Wednesday, May 7, 2014

Again West Papua : Outline Argumentative Essay


Again West Papua : Outline Argumentative Essay
Tidak terasa ini merupakan pertemuan yang mengesankan setelah tiga minggu kami tidak bertatap muka dengan Mr Lala dikarenakan kesibukan beliau. Masih mengenai Papua dalam teks “Don’t use your data as a pillow” disini Mr Lala melakukan evaluasi mengenai pemahaman kami tentang sejarah Papua, disini dapat dilihat bagaimana pemahaman kita dalam sejarah, karena kita tidak hidup pada jaman itu , jadi kita tidak terlalu memahami kebenaran cerita tersebut, apakah benar atau tidak, apakah ada yang ditutup-tutupi, itu semua merupakan “chain of history”

Pertanyaan yang muncul dan menjadi kecurigaan oleh kami yaitu apakah konflik yang terjadi di Papua itu by design? Ya memang konflik disana merupakan direncanakan karena banyak negara-negara luar yang ingin menguasai kekayaan alam Papua. Beberapa kekayaan Papua Mulai dari Iklim; bahwa Papua itu berada di daerah beriklim tropis. Pengaruh dari kondisi iklim ini lah yang kemungkinan sangat berpengaruh dengan kondisi tanah, dimana kondisi tanah di Pulau Papua sangat subur sehingga sangat cocok untuk ditanami segala jenis tanaman. Hutan Papua berisikan ribuan macam pepohonan, bunga-bunga, dan rotan. Hutan Papua juga menyimpan berbagai macam misteri dan jenis obat-obatan herbal yang berasal dari dedaunan, kayu dan rotan.
Kemudian Kekayaan alam laut Papua berisikan ribuan berbagai macam jenis ikan, terumbu, mutiara dan masih banyak lagi kekayaan alam lainnya. Selain itu untuk tempat berwisata, Pulau Papua juga memiliki tempat-tempat yang sangat indah untuk dijadikan sebagai tempat berwisata baik didaerah Laut (menyelam), Pinggiran pantai, daerah sungai, danau dan daerah pegunungan yang semua indah dan tertata rapi secara alamiah.
Pembahasan singkat diatas semuanya merupakan kekayaan alam yang bisa diamati secara langsung dan diketahui oleh semua orang karena tersingkap dan teramati di permukaan bumi. Bagaimana dengan kekayaan alam yang satu ini, yang bisa dapat merubah hajat hidup orang banyak yaitu sektor pertambangan. Kekayaan tambang yang sudah dikenal luas oleh masyarakat Papua adalah Bahan Tambang Emas dan Minyak bumi, namun bagaimana dengan bahan tambang lain seperti nikel, bijih besi, batubara dll.
Begitu kayanya Papua tak sekaya warganya, warga papua masih banyak yang melarat. Apa yang salah disini? Ya karena alibi negara luar yang hanya ingin menguasai Papua. Untuk penjeklasan mengenai west papua dan lokasinya telah saya paparkan dalam class review sebelumnya, namun disini saya akan mengeksplor lebih mengenai TRIKORA dan era reformasi 1998.
Operasi TRIKORA di cetuskan oleh Ir. Soekarno pada tanggal 19 Desember 1961 bertempat di alun-alun Utara yogyakarta. Trikora merupakan sebuah operasi yang bertujuan untuk mengembalikan wilayah Papua bagian barat ke Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Trikora muncul karna adanya kekecewaan dari pihak indonesia yang selalu gagal dalam perundingan dengan Belanda untuk mengembalikan irian barat yang secara sepihak diklaim sebagai salah satu provinsi kerajaan Belanda.
