Monday, May 5, 2014
Created By:
Jefi Fauzan A.
Class review 9
It’s
Time to Write Argumentative Essay
Jum’at
25 April 2014. Setelah jeda selama
beberapa pertemuan akhirnya kami kembali lagi ke kelas writing 4. Mr. Ala akhirnya kembali mengajar di kelas. Beberapa Minggu terakhir ini perkuliahan writing
4 sempat jeda sejenak karena Mr. Lala mempunyai kepentingan lain, yaitu menjadi
juri sekaligus mengantarkan tim debatnya ke kompetisi debat internasional SEADO
di Miri Malaysia.
Selama
Mr. Lala tidak hadir, beliau menyuruh kami agar memahami teks tentang Papua
Barat karya Eben Kirksey secara mendalam.
Tujuannya agar saat pertemuan dimulai kembali kami sudah paham tentang
Papua Barat dan semua konflik yang terjadi di dalamnya.
Pagi
hari ini Mr. Lala membuka pertemuan kami dengan menanyakan apa saja yang sudah
kami bahas sejauh ini. Beliau juga
meminta bukti fisik bahwa kami telah membahas teks tentang Papua Barat
tersebut. Namun tampaknya Mr. Lala
kurang begitu puas dengan hasil yang kami tunjukan. Ia bercerita bahwa mahasiswa di PBI-C
mengerjakan pembahasan mereka hingga 47 halaman. Hal itu membuat kami kaget, belakangan ini
memang kelas PBI-C sering membuat rekor yang di luar dugaan.
Setelah
itu, Mr. Lala menanyakan kepada beberapa mahasiswa di kelas kami mengenai Papua
Barat. Menurut beliau ada banyak “Chain
of history” yang hilang dari jawaban yang diberikan oleh mahasiswa. Itu artinya pemahaman kami harus ditingkatkan
lagi. Ia mengatakan kami harus mencari tahu lebih dalam antara kap yang
ditimbulkan dari tahun ke tahun. Siapa
sebenarnya yang mendalangi konflik-konflik di Papua? Apa peran Belanda dalam
memecah belah Indonesia? Dan banyak yang lainnya.
Disela-sela
pembelajaran di kelas, Mr. Lala sempat menceritakan pengalamannya di Miri
Malaysia saat mengikuti kompetisi debat internasional Minggu lalu. Beliau mendapatkan banyak pelajaran yang
sangat berarti. Salah satunya mengenai
perbedaan antara Indonesia dan Malaysia.
Ia bilang ada sesuatu yang salah dengan bangsa ini. Ketika ia berada di Malaysia, beliau banyak
menjumpai orang-orang Indonesia sebagai pekerja kasar di Malaysia. Dan ketika ia bertanya ada mereka lebih baik
tinggal di Malaysia atau Indonesia, mereka semua menjawab lebih memilih tinggal
di Malaysia karena di Malaysia hidupnya lebih terjamin. Maka dari itu ada sesuatu yang salah dengan
Indonesia.
Selain
itu beliau juga menyinggung tentang tim debat IAIN agar mengikuti kompetisi
debat internasional karena banyak sekali pengalaman dan pelajaran yang bisa
diambil. Ia juga menegaskan “jangan
mundur sebelum bertarung”, meskipun dukungan Financial tim IAIN kurang tapi
jangan sampai hal itu menghambat perjuangan kita.
Jadi
harapan Mr. Ala adalah tim IAIN bisa ikut kompetisi debat internasional paling
tidak Januari tahun 2015.
Kembali
pada pembahasan, pertemuan kali ini kami akan membahas tentang argumentatif
essay. Setelah minggu-minggu sebelumnya
kami banyak sekali membaca dan membaca, maka untuk pertemuan kali ini dan
seterusnya kami akan mulai menulis lagi.
Genre
teks yang akan kami bahas ini memerlukan siswanya untuk menginvestigasi topik,
mengumpulkan, mengevaluasi bukti dan membangun posisi pada topik. Artinya mahasiswa harus banyak meneliti dan
mengumpulkan bukti untuk argumentatif esay.
Ada
tiga teks yang berkaitan dengan argumen, yaitu:
Expository:
Expository essay bertujuan untuk menginformasikan sesuatu. Melibatkan penelitian yang lebih pendek dari
pada argumentatif essay dan sering digunakan untuk latihan menulis di kelas. Esai ekspositori adalah
genre esai yang mengharuskan
siswa untuk menyelidiki ide, mengevaluasi bukti, menjelaskan pada ide, dan
dituangkan argumen tentang
gagasan bahwa dalam cara yang jelas
dan ringkas. Hal ini dapat dicapai melalui perbandingan dan kontras, definisi, contoh,
analisis sebab dan akibat,
Struktur
esai ekspositori:
·
Thesis
statement yang jelas, singkat, dan
jelas yang terjadi dalam paragraf pertama dari esai.
