Sunday, April 6, 2014

“Hilangnya Kebenaran di Bumi PAPUA”


Cirebon, 4 April 2014
Fitri Nurhelawati
“Hilangnya Kebenaran di Bumi PAPUA”
Meaning and power
The above does not mean that the 500-year-long history of printing and
books – nor the couple of hundred years’ briefer history of the press – was
a peaceful and conflict-free evolution. Throughout time, the development
of written sign languages has incorporated a struggle over who is allowed
to use these systems and for what purposes.
(lehtonen, 2000: 55)
            Pada pertemuan kali ini jantung kami kembali berdetak kencang. Perasaan campur sari pun muncul, setelah seminggu rehat dari tantangan dan akhirnya kamipun bertemu kembali dengan tantangan ini. Fokus kami sepertinya sedikit hilang, namun kami harus memperbaikinya karena minggu ini saatnya “reading time”.

            Fokus kami harus tetap terjaga karena dalam reading tidak boleh ada hal yang terlewat sedikit pun, terutama dalam menguak hal-hal yang tersembunyi dalam kata-kata reading itu. Seperti yang milan kundera katakan bahwa menulis itu memecahkan /menghancurkan sesuatu di balik sesuatu. Untuk beberapa minggu kedepan kami akan lebih kerja keras karena kami meguak dan mencari meaning dari kata-kata yang sulit yang ada dalam buku-buku yang kami baca, lalu kami tulis apa yang telah kami kuak tersebut. Menguak hal-hal baru itu sulit, naka dari itu Mr. Lala mengatakan agar kami harus meningkatkan kefokusan kami untuk masuk kedalam the best class.
            Point dalam reading time kali ini adalah kita harus constant terhadap kualitas pekerjaan kita. Kita harus kuat mempertahankan dan mengembangkan kemampuan kita agar kita tidak terlempar dari kelas writing kali ini. Pokoknya dalam semester ini kita butuh kerja keras dan kita harus constan dan menjaga komitmen dalam menulis.
            Menurut Mr. Lala 3 minggu kedepan kita akan menguak hal-hal besar dan membuat tema besar, maka dari itu minggu ini kami dilatih menguak beberapa hal dalam artikel tentang sejarah “PAPUA”. Dalam artikel “Don’t Use Your Data as a Pillow” dari S. Ebben Kirksey mengenai sejarah-sejarah di Papua.
            Saya dan beberapa kelompok saya menuangkan beberapa ide kami dalam catatan-catatan kecil yang berisi tanggapan kami terhadap judul “Don’t Use Your Data as a Pillow”
Data sendiri menurut diskusi kami adalah sebagai informasi, sedangkan pillow banyak pendapat tentang ini. Ini adalah beberapa tanggapan kelompok diskusi saya tentang title tersebut:
Menurut Eka B: jadi jika kita mempunyai data, jangan disembunyikan harus diexplore.
Menurut saya sendiri: data yang ada jangan hanya disimpan saja melainkan harus di olah seperti field yang terus diolah agar menghasilkan sesuatu yang baru tidak seperti bantal yang hanya untuk tidur dan tidak menghasilkan sesuatu , dan data harus ditunjukan kepada orang-orang agar orang lain mengetahui apa yang sebenarnya terjadi pada suatu informasi yang ada jangan hanya seperti bantal yang disembunyikan dikamar saja.
Menurut ayu: data itu jangan disembunyikan saja.
Menurut Reni: data= sejarah,bukti
                        Pillow=hanya diketahui oleh diri sendiri
Menurut rahma: banyak sejarah yang belum diketahui, maka sejarah itu harus dibuka agar anak cucu kita menjadi tahu akan kebenaran sejarah itu.
Jadi kesimpulannya: data adalah sebagai research, informasi yang masih perlu untuk dipertanggungjawabkan. Dan data jangan hanya dijadikan sebagai bantal yang disimpan saja. Data itu harus diketahui oleh orang lain.  
            Pada paragraf pertama kami juga membahas 2 kalimat pertama, yaitu:
S1:
            Menurut Reni : jika mengadakan pesta kita harus menyediakan makanan yang enak
            Menurut Fitri : ada pesta perpisahan yang diadakan di Papua dan disana disediakan berbagai macam makanan tradisional untuk menarik perhatian tamu tamu undangan.
            Menurut Ayu : cerita pesta perpisahan, penulis yang menulis makanan tradisional papua.
            Menurut Eka    : persiapan peserta perpisahan untuk prepare perjalanan penulis. Tujuan, membawa makanan untuk menjaga kesehatan.
            Menurut Rahma: persiapan peserta perpisahan untuk prepare perjalanan penulis.
Kesimpulan: pesta perpisahan yang dibuat oleh orang Papua pada akhir penelian Ebben dan Dennis denagn menyediakan berbagai macam makanan tradisional.
S2
            Ayu: pesta dilakukan untuk mengakhiri penelian yang dilakukan oleh Ebben dan rekannya di Papua.
            Fitri: dengan rendah hati Dennis seorang pekerja yang baik mengorganisir pesta perpisahan di Papua.
            Reni: sebagai bentuk apresiasi akhir penelitian di bulan Mei 2013.
Kesimpulannya: pesta itu di organisir oleh Dennis seorang pekerja yang rendah hati untuk memperingati perpisahan peneliti dan orang Papua.
            Dalam reading memang saya agak sulit mencerna suatu text, apalagi text yang ebrbau academic writing. Entah kenapa setiap mengambil kesimpulan saya harus bekerja ekstra untuk membuka kembali apa yang akan saya simpulkan.
Teachers can provide considerable support in this regard by integrating computer writing tasks into their courses. Techniques such as oral dictation, for example, can help develop keyboarding abilities while also encouraging freewriting as learners do not have time to stop and correct minor punctuation or spelling errors until they have finished (Hyland, 2003).
The visual world, the world of pictures, has a central role in modern and late modern cultures. Industrialization, the capitalist tendency to make everything into a marketable good, as well as urbanization, have made our daily life pictorial in an essential way. Pictures have become ‘reality’. (Lehtonan, 2000:56)
Dalam dunia nyata apa yang kita lihat dapat menggambarkan suatu kejadian yang ada, jadi kita harus peka dengan apa yang kita lihat.
            Mr. Lala memberikan tugas bahwa kami setidaknya harus mengetahui tentang sedikit sejarah tentang Papua.
  1. What is West Papua? And where is it located?
    1. Jawab: Papua Barat sebelumnya bernama Irian Jaya Barat (Irjabar) merupakan sebuah provinsi Indonesia yang terletak di bagian barat Pulau Papua.  Nama provinsi ini sebelumnya adalah Irian Jaya Barat yang ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 45 Tahun 1999.  Berdasarkan peraturan pemerintah Nomor 24 Tahun 2007 tanggal 18 April 2007, nama provinsi ini diubah menjadi Papua Barat.  Provinsi ini merupakan provinsi yang memperoleh status otonomi khusus.
  2. What differences can you spot between PAPUA and IRIAN JAYA?
Jawab:   Papua merupakan nama pulau di Indonesia sekarang sedangkan Irian Jaya mnerupakan nama pulau dan provinsi pada masa Soekarno yang dijuluki Ikut Republik Indonesia Anti Netherland.
  1. In what year the land called Papua integrated into NKRI?
Jawab:   Papua menjadi salah satu provinsi secara resmi yang menjadi bagian dari NKRI pada tahun 1969.
  1. What is Trikora?
Jawab: Trikora singkatan dari (Tri Komando Rakyat) adalah  konflik 2 tahun yang dilancarkan Indonesia untuk menggabungkan wilayah Papua bagian barat. Pada tanggal 19 Desember 1961, Soekarno (Presiden Indonesia) mengumumkan pelaksanaan Trikora di Alun-alun Utara Yogyakarta. Soekarno juga membentuk Komando Mandala. Mayor Jenderal Soeharto diangkat sebagai panglima. Tugas komando ini adalah merencanakan, mempersiapkan, dan menyelenggarakan operasi militer untuk menggabungkan Papua bagian barat dengan Indonesia.
Ø  Gagalkan Pembentukan “Negara Boneka Papua”  buatan Belanda Kolonial
Ø  Kibarkan Sang Merah Putih di Irian Barat Tanah Air Indonesia
Ø  Bersiaplah untuk mobilisasi umum guna mempertahankan kemerdekaan dan kesatuan Tanah Air dan Bangsa.

