Sunday, April 6, 2014

Reading : reveal data


 8th Class review
Tanggal 04 April 2014 adalah pertemuan ke 9 di mata kuliah writing 4 sekaligus petualangan baru yang akan kami lewati setelah satu pekan istirahat. Pertemuan kali ini membahas mengenai pentingnya membaca sebelum kita membuat sebuah karya tulis. Membaca merupakan suplemen yang akan memperkuat tulisan kita. Untuk dapat memperoleh suplemen itu kita harus bisa menjadi pembaca yang hebat.Maka dari itu, kemampuan membaca kita harus dilatih dengan baik.  Teks bacaan yang berjudul “ Don’t use a data as a pillow” akan menjadi bahan diskusi untuk melatih kemampuan membaca yang kita miliki. Strategi yang akan dilakukan adalah dengan cara teamwork. Masing-masing grup terdiri dari lima orang. Cara ini akan mempermudah kami untuk menghindari kesalahan-kesalahan kecil yang bisa muncul. Meskipun hanya kesalahan kecil tetapi akan berdampak sangat besar terhadap karya tulis. Misalnya saja ketika kita makan makanan yang berkuah dan ternyata di dalamnya terdapat jarum yang kecil, hal itu bisa saja akan berdampak besar bagi kesehatan kita bahkan mungkin akan mematikan.Mr. lala  jugamengatakan bahwa masyarakat Indonesia memiliki satu kata magic yaitu “ Khilaf”. Kata  yang sering digunakan sebagai tameng ketika seseorang melakukan kesalahan dan ini hanya dimilki bangsa Indonesia.

Dalam menulis kita juga harus memahami dan memperbaiki attitude, attitude disini tidak hanya mengenai sikap saja tetapi  mengenai kedisiplinan dalam berbagai hal yaitu dalam membaca kita harus memiliki pengetahuan yang luas serta kegiatan ini harus berkelanjutan tidak hanya ketika kita membutuhkannya saja, dalam menulis kita juga jangan sampai melupakan tuhan baik ketika baru dalam proses menemukan ide, merancang tulisan bahkan ketika telah selesai menciptakan karya tulis. Kita bisa mengingat tuhan dengan berbagai cara yaitu berdoa, shalat, dan ibadah lainnya. Tulisan itu pun akan mengeluarkan aura yang positif.
Kegiatan pada pertemuan kali ini yaitu berdiskusi tentang teks “ don’t use a data as a pillow”  karya  S. Eben Kirksey yang dibahas secara kelompok. Kami diminta untuk mengupas lebih dalam mengenai  makna dari judul dan  makna kalimat per kalimat dalam  per paragrafnya  menurut pendapat masing – masing, setelah itu baru disimpulkan dari seluruh pendapat anggota kelompoknya. Hasil diskusi kelompok sayamengenai teks tersebut adalah sebagai berikut :