·
Transisi
yang jelas dan logis antara pengenalan, tubuh, dan kesimpulan
·
Brody paragrap
yang mencakup suporting evidence.
·
Supporting
evidence (baik faktual, logis, statistik,
atau anekdot).
·
kesimpulan.
Exposition:
Exposition adalah teks yang tujuannya untuk menginformasikan sesuatu dan
terdapat poin of view dari sang pengarang.
Penulis umumnya terbatas pada pernyataan untuk mendukung atau melawan.
Exposition essay dapat berupa advertisement, lecture, editorial, letter to the
editor, speech, newspaper article, magazine article. Tujuannya adalah untuk
mengajak dengan argumen pada satu sisi. Strukturnya yaitu:
•
Thesis
•
Arguments
•
Reinforcement of Thesis
Argumentatif:
Umumnya ditugaskan sebagai tugas akhir dengan penelitian yang lama jangka
waktunya dan lebih rinci. Bukan hanya
bersifat sebagai informing namun juga berisi sudut pandang kita disertai dengan
data driven dan deep research. Sebuah esai yang menggunakan penalaran dan bukti, bukan emosi-untuk
mengambil definitif berdiri pada isu kontroversial atau
diperdebatkan. Esai ini mengeksplorasi dua sisi topik dan membuktikan
mengapa salah satu sisi atau posisi adalah yang terbaik
Oleh
karena itu, kita harus banyak membaca.
Bukan hanya sekedar membaca namun juga membaca secara mendalam dan
melakukan analisis. Dalam menulis argumentatif esay kita seperti seorang
penyelam. Bukan hanya berenang di
permukaan namun menyelam kekedalaman dan menemukan sesuatu untuk
diceritakan. Tidak hanya berargumen
tentang realitas yang sudah umum namun juga mencari-cari ceruk baru untuk
digali potensinya.
Sebelum
mencapai pada argumen, terlebih dahulu kita harus mengumpulkan data,
menganalisis informasi dan memberikan bukti-bukti yang relevan. Setelah itu baru kita bisa mengajak
orang-orang untuk menyetujui atau mempengaruhi mereka dengan argumen yang
dibuat.
Menurut
Fizpatrick, dalam menulis argumentatif essay kita harus membujuk pembaca agar
mempertimbangkan sudut pandang kita, meskipun jika mereka tidak setuju dengan
kita. Maka dari itu menulis argumentatif
esay membutuhkan beberapa keahlian, diantarnya kita harus menunjukan rasa
hormat ketika menentang satu pandangan, juga harus memilih Kosta kata dengan
sangat hati-hati. Dan yang terpenting
adalah kita harus menulis dengan jelas dan logis.
Ada
beberapa hal yang harus dilakukan dalam membuat argumentatif esay.
1. Mendefinisikan
topik
Beberapa
topik membutuhkan definisi, contohnya ketika topiknya “should school provide
moral education?”, maka kita akan mendefinisikan apa itu moral Education dan
segala hal yang berkaitan dengan hal tersebut.
2. Membuat
pembatasan topik
Beberapa
topik juga membutuhkan pembatasan.
Misalnya topiknya adalah “student not allowed do go shopping wearing
school uniform”. Pembaca bisa saja
beranggapan bahwa semua siswa dari mulai SD sampai SMA tidak diperbolehkan
untuk memakai seragam dalam berbelanja.
Apakah regulasi ini hanya berlaku pada satu semua tempat perbelanjaan
atau hanya tempat pembelanjaan modern saja? Maka dari itu penulis harus membuat
pembatasan terhadap topik yang akan dibahas.
3. Menganalisis
topik
Akan
lebih baik jika sebelum memutuskan untuk memberikan pendapat, terlebih dahulu
harus menganalisis isu-isu yang ada berkaitan dengan topik. Kebanyakan topik argumentatif esay memiliki
dua sudut pandang yaitu mendukung dan melawan topik dan dimulai dengan
pertanyaan, contohnya: “Should high school students work during the school
year?”
Sebuah
opini dapat disisipi oleh kata “should”, contohnya:
1. HSS
should work during the school year or
2.
HSS should NOT work
during the school year
Sebelum
membuat keputusan akhir tentang sudut pandang kita, terlebih dahulu
menganalisis kelemahan dan kelebihan dari sudut pandang kita tersebut. Untuk mengecek hal tersebut dapat menggunakan
kalimat tanya dibawah ini.
is
it itrue? Is it clearly connected to my topic? Does it matter, or does it have
real consequences?
