Sunday, April 6, 2014
Created By:
Devi Risnawati
On April, 4th 2014
Class
Review 8
Reading Experience: Ekspedisi Papua (Terasing di
Pulau Sendiri)
By: Devi Risnawati
Istirahat
seminggu tanpa tugas tidak membekukan pikiran kami. Jum’at,
4 April 2014 kita siap menerima asupan materi yang lebih hebat lagi
dengan preassure yang lebih tinggi lagi pastinya. Di putaran kedua semester4 ini kita memasuki
wilayah pembahasan Papua.
Sebelum
masuk ke materi, Mr. Lala menjelasskan
beberapa hal yang harus mahasiswa ketahui, seperti;
What
Mr. Lala expect in the second half ofthe
season:
-
Attitude adalah sebuah “sacred work”
karena apabila attitude kita bagus dan bisa terjaga maka insyaallah kedepannya
akan baik-baik saja. begitupun dengan
tingkat keintiman kita dengan Allah, dengan banyaknya tugas ini apakah kita
semakin jauh atau dekat. Jangan sampai
tugas mampu memperjauh hubunga kita dengan Allah. Attitude harus tetap terjaga.
-
Constan reading. Kita akan secara konstan membaca baik itu
secara exstensive atau intensive.
Mambaca exstensive yaitu membaca rapidly (tidak continue/ terus
menerus). Hanya mencari informsi
pentingnya saja. sedangkan membaca
intensive adalah menganalisis dari kata perkata, mencari struktur buku tersebut
dengan mencari sumber-sumber yang merujuk dan lebih mnedetail lagi. Contoh dari membaca intensive ini adalah
ketika kita ditugaskan untuk mencari tentang Howard Zinn. Kita secara continue mencari sumber-sumber
yang mendukung, tambahan referensi.
-
A constant discussion with the best
partner. Mencari best partner untuk
menunjang kejra kita. Untuk saling
membantu satu sama lain.
-
A constan dua, FOCUS, COMMITMENT,
PERSEVERAANCE is a must!
-
Last Constaant TEAMWORK, TEAMWORK,
TEAMWORK, TEAMWORK, TEAMWORK, TEAMWORK, TEAMWORK ia a must!!!teamwork
dibutuhkan untuk menylesaikan second half kedepannya. Kita akan bisa menyelesaikan
baersama-sama. Teamwork dibutuhkan
disini.
My
activity today...
Membuat
club membaca yg terdiri dari 5 anggota.
Pembahasannya yaitu tentaang artikel “do not use your data as a Pillow”
Cara
kerjanya:
-
Setiap anggota harus membaca secara
lantang dari setiap kalimat secara bergantian yang kemudian diharuskan
berargument dari tiap kalimat tersebut.
Satu orang satu/lebih argument.
-
Stop sejenaak kemudian merumuskan
kesimpulaan dari tiap-tiaap jawaban anggota.
Hasil
kelompok yang kita peroleh dari tugas hari ini yaitu:
Kelompok
6: anggota
-
Nafila
-
Nita
-
Devi
-
Rasdeni
-
Umi
-
Wahyu Zulfa
“Do
not use your data as A pillow”
Ø Pembahasan
pertama tentang judul “Do not use your data as a pillow”
Nafè
data adallah file yang dibuat seseorang untuk kepentingan tertentu
Nitè
sebuah file yang dibuat oleh seseorang untuk kepentingan atau hasil penelitian
Dvè
hasil sebuah penelitian, jangan hanya didiamkan saja. harusnya lebih bisa digali lagi
Rdè
data merupakan hassil penelitian yang adanya fakta yang untuk dikembangkan
Zulè
hasil observasi
Umè
data harus dikembangkan, jangan hanya sebagai sandaran.
Kesimpulan:
jangan gunakan data (hasil akhir) dari sebuah penelitian sebagai sandaran. Harus ada perkembangan.
Ø Sentence
1 (paragraf 1) “A small feast had been prepared for my going away party: salty
sago pudding, fish broth, fried papaya leaves, boiled yams and chicken”
Dvè
mengadakan pesta perpisahan antara warga papua dengan peneliti (eben)
Nitè
memperkenalkan budaya
Umè
ciri khas dari makanan Papua
Nafè
disengaja umtuk lebih bisa menghidupkan papua
Rdè
memberikan sebuah kenangan tersendiri/ moment untuk sang peneliti
Zulè
pesta perpisahan khusus untuk si peneliti (tradisional)
Kesimpulan:
masyarakat dengan menyengaja mengadakan pesta perpisahan yang bernuansa papua.