Sebelum di cetuskanya TRIKORA presiden sukarno pd thn 1960 memerintahkan jend. A.H. Nasution untuk mencari peralatan militer ke luar negeri, negara yang pertama dikunjungi adalah Amerika, namun menolaknya, lalu A.H. Nasution meminta bantuan pada uni sovyet dan berhasil mengadakan perjanjian jual beli senjata dan peralatan tempur berupa : 41 Helikopter MI-4, 9 Helikopter MI-6, 30 pesawat jet MiG-15, 49 pesawat buru sergap MiG-17 ,10 pesawat buru sergap MiG-19, 20 pesawat pemburu supersonik MiG-21, 12 kapal selam kelas Whiskey, puluhan korvet, dan 1 buah Kapal penjelajah kelas Sverdlov, 22 pesawat pembom ringan Ilyushin Il-28, 14 pesawat pembom jarak jauh TU-16, dan 12 pesawat TU-16 versi maritim ( lengkap dgn rudal AS-1 Kennel ), 26 pesawat angkut ringan jenis IL-14 dan AQvia-14, 6 pesawat angkut berat jenis Antonov An-12 B dan 10 jenis C-130 Hercules buatan amerika. Dengan berhasilnya mendatangkan peralatan militer yang sebanyak itu, indonesia menjelma menjadi negara yang memiliki angkatan udara terkuat di bumi bagian selatan.
Setelah dicetuskanya operasi TRIKORA, Ir.sukarno membentuk komando MANDALA yang dikomandani oleh Mayjen. Suharto. Tugas dari komando MANDALA adalah : merencanakan, mempersiapkan, dan menyelenggarakan operasi militer untuk menggabungkan Papua bagian barat dengan Indonesia. Untuk melakukan tugas tsb mayjen. Suharto menerapkan strategi Infiltrasi (penyusupan), Eksploitasi, dan Konsolidasi.
Gelar operasi infiltrasi dilakukan secara bertahap melalui jalur udara dengan menggunakan pesawat-pesawat angkut berat AURI (TNI AU), sedangkan melalui jalur laut, ALRI (TNI AL) mengerahkan 3 kapal perang serta 2 Kapal selam. Pada tgl 15 januari 1962 terjadi insiden pertempuran dimana 3 kapal perang ALRI kepergok oleh kapal fregat belanda mengakibatkan tenggelamnya KRI Macan Tutul serta menewaskan Komodor Yos Sudarso, peristiwa ini dikenal dengan Pertempuran Laut Aru.
Setelah menggelar tahap Infiltrasi yang berlangsung hingga thn 1962, ALRI kemudian mempersiapkan Operasi Jayawijaya yang merupakan operasi amfibi terbesar dalam sejarah operasi militer Indonesia. Lebih dari 100 kapal perang dan 16.000 prajurit disiapkan dalam operasi pendaratan tersebut. Operasi ini sebagai pendukung dalam tahap Eksploitasi yang bertujuan untuk menyerang kekuatan belanda secara terbuka, dalam tahap ini ALRI juga mengerahkan 12 kapal selam serta kapal penjelajah KRI IRIAN, sedangkan AURI menerbangkan pesawat pembom TU-16 dilengkapi rudal AS 1-kennel yang siap menenggelamkan kapal induk Hr. Ms. Karel Doorman milik belanda.
Melihat kekuatan militer indonesia yang sudah pada posisi mengepung pulau papua, Amerika selaku sekutu belanda mengusulkan untuk diadakanya perundingan dan mendesak belanda untuk segera menyerahkan papua barat pada indonesia, pada tgl 15 agustus 1962 diadakan perundingan di markas PBB di New York dan dikenal dengan PERJANJIAN NEW YORK yang isi pokoknya adalah "Penyerahan wilayah Papua Barat pada PBB (UNTEA) untuk selanjutnya diserahkan kepada pemerintah Indonesia yang sebelumnya harus diadakan proses Penentuan Pendapat Rakyat (PEPERA) yang diselenggarakan sebelum thn 1969". Untuk menghormati isi Perjanjian tsb Presiden Sukarno pd tgl 18 agustus 1962 memerintahkan untuk menarik mundur semua pasukan dari papua.