Sementara
itu dalam menulis thesis statement harus disertai dengan pendapat kita dengan
memasukan kata should dalam thesis statement kita. Thesis statement tersebut
harus dilengkapi dengan supporting reason dan supporting argument. Atau dapat juga berupa kalimat yang berisi
sudut pandang berlawanan. Contoh :
“In fact, all pet
owners should be required to have their pets fixed because failure to do so
overburdens shelters, causes pain and suffering to unwanted pets, and increases
the health risks of pets and owners alike”
Secara
umum struktur argumentatif esay terbagi ke dalam tiga bagian
1. Introduction
2. Body
·
First poin and
supporting info
·
Second poin and
supporting info
·
Third poin and supporting
info
3. Conclusion
Mengulik Kembali
Sejarah Papua Barat
Pada 1 Desember 1961, 70 figur
politik Papua mengibarkan bendera Bintang Kejora (disebut juga Bintang Fajar,
Sampari, atau The Morning Star) bersanding dengan bendera Belanda Merah-Putih-Biru.
Para elite Papua pengikut Belanda itu juga menyepakati nama Papua Barat untuk
bangsa mereka, lagu kebangsaan Hai Tanahku Papua, lambang negara “Burung
Mambruk” dan semboyan “Satu Rakyat, Satu Jiwa.” Peristiwa ini dipandang
pemerintah Indonesia sebagai percobaan membuat negara boneka Papua oleh pihak
Belanda. Nieuw Guinea memang termasuk bagian Hindia-Belanda, yang status
wilayahnya belum selesai dengan Konferensi Meja Bundar pada 1949. Setelah itu,
dilakukan beberapa kali perundingan, baik bilateral maupun di PBB, namun tidak
membuahkan hasil.
Sebagai penolakan terhadap
pembentukan negara boneka Papua itu, Presiden Sukarno mencanangkan Trikora (Tri
Komando Rakyat), yakni: Gagalkan pembentukan “Negara Papua” bikinan Belanda
kolonial, Kibarkan sang merah putih di Irian Barat tanah air Indonesia,
Bersiaplah untuk mobilisasi umum guna mempertahankan kemerdekaan dan kesatuan
tanah air dan bangsa, di Yogyakarta pada 19 Desember 1961.
Residen van Eechoud tidak senang
dengan usul Kaisiepo tadi. Jawatan Penerangan Belanda (RVD) di Batavia, di mana
J.H. Ritman mantan pemred Bataviaasch Niuesblad dan H. Van Goudoever mantan
pemred De Locomotif bekerja, sudah telanjur menggunakan nama Irian. Bahkan di
tengah masyarakat Biak beredar ungkapan bahwa Irian ialah singkatan dari “Ikut
Republik Indonesia Anti-Nederland”
Setelah Trikora diumumkan,
dibentuklah Komando Mandala yang dipimpin oleh Jenderal Soeharto. Infiltrasi
dilakukan oleh tentara Indonesia. Komodor Jos Sudarso gugur dalam pertempuran
di laut Arafuru. Sementara itu, di sisi lain, diplomasi Indonesia sangat
menentukan. Sukarno melakukan perundingan dengan Presiden Amerika Serikat J.F.
Kennedy. Menteri Luar Negeri Soebandrio berpidato di PBB. Jenderal Nasution
bermanuver dengan rencana pembelian senjata kepada Uni Soviet. Akhirnya AS
mendukung Indonesia dan memojokkan Belanda. Irian Barat kembali ke pangkuan Ibu
Pertiwi pada 1 Mei 1963 dan pada 1969 dilakukan Pepera (Penentuan Pendapat
Rakyat).
Sejak 1969 telah dilakukan
pembangunan di Irian yang sayangnya disertai dengan kekerasan dan tidak luput
dari pelanggaran HAM. Ini menjadi masa-masa paling kelam bagi masyarakat Irian.
Pada tanggal 1 Januari 2000,
Presiden Abdurrachman Wahid menyampaikan bahwa kata Irian Jaya diganti dengan
Papua. Ini katanya untuk meredam konflik.
Sementara itu, pemerintah
Indonesia tidak berdaya menekan Freeport agar membangun smelter yang jelas
membuka lapangan kerja di daerah.
Gus Dur tidak mengeluarkan
Keputusan Presiden, namun penggantian nama tersebut terdapat dalam Undang-Undang
Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus bagi Provinsi Papua.
My Outline:
Keep Papua for United
Introduction:
Papua
is province in Indonesia which get a special attention
from Indonesia government. There are two
province of Papua island, it is Papua and West Papua. Here West Papua has so complicated problem
even there are many conflict often happen here.
They want to separate from Indonesia.
They think that Indonesia government is not care enough them. Should we let West Papua go away from Indonesia?
Even though they say that Indonesia government is not care enough to them, but
we should keep West Papua unite with Indonesia because there will many province
separate if we let West Papua go away
Papua need
much attention to develop
First, they have many natural resourches that should
be manage on Indonesia’s hands
Second, Papua has many culture and languages for
researching
Third, the education is still low in Papua
Forth, long term effect if we let Papua separated
Conclusion
Indonesia should keep Papua unite with Indonesia. Indonesia should give more attention to West
Papua and manage them better.
0 Comments
Subscribe to:
Post Comments (Atom)