Sunday, April 6, 2014
Created By:
Rasdeni
8th Class Review
RASDENI (14121320256)
THE POWER OF
READING EXPERIENCE
Hari yang
cerah untuk memulai kembali aktivitas untuk belajar writing for academic
purposes. Pada hari Jum’at, 04 April
2014 merupakan hari merupakan hari dimana kita, mahasiswa PBI-D semester 4
mempersiapkan diri untuk menuju pada materi yang lebih luar biasa daripada
sebelumnya. Bercermin dari tulisan pada
minggu kemarin, dimana dalam menulis critical review banyak mahasiswa yang
belum sampai pada apa yang dimaksudkan Mr. Lala Bumela dan apa yang diharapkan
oleh beliau. Salah satu faktor
penyebabnya yaitu kurangnya kemampuan membaca mereka (mahasiswa). Oleh karena itu, dimulai dari pertemuan ke-9
ini dan seterusnya, akan lebih menguras tenaga dan pikiran kita.
Pada dua
minggu dari sekarang, kita (mahasiswa) akan lebih difokuskan untuk membaca
lebih banyak dan lebih comprehend dari sebelumnya. Oleh karena itu, pada pertemuan kali ini,
tema besarnya adalah Reading Time, dimana class review kita untuk kedepannya
akan lebih terorientasi dari hasil reading experience kita. Mulai dari sekarang kita dituntut untuk lebih
giat dan lebih banyak membaca buku, itu berarti kita akan lebih berliterasi
daripada sebelumnya.
Selanjutnya
yaitu pembahasan disampaikan oleh Mr. Lala Bumela berdasarkan slide pada power
pointnya. Mr. Lala Bumela mengatakan
bahwa yang sangat penting (the crucial thing) dalam membuat sebuah karya tulis
yaitu constant high quality works yang
dihasilkan oleh mahasiswa. Untuk saat
ini, masih sangat sulit bagi Mr. Lala Bumela untuk melihat karya-karya yang
mempunyai kualitas tinggi dari mahasiswanya.
Mr. Lala
Bumela tidak akan mentolerir lagi mahasiswa yang melakukan kesalahan, meskipun
hanya sedikit tidak ada ampun baginya.
Sebagian besar atau bahkan seluruh masyarakat Indonesia termasuk
mahasiswa, mempunyai kata andalan atau magic
word yang mereka lontarkan ketika mendapati dirinya dalam kesalahan, yaitu “khilaf.”
Mulai sekarang dan
selanjutnya, tidak aka nada kata khilaf, semua tulisan harus memenuhi kriteria
yang Mr. Lala Bumela harapkan.
Pada point
yang ke-6 dari slide pertama power point, Mr Lala Bumela juga mengemukakan
bahwasanya “promoting multilingual writer
(and reader) is a real job!”
maksudnya yaitu unutk mempromosikan mahasiswa untuk menjadi multilingual
writer dan multilingual reader sangatlah susah dan merupakan pekerjaan yang
serius. Oleh karena demi menciptakan
mahasiswa yang multilingual writer dan reader, Mr Lala Bumela mengambil
tindakan tegas bahwa siapa saja mahasiswa yang tulisannya tidak masuk standar,
misalnya kurang referensi dan yang lainnya akan langsung beliau tolak.
Point
terakhir dari slide yang pertama, Mr Lala Bumela memberi penekanan bahwa “moving in L1-L2 continuum is a real
jurney.” Yang harus digaris bawahi di sini yaitu kata continuum. Continuum berarti
untuk bergerak dari L1 (bahasa Indonesia) ke L2 (bahasa Inggris) itu sangat
luar biasa berat. Kebiasaan menulis
dengan menggunakan bahasa Indonesia telah melekat dalam diri mahasiswa,
sehingga ketika mereka dihadapkan untuk menulis dengan menggunakan L2 atau
bahasa Inggris, mereka akan merasa kesusahan meskipun diyakini bahwa pada
akhirnya mereka akan dapat menulis menggunakan second language tersebut. Perjalanan mahasiswa untuk bergerak dari L1
ke L2 akan sangat berat danmelalui banyak hambatan jika mereka mempunyai sifat
malas membada dan latihan menulis dalam L2.
Pembahasan
beralih ke slide yang kedua, dimana pada bagian ini “What I expected in the second half of the season” terdapat lima
point penting di dalamnya, yaitu:
- A better framework of the sacred word “ATTITUDE.”