  1. What are the roles of Soekarno in the integration of Papua into NKRI?
Jawab: 19 Desember 1961 Presiden Soekarno mengeluarkan Tri Komando Rakyat di alun-alun utara Yogyakarta, dilakukan beberapa gelombang Operasi Militer di Papua Barat dengan satuan militer yang diturunkan untuk operasi lewat udara dalam fase infiltrasi seperti Operasi Banten Kedaton, Operasi Garuda, Operasi Serigala, Operasi Kancil, Operasi Naga, Operasi Rajawali, Operasi Lumbung, dan Operasi Jatayu.  Operasi lewat laut adalah Operasi Show of Rorce, Operasi Cakra, dan Operasi Lumba-Lumba.  Sedangkan pada fase eksploitasi dilakukan Operasi Jayawijaya dan Operasi Khusus (Opsus).
  1. What did the Dutch colonial do in Papua?
Jawab: Dutch colonial (Pemerintah Belanda) pada tahun 1957 mulai bekerjasama dengan Australia untuk men-dekolonisasi wilayah koloni mereka masing-masing, namanya wilayah Papua dan New Guinea (Australia) dan Nederland Nieu Guinea (Belanda).
  1. What are the roles of US-UN and our neighbouring countries in the Papua conflicts?
Jawab: Peran US-UN dan Negara-Negara tetangga mendukung Papua untuk menjadi Negara mandiri.
  1. What is Organisasi Papua Merdeka (OPM) and who finances them?
Jawab: OPM pada awalnya adalah reaksi orang-orang Papua atas sikap pejabat Indonesia yang mengecewakan.  OPM didirikan sejak tahun 1963, dipimpin oleh Johanes Djambuane dan yang membiayai OPM adalah Amerika Serikat.