Ø Sentence
2 “it was a modest affair, organized by Deni Yomaki, a human rights worker, to
mark the end of my fieldwork in May 2003”
Rdè
deni Yomaki mewakili masyarakat Papua dalam mengatur pesta
Nitè Deni Yomaki
mewakili massyarakat Papua dalam mengatur pesta dan Deni Yomaki membantu Eben
menyelesaikan sebuah penelitian tentang Papua
Zulè Deni Yomaki
membantu memperkenalkan budaya Papua.
Deni Yomaki seorang a human Rights warker
Dvè memberikan sebuah
kesan pesta pada Eben. Kegiatan hanya
diberikan untuk hasil akhir.
Kesimpulan: pesta sederhana tapi
mengesankan.
Pembahasan tentang Do not use your data as a pillow menghasilkan:
Kenapa
harus “as a pillow”? sebelumnya kita
harus mengetahui terlebih dahulu apa sifat dari pillow, apakah bersifat
obligatory atau opsional? Tentu
jawabannya adalah bersifat opsional.
Kenapa? Bersifat opsional karena
dengan atau tanpa bantal kita masih bisa tidur.
Jadi bantal hanyalah sebagai sandaran untuk kita ketika kita hendak
tidur atau melepas lelah.
Maka,
jika kita kaitkan dengan judul artikel tersebut yang menghubungkan data dengan
sebuah bantal adalah jangan jadikan data sebagai ornament saja. ornament bisa
diartikan secara ringkas “yang penting ada”.
Sebuah dat harussnya bisa merubah sesuatu atau memberikan pencerahan
terhadap informasi lainnya.
Dalam
menganalisa sebuah kalimat, diperlukan adanya kejelian yang besar. Jangan sampai kita hanya mengambil pengertian
dangkalnya saja tanpa mampu lebih jeli lagi melihat isi, maksud dan tujuan dari
kalimat tersebut. Harus bisa lebih
kritis lagi seperti yang dikatakan oleh A.
Suresh Canagarajah “for me, label critical brings into sharper focus
matters that are always there in writing.
It developes and perspective that enable us to see some of the hidden
components of text construction and the subtler ramification of writing”. Kita lihat sebagai contoh pada kalimat ke-1
pada paragraf 1
“A
small feast had been prepared for my going away party: salty sago pudding, fish
broth, fried papaya leaves, boiled yams and chicken.”
Sepintas
memang disini diceritakan adanya pesta kecil perpisahan secara
tradisional. Namun, jika kita lebih jeli
dan kritis lagi maka kita akan menemukan banyak sekali pandangan-pandangan yang melatarbelakangi atau menjadikan ‘kenapa’
kalimat itu terbentuk. Ada beberapa poin
yang bisa kita cermati, tidak hanya terfokus terhadap pesta perpisahannya
saja. misalnya:
1. Arti
penting dari sebuah pesta perpisahan bagi Eben Kirksey
Eben
menspesialkan pesta tradisonal perpisahan tersebut, buktinya dengan ia
menempatkan pembahasan pesta di awal paragraf. Ini menunjukkan betapa
urgensinya dan interestnya pesta tersebut bagi Eben. Jika tidak dianggap paling penting maka
tidaklah mungkin pembahasan tersebut ditempatkan di paling awal artikel.
2. Jenis-jenis
makanan yang disajikan
Bila kita melihat berbagai jenis makanan yang
dihidangkan tersebut seperti salty sago pudding, fish broth, fried papaya
leaves, boiled yams and chicken merupakan sajian yang sangat mewah. Hany pada acara-acara tertentusaja makanan
selengkap ini tersaji. Ini menandakan
betapa berharganya pesta tersebut bagi mereka dalam melepas sang peneliti,
Eben.
3. Urgensi
pesta
Sebuah
pesta hanya akan dilakukan pada moment-moment tertentu dan orang-orang tertentu
saja. Seperti pesta tahun baru, ulang
tahun, pesta kelahiran dan juga pesta perpisahan. Itu berarti, Eben merupakan orang yang
dianggap telah memberikan banyak kontribusi bagi mereka sehingg mereka
menganggap penting akan adanya pesta perpisahan yang diselengarakan walaupun
hanya pesta kecil.