Kata attitude merupakan kata kunci yang suci di
dalam kelas maupun dalam lingkungan di luar kelas yang harus diterapkan dalam
diri mahasiswa. Jika attitude atau sikap
kita baik, maka kita akam mendapatkan hasil yang baik pula, dan begitupun
sebaliknya.
- A constant reading (extensive and intensive) experience.
Pengalaman membaca secara extensive dan
intensive yang terus-menerus memang sangat penting. Extensive reading yaitu membaca teks bacaan
yang melebar atau mencakup pengetahuan yang luas sedangkan intensive reading
yaitu membaca dengan hanya terfokus pada satu teks bacaan saja, misalnya dalam
artikel yang membahas tentang Columbus.
Menurut N.R. Choundury (1998:49) menyebutkan
bahwa Intensive reading means the detailed study of the passage. In this type
of reading, the reader has to be very careful with different language items,
i.e., words, grammar, language expression and ideas. He tries to understand everything contained
in the paragraph. In extensive reading,
the reader is concerned with getting the overall meaning of the idea of the
passage. In intensive reading, student
has to follow each word or structure contained in the paragraph. But in extensive reading, he can skip over a
line or a word or structure which fails to follow.
- A constant discussion with the best partner and A constant gathering outside the classroom.
Dalam hal ini, kita tidak dapat berdiri sendiri
dalam mengerjakan sebuah tulisan, butuh adanya partner baik satu maupun
kelompok sebagai sarana diskusi guna membangun kekompakan dalam mengerjakan
tugas menulis tersebut. Cara untuk
membangun kekompakan dapat ditempuh contohnya dengan cara masak-masakan
bersama, sering kumpul bersama, sharing ilmu pengetahua, dan lain
sebagainya. Partner kelompok maupun
individu dapat menunjang tugas yang dibuat menjadi lebih baik dan benar baik
isi maupun susunannya.
- A constant dua every single second!
Dalam mengerjakan tugas, kita tidak boleh
melupakan ibadah kita kepada Allah SWT.
Jangan sampai dikarenakan tugas yang begitu banyak, kita melupakan
kewajiban kita untuk beribadah kepada Allah hanya karena mengerjakan tugas
setiap waktu. Doa adalah sesuatu yang
sacral yang tidak boleh diabaikan. Oleh
karena itu, sejalan dengan tugas yang dikerjakan, kita juga tidak luput untuk
berdoa setiap detiknya.
- Pada point yang ke 6, 7, 8, dan 9 kita emphasize, yaitu yang mengenai a constant focus, commitment, perseverance (daya juang) dan team work, team work, team work, team work, team work, team work, team work. Semua point tersebut adalah wajib.
Focus itu wajib, tanpa focus mahasiswa tidak
akan bisa mengerjakan dengan baik tugas yang diberikan kepadanya. Commitment itu wajib, agar mahasiswa selalu
mengingat tujuan mereka ketika menulis dan mengerjakan tulisan mereka. Perseverance itu wajib karena semangat daya
juanglah yang menentukan tulisan mempunyai jiwa atau tidak, tanpa adanya
perseverance maka semua tugas yang diberikan akan tidak teratur dan terlihat
seperti asal-asalan, termasuk tugas untuk menulis yang Mr. Lala Bumela berikan
kepada mahasiswa. Mahasiswa harus
memiliki daya juang yang tinggi.
Terakhir yaitu team work atau kerjasama tim itu
wajib. Kenapa disini team work ditulis
sebanyak 7 kali? Jawabannya karena
selama 7 hari tidak akan bisa lepas dari yang namanya team work. Setiap hari
menjelang mata kuliah writing for academic purposes mahasiswa selalu mengadakan
kumpul bersama untuk membahas materi maupun tugas yang diberikan. Team work yang bagus, kompak, dan solid akan
menghasilkan hasil yang baik pula bagi setiap anggotanya.
Kesemuanya
dari point-point di atas harus dibangun dan ditanamkan dalam diri kita karena
semuanya merupakan hal yang terpenting dalam menjalankan tugas kita sebagai
seorang mahasiswa. Mengerjakan tugas dan
tidak luput untuk beribadah dan berdoa kepada Allah, maka kita akan menjadi
mahasiswa yang teladan, aamiin.
Setelah
pembahasan pada slide yang kedua selesai, selanjutnya adalah pembahasan pada
slide yang ketiga, “What we will do today?” pada
intinya, pada pertemuan ke-9 ini kita akan melakukan reading pada sebuah
artikel yang ditulis oleh S. Eben Kirksey dengan judul “Don’t Use Your Data as a Pillow.”