PEPERA diselenggarakan thn 1969, isi PEPERA berupa 2 pilihan yaitu :
  • Tetap bergabung dengan Indonesia
  • Memisahkan diri dari Indonesia
Dan hasilnya adalah Papua Barat tetap bergabung dengan Indonesia. Dengan demikian Papua Barat menjadi Provinsi ke-26 RI dan berganti nama menjadi IRIAN JAYA.
            Sejarah Reformasi 1998 - Banyak hal yang mendorong timbulnya reformasi pada masa pemerintahan Orde Baru, terutama terletak pada ketidakadilan di bidang politik, ekonomi dan hukum. Tekad Orde Baru pada awal kemunculannya pada tahun 1966 adalah akan melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen dalam tatanan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Setelah Orde Baru memegang tumpuk kekuasaan dalam mengendalikan pemerintahan, muncul suatu keinginan untuk terus menerus mempertahankan kekuasaannya atau status quo. Hal ini menimbulkan akses-akses nagatif, yaitu semakin jauh dari tekad awal Orde Baru tersebut. Akhirnya penyelewengan dan penyimpangan dari nilai-nilai Pancasila dan ketentuan-ketentuan yang terdapat pada UUD 1945, banyak dilakukan oleh pemerintah Orde Baru.
Demokrasi yang tidak dilaksanakan dengan semestinya akan menimbulkan permasalahan politik. Ada kesan kedaulatan rakyat berada di tangan sekelompok tertentu, bahkan lebih banyak di pegang oleh para penguasa. Dalam UUD 1945 Pasal 2 telah disebutkan bahwa “Kedaulatan adalah ditangan rakyat dan dilaksanakan sepenuhnya oleh MPR”. Pada dasarnya secara de jore (secara hukum) kedaulatan rakyat tersebut dilakukan oleh MPR sebagai wakil-wakil dari rakyat, tetapi secara de facto (dalam kenyataannya) anggota MPR sudah diatur dan direkayasa, sehingga sebagian besar anggota MPR itu diangkat berdasarkan ikatan kekeluargaan (nepotisme).
Keadaan seperti ini mengakibatkan munculnya rasa tidak percaya kepada institusi pemerintah, DPR, dan MPR. Ketidak percayaan itulah yang menimbulkan munculnya gerakan reformasi. Gerakan reformasi menuntut untuk dilakukan reformasi total di segala bidang, termasuk keanggotaan DPR dam MPR yang dipandang sarat dengan nuansa KKN.
Gerakan reformasi juga menuntut agar dilakukan pembaharuan terhadap lima paket undang-undang politik yang dianggap menjadi sumber ketidakadilan, di antaranya :
>> UU No. 1 Tahun 1985 tentang Pemilihan Umum
>> UU No. 2 Tahun 1985 tentang Susunan, Kedudukan, Tugas dan Wewenang DPR / MPR
>> UU No. 3 Tahun 1985 tentang Partai Politik dan Golongan Karya.
>> UU No. 5 Tahun 1985 tentang Referendum
>> UU No. 8 Tahun 1985 tentang Organisasi Massa.
Perkembangan ekonomi dan pembangunan nasional dianggap telah menimbulkan ketimpangan ekonomi yang lebih besar. Monopoli sumber ekonomi oleh kelompok tertentu, konglomerasi, tidak mempu menghapuskan kemiskinan pada sebagian besar masyarakat Indonesia. Kondisi dan situasi Politik di tanah air semakin memanas setelah terjadinya peristiwa kelabu pada tanggal 27 Juli 1996. Peristiwa ini muncul sebagai akibat terjadinya pertikaian di dalam internal Partai Demokrasi Indonesia (PDI).
Krisis politik sebagai faktor penyebab terjadinya gerakan reformasi itu, bukan hanya menyangkut masalah sekitar konflik PDI saja, tetapi masyarakat menuntut adanya reformasi baik didalam kehidupan masyarakat, maupun pemerintahan Indonesia. Di dalam kehidupan politik, masyarakat beranggapan bahwa tekanan pemerintah pada pihak oposisi sangat besar, terutama terlihat pada perlakuan keras terhadap setiap orang atau kelompok yang menentang atau memberikan kritik terhadap kebijakan-kebijakan yang diambil atau dilakukan oleh pemerintah. Selain itu, masyarakat juga menuntut agar di tetapkan tentang pembatasan masa jabatan Presiden.
