Sunday, May 4, 2014
Created By:
Devi Risnawati
Dia menjelaskan, Prabowo sengaja menciptakan kerusuhan itu dengan harapan rivalnya, (saat itu) KSAD Jenderal TNI Wiranto, tidak mampu memulihkan keadaan. Harapan Prabowo adalah Soeharto, yang ketika kerusuhan terjadi berada di Mesir, memberlakukan undang-undang darurat. Sebagai panglima Kostrad, satuan inti siap tempur, Prabowo sangat yakin dialah yang bisa mengendalikan situasi.
On April, 25th 2014
Class Review 9
ARGUMENTATIVE è FROM SURFACE UNTIL
DEEPEST
Jum’at, 25 april 2014
its time to write again. Ya, setelah 3
minggu tidak ada kelas writing hari ini kita memulainya lagi dengan tema
exploring argumentative essay. Akan
menyelami lebih dalam dan detail lagi tentang papua, rakyat papua, militer,
perusahaan dsb. Menganalisis sampai ke
akar-akarnya.
What is argumentative?
The argumentative essay
is a genre of writing that requires the student to investigate a topic;
collect, generate, and evaluate evidence; and establish a position on the topic
in a concise manner.
Sebelum melangkah lebih
jauh lagi tentang argumentative, baiknye kita memahami dulu 3 jenis teks ini:
Eksspositoryà (informing)
Eksposotionà(point of view/analisis)
Argumenttativeà(data-driven. Deep investigationà deep reading à deep research. Artikel Eben “don’t use your data as a
pillow” merupakan salah satu contoh arrgumentative.)
Mungkin beberapa orang
merasa pusing dengan argumentative essay dan eksposotory essay. Kedua jenis tes ini hampir sma memang tapi
antara keduanya sebenarnya berbeda dalam hal penciptaan (pre-writing) dan
sumber yag terlibat. Argumentative essay
biasanya sebagai sebuah final project and involves lengthy, sumber yang
detail. Sedagkn eksposotory lebih
sedikit sumber dn shotr length.
Menurut Fitpatricck
2005, argumentative essay is
Writing is merely a matter of giving information to your audience?
In writing an arguemntative essay you have to persuade your audience to
consider your point of view, even if they may disagree with you.
This requires some care and skill: you need to show respect for opposing
points of view, you must choose vocabulary carefully, and, above all, you must
write clearly and logically
Lalu bagaimana langkah
kita untuk membuatnya?
1. Define the topic!
Beberapa topik sering mengahruskan adanya definisi. Contonya jika topik yg akan dibhas adalah “Should
schools provide moral education?” maka you will have to explain what moral
education is.
2. Limit the topic!
Pembatasan tentang topic yg akan dibahas sangat penting contohnya jika mengambil topik is “letter grades” and your
thesis says “teacher should not use letter grades”, readers may wonder whether
you mean “all teachers at all levels from kindergarten through college” or
“just certain teachers” shoul not use them
3. Analyse topic!
Analyseè from surface à deepest.
Before you decide upon a point of view, you should analyse the issue
thoroughly. Most argumentative topics
have two points of view – for and against – and can be stated as
a yes/no question.
Sebelum menyatakan keputusan akhir tentang point of view, ada baiknya kita
menevaluasi kekuatan dan supporting reasons yang telah dituis. A strong reason is one that is believable,
relevant, and important. Last, tanyakan pada diri sendiri is it itrue? Is it
clearly connected to my topic? Does it matter, or does it have real
consequences?
4. Write a thesis statement!
TS= Opinion + reason
The thesis statement of
an argumentative essay must contain an opinion.
Opinions are usually expressed with the modal verb “should” or evaluative
such as “good” and “bad”
Ex. Teenagers should have part-time jobs.
Part-time work is good for teenagers
Thesis statment juga
bsa berupa alasan atau argument pendukungnya:
Employers should hire teenagers because they are eager to work, they are
flexible, and they have the knowledge and skills required to do many
entry-level jobs
A thesis statement
mungkin juga termasuk menentangnya:
While some people say
that teenagers do not have a good work ethic, employer should hire teenagers
because they are eager to work, they are flexible, and they have the knowledge
and skills required to do many entry-level jobs.
Jadi dalam membuat
sebuah argumentative essay yang utuh ada 4 langkahm yaitu:
1. Define the topic
2. Limit the topic
3. Analyse topic
4. Write a thesis statement
OUTLINE ARGUMENTATIVE
ESSAY PAPUA
Introduction
As
anarchipelagocountry, Indonesiahas many islands, largeand small.
Figurativelywas revealed inanexcerpt ofthe song"from
Sabang toMeraukelinedislands. Connect-connect into one, that'sIndonesia.
"Throughout history, Indonesia has
experiencedups and downs inthe pattern ofcenter-periphery relations, asthe insurgency insomeareastowards the center. Andapparently, thisrelationshippatternleavingan
areaunfinishedcompletion.The area wasnone otherthan thePapuans.