Sebelum melakukan reading
time, Mr Lala Bumela memberikan sebuah “Trivia
Quiz” kepada kami, dimana isinya yaitu beberapa pertanyaan mengenai Papua
Barat, pertanyaan-pertanyaannya adalah:
- What is West Papua? And where is it located?
- Jawab: Papua Barat sebelumnya bernama Irian Jaya Barat (Irjabar) merupakan sebuah provinsi Indonesia yang terletak di bagian barat Pulau Papua. Nama provinsi ini sebelumnya adalah Irian Jaya Barat yang ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 45 Tahun 1999. Berdasarkan peraturan pemerintah Nomor 24 Tahun 2007 tanggal 18 April 2007, nama provinsi ini diubah menjadi Papua Barat. Provinsi ini merupakan provinsi yang memperoleh status otonomi khusus.
- What differences can you spot between PAPUA and IRIAN JAYA?
Jawab: Papua
merupakan nama pulau di Indonesia sekarang sedangkan Irian Jaya mnerupakan nama
pulau dan provinsi pada masa Soekarno yang dijuluki Ikut Republik Indonesia
Anti Netherland.
- In what year the land called Papua integrated into NKRI?
Jawab: Papua
kemudian menjadi salah satu provinsi yang baru secara resmi yang menjadi bagian
dari NKRI pada tahun 1969.
- What is Trikora?
Jawab: Trikora singkatan dari (Tri Komando Rakyat) adalah konflik 2 tahun yang dilancarkan Indonesia untuk menggabungkan wilayah Papua bagian barat. Pada tanggal 19 Desember 1961, Soekarno (Presiden Indonesia) mengumumkan pelaksanaan Trikora di Alun-alun Utara Yogyakarta. Soekarno juga membentuk Komando Mandala. Mayor Jenderal Soeharto diangkat sebagai panglima. Tugas komando ini adalah merencanakan, mempersiapkan, dan
menyelenggarakan operasi militer untuk menggabungkan Papua bagian barat dengan Indonesia.
Ø Gagalkan
Pembentukan “Negara Boneka Papua” buatan Belanda Kolonial
Ø Kibarkan
Sang Merah Putih di Irian Barat Tanah Air Indonesia
Ø Bersiaplah
untuk mobilisasi umum guna mempertahankan kemerdekaan dan kesatuan Tanah Air
dan Bangsa.
- What are the roles of Soekarno in the integration of Papua into NKRI?
Jawab: 19
Desember 1961 Presiden Soekarno mengeluarkan Tri Komando Rakyat di alun-alun
utara Yogyakarta, dilakukan beberapa gelombang Operasi Militer di Papua Barat
dengan satuan militer yang diturunkan untuk operasi lewat udara dalam fase
infiltrasi seperti Operasi Banten Kedaton, Operasi Garuda, Operasi Serigala,
Operasi Kancil, Operasi Naga, Operasi Rajawali, Operasi Lumbung, dan Operasi
Jatayu. Operasi lewat laut adalah
Operasi Show of Rorce, Operasi Cakra, dan Operasi Lumba-Lumba. Sedangkan pada fase eksploitasi dilakukan
Operasi Jayawijaya dan Operasi Khusus (Opsus).
- What did the Dutch colonial do in Papua?
Jawab: Dutch
colonial (Pemerintah Belanda) pada tahun 1957 mulai bekerjasama dengan
Australia untuk men-dekolonisasi wilayah koloni mereka masing-masing, namanya
wilayah Papua dan New Guinea (Australia) dan Nederland Nieu Guinea (Belanda).
- What are the roles of US-UN and our neighbouring countries in the Papua conflicts?
Jawab: Peran
US-UN dan Negara-Negara tetangga mendukung Papua untuk menjadi Negara mandiri.
- What is Organisasi Papua Merdeka (OPM) and who finances them?
Jawab: OPM
pada awalnya adalah reaksi orang-orang Papua atas sikap pejabat Indonesia yang
mengecewakan. OPM didirikan sejak tahun
1963, dipimpin oleh Johanes Djambuane dan yang membiayai OPM adalah Amerika
Serikat.
Pertanyaan-pertanyaan
di atas dijawab oleh kelompok reading time.
Aturan mainnya adalah mahasiswa diberikan sebuah teks artikel oleh Mr.
Lala Bumela yang berjudul “Don’t Use Your
Data as a Pillow” kemudian mereka dibagi ke dalam beberapa kelompok dimana
setiap kelompok terdiri dari 5 orang.