Terjadinya ketegangan politik menjelang pemilihan umum tahun 1997 telah memicu munculnya kerusuhan baru yaitu konflik antar agama dan etnik yang berbeda. Menjelang akhir kampanye pemilihan umum tahun 1997, meletus kerusuhan di Banjarmasin yang banyak memakan korban jiwa.
Pemilihan umum tahun 1997 ditandai dengan kemenangan Golkar secara mutlak. Golkar yang meraih kemenangan mutlak memberi dukungan terhadap pencalonan kembali Soeharto sebagai Presiden dalam Sidang Umum MPR tahun 1998 – 2003. Sedangkan di kalangan masyarakat yang dimotori oleh para mahasiswa berkembang arus yang sangat kuat untuk menolak kembali pencalonan Soeharto sebagai Presiden.
Dalam Sidang Umum MPR bulan Maret 1998 Soeharto terpilih sebagai Presiden Republik Indonesia dan BJ. Habibie sebagai Wakil Presiden. Timbul tekanan pada kepemimpinan Presiden Soeharto yang dating dari para mahasiswa dan kalangan intelektual.
Pelaksanaan hukum pada masa pemerintahan Orde Baru terdapat banyak ketidakadilan. Sejak munculnya gerakan reformasi yang dimotori oleh kalangan mahasiswa, masalah hukum juga menjadi salah satu tuntutannya. Masyarakat menghendaki adanya reformasi di bidang hukum agar dapat mendudukkan masalah-masalah hukum pada kedudukan atau posisi yang sebenarnya.
Krisis moneter yang melanda Negara-negara di Asia Tenggara sejak bulan Juli 1996, juga mempengaruhi perkembangan perekonomian Indonesia. Ekonomi Indonesia ternyata belum mampu untuk menghadapi krisi global tersebut. Krisi ekonomi Indonesia berawal dari melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat.
Ketika nilai tukar rupiah semakin melemah, maka pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 0% dan berakibat pada iklim bisnis yang semakin bertambah lesu. Kondisi moneter Indonesia mengalami keterpurukan yaitu dengan dilikuidasainya sejumlah bank pada akhir tahun 1997. Sementara itu untuk membantu bank-bank yang bermasalah, pemerintah membentuk Badan Penyehatan Perbankan Nasional (KLBI). Ternyata udaha yang dilakukan pemerintah ini tidak dapat memberikan hasil, karena pinjaman bank-bank bermasalah tersebut semakin bertambah besar dan tidak dapat di kembalikan begitu saja.
            Argumentative essay adalah genre penulisan yang mengharuskan siswa untuk menyelidiki topik; mengumpulkan, menghasilkan, dan mengevaluasi bukti; dan membangun posisi pada topik secara ringkas. Harap dicatat: Beberapa kebingungan mungkin terjadi antara esai argumentatif dan esai ekspositori. Kedua genre serupa, tetapi esai argumentatif berbeda dari esai ekspositori dalam jumlah pra-menulis (penemuan) dan penelitian yang terlibat. Esai argumentatif umumnya ditugaskan sebagai batu penjuru atau tugas akhir secara tertulis tahun pertama atau kursus komposisi maju dan melibatkan panjang, penelitian rinci. Esai ekspositori melibatkan penelitian kurang dan lebih pendek panjang. Esai ekspositori sering digunakan untuk latihan menulis di kelas atau tes, seperti GED atau GRE.
Dalam mendefinisikan Argumentasi, Pikirkan kembali ke argumen terakhir Anda miliki dengan seseorang. Itu mungkin pertukaran bergairah kata-kata menjengkelkan . Umumnya, orang dalam situasi seperti ini meninggalkan percakapan frustrasi , marah , dan dengan apa-apa dicapai ; tak satu pun dari arguers menyelesaikan masalah . Sering kali , namun, jika salah satu dari arguers mengambil beberapa waktu untuk merencanakan apa yang akan mereka katakan - dalam cara yang sama bahwa penulis akan merencanakan bagaimana dia / kertas argumennya akan ditangani - diskusi argumentatif akan lebih efektif.

