Monday, May 19, 2014

Berjuang Mempertahankan Papua Barat


Nama : Nita Agustina Maulidya
Class   : pbi-d / 4
Nim     : 14121320251
Writing and Conversation 4 ( Class Review 10)
Berjuang Mempertahankan Papua Barat
            Hari memang cepat berganti waktu akan terus berputar.  Bertemu dengan MK writing rasanya begitu deg-degan, namun aku akan selalu berusaha.  Dont Give Up !!! terus mencoba belajar dan memahamu memang sulit, namun ini adalah sebuah tantangan.  Hari ini tanggal 09 Mei 2014, masih dengan hari yang sama, perjalanan ku akan mencapai sebuah tujuan yang indah. Amiin...
            Pembahasan kita tentang writing memang hampir menuju finnaly, namun dalam setiap perjalananpasti menemukan jalan yang harus kita pilih, sam seperti sebuah tulisan, jika kita tidak banyak membaca, tulisan kita tidak akan berkembang, begitupun sebaliknya.  Sama seperti jalan yang harus kita pilih membaca atau tidak.

            Sebelum Mr.Lala Bumela membahas ke inti pembahasan, beliau memberikan jadwal beliau yang begitu padat.  Pada tangga 19 – 20 juni beliau tidak ada di cirebon – beliau berada di purwokerto tanggal 21- 23 mei beliau menghadiri “debate”.  Mr. Lala Bumela mengatakan pada kita semua, bahwa pada saat beliau sedang berada diluar kota atau pada tanggal yang beliau sebutkan, beliau berharap kita harus mempunyai progress yang sangat luar biasa, dan berusaha mati matian.  Mungkin memang pada akhir – akhir ini kita mulai nge –drop, namun kita tidak akan menyerah begitu saja.
            Setelah Mr.Lala Bumela membahas tentang jadwal beliau, selanjutnya beliau membahas tentang argumentative essay.  Untuk membuat argumentative essay harus mencapai Gist atau inti sari dari apa yang kita argumenkan dalam teks.  Membuat argumen essay bukan hanya membaca 1 artikel dalam argumen ini kita harus membaca artikel.  Dalam argumen ini kita harus membaca artikel.  Untuk mencapai gist, kita harus membaca bebepa artikel dan menggunakan analisis berbeda antara artikel 1 dan artikel lainnya.  Kita harus mencari dan membaca a=teks yang lain dengan paradigma yang kita bangun.  Argumentative Essay                  Critical Language Aegumentative.  Kedua itu harus dihubungkan dengan