Body
First
pointà HR
and NR
Second
pointà
conflic & causes
Third
pointà
education & goverment
Conclusion
Finally,
while Papuan nationalism is aimed at Independence from Indonesia, Indonesia
nationalism aims at safe guarding the unnitary state of Indonesia, which
include Papua.
Pembahasan selanjutnya
adalah massih tentang Papua dan sumber-sumber yg berkaitan dengannya.
Sejarah merupakan
kehidupan masa lalu dan kehidupan yang sedang dilewatkan oleh setiap manusia.
Sering orang menyebut sejarah sebagai pengalaman masa lalu yang adalah benar,
terbukti, pasti, jelas dan tidak bohong. Jadi, sejarah merupakan suatu fakta
kebenaran yang sebenar-benarnya terjadi.Sejarah tak pernah menipu, karena
sejarah adalah fakta terhadap suatu aktivitas hidup nyata yang dilewati oleh
manusia.
Berkaitan dengan itu,
Sejarah Hidup Rakyat Papua dipandang sebagai sesuatu kebenaran yang bersifat mutlak.
Dikatakan kebenaran, karena Pengalaman papua yang tak pernah usai tengah
terjadi dari dulu hingga sekaarang.
Namun, apakah benar bahwa untuk memperjuangkan fakta sejarah kebenaran
itu harus ada pertumpahan darah dan tetes air mata manusia?perjuangan mereka tentang kebenaran tidaklah mudah,
karena secara langsung berhadapan/melawan kebohongan. kadang-kala kebohongan
meluas hingga ke akar rumput, sementara kebenaran hilang di tengah kebohongan
itu.
Lalu, ada apa dengan Papua? Siapakah yang mendesain
konflik-konflik yang terjadi disana? Apa kaitannya dengan kasus reformassi
1998?
Pilitik adu domba BP
bisa dikatakan sukses mengobrak-abrik tatanan pemerintah dan rakyat papua. Yang mana mereka mengadu domba antara
OPM,Polisi, dan militia. Dengan satu
tujuan karena ingn tidak adanya perusahaan lain yang masuk. Alam papua memiliki keindahan alamnya, Jean
Jaques Dozy juga menulis tentang kekayaan alamnya yang begitu melimpah. Tidak
seperti wilayah lainnya di seluruh dunia. Kandungan biji tembaga yang ada di
Gunung Ersberg itu terhampar di atas permukaan tanah, jadi tidak tersembunyi di
dalam tanah. Yan mana untuk
memperolehnya tidak perlu menyelam lagi. Karena semua harta karun itu telah
terhampar di permukaan tanah. Inilah
alasan BP kekeuh ada di Papua, dan
melakukan adu domba disana.
Setiap kasus Kejahatan HAM yang terjadi, aparat keamanan (TNI-Polri) selalu
menjadi aktor utamanya. Dimana nilai-nilai hak asasi manusia dan Demokrasi
dianggap sebagai ancaman terhadap kedaulatan Negara. Provinsi Papua dan
Papua Barat serta Kabupaten dan Kota di seluruh Tanah Papua sudah
berulangkali menjadi tempat dimana terjadinya peristiwa kekerasan yang
dilakukan oleh aparat Negara yaitu TNI & Polri. Sebut saja sejumlah
peristiwa besar yang secara khusus akan tetap di ingat oleh masyarakat Papua
dari generasi ke generasi sebagai peristiwa yang sangat mengerikan dan
meninggalkan bekas luka, traumatig dalam hati masyarakat, yaitu:
Peristiwa 1977, peristiwa Wamena, 6 Oktober 2000 dan 4 April 2003,
Peristiwa Biak 6 Juli 1998, Abepura berdarah 7 Desember 2000, Peristiwa Wasior
13 Juni 2001, Penculikan dan Pembunuhan Theys Hiyo Eluway serta penghilangan
Sopirnya Aristoteles Masoka 10 November 2001, Abepura 16 Maret 2006 dan
penembakan Opinus Tabuni 9 Agustus 2008. dari sejumlah kasus Pelanggaran HAM
berat tersebut diatas hannya Abepura, 7 Desember 2000, telah disidangkan di
Pengadilan HAM Makassar 2005.Peristiwa Wasior,13 Juni 2001 bermula dari aksi
masyarakat menuntut ganti rugi atas hak ulayat yang rampok oleh perusahaan
pemegang Hak Pengusahaan Hutan (HPH) seperti PT. Darma Mukti Persada (DMP), P.T
Wapoga Mutiara Timber (WMT), C.V Vatika Papuan Perkasa (VPP).
Eben sebagai salah satu saksi akan keadaan Papua pada masa itu
mengugkapkan bahwa ketika ia sampai ke Papua pada bulan Juli 1998 tepat setelah
Soeharto ditendang keluar dari kantor ia melihat adanya kekuatan militer dan terjadinya
genosida.