Kemudian dengan kelompok kecil tersebut, mereka harus memahami satu
persatu kalimat pada paragraph, yang masing-masing orang memberikan pemahaman
atau pengetahuan tentang isi dari kalimat tersebut. Pemahaman dan pengetahuan mengenai isi dari
kalimat tersebut kemudian dicatat yang kemudian dirangkum dari setiap
masing-masing kalimat, kemudian masing-masing paragraph dan pada akhirnya akan
disimpulkan seluruh isi dari artikel tersebut. Mr. Lala Bumela memberikan waktu 25 menit
untuk mendiskusikan kalimat demi kalimat dalam suatu kelompok kecil tersebut.
Setelah
selang beberapa menit kemudian, kelompok kami, yaitu kelompok 6 yang
beranggotakan Nafila(Naf), Devi(Dv), Rasdeni(Rd), Nita(Nit), Umi(Um) dan Zulfa(Zul)
berhasil membuat sebuah catatan yang masih berbentuk data mentah atai
kotor. Kami baru mendapatkan pemahaman
mengenai judul artikel dan baru membahas dua kalimat pada paragraph
pertama. Berikut adalah hasil catatan
yang masih kotor yang kelompok kami catat yang masing-masing perseorangan
memberikan pemahamannya.
“Do not use your data as A
pillow”
Ø Pembahasan pertama tentang judul “Do
not use your data as a pillow.”
Nafè data adallah file yang
dibuat seseorang untuk kepentingan tertentu.
Nitè sebuah file yang dibuat oleh seseorang untuk
kepentingan atau hasil penelitian.
Dvè hasil sebuah penelitian, jangan hanya didiamkan
saja. harusnya lebih bisa digali lagi.
Rdè data merupakan hassil penelitian yang adanya fakta
yang untuk dikembangkan.
Zulè hasil observasi.
Umè data harus dikembangkan,
jangan hanya sebagai sandaran.
Kesimpulan: jangan gunakan data (hasil
akhir) dari sebuah penelitian sebagai sandaran.
Harus ada perkembangan.
Ø Sentence 1 (paragraf 1) “A
small feast had been prepared for my going away party: salty sago pudding, fish
broth, fried papaya leaves, boiled yams, and chicken.”
Dvè mengadakan pesta perpisahan
antara warga papua dengan peneliti (eben).
Nitè memperkenalkan budaya.
Umè ciri khas dari makanan
Papua.
Nafè disengaja umtuk lebih bisa
menghidupkan papua.
Rdè memberikan sebuah kenangan
tersendiri/ moment untuk sang peneliti.
Zulè pesta perpisahan khusus
untuk si peneliti (tradisional).
Kesimpulan: masyarakat dengan
menyengaja mengadakan pesta perpisahan yang bernuansa papua.
Ø Sentence 2 “It was a modest
affair, organized by Denny Yomaki, a human rights worker, to mark the end of my
fieldwork in May 2003.”
Nafè pesta itu diselenggaraka oleh Denny Yomaki untuk mengakhiri
penelitiannya di May 2003.
Rdè Denny Yomaki mewakili masyarakat
Papua dalam mengatur pesta.
Nitè Denny Yomaki mewakili massyarakat
Papua dalam mengatur pesta dan Denny Yomaki membantu Eben
menyelesaikan sebuah penelitian tentang Papua.
Zulè Denny Yomaki membantu
memperkenalkan budaya Papua. Denny Yomaki
seorang a Human Rights worker.
Dvè memberikan sebuah kesan pesta pada Eben. Kegiatan hanya diberikan untuk hasil akhir.
Kesimpulan: pesta sederhana tapi mengesankan.
Catatan kotor di atas
merupakan hasil dari diskusi dari kelompok kami, dimana selanjutnya kita akan
mendiskusikan seluruh kalimat dalam artikel “Don’t Use Your Data
as a Pillow” untuk persiapan menuju tugas menulis
selanjutnya.
Setelah diskusi selesai dengan
hasil yang lumayan ada kesinambungan dengan makna yang ada dalam artikel
tersebut, Mr. Lala Memberikan kesimpulan bahwasanya kita harus mengembangkan
reading experience kita. Contoh reading
experience yaitu dengan memunculkan beberapa pertanyaan yang membangun isi
teks. Pertanyaan dapat berupa: siapa
presiden yang mengubah Irian Jaya menjadi Papua? Siapa pendiri Organisasi Papua Merdeka (OPM)?
