Sunday, April 6, 2014

Membaca dan Barulah Bisa Mengeksplornya


Class Review 8
Membaca dan Barulah Bisa Mengeksplornya
(By. Nur Auliya Rahmawati)
Pada pertemuan ke 9 ini, saya memulai kembali untuk menuliskan Class Review yang selanjutnya. Dipertemuan minggu lalu, cukup membuat saya merasa lega dan membuat tangan saya untuk beristrahat sejenak. Karena apa? Pada pertemuan minggu lalu, setelah 1 minggu free dari class review. Minggu ini adalah Reading time. Maksudnya yaitu kita akan jauh lebih cape bahkan lelah untuk menaiki bukit yang sangat curam. Sungguh pengorbanan yang sangat extra. Target utama untuk 2 minggu ke depan sebelum menuju argumentative essay yaitu 2 minggu untuk reading time dan selanjutnya adalah Argumentatif Essay. Mengapa kami diharuskan untuk membaca, membaca dan membaca? karena berdasarkan evaluasi tengah semester kemarin, Mr lala merasa sedikit kecewa dengan hasil argumen dan tuliskan yang kami buat.

Maka dari itu kami harus lebih memahami lagi tentang isi teks tersebut. Coba kita lihat, apa yang dimaksud dengan membaca? Membaca adalah kegiatan meresepsi, menganalisa, dan mengintepretasi yang dilakukan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis dalam media tulisan. Kegiatan membaca meliputi membaca nyaring dan membaca dalam hati. Membaca nyaring adalah kegiatan membaca yang dilakukan dengan cara membaca keras-keras di depan umum. Sedangkan kegiatan membaca dalam hati adalah kegiatan membaca dengan seksama yang dilakukan untuk mengrti dan memahami maksud atau tujuan penulis dalam media tertulis. Yaa itulah sekilah tentang arti membaca.
Disebutkan dalam buku Lehtonen Culture of Analysis Text pada halaman 48-56 : Dalam Dunia Visual, dalam dunia gambar, memiliki peran utama dalam akhir budaya modern, karena telah membuat kehidupan kesehariaan dalam bergambar dengan cara yang sangat penting. Kemudian, Istilah teks meliputi semua produk yang membuat pembentukan makna. Namun tidak berarti bahwa pembicara, tertulis, dan visual teks dapat belajar dengan metode yang sama. Dalam pembicara(Speaking) dan bahasa tertulis( writing) hubungan antara ditandai dan menandakan adalah konvensial bahkan bersifat (pemisah). Sebuah gambar dapat menandakan sesuatu pada prinsip dasarnya. Gambar (Visual) berbeda dengan writing dan speaking dalam bahasa signifikasi cara tertentu yaitu :
1.      Gambar dikatakan sebagai indek (petunjuk) indeks yang dimaksudkan adalah sebuah tanda didalam sebuah hubungan yang nyata.
2.      Gambar ini dikatakan menyerupai objek mereka, mereka adalah tanda kesederhanaan seseorang. Fiktif gambar mungkin memiliki hubungan yang nyata untuk objek mereka. Gambar adalahsuatu teks mereka sendiri. Mereka bersandar pada suatu bahasa visual yang memiliki aturan, aturan tersebut mengenai bentuk dan warna.(Lehtonen,2000:56).
Didalam buku Ken Hyland juga terdapat pada halaman 78 yaitu : untuk mengumpulkan data tentang berbagai kebutuhan guru cenderung untuk menarik pada berbagai sumber dan metode yang berbeda. Jordan (1997), misalnya, berisi empat belas berbeda prosedur untuk mengumpulkan data kebutuhan, termasuk self-assessment siswa, kelas kemajuan tes dan penelitian sebelumnya, sedangkan Brown (1995) daftar dua puluh empat, pengelompokan mereka ke dalam enam kategori utama: informasi yang ada, tes, observasi, wawancara, pertemuan dan kuesioner. Anehnya, tidak menyebutkan mengumpulkan dan menganalisis teks otentik, sekarang dianggap sebagai sumber utama informasi tentang situasi sasaran. Mungkin pendekatan yang paling banyak digunakan adalah:
*      Kuesioner,
*      Analisis otentik teks lisan dan tulisan,
*      Terstruktur wawancara,
*      Pengamatan,
*      konsultasi informal dengan dosen, pelajar, guru EAP lainnya,
*      Hasil penilaian.
Selanjutnya yaitu Teks dari S. Eben Kirksey yang menceritakan kembali tentang Papua Barat. Berikut adalah beberapa pengetahuan tentang papua : Papua Barat (sebelumnya Irian Jaya Barat disingkat Irjabar) adalah sebuah provinsi Indonesia yang terletak di bagian barat Pulau Papua. Ibukotanya adalah Manokwari. Nama provinsi ini sebelumnya adalah Irian Jaya Barat yang ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 45 Tahun 1999. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2007 tanggal 18 April 2007, nama provinsi ini diubah menjadi Papua Barat. Papua Barat dan Papua merupakan provinsi yang memperoleh status otonomi khusus.
