australia yang menjalankan pemerintahan di teritori Papua dan Nugini Britania menolak
penjajahan Jepang dan menjadi sekutu pasukan Amerika Serikat dan Australia
sepanjang Perang Pasifik.
Hubungan Belanda dan Nugini Belanda sebelum
perang berakhir dengan diangkatnya warga sipil Papua ke pemerintahan[5] sampai
pemerintahan Indonesia diaktifkan tahun 1963. Meski sudah ada perjanjian antara
Australia dan Belanda tahun 1957
bahwa teritori milik mereka lebih baik bersatu dan merdeka, ketiadaan
pembangunan di teritori Australia dan
kepentingan Amerika Serikat membuat dua
wilayah ini berpisah. OPM didirikan bulan Desember 1963 dengan pengumuman,
"Kami tidak mau kehidupan modern! Kami menolak pembangunan apapun:
rombongan pemuka agama, lembaga kemanusiaan, dan organisasi pemerintahan.
Tinggalkan kami sendiri!"
Nugini Belanda mengadakan
pemilu pada Januari 1961 dan Dewan Nugini dilantik pada April 1961. Akan
tetapi, di Washington, D.C., Penasihat Keamanan Nasional McGeorge Bundy melobi Presiden A.S. John F. Kennedy untuk
menegosiasikan transfer pemerintahan Nugini Barat ke Indonesia. Perjanjian New York dirancang oleh Robert Kennedy dan
ditandatangani oleh Belanda, Indonesia, dan Perserikatan Bangsa-Bangsa pada
bulan Agustus 1962.
Walaupun Belanda menuntut agar rakyat Nugini Barat
boleh menentukan nasib sendiri sesuai piagam PBB dan Resolusi 1514 (XV) Majelis
Umum PBB dengan nama "Act of Free Choice", Perjanjian New York
memberikan jeda tujuh tahun dan menghapuskan wewenang PBB untuk mengawasi
pelaksanaan Akta tersebut. Kelompok
separatis mengibarkan bendera Bintang Kejora Papua Barat pada tanggal 1
Desember setiap tahunnya. Tanggal tersebut mereka anggap sebagai hari
kemerdekaan Papua. Kepolisian Indonesia berspekulasi bahwa orang-orang yang
melakukan tindakan seperti ini bisa dijerat dengan tuduhan pengkhianatan yang
hukumannya berupa kurungan penjara selama 7 sampai 20 tahun di Indonesia.
Pada bulan Oktober 1968, Nicolaas Jouwe, anggota
Dewan dan Komite Nasional Nugini yang dipilih Dewan pada
tahun 1962, melobi PBB dan mengklaim 30.000 tentara Indonesia dan ribuan PNS
Indonesia menindas penduduk Papua. Menurut Duta
Besar Amerika Serikat Francis Joseph Galbraith, Menteri
Luar Negeri Indonesia Adam Malik juga
meyakini bahwa militer Indonesia adalah penyebab munculnya masalah di teritori
ini dan jumlah personilnya harus dikurangi sampai separuhnya. Galbraith
menjelaskan bahwa OPM "mewakili orang-orang sentimen yang
anti-Indonesia" dan "kemungkinan 85-90 persen [penduduk Papua]
mendukung OPM atau setidaknya sangat tidak menyukai orang Indonesia".
Brigadir Jenderal Sarwo Edhie mengawasi perancangan dan pelaksanaan Act of Free Choice pada 14
Juli sampai 2 Agustus 1969. Perwakilan PBB Oritiz Sanz tiba pada 22 Agustus
1968 dan berulang-ulang meminta agar Brigjen Sarwo Edhie mengizinkan sistem satu orang, satu suara (proses
yang dikenal dengan nama referendum atau plebisit), namun permintaannya ditolak
atas alasan bahwa aktivitas semacam itu tidak tercantum dalam Perjanjian New
York 1962. 1.025 tertua adat
Papua dipilih dan diberitahu mengenai prosedur yang tercantum dalam Perjanjian
New York. Hasilnya adalah kesepakatan integrasi dengan Indonesia.