Title                 : “ Don’t use data as a pillow”
-          Nurul               :  Judul tersebut  memiliki  makna  jika kita memiliki sebuah data gunakanlah data tersebut jangan menjadikan sebagai sesuatu yang tidak berguna.
-          Mega               :  Judul tersebut memilki makna jika kita memilki data seharusnya dibuat lebih lengkap dan mencari sumber  yang lebih detail.
-          Santiara dan Susi: Jangan menggunakan data hanya untuk kepentingan bisnis saja
-          Meta                : Seseorang yang sudah mendapatkan data tetapi data yang di dapatnya hanya dismpan saja tidak digunakan.
Kesimpulan           : Pillow adalah hanya sebatas symbol dari kenyamanan, seseorang biasanya menggunakan pillow untuk diri mereka sendiri. Jadi makna dari judul tersebut adalah jika kita seorang peneliti jangan mengunakan data untuk kepentingan pribadi tetapi berbagi dengan pembaca yang lebih luas.
Sentence 1 :
-          Meta                : Terdapat pesta perpisahan yang menyediakan berbagai macam makanan tradisional.
-          Nurul               : Pada saat Eben akan meninggalkan Papua, Eben dan masyarakat di Papua mengadakan pesta perpisahan.
-          Susi&Santiara : Melihat diadakannya sebuah pesta perpisahan yang di laksanakan oleh Eben dan masyarakat Papua, kita bisa melihat bahwa di mata orang Papua Eben itu adalah seseorang yang berjasa.
-          Mega               : Pesta perpisahan di laksanakan untuk menyambut keberhasilan dan sekaligus salam perpisahan kepada Eben.
Kesimpulan           : Party for celebration a hero.
Sentence 2 :
-          All                   : Pesta ini diatur oleh Denny Yomaki, salah satu pekerja human rights (HAM) untuk menandai berakhirnya penelitian Eben di Papua .
Kesimpulan : Pesta yang mewah menurut masyarakat papua, pantas diadakan untuk Eben. Pesta ini diatur oleh Denny Yomaki, salah satu pekerja human rights (HAM) untuk menandai berakhirnya penelitian Eben di Papua pada bulan mei tahun 2003.
Inilah hasil diskusi per kelompok mengenai makna sebuah data dan pillow dalam teks “ Don’t use a data as pillow” :
Nama Kelompok
Makna sebuah “Data” dan “Pillow”
Kelompok 1
-          Data = disini dimaknai dengan sebuah pengetahuan.
-          Pillow = sebuah bantai yang dijadikan untuk sebuah sandaran. tradisi dan kemudian adat.
Kelompok 2
-          Data = diartikan dalam sebuah pengetahuan dan sebuah fakta.
-          Pillow = sebuah pengantar untuk mnuju sebuah akhir.
Kelompok 3
-          Data  = sebuah fakta
-          Pillow = pengantar akhir.
Kelompok 4
-          Data  = sebuah bukti-bukti pengentahuan yang bersejarah.
-          Pillow = bermakna disembunyikan tidak diekspor.
Kelompok 5
-          Data  = bukan hanya dijadikan sebuah ornamen.
Kelompok 6
-          Data  = hasil akhir disebuah penelitian yang sengaja mengadakan sebuah penelitian ada momen yang  berkesan dari seorangpenulis.
Kelompok 7
-          Data = harus digunakan sebagai problem solving
-          Pillow = symbol dari kenyamanan, seseorang biasanya menggunakan pillow untuk diri mereka sendiri. Jadi makna dari judul tersebut adalah jika kita seorang peneliti jangan mengunakan data untuk kepentingan pribadi tetapi berbagi dengan pembaca yang lebih luas.