Wilayah provinsi ini mencakup kawasan kepala burung pulau Papua dan kepulauan-kepulauan di sekelilingnya. Di sebelah utara, provinsi ini dibatasi oleh Samudra Pasifik, bagian barat berbatasan dengan provinsi Maluku Utara dan provinsi Maluku, bagian timur dibatasi oleh Teluk Cenderawasih, selatan dengan Laut Seram dan tenggara berbatasan dengan provinsi Papua. Batas Papua Barat hampir sama dengan batas Afdeling ("bagian") West Nieuw-Guinea ("Guinea Baru Barat") di masa Hindia Belanda. Provinsi Papua Barat ini meski telah dijadikan provinsi tersendiri, namun tetap mendapat perlakuan khusus sebagaimana provinsi induknya. Provinsi ini juga telah mempunyai KPUD sendiri dan menyelenggarakan pemilu untuk pertama kalinya pada tanggal 5 April 2004.
Provinsi ini mempunyai potensi yang luar biasa, baik itu pertanian, pertambangan, hasil hutan maupun pariwisata. Mutiara dan rumput laut dihasilkan di kabupaten Raja Ampat sedangkan satu-satunya industri tradisional tenun ikat yang disebut kain Timor dihasilkan di kabupaten Sorong Selatan. Sirup pala harum dapat diperoleh di kabupaten Fak-Fak serta beragam potensi lainnya. Selain itu wisata alam juga menjadi salah satu andalan Irian Jaya Barat, seperti Taman Nasional Teluk Cenderawasih yang berlokasi di kabupaten Teluk Wondama. Taman Nasional ini membentang dari timur Semenanjung Kwatisore sampai utara Pulau Rumberpon dengan panjang garis pantai 500 km, luas darat mencapai 68.200 ha, luas laut 1.385.300 ha dengan rincian 80.000 ha kawasan terumbu karang dan 12.400 ha lautan.
Operasi Trikora (Tri Komando Rakyat) adalah konflik 2 tahun yang dilancarkan Indonesia untuk menggabungkan wilayah Papua bagian barat. Pada tanggal 19 Desember 1961, Soekarno (Presiden Indonesia) mengumumkan pelaksanaan Trikora di Alun-alun Utara Yogyakarta. Soekarno juga membentuk Komando Mandala. Mayor Jenderal Soeharto diangkat sebagai panglima. Tugas komando ini adalah merencanakan, mempersiapkan, dan menyelenggarakan operasi militer untuk menggabungkan Papua bagian barat dengan Indonesia. Setelah penggabungannya yaitu tebentuknya patung yang ada diJakarta. Patung di Jakarta ini artinya yaitu untuk merayakan "pembebasan" Papua barat.
Setelah Papua bagian barat digabungkan dengan Indonesia sebagai Irian Jaya, Indonesia mengambil posisi sebagai berikut :
  1. Papua bagian barat telah menjadi daerah Republik Indonesia sejak 17 Agustus 1945 namun masih dipegang oleh Belanda
  2. Belanda berjanji menyerahkan Papua bagian barat kepada Indonesia dalam Konferensi Meja Bundar
  3. penggabungan Papua bagian barat dengan Indonesia adalah tindakan merebut kembali daerah Indonesia yang dikuasai Belanda
  4. penggabungan Papua bagian barat dengan Indonesia adalah kehendak rakyat Papua.
Hal ini diajarkan di sekolah dan ditulis dalam buku teks sejarah nasional.
Setelah Jendral Soeharto menjadi Presiden Indonesia,
Freeport Sulphur adalah perusahaan asing pertama yang diberi izin tambang dengan jangka waktu 30 tahun mulai dari tahun 1981 (walaupun tambang ini telah beroperasi sejak tahun 1972), dan kontrak ini diperpanjang pada tahun 1991 sampai tahun 2041. Setelah pembukaan tambang Grasberg pada tahun 1988, tambang ini menjadi tambang emas terbesar di dunia. Penduduk setempat dengan bantuan Organisasi Papua Merdeka memprotes berbagai tindakan pencemaran lingkungan hidup dan pelanggaran Hak Asasi Manusia yang dilakukan Freeport dan pemerintah Indonesia dengan berbagai cara, termasuk peledakan pipa gas dan penculikan beberapa pegawai Freeport dari Eropa dan Indonesia pada tahun 1996. Dalam kejadian ini, 2 tawanan dibunuh dan sisanya dibebaskan.