Deklarasi Republik Papua Barat
Protes
"Bebaskan Papua Barat" di Melbourne, Australia, Agustus 2012. Menanggapi
hal tersebut, Oom Nicolas Jouwe dan dua
komandan OPM, Seth Jafeth Roemkorem dan Jacob Hendrik Prai, berencana
mendeklarasikan kemerdekaan Papua pada tahun 1971. Tanggal 1 Juli 1971,
Roemkorem dan Prai mendeklarasikan Republik Papua Barat dan segera merancang konstitusinya.
Konflik strategi antara Roemkorem dan Prai berujung
pada perpecahan OPM menjadi dua faksi: PEMKA yang dipimpin Prai dan TPN yang
dipimpin Roemkorem. Perpecahan ini sangat memengaruhi kemampuan OPM sebagai
suatu pasukan tempur yang terpusat.
Sejak 1976, para pejabat perusahaan pertambangan Freeport Indonesia sering
menerima surat dari OPM yang mengancam perusahaan dan meminta bantuan dalam
rencana pemberontakan musim semi. Perusahaan menolak bekerja sama dengan OPM.
Mulai 23 Juli sampai 7 September 1977, milisi OPM melaksanakan ancaman mereka
terhadap Freeport dan memotong jalur pipa slurry dan bahan bakar, memutus kabel
telepon dan listrik, membakar sebuah gudang, dan meledakkan bom di sejumlah
fasilitas perusahaan. Freeport memperkirakan kerugiannya mencapai $123.871,23.
Tahun 1982, Dewan Revolusi OPM (OPMRC) didirikan dan
di bawah kepemimpinan Moses Werror, OPMRC berusaha meraih kemerdekaan melalui
kampanye diplomasi internasional. OPMRC bertujuan mendapatkan pengakuan
internasional untuk kemerdekaan Papua Barat melalui forum-forum internasional
seperti PBB, Gerakan Non-Blok, Forum Pasifik Selatan, dan ASEAN.
Tahun 1984, OPM melancarkan serangan di Jayapura, ibu kota
provinsi dan kota yang didominasi orang Indonesia non-Melanesia. Serangan ini
langsung diredam militer Indonesia dengan aksi kontra-pemberontakan yang lebih
besar. Kegagalan ini menciptakan eksodus pengungsi Papua yang
diduga dibantu OPM ke kamp-kamp di Papua Nugini.
Tanggal 14 Februari 1986, Freeport Indonesia
mendapatkan informasi bahwa OPM kembali aktif di daerah mereka dan sejumlah
karyawan Freeport adalah anggota atau simpatisan OPM. Tanggal 18 Februari,
sebuah surat yang ditandatangani "Jenderal Pemberontak" memperingatkan
bahwa "Pada hari Rabu, 19 Februari, akan turun hujan di Tembagapura".
Sekitar pukul 22:00 WIT, sejumlah orang tak dikenal memotong jalur pipa slurry
dan bahan bakar dengan gergaji, sehingga "banyak slurry, bijih tembaga,
perak, emas, dan bahan bakar diesel yang terbuang." Selain itu, mereka
membakar pagar jalur pipa dan menembak polisi yang mencoba mendekati lokasi
kejadian. Tanggal 14 April 1986, milisi OPM kembali memotong jalur pipa,
memutus kabel listrik, merusak sistem sanitasi, dan membakar ban. Kru teknisi
diserang OPM saat mendekati lokasi kejadian, sehingga Freeport terpaksa meminta
bantuan polisi dan militer.