Kemudian
pada sentence ke-2
“it
was a modest affair, organized by Deni Yomaki, a human rights worker, to mark
the end of my fieldwork in May 2003.”
Kita
bisa menarik sudut pandang dari:
1. Adanya
tokoh penggiat HAM
Dengan
hadirnya Deni Yomaki seorang tokoh HAM yang digandeng oleh Eben menunjukkan
bahwa penelitian Eben kesana memiliki tujuan yang berkaitan dengan hak-hak
masyarakat, gerakan-gerakan kemanusiaan yang ada di Papua sana.
2. Kenapa
harus bulan MEI?
Sepintas
kita tidak mungkin ngeh dengan
akhiran kalimat tersebut-May 2013.
Kenapa dengan mei adakah kejadian penting yang terjadi di bulan
mei? Mungkin, jika kita kaitkan dengan
Mei-mei sebelumnya kita akan menemukan kilas balik Indonesia di Mei 1998. Dimana pada saat itu terjadi krismon,
bentrokan yang lebih dikenal dengan tragedi trisakti.
Ini baru 2 kalimat yang dibahas,
kita masih memiliki 46 paragraf. Masih
banyak reading experience yang harus disampaikan pada pelajaran kali ini. Dalam menulis sebuah data. Data adalah
sesuatu yang belum mempunyai arti bagi penerimanya dan masih memerlukan adanya
suatu pengolahan. Data bisa berujut suatu keadaan, gambar, suara, huruf, angka,
matematika, bahasa ataupun simbol-simbol lainnya yang bisa kita gunakan sebagai
bahan untuk melihat lingkungan, obyek, kejadian atau pun suatu konsep.
Lehtonoen, 2000, “In the current culture that is imbued
with mechanically, electronically and digitally duplicated sounds and pictures,
the term ‘text’ covers all the products that make the formation of meanings
possible.”
Lanjut ke pembahasan berikutnya yaitu tentang
Papua. Ada beberapa informasi yang harus dijelaskan sesuai dengan
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan.
Letak Papua
Papua Barat adalah bagian barat dari
pulau New Guinea. Berbatasan langsung dengan Negara merdeka Papua Nugini dan
menjadi bagian dari Indonesia setelah melalui sebuah proses yang
didiskreditkan, dikenal sebagai ‘Act of Free Choice’ (Tindakan Pilihan Bebas)
pada tahun 1969. Jumlah penduduk di
Papua Barat adalah 3,6 juta, terdiri dari 48.7% orang pribumi dan 51.3%
non-Papua. Penduduk ini meliputi lebih dari 250 kelompok etnis dan bahasa.
Lantas
apakah ada perbedaan antara Papua dan Irian Jaya?
Antara
Papua dan Irian Jaya sebenarnya terdiri dari satu wilayah yang sama.Sejarah
panjang nama Papua:
-
Pada masa kolonial pemerintahan
hindia-belanda èNUGINI BELANDA (Nederlands
Nieuw-Guinea atau Dutch New Guinea).
-
Setelah bergabung dengan Indonesia è
IRIAN BARAT (1969-1973)
-
Oleh SOEHARTO èIRIAN JAYA hingga 2002
-
UU NO.21 TH 2001(otonomi khusus papua) èPAPUA
-
Pd tahun 2003 dibagi ke 2 wilayah:
1.
Bagian timur = Papua
2.
Bagian barat = Irian Jaya
Barat
-
2004 dari Irian Jaya Barat èPapua
Barat (West Papua)
Nama West Papua ini yg sering digunakan OPM (gerakan separatis)
untuk memisahkan diri dari NKRI.
Mungkin perbedaannya
hanya terdapat pada makna dari kata PAPUA & IRIAN JAYA itu sendiri, yaitu;
kepanjangan “IRIAN” yang oleh kelompok separatis diplesetkan menjadi “Ikut
Republik Indonesia Anti Nederland”, yang tak lain hanya gosip. “IRIAN” adalah
nama yang diusulkan oleh seorang pejuang Papua, Frans Kaisiepo, yang berarti
“Sinar yang menghalau kabut”, diambil dari bahasa salah satu suku di Irian.