Text
text
                                            Intertextual
                                                                                                           
ü  Use different analysis
ü  Use critical literacy paradigma
Berikut adalah tiga point penting dalam argumentative essay :
1.      Reasoning not Emotional
            Mungkin perbedaannya antara reasoning dengan emotional terlihat dalam sebuah judul yang Mr.Lala Bumela bicarakan.  Perbedaannya terlihat dalam sebuah judul argumen, ada sebuah judul yaitu “ Papua oh Papua” terlihat dari judul terkesan menyatakan kekecewaannya kepada papua melalui kata “oh” oleh karena itu, pemberian judul argumentative essay lebih terkesan ke arah emotional, sedangkan dalam argumentative essay bukan emosi yang harus dikedepankan melainkan “Reasoning” aku sebuah alesan yang kuat untuk membantu atau memperkuat text yang kita buat.
            Adapun alesan – alesan yang kita bahas dalam argumentative essay mengenai Papua Barat.
A.    Sejarah
Yang harus kita ketahui atau suatu yang harus kita bahas dan mengeksplorasi  mengenai sejarah adalah tahun 1945 – 1960
Ø  Mengecek Papua pada tahun kurang dari 1945
Ø  Ada even apa saja sebelum tahun 1945 atau tahun kemerdekaan?
Ø  Pada tahun 1928 ada historical pause sampai tahun 1945. Ada peristiwa apakah pada historical pause tersebut?
Ø  Ada even apa saja di tahun 1928 selain sumpah pemuda?
Ø  Mengapa Belanda lama mendiami tanah Papua?
Ø  Apa saja yang dilakukan Belanda di Papua selain mendirikan OPM?
Ø  Mengecek peristiwa di tahun 1945 s/d 1960 dan 1960 s/d sekarang.
Ø  Pada tahun 1960, even apa saja yang terjadi? Contohnya: berapa kali diadakannya pemilu di Papua?
Berikut adalah beberapa urutan tahun beserta peristiwa yang terlibat di dalamnya:
1.      Chronology of history will reveal important points of the history of Papua
2.      1292 - 1521 Majapahit Empire rule in Indonesia, including Papua
3.      The agreement signed in 1660 between Tidore and Ternate, under the auspices of the     Netherlands, the document states that the King of Tidore Papua
4.      1828 the Dutch set up an administrative post in the Fakfak, Papua
5.      1898 the Dutch set up an administrative post in Manokwari
6.      1918 Netherlands mistake was its constitution to include the whole of Indonesia, including Papua
7.      1942, Japan beat Netherlands, consequently occupy Indonesia, including Papua
8.      August 17, 1945 Indonesia declared its independence for the entire region, including Papua
9.      1945 Dutch tried to hold back the newly independent Indonesia July 20, 1947 First "Police Action" by Netherlnads
10.   1947 Agreement signed Linggarjati
11.   Renville Agreement was signed in January 1948
12.   December 18, 1948 The second "Police Action" by Dutch
13.   23 August to 2 November 1949 Round Table Conference in The Hague
14.   27 November 1949 The Hague Agreement is signed, the Dutch recognized   Indonesian independence but remains unresolved status of Papua
15.   January 1952 Netherlands mistake was its constitution to include within its own  territory Papua
16.   1959 The Netherlands chose a regional council in Papua
17.   2 September 1961 the Dutch Minister of Foreign Affairs presented a proposal to the
a.       General Assembly about the future of Papua
18.   January 17, 1962 Acting Secretary General of the United Nations and the Netherlands invited Indonesia to discuss the issue of Papua.
19.   March 11 1962 The Acting Secretary-General U Thant appointed Amb. Elseworth Bunker as a mediator.
20.   2 April 1962 the United States informed the Dutch proposal to resolve the Papuan problem under "Bunker Plan."
21.   13 April 1962 Dutch Cabinet reluctantly agreed to the Bunker Plan.
22.   May 25, 1962 the UN made ​​public the details of the Plan Bunker
23.   August 15, 1962 The New York Agreement signed by Indonesia and the Netherlands.
24.   October 1, 1962 UNTEA Administration begins in Papua.
25.   January 1, 1963 official Indonesian flag flying alongside the flag of the UN.
26.   March 13, 1963 Indonesia will establish diplomatic relations with the Netherlands.
27.   May 1, 1963 UNTEA transfer administration of Papua into Indonesia.
28.   July 14, 1969 The Act of Free Choice begins with the sound uninamous Merauke Merauke Assembly to remain with Indonesia.
29.   July 17, 1969 The Act of Free Choice was conducted in Wamena Wamena sound
30.   Uninamous by the Assembly to remain with Indonesia.
31.   July 19, 1969 The Act of Free Choice Nabire done with sound uninamous by Nabire Assembly to remain with Indonesia.
32.   July 23, 1969 The Act of Free Choice was done in the Fakfak with sound uninamous by the Fakfak Assembly to remain with Indonesia.
33.   July 26, 1969 The Act of Free Choice was conducted in Sorong to Sorong sound uninamous by the Assembly to remain with Indonesia.
34.   July 29, 1969 The Act of Free Choice was conducted in Manokwari Manokwari sound uninamous by the Assembly to remain with Indonesia.
35.   July 31, 1969 The Act of Free Choice was conducted in Biak Biak sound uninamous by the Assembly to remain with Indonesia.
36.   August 2, 1969 Final Assembly meeting in Jayapura Jayapura sound uninamous by the Assembly to remain with Indonesia, to end the Act of Free Choice.
37.   6 November 1969 the UN Secretary General U Thant presents its report to the General Assembly on the Implementation of the Act of Free.
38.   19 November 1969 UNGA adopted Resolution 2504 (XXIV) recognizes Papua as part of Indonesia.
39.   21 November 2001 Indonesia grants special autonomy for Papua.
            Mengapa sejarah dianggap aset besar dan berharga dalam sebuah negara ? karena sejarah adalah guru kehidupan, sejarahpun adalah pohon kehidupan, ataupun sejarah merupakan faktor penentujati diri sebuah negara.
B.     Politik
            Politik juga merupakan jati diri, bukan hanya sebuah jati diri, politik merupakan cerminan martabat bangsa dimata dunia.  Jika kita kehilangan sebuah cerminan martabat bangsa, bangsa kita kedepan akan menjadi apa ?.  contohnya jika kita melepaskan Papua atau Papua ingin memisahkan diri dari Indonesia atau NKRI, maka ada satu hal yang akan  jatuh dimata dunia yaitu “ dignity” (martabat) jika kita kehilangan martabat kita, apa yang akan dilihat oleh negara lain, pdahal Indonesia sudah merdeka, namun tidak mempunyai suatu martabat.
2.      DEFINITE EVIDENCE
Dalam menulis argumentative essay memerlukan bukti  yang pasti melalui sebuah penelitian yang amat mendalam.  Bukti yang pasti tersebut dapat mendukung dan menguatkan argumen kita sehingga argumen kita dapat kita pertahankan, memerlukan sebuah bukti itu sangatlah penting untuk argumentative essay, bukan hanya menulis, kita harus memiliki referensi.
3.      WORKING THESIS
            Working thesis yaitu menuliskan thesis statement dengan kuat, dan memiliki argumen yang akurat.  Working thesis bisa menjadi embryo bagi argumentative essay, penulis harus memastikan  bahwa embryo tersebut sehat dan berkembang.  Seperti yang telah kita ketahui pada pembahasan sebelumnya bahwa thesis statement terdiri dari :
            Opinion + Reason = harus ada in one single sentence.
            Setelah membahas tentang beberapa hal yang harus kita perhatikan dan explore dalam argumentative yang kita buat .  sebelum kita membuat dengan 1000 kata.  Minggu kemaren kita telah membuat outline argumentative essay.  Dari tiga poin yang saya miliki hanya beberapa yang harus di explore yaitu : - History dan – Politic.
            Contoh atau maksud dari history diatas (mencari jeda dari tahun ketahun) dan yang diamaksud dengan politic, yaitu mengenai mengapa perusahaan Freeport diserahkan oleh Belanda ke Amerika Serikat padahal Belanda lebih dulu dan lebih lama di Papua, local wisdom di Papua.
Comments
0 Comments

0 Comments:

Post a Comment