Dalam insiden terpisah pada bulan Januari dan Agustus
1996, OPM menawan sejumlah orang Eropa dan Indonesia; pertama dari grup
peneliti, kemudian dari kamp hutan. Dua sandera dari grup pertama dibunuh dan
sisanya dibebaskan. Bulan Juli
1998, OPM mengibarkan bendera mereka di menara air kota Biak di pulau Biak. Mereka menetap di sana selama
beberapa hari sebelum militer Indonesia membubarkan mereka. Filep Karma termasuk di
antara orang-orang yang ditangkap.
Tanggal 24 Oktober 2011, Dominggus Oktavianus Awes,
kepala polisi Mulia, ditembak oleh orang tak dikenal di Bandara Mulia, Puncak
Jaya. Kepolisian Indonesia menduga sang penembak adalah anggota OPM. Rangkaian
serangan terhadap polisi Indonesia memaksa mereka menerjunkan lebih banyak
personil di Papua. Pada tanggal
21 Januari 2012, orang-orang bersenjata yang diduga anggota OPM menembak mati
seorang warga sipil yang sedang menjaga warung. Ia adalah transmigran asal
Sumatera Barat. Tanggal 8
Januari 2012, OPM melancarkan serangan ke bus umum yang mengakibatkan kematian
3 warga sipil dan 1 anggota TNI. 4 lainnya juga cedera.
Tanggal 31 Januari 2012, seorang anggota OPM
tertangkap membawa 1 kilogram obat-obatan terlarang di perbatasan Indonesia-Papua
Nugini. Obat-obatan tersebut diduga akan dijual di Jayapura. Tanggal 8
April 2012, OPM menyerang sebuah pesawat sipil Trigana Air setelah mendarat
yang akan parkir di Bandara Mulia, Puncak Jaya, Papua. Lima militan bersenjata
OPM tiba-tiba melepaskan tembakan ke pesawat, sehingga pesawat kehilangan
kendali dan menabrak sebuah bangunan. Satu orang tewas, yaitu Leiron Kogoya,
seorang jurnalis Papua Pos yang mengalami luka tembak di leher. Pilot Beby
Astek dan Kopilot Willy Resubun terluka akibat pecahan peluru. Yanti Korwa,
seorang ibu rumah tangga, terluka di lengan kanannya dan anaknya yang berusia 4
tahun, Pako Korwa, terluka di tangan kirinya. Pasca-serangan, para militan
mundur ke hutan sekitar bandara. Semua korban adalah warga sipil
Tanggal 1 Juli 2012, patroli keamanan rutin yang
diserang OPM mengakibatkan seorang warga sipil tewas. Korban adalah presiden
desa setempat yang ditembak di bagian kepala dan perut. Seorang anggota TNI
terluka oleh pecahan kaca. Tanggal 9
Juli 2012, tiga orang diserang dan tewas di Paniai, Papua. Salah satu korban
adalah anggota TNI. Dua lainnya adalah warga sipil, termasuk bocah berusia 8
tahun. Bocah tersebut ditemukan dengan luka tusuk di bagian dada.
Pergerakan
rakyat papua untuk merdeka masih ada sampai saat ini terbukti dengan adanya
dukungan dari luar negeri khususnya Negara Australia yang membuka kantor OPM di
Australia. Dari dulu sampai sekrang memang sejarah kelaam Indonesia tak akan
pernah lekang oleh waktu. Berikut ini adalah bukti bahwa rakyat Papua ingin
merdeka.
STEKMEN POLITIK
BANGSA PAPUA BARAT, ATAS DUKUNGAN PEMBUKAN KANTOR OPM
DI ASTURALIA
Hak
penentuan nasib sendiri bagi wilayah-wilayah yang belum berpemerintahan
berdasarkan perjanjian Campera dan semagat deklarasi dekolonisasi pada tanggal
20 desember tahun 1960 serta piagam perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dengan
resolusi 1514 dan 1541 telah menjamin tentang hak penentuan nasib.