Pada tahun 1980-an, Indonesia memulai gerakan transmigrasi, di mana puluhan ribu orang dari pulau Jawa dan Sumatera dipindahkan ke provinsi Irian Jaya dalam jangka waktu 10 tahun. Penentang program ini mencurigai usaha Indonesia untuk mendominasi provinsi Irian Jaya dengan cara memasukkan pengaruh pemerintah pusat. Pada tahun 2000, presiden Abdurrahman Wahid memberi otonomi khusus kepada provinsi Papua untuk meredam usaha separatis. Provinsi ini kemudian dibagi dua menjadi provinsi: Papua dan Irian Jaya Barat (sekarang Papua Barat) melalui instruksi Presiden Megawati Soekarnoputri pada tahun 2001.
Perlu diingat bahwa PAPUA dan irian jaya pada dasarnya sama hanya saja ada perbedaan dari nama dan ideology. Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera) adalah referendum yang diadakan pada tahun 1969 di Papua Barat yang untuk menentukan status daerah bagian barat Pulau Papua, antara milik Belanda atau Indonesia. Pemilihan suara ini menanyakan apakah sisa populasi mau bergabung dengan Republik Indonesia atau merdeka. Para wakil yang dipilih dari populasi dengan suara bulat memilih persatuan dengan Indonesia dan hasilnya diterima oleh PBB, meskipun validitas suara telah ditantang dalam retrospeksi.
Selanjutnya disini saya akan menuliskan tentang hasil diskusi saya dan teman-teman didalam kelas Writing. Dilihat dari segi judulnya terlebih dahulu, banyak sekali makna yang berbeda dalam perseorangan. Judulnya yaitu : “ Don’t Use Your Data as a Pillow “ artinya yaitu Janganlah gunakan data kamu sebagai bantal. Pembahasan yang pertama akan didiskusikan yaitu judul,  kemudian menurut teman-teman saya yaitu sebagai berikut :
Eka B : jikalau kita mempunyai data harus mampu (bisa) diexplor.
Fitri : perumpamaan fitri yaitu Field, maksudnya yaitu kita harus bisa mengolah data tersebut dan bisa menggali lagi apa yang belum terungkap.
Rahma : Data banyak sekali menyimpan sejarah, apalagi sejarah yang belum terungkap.
Dwi ayu : judulnya adalah sebuah perumpamaan bagi sang penulis itu sendiri.
Reni : Data sebagai sejarah, Pillownya sebagai sandaran saja dan hanya diketahui oleh dirinya sendiri.
Kesimpulan : jadi banyak sekali sejarah diIndonesia yang harus kita ungkap. Jangan hanya disembunyikan dan harus digali lebih dalam lagi.
Sentence 1 (paragraf 1) :
Eka B : persiapan pesta untuk permulaan perjalanan penulis, dilihat dari contoh makanannya yang berasal dari Papua.
Fitri : ada pesta kecil yang menyajikan makanan tradisionalnya.
Rahma : mempersiapkan pesta yang sangat luar biasa.
Dwi ayu : ciri khas makanan Papua.
Reni : pesta perpisahan, kita harus menyiapkan yang enak dan luar biasa.                                 
Kesimpulan : ada sebuah pesta yang dimana banyak sekali makanan yang luar bisa yang mereka punyai di Papua itu sendiri.
Sentence 2 :
Eka B : pesta ini ditandai untuk mengakhiri penelitian.
Fitri : dengan rendah hati Denny mengorganisir pesta ini.
Rahma : sebagai bentuk apresiasi akhir penelitian pada Mei 2003.
Dwi ayu : deni Yomaki mewakili masyarakat Papua dalam mengatur pesta
Reni : memberikan sebuah kesan pesta pada Eben. Kegiatan hanya diberikan untuk hasil akhir.
Kesimpulan : pesta yang sangat spesial.
Dari semua pembahasan diatas, dapat ditarik kesimpulannya bahwa semua informasi yang ada ataupun hal lain yang bisa dijadikan data, patut kita cari kebenarannya. Jangan hanya mendata yang tidak valid (yang tidak sesuai). Kita harus mencari kebenarannya melalui survey terlebih dahulu. Sehingga data tersebut bisa dipakai ketika kita melakukan research. Semoga dengan dibahasnya artikel yang berjudul Don’t Use Your Data as a Pillow dari S. Eben Kirksey, kita bisa mengambil apa saja yang belum kita ketahui. Karena pasti kita akan menggali dan mencari lagi tentang isi teks tersebut. Perlu diingat bahwa data bukanlah sebagai pajangan atau sandaran diwaktu tidur nyenyak saja. Akan tetapi data haruslah menjadi sesuatu yang bermanfaat dan sangat penting untuk mengungkap suatu Kebenaran. Semoga apa yang kita lakukan bisa mengulas kembali dan membuka memori yang telah dilupakan.
Referensi :
1.      Lehtonen, Miko. 2000. The Cultural Analysis of Text. London: Sage Publications
2.      Hyland, Ken. 2006. English for Academic Purposes. London: Routledge
3.      Artikel yang berjudul “Don’t Use Your Data as a Pillow” yang ditulis oleh S. Eben Kirksey


Comments
0 Comments

0 Comments:

Post a Comment