Semua pertanyaan-pertanyaan tersebut, ujung-ujungnya yaitu pendapat kita
mengenai permasalahan apakah Papua harus memisahkan diri dari Indonesia atau
tidak.
“Don’t Use Your Data as a
Pillow,” dengan kata kunci yaitu data
dan pillow, Mr. Lala Bumela mengatakan
bahwa data merupakan sebuah informasi dan di dalam informasi terdapat spoken,
visual, dan sebagainya. Menurut Lehtonen
(2000:56) “Pictures differ from spoken and written language in certain
significant ways. Firstly, pictures are said to be indexed signs. By
index is meant that a sign is in a concrete relationship with its referent.
Secondly, pictures are said to resemble their object; they are iconic signs. By
iconic is meant that the sign represents its referent by bearing
archives. Such technologies may ease our everyday lives, but simultaneously they
make it easier to control our lives.”
Data
merupakan sebuah informasi, informasi akan menjadi data ketika diambil dengan
berdasarkan penelitian (research).
Sedangkan research merupakan upaya mamahami sesuatu berdasarkan data. Data seharusnya menjadi pemecah masalah. Data
jangan hanya dijadikan sebuah ornament belaka.
Data yang terkumpul, harus diexplorasi dan dikembangkan agar tidak
terpendam sia-sia.
Sejauh
pembahasan di atas, dapat kita simpulkan bahwa pergerakan pada reading time
sangat dipengaruhi oleh reading experience kita. Membaca secara extensive dan intensive adalah
salah satu cara untuk menambah reading experience. Dalam level ini, seharusnya kita dapat
meminimalisir atau bahkan menghilangkan kesalahan yang pernah kita perbuat
sebab tidak aka nada tolerir lagi atas kesalahan sekecil apapun. Melalui teks yang berjudul “Don’t Use Your
Data as a Pillow” karya S. Eben Kirksey, dimana setiap kalimat diteliti dan
dipahami maknanya. Melaui metode ini,
diharapkan kita dapat meningkatkan reading experience kita.
Setelah membaca teks artikel tersebut, dapat diketahui kelebihan dan
kekurangan kita sebagai pembaca. My strength as a reader masih belum terlihat
jelas tetapi mungkin mudah mengerti tentang maksud dari judul artikel tersebut,
sedangkan my weakness as a reader adalah kurangnya reading experience
mengakibatkan ketidakpahaman mengenai isi bacaan pada artikel, sulit untuk
mengerti kosa kata baru dalam artikel jika tanpa melihat kamus, sulit untuk
menghubungkan makna dari kalimat yang satu ke kalimat setelahnya atau dari
paragraph satu ke paragraph selanjutnya, masih kurang terlibat ke dalam teks
bacaan, dan masih sulit untuk mengerti makna yang tepat yang terkandung dalam
artikel. Untuk mengatasi kekurangan-kekurangan itu, saya harus mempunyai
semangat lebih untuk mengatasinya dan berlatih lebih banyak membaca teks bacaan
atau artikel dalam L2 (Bahasa Inggris).
Referensi:
Choudhury,
N.R. 1998. Teaching English In Indian
Schools. New Delhi: A.P.H. Publishing Corporation.
Lehtonen,
M. (2000). The cultural analysis of text.
London: Sage publication.
http://id.wikipedia.org/wiki/Organisasi_Papua_Merdeka
diakses pada Sabtu, 5 Apri 2014 pukul 8:29 a.m.
file:///E:/3968907-papua-menggugat-politik-otonomisasi-nkri-di-papua-barat-ii.pdf diakses pada Sabtu, 5 April 2014 pukul 2:39
p.m.
http://id.wikipedia.org/wiki/Operasi_Trikora diakses pada hari Sabtu, 5
April 2014 pukul 9.03 p.m.
http://id.wikipedia.org/wiki/Papua diakses pada Sabtu, 5 April 2014
pukul 10.01 p.m.
http://id.wikipedia.org/wiki/Papua_barat
diakses pada Sabtu, 5 April 2014 pukul 10.01 p.m.
http://hankam.kompasiana.com/2011/12/01/siapa-di-balik-gerakan-opm-415202.html
diakses pada Minggu, 6 April 2014 pukul 8:48 a.m.
http://tanahku.west-papua.nl/index.php/dossier-nicolaas-jouwe/4504-bedah-buku-
diakses pada Minggu, 6 April 2014 pukul 3:08 p.m.


Subscribe to:
Post Comments (Atom)