Perserikatan
Bangsa Bangsa (PBB) telah gagal melaksanakan amanat resolusi 1514 dan 1541
tentang hak pentuan nasib sendiri, namun PBB Belanda dan Amerika serikat serta
Indonesia melakukan kongkalingkong dalam perjanjian rahasia pada tanggal 30
November 1962 yang kita kenal dengan Roma agreement atau perjamjian roma. Hal
tersebut telah merugikan nasib Bangsa Papua Barat,
Rakyat Papua
Barat tidak pernah diberikan kesempatan untuk menentukan nasibnya secara bebas
melalui Pepera 1969 namun yang terjadi hanya manipulasi pembohongan dan
rekayasa, hal ini dilakukan hanya karena kepentingan ekonomi Amerika Serikat di
Papua Barat. Situasi keamanan dan Hak Asasi Manusia di teritori West Papua
mulai terganggu sejak Ir. Soekarno Presiden Republik Indonesai mengambil inisiative
bersama militer Indonesia melakukan upaya untuk merebut wilayah koloni
Nederlands Nieuw Guinea dan menguasai West Papua dari kekuasaan Pemerintah
kolonial Nederland tanpah hak dan inisiative tersebut ditentang oleh Wakil
Presiden Republik Indonesia Drs. Mohamad Hatta dengan alasan Ras dan Kebangsaan
yang berbeda serta kewajiban Pemerintah Republik Indonesia menghormati Hak
Penentuan Nasib Sendiri Bangsa Papua, namun Ir. Soekarno Presiden Republik
Indonesia tetap pada kehendaknya yang bertentangan dengan Piagam Perserikatan
Bangsa-Bangsa 26 Juni 1945, Resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa nomor 1514(XV)
tanggal 20 Desember 1960 dan alinea Pertama Pembukaan Undang Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Bangsa Papua Barat memiliki sejarah yang berbeda dengan
Indonesia dalam menentang penjajahan Belanda dan Jepang. Karena gerakan Koreri
di Biak dan sekitarnya, lahir pada awal tahun 1940-an aktif menentang kekuasaan
Jepang dan Belanda, tidak memiliki garis komando dengan gerakan kemerdekaan di
Indonesia ketika itu.
Gerakan
Koreri, di bawah pimpinan Stefanus Simopiaref dan Angganita Manufandu, lahir
berdasarkan kesadaran pribadi bangsa Melanesia untuk memerdekakan diri di luar
penjajahan asing. Pada Konferensi Meja Bundar (24 Agustus - 2 November 1949) di
kota Den Haag (Belanda) telah menyefakati bersama oleh pemerintah Belanda dan
Indonesia bahwa Papua Barat tidak merupakan bagian dari negara Republik
Indonesia Serikat (RIS). Status Nieuw-Guinea akan ditetapkan oleh kedua pihak
setahun kemudian. Oleh karena itu Komite Nasional Papua Barat (KNPB) sebagai
media Nasional , atas nama rakyat Papua Barat menyerukan kepada masyarakat
internasinal nagara-negara anggota PBB di muka bumi ini bahwa, kami Bangsa
Papua Barat bukan bagian dari Negara Kesatuan Rebuplik Indonesia (NKRI).
Maka Kami
Bangsa Papua Barat masih memiliki hak untuk menetukan nasib sendiri Self
Determination ) sesuai dengan amanat perjajian New York Agreemant pada tanggal
15 Agustus 1962 pada pasal 18 telah menjamin hak penetuan nasib sendiri, karena
pada saat pelaksanan pepera 1969 hak tersebut tidak pernah digunakan oleh sebab
itu hak itu masi berlaku sampai dengan saat ini. Demi Hak penentuan Nasib
sendiri Kami rakyat Papua Barat melalui Komite Nasional Papua Barat (KNPB)
mendukung penuh pembukan kantor OPM di Asturalia, dan kami juga mengharapkan
masyarkat internasional memberikan dukungan serta solidaritas masyarakat
internasional melalui IPWP dan ILPW serta kantor Free West Papua campaign di
Asturalia dan di negra lain sebagai tempat menjalurkan dukungan solidaritas
masyarakat Internasional pada umumnya lebih khusus kepada pemerintah dan
masyarakat Asturalia.