Sejarah papua
           
Provinsi Papua Barat awalnya bernama Irian Jaya Barat, Ibu kota Manokwari, berdiri atas dasar UU Nomor 45 Tahun 1999 tentang pembentukan Provinsi Irian Jaya Barat, Provinsi Irian Jaya Tengah, Kabupaten Mimika, Kabupaten Paniai, Kabupaten Puncak Jaya, dan Kota Sorong.
            Pulau Papua atau Guinea Baru (Bahasa InggrisNew Guinea) atau yang dulu disebut dengan Pulau Irian adalah pulau terbesar kedua (setelah Tanah Hijau) di dunia yang terletak di sebelah utara Australia. Pulau ini dibagi menjadi dua wilayah yang bagian baratnya dikuasai oleh Indonesia dan bagian timurnya merupakan negara Papua Nugini. Di pulau yang bentuknya menyerupai burung rajawali ini terletak gunung tertinggi di Indonesia, yaitu Puncak Jaya (4.884 m).
Serta mendapat dukungan dari SK DPRD Provinsi Irian Jaya Nomor 10 Tahun 1999 tentang pemekaran Provinsi Irian Jaya menjadi tiga provinsi. Setelah dipromulgasikan pada tanggal 1 Oktober 1999 oleh Presiden B.J. Habibie, rencana pemekaran provinsi menjadi tiga ditolak warga papua di Jayapura dengan demonstrasi akbar pada tanggal 14 Oktober 1999. Sejak saat itu pemekaran provinsi ditangguhkan, sementara pemekaran kabupaten tetap dilaksanakan sesuai UU Nomor 45 Tahun 1999.
            Pada tahun 2002, atas permintaan masyarakat Irian Jaya Barat yang diwakili Tim 315. Pemekaran Irian Jaya Barat kembali diaktifkan berdasarkan Inpres Nomor I Tahun 2003 yang dikeluarkan oleh Presiden Megawati Soekarnoputri pada tanggal 27 Januari 2003. Sejak saat itu, Provinsi Irian Jaya Barat perlahan membentuk dirinya menjadi provinsi definitif. Dalam perjalanannya, Provinsi Irian Jaya Barat mendapat tekanan keras dari induknya Provinsi Papua, hingga ke Mahkamah Konstitusi melalui uji materiil. Mahkamah Konstitusi akhirnya membatalkan UU Nomor 45 Tahun 1999 yang menjadi payung hukum Provinsi Irian Jaya Barat. Namun Provinsi Irian Jaya Barat tetap diakui keberadaannya. Dan sejak tanggal 18-04-2007 berubah nama menjadi Provinsi Papua Barat, berdasarkan PP Nomor 24 Tahun 2007.
            Irian Barat merupakan bagian dari koloni Belanda sejak 1828. Ketika Belanda diakui Kedaulatan Indonesia pada tahun 1949, status Irian Jaya masih harus diselesaikan. Itu Perjanjian Transfer Kedaulatan, yang ditandatangani oleh Indonesia dan Belanda pada Den Haag pada bulan November 1949, menyatakan antara lain: "Status quo Karesidenan Nugini harus dipelihara dengan ketentuan bahwa dalam waktu satu tahun sejak tanggal penyerahan kedaulatan kepada Republik Indonesia Serikat pertanyaan tentang status politik New Guinea akan ditentukan melalui negosiasi. "
Melihat bahwa tidak ada tanda-tanda dari setiap solusi untuk masalah Irian, Indonesia mengajukan masalah ini ke PBB pada tahun 1954. Posisi Indonesia adalah disahkan oleh Konperensi Asia Afrika pada April 1955 yang mengeluarkan resolusi mendukung Indonesia dan kemudian meminta PBB untuk membantu dua bertentangan pihak dalam mencapai solusi damai. Namun demikian, sampai sampai 1961 tidak ada indikasi dari setiap solusi damai meskipun masalah ini telah dibahas pada pleno pertemuan Majelis Umum PBB dan pada Komite One. Sementara itu, hubungan diplomatik antara kedua negara diputus dalam 1961. Pemerintah Indonesia mengumumkan kebijakan baru, Tri Komando Rakyat (Trikora), dan konfrontasi antara kedua partai tidak terhindarkan. Pada tahun 1962 sebuah perjuangan bersenjata pecah antara Indonesia dan Belanda di pantai barat Irian.
            Apakah Irian Barat termasuk wilayah Indonesia ?
Jawabannya adalah ya!
Karena apabila ditinjau dari segi politis, bahwa berdasarkan perjanjian international 1896 yang diperjuangkan oleh Prof. Van Vollen Houven (pakar hukum adat Indonesia) di sepakati bahwa ”Indonesia” adalah bekas Hindia Belanda. Sedangkan Irian Barat walaupun dikatakan oleh Belanda secara kesukuan berbeda dengan bangsa Indonesia, tetapi secara sah merupakan wilayah Hindia Belanda.
Apabila ditinjau dari segi antropologi, bahwa bangsa Indonesia yang asli adalah Homo Wajakensis dan Homo Soloensis yang mempunyai ciri-ciri: kulit hitam, rambut keriting (ras austromelanesoid) yang merupakan ciri ciri suku bangsa Aborigin (Australia) dan ras negroid (Papua).
Apabila ditinjau dari segi sejarah , bahwa Konferensi Meja Bundar yang dilakukan untuk mengatur penyerahan kedaulatan Indonesia diwarnai dengan usaha licik Belanda yang ingin terus mempertahankan Irian Barat (New Guinea) dengan alasan kesukuan. Akhirnya KMB memutuskan penyelesaian Irian Barat akan ditentukan dalam masa satu tahun setelah penyerahan kedaulatan melalui perundingan antara RIS dengan Kerajaan Belanda.
Benarkah alasan Belanda mempertahankan Irian Barat karena masalah kesukuan ? Ternyata bukan !
Alasan sebenarnya adalah bahwa pada saat itu Belanda sedang mengadakan eksplorasi / penelitian sumber daya alam di Irian dan berhasil menemukan fakta bahwa di Irian Barat terdapat tambang emas dan uranium terbesar di dunia (sekarang dinamakan Freeport yang merupakan perusahaan asing milik Belanda ) yang tidak akan habis di gali selama 100 tahun.
Belanda tetap mempertahankan Irian Barat sebagai jajahannya, dan memasukan wilayah Irian Barat ke dalam Konstitusi nya pada tanggal 19 Pebruari 1952. Dengan demikian Belanda sendiri telah melanggar isi Round Table Conference yang telah disepakati dengan RIS.
            Menurut hasil konferensi meja bundar bahwa usaha penyelesaian masalah irian barat ditunda satu tahun setelah pengakuan kesaultan RIS. Piha Indonesia menafsirkan setahun sesudah KMB, Belanda akan menyerahkan Irian Barat. Namun Belanda menafsiran bahwa masalah irian barat akan diselesaikan dengan jalan perundingan antara RIS dan kerajaan belanda. Tafsiran ini memberi petunjuk belanda tidak akan menyerahkan irian barat kepada Indonesia, tetapi hanya merundingkannya. Oleh karena itu pemerintah indonesia mulai berusaha untuk merebut wilayah irian barat.
A. Perjuangan Diplomasi pengembalian irian barat. Upaya diplomasi indonesia untuk menembalikan irian barat ke dalam wilayah indonesia dilakukan secara bilateral
maupun internasional. Upaya penyelesaian irian barat Ini mulai dirintis pada masa cabinet Natsir.
1. Bilateral (Konferensai tingkat menteri dalam rangka uni indonesia – belanda)
Konferensi diadakan di Jakarta pada tanggal 24 Maret 1950 dengan keputusan membentuk sebuah komisi guna menyelidiki masalah di irian barat.
Hasil kerja ini dilaporkan kepada konferensi tingkat menteri kedua pada
bulan Desember 1950 di den haag. Namun pembicaraan ini tidak menghasilkan penyelesaian masalah irian barat. Bahkan pada tahun 1952 secara terpisah belanda memasukkan irian barat dalam wilayah kerajaan belanda.
2. Multilateral (KAA dan PBB)
Setelah diplomasi secara bilateral gagal, cabinet ali sastroamidjoyo I menempuh jalur diplomasi multilateral, yakni melalui KAA dan PBB. Sejak 21 – 9 – 1954 pemerintah RI membawa masalah irian barat ke dalam forum Sidang Umum PBB tapi tidak pernah mendapatkan keputusan yang diharapkan.
Resolusi irian barat yang di sponsori oleh INDIA dan 7 negara lain
tidak dapat dimenangkan karena tidak mencapai quorum. Sejak 10 – 12 – 1954 PBB mengesampingkan masalah irian barat dalam siding berikutnya.
B. Perjuangan melalui konfrontasi politik dan ekonomi
Karena jalan diplomasi tidak menuai hasil, pemerintah Indonesia meggunakan jalan lain yakni mengambil sikap keras terhadap belanda:
1.      10 – 8 – 1954 Indonesia menyatakan pembubaran uni Indonesia belanda
2.      3 – 5 – 1956, Indonesia membatalkan persetujuan KMB
3.      4 – 8 – 1956, Indonesia menolak mengakui hutang belanda
4.      4. 23 – 9 – 1956 dibentuk propinsi irian barat yang beribukota di SOASIU dg gubernur sultan tidore ; Sultan Zainal Abidin syah.
5.      18 – 11 – 1957 diselenggarakan rapat umum pembebasan irian barat di Jakarta. Rapat membicarakan langkah serta tindakan yang perlu diambil guna membebaskan irian barat. Rapat ditindak lanjuti adanya aksi yaitu :
-Aksi mogok para buruh terhadap perusahaan belanda
-Pemerintah melarang beredarnya semua terbitan dan film yang menggunakan bahasa belanda
-Dilarang maskapai penerbangan belanda (KLM) mendarat dan terbang di atas wilayah RI
-Semua perwakilan konsuler belanda di Indonesia dminta dihentikan
-Pemerintah menasionalisasi terhadap perusahaan milik belanda.
6. 17 – 8 – 1960, pemerintah RI secara resmi memutuskan hubungan diplomatic dengan kerajaann Belanda.
     Sementara itu pemerintah belanda masih menunjukkan itikad yang tidak baik, karena masih tetap ingin mempertahankan irian barat. Hal ini ditunjukkan dengan tindakan – tindakan berikut :
1.                   Pada bulan Agustus 1960, pemerintah belanda mengirimkan kapal induk karel doorman ke irian baratdan meningkatkan kekuatan angkatan udara dan angkatan daratnya di irian barat.
2.                   Pada bulan 5 April 1961 belanda membentuk dewan papua yang akan menyelenggarakan penentuan nasib sendiri bagi rakyat irian barat.
3.                   Pada bulan September 1961 belanda mengusulkan pada majelis umum PBB tentang kesediaannya menyerahkan irian barat kepada PBB.
Selanjutnya PBB meminta kepada belanda dalam waktu 16 tahun untuk memerdekakan daerah itu dengan mendirikan negara papua.
 Oleh karena itu tanpa persetujuan PBB belanda membentuk negara boneka papua. Melihat tindakan belanda ini, maka pemerintah indonesia melakukan tindakan yang lebih tegas.
           
