Wednesday, May 7, 2014
Created By:
Dwi Ayu Astri Bahari
Konflik politik di Papua Barat tentang kebebasan wilayah terus dipertengtangkan.
Argumentative
Essay
(Dwi
Ayu Asri Bahari)
Setelah
beberapa minggu vakum menulis, hari ini kami (Pbi-D) kembali menulis. Tema hari
ini adalah time to write again : exploring argumentative essay. Sebelum jauh membahas itu, Mr.Lala me-review
mengenai artikel ‘Don’t use your data as a pillow’ karya Eben. Beruntungnya
karena beliau hanya melempar pertanyaan pada beberapa mahasiswa saja, dan saya
lolos dari pertanyaan. Mr.Lala bertanya tentang konflik apa yang terjadi, apa
semua konflik terjadi karena (by design)? Serta seputar analisis, dan argumen.
Saya
fikir setelah membaca artikel Eben sebanyak 49 paragraf, tugas saya sudah
finish. Namun, dugaan saya salah, karena saya dan semua penghuni bahasa inggris
D harus menganalisis teks Eben, memberi opini, argumen, dan tetap memahaminya.
Lantaran artikel Eben, jalan penghubung untuk pembuatan Argumentative Essay.
What
is argumentative essay?
The
argumentative essay is a genre of writing that requires the student to
investigate a topic; collect, generate, and evaluate evidence; and establish a
position on the topic in a concise manner.
Karena
itu dalam pembuatan argumentative essay diperlukan analisis. Kita butuh
penyelidikan topik, mengumpulkan informasi/data-data dan mengevaluasi bukti.
In
writing an arguemntative essay you have to persuade your audience to
consider your point of view, even if they may disagree with you.
This
requires some care and skill: you need to show respect for opposing points of
view, you must choose vocabulary carefully, and, above all, you must write
clearly and logically.
Some
confusion may occur between the argumentative essay and the expository essay.
These two genres are similar, but the argumentative essay differs from the
expository essay in the amount of pre-writing (invention) and research
involved. The argumentative essay is commonly assigned as a capstone or final
project in first year writing or advanced composition courses and involves
lengthy, detailed research. Expository essays involve less research and are
shorter in length.
Adapun
stuktur dari Argumentative Essay, yaitu :
1. Introduction
Pembukaan
berisi definisi dan limit.
Define
the topic!
Some
topics require definition. For example, if your topic is “Should schools
provide moral education?” you will have to explain what moral education
is.
Limit
the topic!
Some
argumentative topics require limiting.
For example, if your topic is “letter grades” and your thesis says
“teacher should not use letter grades”, readers may wonder whether you mean “all
teachers at all levels from kindergarten through college” or “just certain
teachers” shoul not use them.
2. body
first
point and supporting info
second
point and supporting info
third
point and supporting info
Analyse
the topic!
Before
you decide upon a point of view, you should analyse the issue thoroughly. Most argumentative topics have two points of
view – for and against – and can be stated as a yes/no question,
such as “Should high school students work during the school year?”
Sample
of Opinion
Opinion:
HSS should work during the school year
They
can save for college.
They
can make new friends.
They
can learn responsibility.
They
may discover a career for themselves.
Opinion:
HSS should NOT work during the school year
They
can get better grades if they do not
work
They
can participate in extracurricular activities
3.
Conclusion
Selain itu, kita harus perhatikan thesis statement. Thesis statement
dalam argumentative essay harus berisi opini. Biasanya opini ditulis dengan
modal verb ‘should’ atau ‘good’ dan ‘bad’.
Teenagers
should have part-time jobs.
Part-time
work is good for teenagers.
Expository
merupakan suatu tulisan yang berkaitan dengan area pemindahan informasi tanpa
adanya pandangan, opini dan analisis.
Exposition
yaitu berupa penulisan persuasif yang mengisyaratkan opini penilis, yang tidak
hanya berupa informasi tapi berisi pendapat kita tentang sebuah topik dengan
data-data yang mendukung,
Argumentatif,
ini berisi perbedaan pendapat sesuai dengan argumentasi masing-masing individu.
Ini adalah bagian penting dari argumentative essay.
Tentang kemerdekaan Papua
Mr. Belden
Namah leader of the opposition in PNG (mendukung Papua Merdeka).