Oleh karena
itu pada hari ini tanggal 26 april 2014 kami rakyat Papua Barat Sorong sampai
Merauke melalui media nasional rakyat Papua KNPB menyampaikan dukungan terhadap
pemukaan Kantor Free West Papua Campaign dan pernyataan sikap politik seagai
berikut :
Pertama : Kami seluruh komponen rakyat Papua Barat Sorong
Sampai Merauke mendukung penuh Pemukaan kantor Free West Papua Campaign pada
tanggal 27 april 2014 di Asturalia,
Kedua : Mendesak kepada Perserikatan Bangsa Bangsa
(PBB) segera mengirim Pelopor khusus ke Papua Barat untuk memperbagi kesalahan
sebelumyan dan memerikan Rakyat Papua Barat untuk Menentukan nasib sendiri
melalui Referendum,
Ketiga : Kami Komite Nasional Papua Barat (KNPB)
Menyeruhkan kepada seluruh rakyat Papua Barat Sorong Sampai samarai untuk
Boikot Pemilihan persiden Rebuplik Indonesia pada tanggal 09 juli mendatang dan
solusi segera Referendum di Papua Barat,
Kempat : Kami mendesak PBB segera memberikan hak penetuan
nasib ( self Determintion ) bagi rakyat Papua Barat melalui mekanisme
(Referendum)
Kelima : Kami rakyat Papua Barat meminta kepada Solidarita Masyarakat internasional
memberikan dukungan terhadap hak penentuan nasib sendiri bagi rakyat Papua
Barat.
Keenam : Kami rakyat Papua Barat Menyampaikan terima Kasih kepada Masyarakat dan
Pemerintah Asturalia memberika Ijin pembukaan Kantor free west papua Campaign
di Asturalia.
Demikian
stekmen politik rakyat Papua Barat atas dukungan pembukan kantor OPM di
Asturalia pada tanggal 27 april 2014 atas perhatian dan barpartsipasi dari
solidaritas masyarata internasional kami rakyat Papua Barat tak lupa kami
haturkan berlimpah terima kasih Tuhan Yesus memberkati.
SALAM
REVOLUSI
“ KITA HARUS
MENGAHIRI”
Badan
Pengurus Pusat KOMITE NASIONAL PAPUA BARAT (BPP-KNPB)
AGUS
KOSAY ONES SUHUNIAP
Ketua I Sekertaris Umum
Menindak
Lanjuti Oleh Lembaga Politik :
DEWAN NEW
GUNEA RAAD PARLEMEN NASIONAL WEST PAPUA ( PNWP)
BUCHTAR
TABUNI
Ketua
Tembusan kepda Yth : 1. International Parlementarian for West Papua (IPWP)
2.
International lawyer for west papua (ILWP)
3. Free west
Papua Campaign (FWPC)
4. Parlemen
Nasional West Papua (PNWP)
5. Arsib
Negara lain memang sangat banyak yang mendukung Papua untuk merdeka, apa
sebenarnya maksud mereka semua mendukung kemerdekaan Papua sehingga lepas dari
negeri tercinta ini, dan kita sebagai pemuda penerus bangsa harus tetap
mempertahankan Papua dari Indonesia, karena Papua mempunyai banyak potensi
yaitu sumber daya alam yang melimpah, tanah yang sumber di lengkapi dengan
flora dan fauna yang khas dan tentu saja culture di sana sangat banyak dan
sampai sekarang rakyat Papua masih menjaganya.
Baru
Terjadi, Pemerintah Indonesia “Mengguncang” Dunia
Baru kali
ini – setidaknya dalam catatan saya – sebuah kebijakan pemerintah Indonesia
mampu “mengguncang” dunia. Akibat kebijakan ini, sejumlah pihak baik perusahaan
besar dunia maupun negara-negara terkemuka dan maju, berusaha mendekati
pemerintah Indonesia. Jika sebelumnya, pemerintah Indonesia-lah yang melobi
pihak-pihak tersebut, kini sebaliknya. Bukan hanya melobi, mereka juga
melakukan berbagai cara untuk memengaruhi pemerintah Indonesia untuk mengubah
kebijakan tersebut.