Trikora adalah puncak kemarahan Presiden Soekarno setelah lebih dari sepuluh tahun Belanda tak mau juga hengkang dari bumi Papua.Pada tanggal 19 – 12 – 1961 preside soekarno mengumandangkan Tri Komando Rakyat (TRIKORA) dalam rapat raksasa di alun – alun utara Yogyakarta.  Isi trikora:
-GAGALKAN PEMBENTUKAN NEGARA BONEKA PAPUA BIKINAN KOLONIAL BELANDA
-KIBARKAN SANG MERAH PUTIH DI IRIAN BARAT TANAH AIR INDONESIA
-BERSIAPLAH UNTUK MOBILISASI UMUM GUNA MEMPERTAHAKNKAN KEMERDEKAAN DAN KESATUAN TANAH AIR DAN BANGSA.
            Dalam pidatonya ”Membangun Dunia Kembali” di forum PBB tanggal 30 September 1960, Presiden Soekarno berujar, ”......Kami telah mengadakan perundingan-perundingan bilateral......harapan lenyap, kesadaran hilang, bahkan toleransi pu n mencapai batasnya. Semuanya itu telah habis dan Belanda tidak memberikan alternatif lainnya, kecuali memperkeras sikap kami.”
            Tindakan konfrontasi politik dan ekonomi yang dilancarkan Indonesia ternyata belum mampu memaksa Belanda untuk menyerahkan Irian Barat. Pada bulan April 1961 Belanda membentuk Dewan Papua, bahkan dalam Sidang umum PBB September 1961, Belanda mengumumkan berdirinya Negara Papua. Untuk mempertegas keberadaan Negara Papua, Belanda mendatangkan kapal induk ”Karel Doorman” ke Irian Barat.
            Untuk melaksanakan Trikora tersebut, pada tanggal 2 Januari 1962, presiden membentuk Komando Mandala pembebasan irian barat yang di pimpin oleh mayjen Soeharto yang berkedudukan di Makasar. Tugas komando mandala adalah sebagai berikut :
1. Merencanakan, mempersiapkan dan menyelenggarakan operasi militer guna mengembalikan wilayah irian barat kedalam kekuasaan RI.
2. Mengembangkan situasi militer di wilayah provinsi irian barat sesuai dengan taraf – taraf perjuangan dan bidang diplomasi dan dalam waktu singkat menciptakan daerah de facto RI.
Komando mandala menyelenggarakan operasi militer untuk membebasakan irian barat. Operasi militer ini terdiri 3 tahap:
1.Fase infiltrasi (sampai akhir 1962), Fase ini dilakukan dengan memasukkan 10 kompi ke sekitar sasaran tertentu di wilayah irian barat untuk menciptakan daerah de facto.
2.Fase eksploitasi (dimulai awal tahun 1963), Dilakukan dengan mengadakan serangan secara terbuka guna menguasai pos–pos pertahanan musuh yang penting.
3.Fase konsolidasi (tahun 1964), Menegakkan kekuasaan RI secara mutlak di seluruh irian barat.
            Sebelum Komando Mandala bekerja aktif, unsur militer yang tergabung dalam Motor Torpedo Boat (MTB) telah melakukan penyusupan ke irian barat. Akan tetapi,mata – mata Belanda mengetahuinya sehingga pada 15 Januari 1962 pecah pertempuran di Laut Arafuru. Dalam pertempuran ini kapal MTB macan tutul berhasil ditenggelamkan belanda. Yos Sudarso (pimpinan kapal) gugur dalam peristiwa itu sehingga ia terkenal sebagai PAHLAWAN TRIKORA.
            Pada bulan maret sampai agustus 1962 dilakukan operasi infiltrasi dengan mendaratkan pasukan ABRI dan sukarelawan di berbagai tempat. Operasi tahap ini berhasil mendaratkan pasukan TNI dan para sukarelawan di berbagai tempat, seperti di fakfak, kaimana, sorong, taminabuna dan merauke. Operasi – operasi yang dilakukan fase – fase infiltrasi antaralain berikut:
- Operasi Banteng di fak – fak dan kaimana
- Operasi Srigala di sorong dan teminabun
- Operasi Naga di merauke
- Operasi jatayu di sorong, keimana dan merauke
C. Penyelesaian konflik Indonesia – Belanda
            Menyaksikan kesungguhan Indonesia, sekjen PBB U Thant mengutus diplomat Amerika Ellsworth Bunker untuk menengahi perselisihan Indonesia – Belanda. Bunker mengajukan usul yang dikenal sebagai Rencana Bunker. Isi usulannya antara lain sebagai berikut:
- Belanda harus menyerahkan irian barat kepada Indonesia melalui suatu badan pemerintahan PBB (UNTEA).
- Sesudah sekian tahun, rakyat irian barat harus diberi kesempatan untuk menentukan pendapat, apakah tetap dalam Ri atau memisahkan diri.
            Menaggapi usul Bunker ini pemerintah indonesia menyetujui, tetapi pihak Belanda menolak. Namun setelah mendapat tekanan dan saran – saran dari amerika serikat, Belanda akhirnya mau menerima usul Bunker itu. Oleh karena itu pada tanggal 15 Agustus 1962 ditandatangani persetujuan New York oleh menteri Luar Negeri Subandrio (Wakil RI) dan Van Royen serta Schmurman (wakil dari Belanda). Pokok – pokok persetujuan new york diantaranya sebagai berikut :
1.      Belanda harus sudah menyerahkan irian barat kepada UNTEA (United Nations Temporary Executive Antharity) selambat – lambatnya 1 Oktober 1962. Bendera belanda di ganti bendera PBB.
2.      Pasukan RI yang berada di irian barat tetap berada di sana dibawah komando PBB
3.      Angaktan perang belanda secara berangsur – angsur dikembalikan
4.      Pada tanggal 31 Desember 1962 bendera indonesia mulai berkibar di samping bendera PBB.