"Ketika penulis membangun argumen , mereka mencoba untuk menghindari ledakan emosi yang sering berubah menjadi argumen menampilkan marah . Perasaan yang kuat dapat memberi energi argumen - sedikit dari kita berusaha untuk berdebat tanpa investasi emosional dalam subjek - tapi ditulis argumen menekankan penyajian wajar menentang atau argumen alternatif . Karena argumen tertulis publik , mereka mengambil cara yang beradab . Mereka secara implisit mengatakan , ' Mari kita masuk akal tentang hal ini . Mari kita lihat bukti di semua sisi . Sebelum kita berdebat untuk posisi kami , mari kita semua alasan dan bukti di atas meja sehingga setiap orang yang terlibat dapat melihat apa yang dipertaruhkan . ' " ( Kutipan diambil dari The Prentice Hall Gratis College Penulis , A Edition Kustom , oleh Stephen Reid )
            How to Write an Effective Argument Essay:
Pre-Writing
  • Choose an appropriate, focused topic (ex: Airport Security)
  • Explore and decide your position for this topic
  • Predict opposing arguments
  • Consider your audience and occasion
  • Decide on which points you will argue (ex: Safe Traveler Card, etc.)
  • Decide on which points you will refute in the concession (ex: Loss of privacy, etc.)
  • Write a thesis that is focused, arguable, and opinionated (ex: If every US citizen had a Safe Traveler Card, airlines could screen for terrorists more effectively than they do now and avoid procedures that single out individuals solely on the basis of race.)
Research & Evidence
Offer evidence that effectively supports the claims through evidence like
    • personal experiences (in this instance, it's okay to use the 1st person point of view—I, me, etc. to briefly give the personal evidence, then return back to 3rd person point of view; to see an example of this, click here; you may also want to see my PowerPoint on Point of View),
    • the experiences of others,
    • facts,
    • statistics from current, reliable sources,
    • hypothetical examples, and
    • testimony from authorities and experts .
Decode Evidence
    • Select which of all the different gathered evidence you will use.
    • Highlight and annotate your evidence. This will help you decide which parts of your evidence are strongest, and therefore appropriate for your essay.
    • Decide what pieces of evidence you’d like to quote directly.
    • Summarize and paraphrase the other pieces of evidence.
Drafting
  • Consider Rogerian or Traditional techniques
  • Create an argumentative outline
  • Write the Essay!
    • Check to see how your instructor wants you to format your essay. MLA formatting may be required.
Revising
  • Rethink the essay by:
  • Edit the essay
    • Spelling
    • Punctuation
    • Mechanics
  • Holistic Approach
    • Read it
    • Again
    • and again
Publish
  • Turn it in and share it with others!
Remember to...

            Penulis yang Baik Membangun Argumen Ingatlah untuk  secara sadar memutuskan situasi retoris atau menulis kesempatan. Ini berarti bahwa penulis: melihat konteks sosial atau budaya untuk masalah ini , mempertimbangkan di mana argumen tertulis ini mungkin muncul atau akan diterbitkan, melihat penonton dan bertanya apa yang mereka sudah tahu dan percaya, mempertimbangkan sudut pandang pergantian penonton, dan mempertimbangkan sudut pandang netral penonton dan bertanya-tanya apakah mereka akan mendengarkan kedua belah pihak sebelum memutuskan apa yang harus percaya fokus pada posisi diperdebatkan atau klaim, dan saling mendukung klaim dengan bukti yang cukup, ( Kutipan diambil dari The Prentice Hall Gratis College Penulis , A Edition Kustom , oleh Stephen Reid )

Pentingnya Mengetahui Cara Berdebat
"Berikan saya kebebasan untuk mengetahui , mengucapkan , dan berdebat dengan bebas sesuai dengan hati nurani, di atas semua kebebasan." - John Milton, penyair dalam buku Thomas Moore Utopia, warga kota Utopia menjelaskan kepada pembaca bahwa salah satu prestasi terbesar masyarakat mereka adalah bahwa mereka secara terbuka bisa berdebat dan membahas berbagai sudut pandang ; setiap utopis telah dilatih untuk berdiskusi dan berdebat dengan hormat . Ini adalah keyakinan utopis bahwa melalui argumen yang benar , " TRUTH " dapat ditemukan . Dalam masyarakat kita , kita tahu bahwa " kebenaran " bisa sangat subyektif, tapi pernyataan Thomas Moore dalam bukunya menunjukkan sesuatu yang sangat menarik: Bahwa melalui argumen satu dapat menemukan jawaban .