Dari diskusi yang telah dilakukan kami dapat menyimpulkan bahwa data adalah informasi.Menurut Lehtonen Menurut Lehtonen (2000); data yang berupa informasi itu tertuang dalam beberapa bentuk seperti spoken, written, visual dan kombinasi. Dalam written biasanya informasi itu saling berkaitan atau memiliki intertextuality.  Yaitu pengetahuan yang mengarahkan pembaca untuk menggunakan teks dengan cara tertentu agar lebih mudah membaca beberapa makna didalam teks yang sedang ia gunakan.
Seorang penulis harus bisa menyampaikan makna kepada pembaca secara eksplisit. Produk tulisan (teks) kebanyakan dilatarbelakangi oleh kekuatan budaya si penulis itu sendiri. Tulisan, bahasa dan budaya erat kaitannya dengan sejarah. Bagaimana mungkin sejarah bisa kita kenal sekarang ini tanpa adanya orang-orang berliterasi tinggi yang membudayakan dan menyebarkan  sejarah yang salah satunya itu melalui tulisan. Disamping itu, seorang pembaca pasti memiliki intertextuality sendiri, yaitu pengetahuan yang mengarahkan pembaca untuk menggunakan teks dengan cara tertentu agar lebih mudah membaca beberapa makna didalam teks yang sedang ia gunakan.
Dunia visual, dunia gambar, memiliki peran sentral dalam moderen dan akhir budaya modern. Industrialisasi, kecenderungan kapitalis untuk membuat segala sesuatu menjadi lebih berharga, serta urbanisasi, telah membuat gambaran kehidupan sehari-hari dengan cara yang penting . Gambar telah menjadi 'realitas'. Dalam budaya saat ini yang dijiwai dengan mekanis, elektronik dan digital digandakan suara dan gambar, istilah ' teks ' mencakup semua produk yang membuat pembentukan kemungkinan arti. Namun, hal ini tidak berarti bahwa lisan , tertulis dan visual pada teks dapat dipelajari dengan metode yang sama. Dalam berbahasa dan bahasa tertulis hubungan antara signifier dan signified adalah konvensional, bahkan sewenang-wenang. Dimana gambar yang bersangkutan, situasi adalah berbeda sampai batas tertentu, karena gambar dapat menandakan sesuatu terutama atas dasar bahwa mereka, dalam beberapa hal, menyerupai hal yang mereka tandai.
Harus ditekankan bahwa gambar dan bentuk juga memiliki bahasa mereka sendiri. Seperti bahasa lain, mereka memiliki sendiri kosakata , tata bahasa , sintaksis dan retorika. Tidak seperti lisan dan tulisan bahasa, gambar melintasi perbatasan budaya yang relatif mudah. Dari sudut pandang ini, fakta bahwa globalisasi dan visualisasi budaya terjadi di era yang sama tidak berarti kebetulan. Gambar adalah teks mereka sendiri. Mereka bersandar pada bahasa visual tertentu yang memiliki aturan tata ruang sendiri, serta aturan mengenai warna dan bentuk. Seperti teks-teks lain , mereka tidak representasi rumit dari mereka benda ' karena mereka berada dalam realitas. Tanda-tanda Visual tidak didasarkan pada kesamaan , tetapi mewakili dunia tiga dimensi dengan cara dua dimensi. Visual menampilkan narasi, menyajikan cerita.
Oleh karena itu, ada sejumlah kesamaan antara informasi visual dan verbal. Namun ada juga perbedaan yang signifikan antara mereka. Dalam laporan lisan, mungkin untuk membangun hubungan temporal dengan menggunakan bentuk kata. dalam visual yang narasi, sarana narasi khusus harus digunakan untuk melakukannya. dimana penulis dapat mentransfer ke masa lalu dari waktu di mana novel mengambil tempat dengan hanya beralih dari waktu sekarang ke dalam perfect tense, atau bentuk lampau menjadi sempurna lampau. Seorang sutradara film harus bisa  mengambil kilas balik dan pengambilan sebuah foto individu atau mengembangkan bentuk-bentuk rumit dari narasi visual. Pada sisi lain, dalam sebuah film mungkin memanfaatkan sejumlah besar efek lain, seperti pencahayaan dan musik.

Setelah selesai diskusi ternyata kami masih banyak kekurangan sebagai pembaca, yaitu diantaranya :
-          Kurangnya pengetahuan tentang sejarah.
-          Intensitas membaca yang masih minim.
-          Kurangnya pembendaharaan vocab.

Sedangkan kelebihan yang kami miliki adalah:
-          Kritis terhadap kejanggalan yang terdapat dalam teks tersebut dan mencoba menggalinya lebih dalam.
-          Memiliki rasa ingin tahu yang cukup tinggi untuk mengetahui isi dari teks tersebut.

Inilah Trivia quiz yang akan dibahas dalam class review kali ini:
1)      Apa itu Papua Barat dan dimana ini lokasinya?
2)      Apa perbedaan yang dapat kamu soroti di antara PAPUA dan IRIAN JAYA?
3)      Tahun berapa darat yang memanggil Papua mengintegrasikan ke dalam NKRI?
4)      Apa itu Trikora?
5)      Apakah peran dari Soekarno pada integrasi dari Papua ke dalam NKRI?
6)      Apakah yang  di lakukan kolonial Belanda di Papua?
7)      Apakah peran dari KITA TIDAK dan negara bertetangga kita pada Papua pertikaian?
8)      Apa itu Organisasi Papua Merdeka (OPM) dan yang membiayai mereka?
9)      Akankah kamu secara pribadi mendukung Papua untuk menjadi satu negara seperated baru saja? Kenapa?