5.      Selambat – lambatnya tanggal 1 Mei 1963 secara resmi, pemerintah RI menerima pemerintahan di irian barat dari pemerintahan sementara PBB.
6.      Pemerintah RI wajib menyelenggarakan penentuan pendapat rakyat (PEPERA) paling lambat akhir tahun 1969.
7.      Berkaitan dengan persetujuan New York maka indonesia berkewajiban melaksanakan penentuan pendapat rakyat (Pepera) paling lambat tahun 1969. pada tanggal 1 Mei 1963 UNTEA menyerahkan kekuasaan irian Barat kepada pemerintah Indonesia. Dan menjadi provinsi ke 26 dan kemudian diubah menjadi irian jaya. Selanjutnya diangkat gubernur irian barat yang pertama yakni E.J Bonay yang merupakan putra irian barat asli.
D. Penentuan pendapat rakyat
            Sebagai wujud pelaksanaan persetujuan New York, maka pada tahun 1969 diselenggarakan penentuan pendapat rakyat. Pepera diselenggarakan dalam tiga tahap sebagai berikut.
1. Tahap pertama, dimulai tanggal 24 maret 1969 dengan mengadakan konsultasi dengan dewan – dewan kabupaten di jayapura mengenai tata cara penyelenggaraan pepera.
2. Tahap kedua, yakni memelihara anggota dewan musyawarah pepera yang berakhir pada bulan Juni 1969
3. Tahap ketiga adalah pelaksanaan pepera yang diberlakukan di kabupaten – kabupaten mulai 14 Juli 1969 dan berakhir pada tanggal 4 agustus 1969.
            Pelaksanaan pepera disaksikan oleh utusan dari PBB, Belanda, dan Australia dengan opsi bersatu dengan RI atau membentu Negara sendiri . Ternyata hasil penentuan pendapat rakyat itu menunjukkan bahwa rakyat irian barat ingin tetap bersatu dengan negara kesatuan republik indonesia. Belanda menerima hasil pepera karena telah sesuai dengan persetujuan New york. Hasil pepera di bawa ke New York utuk disampaikan dalam sidang umum PBB oleh duta besar Ortis Sanz. Pada tanggal 19 November 1969, sidang Umum PBB menerima dan menyetujui hasil – hasil pepera. Sejak saat itulah, secara dejure irian jaya sah menjadi bagian dari wilayah RI. 
            Beberapa dari orang Papua merasa dibantu oleh Belanda, padahal pada kenyataannya orang yang membantu(Belanda) pasti ada maunya.
            Pada beberapa sumber lain menjelaskan bahwa:
Belanda, di dalam membangun Irian Barat - nama seluruh Papua ketika itu, melakukan dengan perencanaan jelas. Setiap kota memiliki peruntukan. Ada kota pendidikan, kota dagang, kota wisata, kota budaya, dan kota pemerintahan.
Dan yang mengesankan, ratusan tahun Belanda menjajah Papua. selama itu tak satu pun peluru yang mereka gunakan untuk membunuh rakyat Papua. Pelanggaran HAM oleh Belanda hanyalah karena penjajah itu tidak mempersiapkan atau mengizinkan wilayah itu menjadi negara merdeka. Pelanggaran HAM memang belum menjadi sebuah istilah populer di era Belanda. Namun menghadapi rakyat Papua yang melakukan pelanggaran hukum yang ditetapkan pemerintah Belanda, selalu diselesaikan melalui hukum. Konkritnya walaupun ada rakyat yang melakukan pelanggaran, seberat apapun kategori pelanggarannya, solusi hukum tidak dengan eksekusi mati.
            Pada 1969, ketika Papua baru enam tahun kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi, sejumlah laki-laki rakyat Papua masuk ke hutan. Mereka tidak puas dan mempertanyakan manfaat dari Pepera (Penentuan Pendapat Rakyat) yang dibentuk oleh PBB dan hasilnya menguntungkan Indonesia. Menghadapi 'pemberontakan' itu, TNI yang dipimpin Brigjen Sarwo Eddhie Wibowo (kini almarhum), menerjunkan pasukan TNI ke sejumlah tempat yang menentang Pepera.
Yang mengesankan sehingga tak bisa dilupakan Herman Dogopio, anak buah almarhum Sarwo Eddhie itu, tidak pernah bertindak kasar apalagi membunuh sekalipun yang mereka temui orang Papua yang membenci Indonesia. Keadaannya sangat berbeda dengan situasi saat ini. Tak ada lagi pendekatan seperti yang dilakukan oleh Belanda maupun pasukan anak buah Sarwo Eddhie. Jenderal almarhum ini, merupakan mertua dari Presiden RI periode 2004-2014. Perubahan 180 derajat tersebut, kini semakin membuat rakyat Papua ingin cepat-cepat lepas dari NKRI.
Selama 50 tahun rakyat Papua menjadi bagian dari jutaan penduduk Indonesia, sudah tak terhitung nyawa anak Papua yang melayang akibat pembunuhan oleh eksekutor Indonesia yang nota bene merupakan bangsanya sendiri. Anak bangsa dibunuh oleh bangsa sendiri.
Ada sebuah fakta baru yang masih sering diperbincangkan, yaitu tentang agama yang pertama kali di anut oleh warga papua.
            Fak-fak boleh dikatakan sebagai "serambi Mekkah" selain yang di Aceh. Kawasan ini adalah pemasok muballigh dan guru agama ke pelosok-pelosok Irian Jaya. Ribuan komunitas muslim dari kalangan pribumi juga tersebar di 14 tempat terpisah di Kabupaten Jayawijaya.
            Jika menyebut "Papua", yang terlintas di benak adalah suku-suku primitif yang telanjang. Tanah orang Kristen. Sehingga kemudian sampai pada pertanyaan, "Memang di Papua ada Islam ?".