Kebijakan
apakah gerangan?
Mungkin Anda
sudah tahu lewat beberapa berita belakangan ini. Bank Dunia misalnya mengkritik
kebijakan ini, karena menyusahkan pengusaha mancanegara. Bank Dunia meminta
Indonesia merevisi kebijakan ini atau sedikit melonggarkannya. Menurut Bank
Dunia, kebijakan ini akan membuat iklim investasi terganggu. Bank Dunia pasti
menyuarakan sejumlah negara dan perusahaan besar dunia yang terdampak kebijakan
ini.
Lalu
sejumlah negara, termasuk Jepang juga melobi pemerintah untuk melonggarkan
aturan. Paling tidak, menurut mereka, jangan diberlakukan kepada Jepang. Jepang
sekarang mengalami kesulitan besar, akibat dari kebijakan pemerintahan SBY ini.
Rasanya baru kali ini, Jepang menghiba kepada Indonesia sedemikian cara. Mereka
paparkan kesulitan sejumlah pabrik dan perusahaan di Jepang, yang berpengaruh
terhadap kegiatan produksi. Bahkan, mungkin saja sebagian pabrik di sana
berhenti beroperasi, akibat kebijakan Indonesia ini.
Masih ada
lagi sejumlah perusahaan yang tetap saja merayu pemerintah, termasuk Freeport,
perusahaan raksasa asal Amerika Serikat. Ketika kebijakan ini ditetapkan
Januari lalu, Freeport sudah mengerahkan pasukannya untuk melobi. Bahkan pucuk
pimpinannya di Amerika saja langsung datang ke sini dan menghadap ke sejumlah
menteri. Sayang, dia tidak bisa menghadap SBY. Tapi nihil. Usaha mereka tidak
digubris pemerintah. Kini mereka mencoba lagi bernego, untuk mengurangi beban
biaya akibat dampak kebijakan tersebut. Aneh, perusahaan gudangnya emas dan
duit itu, seperti loyo menghadapi kebijakan pemerintahan SBY.
Anda mungkin
sudah tahu kebijakan apa yang saya maksud. Ya, kebijakan yang melarang
perusahaan tambang di Indonesia melakukan ekspor bahan mentah mineral. Setiap
perusahaan harus mengolah bahan mentah itu terlebih dahulu, sebelum
mengekspornya. Kalau mereka kukuh melakukan ekspor, pemerintah menerapkan pajak
yang sangat tinggi, sehingga mereka berpikir seribu kali untuk ekspor.
Kebijakan
ini alasannya sangat rasional. Selama ini, bahan mentah mineral Indonesia
disedot sekehendak hati oleh banyak perusahaan, dan diekspor ke mancanegara.
Harganya murah. Tapi produsen di Indonesia harus membeli lagi bahan mentah itu
dalam bentuk olahan dari negara yang mengimpor dari Indonesia. Bahkan konsumen
Indonesia pun terpaksa membeli beragam produk, yang dihasilkan negara lain
dengan bahan mentah dari Indonesia. Di sejumlah negara, bahan mentah asal
Indonesia ditumpuk sebanyak mungkin, termasuk di China dan di Singapura. Mereka
yang dapat untung banyak!
Kali ini,
pemerintah bertindak tegas. Stop eksploitasi sumber daya alam Indonesia. Bank
Dunia, Jepang, Freeport dan pihak lain harus menyadari, bahwa Indonesia tidak
mau hanya menjadi kambing congek yang seenaknya mereka eksploitasi. Indonesia
harus bisa “mengguncang” dunia! Kalau mau, ternyata bisa.