Di Irian,
terdapat 244 suku dengan 93 bahasa lokal. Kata “PAPUA” yang menggantikan
“IRIAN” malah justru mempunyai konotasi yang buruk, karena berarti “Daerah
hitam tempat perbudakan”. Ironisnya, versi kaum separatis, nama itu lebih
disukai karena dianggap memberikan semangat kepada perjuangan kemerdekaan
mereka.
Pada
tahun 1949, Belanda menyerahkan kedaulatan atas Hindia Belanda ke
Indonesia. Namun, pada tahun 1961, elit baru yg terdidik dari
papua barat, dipandu oleh Belanda suatu legislatif nasional, disebut New Guinea
dibentuk, serta sebuah bendera (bintang kejora, Bintang putih tunggal berlatar
warna merah yang di sisinya tergurat tujuh garis biru dan enam garis putih
horizontal, mewakili jumlah distrik dalam provinsi Papua Barat) dan lagu
nasional dikenalkan (hai tanah ku papua). Ini dikibarkan secara resmi pada 1
desember 1961. Inilah yang menjadi acuan
para nasionalis papua barat untuk legitimasi lahirnya kemerdekaan Papua Barat
OPM.
OPM
pada awalnya adalah reaksi orang-orang Papua atas sikap pejabat-pejabat asal
Indonesia yang mengecewakan mereka sejak tahun 1963. Perlawanan secara
bersenjata pertama kali diluncurkan di Kebar, Manokwari 26 Juli 1965. Dipimpin oleh Johannes Djaumbuani dengan
kekuatan 400 orang(Papua menggugat, 2006).
OPM dibiayai oleh Amerika Serikat.
Oleh karena tindakan tersebut,
Soekarno khawatir atas pengklaiman wilayah papua oleh belanda. Maka pada 19 desember 1961, di
Yogyakarta. Soekarno berpidato yang
isinya lebih dikenal dengan trikora.
(a)
bubarkan pembentukan negara boneka Irian Barat buatan Belanda;
(b)
kibarkan bendera Sang Merah Putih di Irian Barat; dan
(c)
persiapkan mobilisasi umum untuk mempertahankan kemerdekaan dan kesatuan
bangsa.
Lebih
lengkap tentang isi pidato dari Ir.
Soekarno
“…Hei, engkau, pemuda-pemuda keluaran
dari AMN! Sekarang berdiri di hadapan saya. Saya melantik kamu sekalian, resmi
menjadi perwira-perwira angkatan perang kita. Ketahuilah hei kamu, kewajibanmu
sekarang ini lebih berat daripada yang sudah-sudah. Sekarang ini engkau menjadi
pemimpin-pemimpin daripada Angkatan Perang Republik Indonesia. Dan, sekarang
ini Angkatan Perang Republik Indonesia sudah mendapat perintah dari saya untuk
menyiap-nyiapkan diri agar supaya setiap waktu saya memberi perintah, masuk ke Irian
Barat untuk memerdekakan Irian Barat itu. Maka engkau juga, hei pemuda-pemuda
keluaran Akademi Militer Nasional, bersiap-siaplah oleh karena sebagaimana tadi
saya katakan, sudah saya perintahkan kepada segenap Angkatan Perang Republik
Indonesia, baik Angkatan Darat maupun Angkatan Udara, maupun Angkatan Laut,
supaya menyiap-nyiapkan diri agar setiap waktu saya memberi komando kepadamu,
engkau bebaskan Irian Barat dari cengkeraman imperialisme Belanda.
Nah, apa komando saya? Dengarkan
saudara-saudara! Komando saya dengan tegas ialah: gagalkan, hai seluruh rakyat
Indonesia, gagalkan pendirian Negara Papua itu! Apa komando saya lagi? Hei
seluruh rakyat Indonesia, kibarkan bendera Sang Saka Merah Putih di Irian Barat
itu! … Siap sedialah, akan datang mobilisasi umum! Mobilisasi umum yang
mengenai seluruh rakyat Indonesia untuk membebaskan Irian Barat sama sekali
daripada cengkeraman imperialisme Belanda. Saudara-saudara, inilah bunyi
komando saya. Jalankan komando saya ini!”
(Bung
Karno, Alunalun Yogya, Selasa, 19 Des 1961, pukul 09 pagi, hujan deras dan
lautan manusia, serukan Komando Trikora didepan para sersan mayor taruna dari
Akademi Militer Nasional (AMN) Magelang dan Bandung yg baru akan dilantik.