Itulah beberapa opini yang ternyata sengaja dibentuk untuk mencitrakan bumi Cendrawasih ini. Mengapa demikian ? Hal ini berkaitan erat dengan kekayaan bumi yang dimiliki tanah Irian yang menyedot perhatian banyak pihak untuk mewujudkan masing-masing kepentingannya disana.
            Jauhnya perjalanan menuju Irian bisa jadi salah satu faktor yang menghambat dakwah Islam disana. Dari pelabuhan Tanjung Perak Surabaya membutuhkan waktu 7 hari mengarungi lautan untuk sampai di Irian. Atau 8 jam perjalanan dengan pesawat dari Jakarta untuk tiba di kawasan paling timur Indonesia tersebut.

Adakah Islam di Irian?
            Sebuah pertanyaan yang skeptis, "Adakah komunitas pribumi penganut Islam ?". Pertanyaan semacam ini bukanlah hal aneh mengingat sangat sedikitnya pengetahuan masyarakat umum di luar Papua tentang Islam di Irian Jaya. Orang tidak akan heran jika dikatakan Papua identik dengan Kristen atau Papua adalah Kristen. Semenjak heboh Perda Manokwari timbul juga opini salah di masyarakat yang menganggap memang di Irian Jaya jumlah pemeluk Kristen mencapai 60% lebih, artinya muslim memang minoritas disana.