Argumen ini juga menjadi sarana bagi seseorang untuk mengekspresikan dirinya / dirinya sendiri . Setiap orang dinilai berdasarkan / pendapatnya sendiri . Ini akan menjadi tragedi besar , kemudian , bagi orang lain salah paham pendapat Anda dan kesalahan Anda untuk percaya pada sesuatu yang Anda pasti tidak setuju . Ini adalah melalui argumen , kemudian , bahwa semua orang adeptly dapat belajar bagaimana berkomunikasi secara efektif keyakinan , pendapat, dan ide-ide untuk berbagai orang yang berbeda dan kelompok .

Argumen TIDAK pertengkaran yang melibatkan nama - panggilan dan menyesatkan pernyataan bukan beton dipikirkan argumen, perselisihan dogmatis ide tanpa bukti nyata mendukung pendapat, informasi faktual yang tidak bisa diperdebatkan ,kata-kata kasar yang benar-benar mengabaikan penonton, dan ide-ide yang tidak berdasar oleh logika atau kebenaran empiris .







Outline argumentative essay
Topic:             should west Papua be maintained to be a part of NKRI
Thesis statement: this essay provides some arguments about the reason and the    purposes why west Papua should be maintained to be a part of NKRI; natural resources, history, culture, education and economic.
Support thesis: West Papua is a paradise left behind on earth, and also the diamond for anyone who has it, especially Indonesia that is why we should still keep West Papua. Whatever the risk and whatever the condition there are several reason that require Indonesia should still keep West Papua.
Body: >Natural resources
Most of the Natural reaches of Indonesia is located in West Papua, West Papua’s natural riches include forest product, marine, mining as well as beaches, culture and other biodiversity the good news. In West Papua there is Uranium silicon and coal, the nnatural resources West Papua if managed overall; it will be the same as the Papua developing countries now in Asia or Australia region.
>Economic
Some of the results of Indonesian Natural Resources (petroleum, tin, natural gas, nickel, timber, bauxite, copper, fertile, soils, coal, gold, and silver) mostly from West Papua such as gold, copper, silver, natural gas, wood, oil, and fisheries. Strengthening and weakening of “Mr. Dollar” it because natural riches of West Papua.
>History
Actually Indonesia has been doing a lot of thing because they got for keep their independence of West Papua, Indonesia’s efforts are the New York agreement, TRIKORA, KMB, pepera, PBB also and the other. Papua letting go is not wise because there are a lot of things that have been scarified. our first president Ir. Soekarno persist in maintaining Papua west by doing various things whatever the conditions. There is a time for people to give up but not now and today, Papua, Indonesia requires. So what you have to do is Indonesia continued efforts.
Conclusion:     West Papua has so many Natural resources, culture, etc and West Papua is an inseparable part of Indonesia, if they are manage well overall then it is very useful to increase income for Indonesia. So we should still keep West Papua, and Indonesia should more pay attention to increse everything aspect in West Papua such as education, health, economic and so on. So that they will not influence with the other countries to sparate their country become their own country. Indonesia is from Sabang until Merauke as the east trip. So we should still keep our West Papua.
Comments
0 Comments

0 Comments:

Post a Comment