Terdiri atas 38 korps infanteri (Inf), 51 korps kavaleri (Kav), 59 korps
artileri (Art), 144 korps zeni (Czi). Termasuk Letda Inf ZA Maulani, Letda Kav
TB Silalahi, Letda Art Suryatna Subrata, Letda Czi Piere Tendean)
Lebih banyak
orang mengenal Papua karena kekayaan alamnya. Salah satunya adalah kekayaan
tambang bawah tanah. Kekayaan alam yang melimpah di Papua membuat banyak
pihak.
Tujuan dari Belanda(negara-negara lain)
ingin menguasai Papua adalah karena kekayaan alam yang dimilki oleh alam
Papua. Seperti yang dikatakan oleh Noam
Chomsky “Amerika Serikat dan Australia sebagai aktor utama dibalik skandal Papua
Barat karena kepentingan atas sumberdaya alam di Papua Barat. Indonesia,
hanyalah sebuah negara yang disupport oleh Amerika Serikat untuk menjalankan
skandal tersebut. Hal yang sama juga terjadi pada kasus Timor Leste yang
“dimainkan” oleh Australia.”
OPM dibentuk 2 tahun kemudian
setelah pada tahun 1962-1963 wilayah Papua barat di pegang kekusaan sementara
oleh UNTEA (United Nations Temporary Executive Authority). Tepatnya pada 26 juli 1965 bendera OPM
dikibarkan. Namun ini berhasil
digagalkan, papua jatuh ditangan Indonesia kembali atas kepemimpina Mayjen
Soeharto.
Will you personally support Papua to become a newly
seperated country? Why?
Jika
membawa jiwa nasionalis Indonesia, sudah barang tentu saya tidak setuju dengan
pembentukan negara baru Papua. Walau
bagaimanapun Papua adalah salah satu kepulauan yang melengkapi indahnya susunan
Indonesia. Dari Sabang sampai
MERAUKE. Papua hilang, hilang jualah
ujung NKRI.
Namun,
jika membaca informasi-informasi mengenai kenyataan tentang Papua, apa yang
sebenarmya terjadi, apa yang mereka rasakan, apa keinginan mereka dan
sebagainya, miris. Mereka hanya ingin
hidup tanpa tekanan dan penindasan.
Beberapa tinta hitam Indonesia yang telah ditorehkan terhadap Papua;
-
Hak asasi manusia diserang
terus menerus
pelanggaran luas hak asasi manusia – termasuk
pembunuhan kilat, penyiksaan, penghilangan serta penangkapan sewenang-wenang –
dilakukan oleh pasukan keamanan Indonesia. Ribuan orang diperkirakan tewas atau
meninggal sebagai dampaknya selama masa pemerintahan Indonesia. Papua Barat merupakan salah satu daerah
termiskin dalam hal tingkat kemiskinan dan indikator pembangunan manusia,
dengan keprihatinan serius pada tidak memadainya pelayanan kesehatan, kematian
ibu dan anak, HIV / Aids dan rendahnya tingkat pencapaian pendidikan.
-
Eksploitasi sumber daya
Eksploitasi sumber daya alam yang
melimpah di Papua Barat serta pencaplokan lahan berskala besar secara
sistematis untuk proyek-proyek agribisnis oleh Indonesia dan kepentingan bisnis
internasional telah menjadi penyebab utama ketegangan dan konflik.
-
Pendekatan Militer/Keamanan
yang berlaku
Operasi militer dan pendekatan
tangan-besi dalam bidang keamanan menimbulkan ancaman serius terhadap hak asasi
manusia dan kehidupan masyarakat Papua. Sebuah budaya kekerasan telah
dikembangkan terkait dengan keyakinan aparat keamanan bahwa aktivitas politik
serta advokasi untuk hak-hak orang Papua adalah selalu berhubungan dengan
agenda separatis dan harus dihadapi dengan tindakan yang keras.
-
Kebebasan berekspresi
diabaikan
Dibawah ini adalah harapan rakyat
Papua terhadap pemerintahan Indonesia yang tergabung dalam organisasi
GEMPAR. Puluhan mahasiswa yang tergabung
dalam Gerakan Mahasiswa Pemuda dan Masyarakat (GEMPAR) Papua kembali menggelar
aksi damai dalam rangka memeringati hari Hak Asasi Manusia (HAM) sedunia yang
jatuh hari ini. Dalam aksi ini, Gempar
menuntut kepada pemerintah Indonesia agar mengungkap segala bentuk pelanggaran
HAM yang dilakukan TNI/Polri terhadap masyarakat sipil di Papua sejak tahun
1961 hingga kini.