Islam Agama Nenek Moyang Papua
            Sebuah pembentukan opini, penutupan fakta sejarah yang dilakukan dengan sangat rapi. Di Irian Jaya yang jumlah total populasinya sekitar 2,4 juta jiwa. Jumlah muslim sekurang-kurangnya adalah 900 ribu orang. Gubernur pertama Irian Jaya adalah seorang muslim yakni H.Zainal Abidin Syah (1956-1961) yang merupakan Sultan Tidore. Disusul Gubernur muslim lainnya, P.Parmuji, Acup Zaenal, Sutran dan Busiri. Sejak setelah Gubernur Busiri hingga sekarang, Kepala Daerah selalu dijabat oleh Kristen.

            Saat ini disejumlah tempat misalnya, Kokas, Kaimana, Patipi, Rumbati dan Semenanjung Onin komunitas muslim semakin berkembang. Di Kabupaten Sorong sejumlah daerah yakni Waigeo, Misool, Doom, Salawati, Raja Ampat dan Teminabuan terdapat Kampung Islam. Di Manokwari kampung Islam terdapat di Bintuni, Babo dan Teluk Arguni. Di kabupaten Jayawijaya perkampungan Islam terdapat di Walesi, Hitigima, Kurima, Megapura, Kurulu, Assogima, dll.

            Fak-fak boleh dikatakan sebagai "serambi Mekkah" selain yang di Aceh, karena kawasan ini adalah pemasok muballigh dan guru agama ke pelosok-pelosok Irian Jaya. Ribuan komunitas muslim dari kalangan pribumi juga tersebar di 14 tempat terpisah di Kabupaten Jayawijaya. Seperti di Desa Walesi dengan kepala sukunya Bapak H Aipon Asso, di sana terdapat 600 Muslim yang masuk Islam 26 Mei 1978.

            Efek domino syahadat terus merambat ke Megapura. Di sana terdapat 165 Muslim penduduk asli yang dipimpin oleh kepala sukunya yang bernama Musa Asso. Komunitas Muslim asli juga terdapat di berbagai kecamatan seperti di Kurulu 61 orang, Kelila 131 orang, Bakondidi 57 orang, di Karubaga 59 orang, di Tiom 79 orang, di Makki 40 orang, di Kurima 18 orang, di Assologima 184 orang, di Oksibil 20 orang, di Okbibab 10 dan di Kiwirok 15 orang. Sedang di kota Wamena sendiri sekalipun bercampur dengan para pendatang dari Jawa, Bugis dan Sumatera jumlah komunitas Muslim di sini mencapai tidak kurang dari 5000 orang.
            Dari kalangan kepala suku dan pendeta yang masuk Islam selain H.Aipon Asso dan Mussa Asso di atas, sebagian dapat disebutkan di sini seperti Ismail Yenu(68), seorang Kepala Suku Besar Yapen-Waropen Manukwari; Wilhelmus Waros Gebze (53), Kepala Suku Marin di Merauke; dan Romsumbe, pendeta yang masuk Islam bersama 4 orang anaknya di Biak Numfor.