Berikut adalah jawaban dari trivia quiz di atas :
Papua Barat  adalah sebuah provinsi Indonesia yang terletak di bagian baratPulau Papua. Ibukotanya adalah Manokwari.Nama provinsi ini sebelumnya adalah Irian Jaya Barat yang ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 45 Tahun 1999. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2007 tanggal 18 April2007, nama provinsi ini diubah menjadi Papua Barat. Papua Barat dan Papua merupakan provinsi yang memperoleh status otonomi khusus.Wilayah provinsi ini mencakup kawasan kepala burung pulau Papua dan kepulauan-kepulauan di sekelilingnya. Di sebelah utara, provinsi ini dibatasi oleh Samudra Pasifik, bagian barat berbatasan dengan provinsi Maluku Utara dan provinsi Maluku, bagian timur dibatasi oleh Teluk Cenderawasih, selatan dengan Laut Seram dan tenggara berbatasan dengan provinsi Papua. Batas Papua Barat hampir sama dengan batas Afdeling ("bagian") West Nieuw-Guinea ("Guinea Baru Barat") di masa Hindia Belanda.
Perbedaan antara nama Papua dan Irian Jaya adalah masalah pergantian nama saja.  Pada mulanya wilayah ini dikenal sebagai Nugini Belanda (Nederlands Nieuw-Guinea atau Dutch New Guinea).  Setelah bergabung dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia Indonesia (NKRI) wilayah ini dikenal sebagai Irian Barat, yang kemudian diganti oleh Soeharto menjadi Irian Jaya pada saat meresmikan tambang tembaga dan emas freeport. Yang kemudian diganti lagi oleh UU No. 21 2011 tentang Otonomi khusus papua menjadi “Papua.”  Namun pada tahun 2003, banyak timbul berbagai protes, akhirnya papua dibagi menjadi dua provinsi oleh pemerintah indonesia, yaitu:  bagian timur tetap memakai nama Papua sedangkan bagian baratnya menjadi Irian jaya (yang setahun kemudian berubah jadi papua barat).  Adapun kepanjangan dari Irian itu sendiri yaitu Ikut Republik Indonesia Anti Netherland.

Operasi Trikora (Tri Komando Rakyat) adalah konflik 2tahun yang dilancarkan Indonesia untuk menggabungkan wilayah Papua bagian barat. Pada tanggal 19 Desember1961, Soekarno (Presiden Indonesia) mengumumkan pelaksanaan Trikora di Alun-alun Utara Yogyakarta. Soekarno juga membentuk Komando Mandala.Mayor JenderalSoeharto diangkat sebagai panglima.Tugas komando ini adalah merencanakan, mempersiapkan, dan menyelenggarakan operasi militer untuk menggabungkan Papua bagian barat dengan Indonesia.
            Mengapa Soekarno sangat “keras kepala” dalam merebut wilayah Papua Barat untuk memasukannya ke dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia?Soekarno mempunyai empat alasan utama dalam pencaplokan Papua Barat ke wilayah Indonesia.Keempat alasan itu adalah klaim yang dipegang oleh Indonesia sebagai tindakan pembenaran kekuasaan atas wilayah Papua Barat. Keempat klaim itu adalah:
1. Papua Barat dianggap sebagai bagian dari kerajaan Majapahit.
2. Kepulauan Raja Ampat di daerah kepala burung, Papua Barat, oleh sultan Tidore dan Soekarno diklaim sebagai bagian dari Kesultanan Tidore. Kesultanan Tidore diklaim oleh Soekarno sebagai bagian dari daerah “Indonesia Bagian Timur”.
3. Papua Barat diklaim sebagai bagian dari negara bekas Hindia Belanda.
4. Soekarno yang anti barat ingin menghalau pengaruh imperialisme barat di Asia Tenggara. Di samping itu, Soekarno memiliki ambisi hegemoni untuk mengembalikan kejayaan kerajaan Majapahit (ingat: “Ganyang Malaysia”), termasuk Papua Barat yang ketika itu masih dijajah oleh Belanda. Mungkin juga Soekarno memiliki perasaan curiga, bahwa pemerintah Nederlands Nieuw Guinea di Papua Barat akan merupakan benteng Belanda untuk sewaktu-waktu dapat menghancurkan Negara Indonesia. Hal ini dihubungkan dengan aksi militer Belanda yang kedua (tweede politionele aktie) pada 19-12-1948 untuk menghancurkan negara RI.