We are
extremely happy to report some wonderful and historic news from Papua New Guinea
(PNG).
On Monday,
the leader of PNG’s opposition, Mr. Belden Namah showed his full support for a
Free West Papua in a media statement. Mr. Namah, who is from Vanimo, in the
border region of PNG has always been a long time sympathizer with his West Papuan
brothers and sisters but today true history was made as Mr. Namah released a
press statement calling for a Free West Papua.
He said:
“West Papua
has found itself under Indonesian rule. Indonesians are Asians and have no
connection with the Melanesians. Indonesia cannot make a legitimate claim to
the West Papuan People and the West Papuan Land, irrespective of what history
holds between them and the Dutch. The people of West Papua are being butchered
like animals by Indonesian security forces for rejecting Indonesian rule.
Papua New
Guinea has a moral obligation to raise the plight of West Papuans and their
struggle for independence with the Indonesians and before international bodies
and forums.”
Benny Wenda juga mengungkapkan keprihatinan nya atas kejadian terkini
di Papua Barat.
Dalam
beberapa tahun terakhir, pemerintah Indonesia telah berusaha untuk menemukan
dan menganiaya para pengungsi Papua, dalam upaya untuk mencegah sentimen pro-kemerdekaan
di sepanjang perbatasan. Serangan ini secara teratur melibatkan pembakaran
kamp-kamp pengungsi Papua Barat , deportasi paksa dan bahkan serangan
bersenjata terhadap pengungsi. Paling menonjol , pada tahun 2011 Indonesia
menghasut terkenal " Sunset Merona " operasi yang menewaskan lebih
dari 19 rumah pengungsi Papua Barat terbakar habis. Lebih dari 75 laki-laki,
perempuan dan anak-anak secara paksa ditahan dan makanan untuk pengungsi hancur.
Pada tahun 2008, militer Indonesia melintasi perbatasan, menyerang PNG dan
Papua Barat orang dan membakar desa-desa. Insiden seperti ini telah terjadi
berkali-kali di masa lalu dan terus hari ini. (karena itu Benny mendukung Papua
merdeka).
Konflik politik di Papua Barat tentang kebebasan wilayah terus dipertengtangkan.
Masalah utama bangsa Papua Barat
adalah status politik wilayah Papua Barat dalam Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI) yang belum final, karena proses memasukan wilayah Papua Barat
dalam NKRI itu dilakukan dengan penuh pelanggaran terhadap standar-standar,
prinsip-prinsip hukum dan HAM internasional oleh Amerika Serikat, Belanda,
Indonesia dan PBB sendiri demi kepentingan ekonomi politik mereka. Karena
proses itu merupakan hasil kongkalingkong (persekongkolan) pihak-pihak
internasional, maka masalah konflik politik tentang status politik wilayah
Papua Barat harus diselesaikan di tingkat internasional. Lantas,bagaimana
menyelesaiannya? Ada 2 cara yang dapat ditempuh dalam menyelesaikan sengketa
internasional, yaitu secara damai atau bersahabat dan secara paksa atau
kekerasan. Cara penyelesaian secara damai ada dua, yaitu secara politik dan
hukum. Secara politik meliputi negosiasi, jasa-jasa baik (good office),
mediasi, konsiliasi (conciliation), penyelidikan (inquiry), dan penyelesaian
dibawah naungan PBB. Sedangkan secara hukum dilakukan melalui lembaga peradilan
internasional yang telah dibentuk (Mahkama Internasional). Untuk penyelesaian
sengketa secara paksa atau kekerasan, bisa berupa perang atau tindakan
bersenjata non perang, retorsi (retortion), tindakan-tindakan pembalasann
(repraisal), blockade secara damai (pacific blockade) dan intervensi.
Kesimpulannya,
walau bagaimanapun Papua tidak boleh lepas dari NKRI, karena Papua masih bagian
dari Indonesia.
OUTLINE
Introduction
Papua Should
not be free from NKRI, because Papua
still part of Indonesia.
First point:
Papua History
Second
point: Natural of Papua
Third point:
Education/ Culture
Conclusion
However,
Papua part of Indonesia.
Diunduh tanggal 29 April 2014 pukul 16.30
Diunduh tanggal 29 April 2014 pukul 16.00
Diunduh tanggal 29 April 2014 pukul 16.00
0 Comments
Subscribe to:
Post Comments (Atom)