-
Gempar Papua menyampaikan delapan tuntutan, berikut:
-
Pertama, stop penangkapan masyarakat sipil
dan aktivis.
-
Kedua, Tuntutan HAM sebagai jati diri
orang asli Papua, maka stop pelanggaran HAM.
-
Ketiga, Otsus plus adalah pelanggaran HAM
terbesar bagi rakyat Papua.
-
Keempat, pemerintah Jakarta TNI/POLRI stop
melakukan tindakan pelanggaran HAM pemerintah Papua dan Komnas HAM segera
mengusut tuntas kasus pelanggaran HAM di Papua.
-
Kelima, Pemeritah NKRI harus bertanggung
jawab atas pelanggaran HAM yang terjadi di tanah Papua.
-
Keenam, Stop pelanggaran HAM di Tanah
Papua. Otsus 2001 daerah otonomi baru UP4B Otsus Plus.
-
Ketujuh, Stop penangkapan terhadap
masyarakat sipil dan aktivis mahasiswa dengan sewenang-wenang tanpa bukti.
-
Kedelapan, Pembunuhan terhadap masyakat Papua
kasus Wamena, Wasior, Abepura, Biak berdarah adalah bentuk pelanggaran HAM.
Jika benar itu semua yang terjadi,
jiwa nasionalisme pun luntur. mungkin
apa yang mereka perjuangkan benar.
Pantas saja jika mereka menginginkan kemerdekaan, karena di negara
merdeka yang ia tinggali saat ini, mereka tetaplah terjajah. Terjajah oleh kediktatoran para penguasa
Mereka berhak hidup dengan kepemilikan kekayaan yang mereka miliki, dengan
hak-hak mereka. Indonesia, jika ingin
Papua menjadi bagian dari kita.
Rangkul. Jaga. Lindungi mereka.
Kesimpulan
dari pembahasan yang saya tulis adalah adanya pola hubungan kedaerahan yang
menyisakan satu daerah yang belum tuntass penyelesaiannya. Daerah itu tidak lain dan tidak bukan adalah
Papua. Sejak awal, uppaya penyelesaian Papua sudah memperlihatkan dimensi
internasional. Namun dalam
perkembangannya, posisi Papua semakin termarjinalkan di antara sejumlah pihak
yang berkepentingan. Kita harus lebih
banyak mendengar suara-suara oarang asli Papua.
Orang papua tidak menadahkan tangan untuk dikasihani. Yang mereka perlukan adalah dihargai, dan
diberikan apa yang merupakan hak mereka.
Masih
banyak kekurangan dalam membahas artikel ini dengan memposisikan diri sebagai
reader seperti kurangnya informasi yang didapatkan, bahasa artikel yang terlalu
tinggi sehingga terkendala di pemahaman.
Namun kelebihannya adalah saya lebih bisa memahami tiap-tiap sentence
setelah ditelaah satu persatu. Jadi
mampu mendapatkan banyak informasi dari hanya satu kalimat tersebut.
REFERENSI
Jurnalistik
Kompas. 2008. Ekspedisi
Tanah Papua. Jakarta: Kompas Media
Nusantara.
Lehtonen, M. (2000). The cultural analysis of text. London:
Sage publication.
Iry, Ans Gregory da. 2009. Dari
Papua Meneropong Indonesia. Grasindo.
LIPI.
2006. Jurnal Penelitian Politik : PAPUA MENGGUGAT.
Waterson Allise & Maria D. Vesperi. 2009. Anthropology off the shelf: Antropologists on Writing. UK: Blackwell Publishing Ltd.
Voice Of Baptist Papua on May 7, 2012 | 7:44. Konflik Papua Barat
di dorong jadi agenda global. Message
posted toRadioaustralia.net.au/international/
http://tangisantanah.blogspot.com/2009/05/sejarah-opm-organisasi-papua-merdeka.htmldikutip hari Jumat pukul 20.06
Suara
Kolaitaga on Wednesday, 13 March 2013. Sejarah Kembalinya Irian Jaya (Papua
Barat ) ke Indonesia. Message posted to


Subscribe to:
Post Comments (Atom)