Lalu, pada tanggal 19 Desember 1961, presiden Soekarno mengumumkan Tri Komando Rakyat (TRIKORA), yang isinya sebagai berikut:
1.      Gagalkan pembentukan negara boneka Papua buatan Belanda.
2.      Kibarkanlah sang Merah Putih di Irian Barat tanah air Indonesia.
3.      Bersiaplah untuk mobilisasi umum mempertahankan kemerdekaan dan persatuan tanah air dan bangsa.
Tujuan negara belanda membentuk negara-negara serikat/boneka adalah;
a. agar mudah untuk pengawasan
b. untuk melaksanakan sistem desentralisasi
c. agar mudah untuk menanamkan pengaruhnya
d. mencari dukungan untuk menegakkan kembali kekuasaan belanda di  indonesia.
Organisasi Papua Merdeka (disingkat OPM) adalah sebuah organisasi yang didirikan tahun 1965 dengan tujuan membantu dan melaksanakan penggulingan[1] pemerintahan yang saat ini berdiri di provinsi Papua dan Papua Barat di Indonesia, sebelumnya bernama Irian Jaya,[2]memisahkan diri dari Indonesia, dan menolak pembangunan ekonomi dan modernitas.[3] Organisasi ini mendapatkan dana dari pemerintah Libya pimpinan Muammar Gaddafi dan pelatihan dari grup gerilyaNew People's Army beraliran Maois yang ditetapkan sebagai organisasi teroris asing oleh Departemen Keamanan Nasional Amerika Serikat.[3]
Organisasi ini dianggap tidak sah di Indonesia.Perjuangan meraih kemerdekaan di tingkat provinsi dapat dituduh sebagai tindakan pengkhianatan terhadap negara.[4] Sejak berdiri, OPM berusaha mengadakan dialog diplomatik, mengibarkan bendera Bintang Kejora, dan melancarkan aksi militan sebagai bagian dari konflik Papua. Para pendukungnya sering membawa-bawa bendera Bintang Kejora dan simbol persatuan Papua lainnya, seperti lagu kebangsaan "Hai Tanahku Papua" dan lambang nasional.Lambang nasional tersebut diadopsi sejak tahun 1961 sampai pemerintahan Indonesia diaktifkan bulan Mei 1963 sesuai Perjanjian New York.
Kesimpulan dari pembahasan diatas adalah bahwa data yang kita peroleh tidak mutlak kebenarannya, sehingga kita perlu mencari informasi lain untuk membuktikan keabsahannya. Jangan sampai data yang ada hanya dijadikan sebagai sebuah hiasan atau pajangan saja tetapi bisa kita gunakan sebagai problem solving.Data seharusnya di eksplorasi dan di kembangkan agar tidak menjadi sebuah sandaran untuk kenyamanan saja.Untuk bisa mengetahui data yang akurat kita harus memiliki kemampuan baca yang baik. Kemampuan membaca akan sesuai dengan reading experience yang kita miliki. Hal ini agar akan meminimalisir kesalahan-kesalahan kecil yang mungkin terjadi.


Reference :
Lehtonen, Miko. 2000. The Cultural Analysis of Text. London: Sage Publication

Comments
0 Comments

0 Comments:

Post a Comment