Out Line
Argumentative Essay
Introduction
Papua is the
eastern-most part of Indonesia, comprising the left half of the island of New
Guinea. Do not
confuse it with Papua New Guinea, which instead is the right half of the island
of New Guinea and is a different country. Jayapura
(located in the north-east corner), with a population of at least 200,000. Papua's land
area is approximately 420,000 km2. It comprises 21% of the total
land area of Indonesia, but is home to only 1% of its population. The whole
island of New Guinea is the second largest island on earth, after Greenland. Population Approx 2.6 million (roughly 50% indigenous, 50% migrants from other parts
of Indonesia). The national
language is Bahasa Indonesia. However there are 264 tribal languages. The
inhospitable, rugged terrain isolates tribal communities and creates a great
linguistic diversity. Remarkably, the island of New Guinea as a whole
contains about one quarter of the world's languages. West papua should not be separated from NKRI.
West Papua
resistance losing fight for freedom
First, Resistance
leaders in the restive Indonesian region of West Papua say they are losing
their struggle for independence as authorities step up a decades-long campaign
of abuse and intimidation.
Second, Beatings and intimidation At the
Papuan National Congress last October, Indonesian forces took the extraordinary
step of opening fire on the gathering, killing three people. Human rights
activists say the security forces responsible for abuses like these included
the elite counter-terrorism unit, Detachment 88, a unit funded and trained by
Australia. It is now operating in West Papua,
where it is accused of targeting and killing independence leaders.
Many potential resources in Papua
First,
Ecology Papua is
almost entirely covered in tropical forest, and has among the richest biodiversity
on earth. Its ecology is estimated to contain approximately 16,000+ species of
plants, 80,000+ species of insects, 2700+ species of orchid, and 600+ species
of birds, to name a few.
Second, Major products/industries Mining (50+% of income), oil, gas, wood and other natural resources. Such as gold in Timika Papua big accompany like as PT. Freeport Indonesia.
Third, Geography the centre of the province is dominated by a large jungle-covered mountain chain, approximately 600km long by 100 km
across, which has some of the most rugged terrain on earth. The highest peak in
the chain is Puncak Jaya, 4884m high, which is permanently covered in snow and
even has a small glacier, despite being only 2 degrees south of the equator. It
is counted by some as one of the world's Seven Summits. About half
of the land in the province is hilly or mountainous.
Conclusion
Indonesia so many resources exactly in Papua, I believe in there so many
conflict between OPM and security Indonesia forces, we are united in our
differences. Papua has the good view, flora and fauna which has the unique
better than the other country in the world, we very glad and proud in Papua so
many resource exactly gold in Timika. West papua should not be separated from
NKRI.
Dapat disimpulkan dalam pembahasan kali ini bahwa sebagai qualify reader
siklus membacanya yaitu preparation, while dan past. Teks expository adalah
penulisan yang hanya berkuat pada area pemindahan atau transfer informasi tanpa
adanya pandangan, opini serta analisis, teks exposition adalah penulisan
persuasive yang mensyaratkan, adanya pandangan atau opini mengenai suatu hal.
Argumentative essay yaitu proses penulisan yang disamping menyertakan opini dan deep research.
Dalam membuat argumentative essay itu ada yang disebut kualitatif : yaitu
meniliti masalah dari luar kedalam sedangkan kuantitatif : meneliti masalah
masuk kedalam untuk menemukan cahaya –cahaya yang baru. Untuk masalah papua
kita sebagai warga Indonesia harus mendudkung penuh sampai kapanpun Papua tetap
milik Indonesia, Negara lain boleh mendudkung akan tetapi kita sebagai pemuda
penerus bangsa akan tetap mempertahankan Papua sampai titik darah penghabisan.
Reference
http://birokrasi.kompasiana.com/2014/03/24/baru-terjadi-pemerintah-indonesia-mengguncang-dunia-641153.html
0 Comments
Subscribe to:
Post Comments (Atom)