Kemudian, tentang kasus Mei 1998, kebanyakan orang megetahui
tragedi tersebut sebagai kejadian yag pure terjadi karena tuntutan. Paddahal jika kita menilik lebih dalam lagi
maka kita akan bisa mengungkap dalang dibalik peristiwa Mei 1998 tersebut.
Bulan Mei 1998, sejarah dunia mencatat gejolak di
Indonesia. Gejolak yang berujung pada jatuhnya Presiden Soeharto. Aksi kerusuhan
massa, penjarahan, dan pemerkosaan juga berlangsung dengan brutal. Reformasi
terus bergulir, namun pemicu kerusuhan yang sebenarnya masih bersembunyi di
balik debu. Laporan investigasi mengungkap, kerusuhan itu memang ada yang
mendalangi, kerusuhan itu adalah hasil sebuah aksi yang terencana rapi.
‘’SEPULUH hari yang mengoyak Indonesia.’’ Begitu
majalah berita terkemuka di Asia itu menyebut huru-hara yang menimpa Indonesia
selama Mei lalu. Kisah ini dimulai bergeraknya jarum jam pada 12 Mei. Jarum jam
itu berhenti ketika 4 mahasiswa Universitas Trisakti, Jakarta, ditembak mati
oleh oknum aparat keamanan.
Hasil investigasi sebulan penuh–termasuk wawancara
dengan beberapa perwira militer, pengacara, aktivis hak asasi manusia (HAM),
para korban, dan saksi mata– menyimpulkan, penembakan Trisakti, kerusuhan,
penjarahan, dan aksi pemerkosaan terhadap para wanita Cina itu benar-benar
sudah direncanakan.
Salah satu bukti menyatakan bahwa dua orang lelaki,
yang kini dalam persembunyian, mengakui bahwa mereka sengaja direkrut untuk
memancing kerusuhan. Bahkan, sumber-sumber militer mengatakan bahwa untuk kali
pertama mereka berhasil menyadap arus komunikasi beberapa markas AD di Jakarta
dengan kelompok-kelompok provokator pada 14 Mei lalu.
Pertanyaannya, bila kerusuhan itu sengaja digerakkan,
tentu pasti ada dalangnya. Identitas si dalang ini memang tidak pernah
gamblang. Namun, salah seorang yang disebut-sebut terkait dengan serangkaian
aksi kerusuhan itu adalah menantu Soeharto, Letjen TNI Prabowo Subianto, yang
saat itu menjabat Pangkostrad. Bahkan, beberapa kalangan menilai, keterlibatan
Prabowo itu sudah kelewat jelas.
Mengapa harus Prabowo? Banyak alasan yang mendukung
tudingan itu. Prabowo sudah luas dikenal sebagai sosok ambisius. Dia memiliki
berbagai sarana untuk menyulut kerusuhan itu. Dengan posisinya, dia juga mampu
memerintahkan beberapa pemuda yang tak berdaya melawan perintah, termasuk
beberapa oknum dari organisasi paramiliter yang dikenal jago menyulut
kerusuhan. Para preman, gangster, oknum paramiliter, dan beberapa
perkumpulan pemuda melaksanakan saja apa yang dia perintahkan. Beberapa di
antaranya, seperti Pemuda Pancasila, memang sudah mapan. Sumber-sumber militer
mencurigai bahwa keterlibatan organisasi lain dalam kerusuhan di Jakarta itu
tidak lebih dari sebuah jaringan lokal yang dikepalai para preman yang direkrut
dari berbagai provinsi untuk mengacau ibu kota.
‘’Prabowo terobsesi keyakinannya bahwa satu-satunya
cara bisa memerintah Indonesia adalah dengan tipu muslihat militer. Dengan cara
itu, dia yakin bisa meraih kekuasaan seperti mertuanya meraih kekuasaan dari
Soekarno,’’ ujar salah seorang perwira militer senior.
Dia menjelaskan, Prabowo sengaja menciptakan kerusuhan itu dengan harapan rivalnya, (saat itu) KSAD Jenderal TNI Wiranto, tidak mampu memulihkan keadaan. Harapan Prabowo adalah Soeharto, yang ketika kerusuhan terjadi berada di Mesir, memberlakukan undang-undang darurat. Sebagai panglima Kostrad, satuan inti siap tempur, Prabowo sangat yakin dialah yang bisa mengendalikan situasi.
Dari uraia
diatas maka jelaslah bahwa Mei 1998 adalah hasil dan sebuah cipta yang telah
didesain sebegitu rupanya oleh para dalang.
Dari class review ini maka dapat
disimpulkan bahwa menulis argumentative adalah data-driven yang mana
dalam membuatnya dibutuhkan Deep investigationà deep reading à deep research. Penulis diharapkan mampu investigate a topic;
collect, generate, and evaluate evidence; and establish a position on the topic
in a concise manner.
0 Comments
Subscribe to:
Post Comments (Atom)