Bersatunya Dua Ormas Besar
            Satu hal yang menggembirakan, dan harusnya menjadi panutan seluruh muslim di Indonesia yakni di sini ada pemandangan menyejukkan dengan "bersatunya" dua ormas terbesar, NU dan Muhammadiyah di dalam sebuah institusi pendidikan. Kedua ormas yang di luar tempat ini (Papua) kerap ribut, di sini mereka membentuk yayasan gabungan bernama Yayasan Pendidikan Islam (Yapis) pada 15 Desember 1968.

            Keberadaan Yapis ini bukan saja mendapat respon positif dari kalangan Muslim, tapi juga orang tua non-Muslim. Banyak dari mereka yang menyekolahkan anak-anaknya ke sekolah ini dengan alasan bervariasi antara lain: disiplin yang tinggi dan melarang murid untuk mabuk-mabukkan, sementara mabuk merupakan budaya sebagian masyarakat yang masih terasa sulit dihilangkan.

            Saat ini kedudukan Yapis di mana masyarakat Papua hampir sama sejajar dengan Lembaga Pendidikan Kristen Kristus Raja. Ada ratusan sekolah di bawah naungan Yapis dan dua Perguruan Tinggi (STIE dan STAIS) yang bernaung di bawah bendera Yapis. Selain NU dan Muhammaddiyah sejumlah institusi dakwah dapat disebutkan di sini seperti Dewan Dakwah Islamiyah, Hidayatullah, Persatuan Umum Islam, LDII, Pondok Pesantren Karya Pembangunan dll.



            Ini adalah pandangan tentang Papua yang diungkapkan oleh Noam Chomsky:
            Profesor dari Massachusetts Institute of Technology (MIT) yang sering disebut sebagai “father of modern linguistics” berbicara tentang Papua Barat dalam video wawancara beliau dengan Victor Mambor pada tanggal 14 Desember, 2013 pukul 15:48:55 yang diunggah oleh PapuaPost. Ia menyebut kasus Papua Barat sebagai skandal besar yang dilakukan negara-negara Barat.
“Saya pikir perlawanan Papua Barat akan berdiri dengan kasus lainnya dalam perlawanan terhadap teror dan penindasan besar-besaran sebagai inspirasi dari apa yang manusia dapat capai dan itu belum mungkin berhasil. Jika (negara-negara-red) Barat bersedia untuk menghadapi tanggung jawab dan tindakan itu, hal ini dapat berhasil.”
Menurut Noam Chomsky tentang perlawanan rakyat Papua Barat.
Chomsky menyebutkan Amerika Serikat dan Australia sebagai aktor utama dibalik skandal Papua Barat karena kepentingan atas sumberdaya alam di Papua Barat. Indonesia, hanyalah sebuah negara yang disupport oleh Amerika Serikat untuk menjalankan skandal tersebut. Hal yang sama juga terjadi pada kasus Timor Leste yang “dimainkan” oleh Australia.
Noam Chomsky, adalah seorang pengkritik keras kebijakan luar negeri Amerika Serikat. Dia mengklaim Amerika Serikat memiliki standar ganda dalam kebijakan luar negerinya. Amerika Serikat, menurut Chomsky mendukung demokrasi dan kebebasan bagi semua namun bersekutu dengan organisasi non-demokratis dan represif seperti Chili di bawah Augusto Pinochet yang merupakan pelanggaran hak asasi manusia besar-besaran. Dia sering berpendapat bahwa intervensi Amerika di negara lainnya, termasuk bantuan rahasia pemerintah Amerika Serikat adalah sebuah cara yang cocok dengan deskripsi standar terorisme. (Jubi/Victor Mambor)
Kasus-kasus di Papua menjadi melebar ketika adanya gerakan OPM(Organisasi Papua Merdeka). Organisasi ini mejadi ancaman tersendiri bagi para warga Papua.
Organisasi Papua Merdeka (OPM) adalah sebuah gerakan nasionalis yang didirikan tahun 1965 yang bertujuan untuk mewujudkan kemerdekaan Papua bagian barat dari pemerintahan Indonesia. Sebelum era reformasi, provinsi yang sekarang terdiri atas Papua dan Papua Barat ini dipanggil dengan nama Irian Jaya.
            Tanggal 28 Juli 1965 adalah awal dari gerakan-gerakan kemerdekaan Papua Barat yang ditempeli satu label yaitu OPM (Organisasi Papua Merdeka). 
Lahirnya OPM di kota Manokwari pada tanggal itu ditandai dengan penyerangan orang-orang Arfak terhadap barak pasukan Batalyon 751 (Brawijaya) di mana tiga orang anggota kesatuan itu dibunuh. Picu "proklamasi OPM" yang pertama itu adalah penolakan para anggota Batalyon Papua (PVK = Papoea Vrijwilligers Korps ) dari suku Arfak dan Biak untuk didemobilisasi, serta penahanan orang-orang Arfak yang mengeluh ke penguasa setempat karena pengangguran yang tinggi serta kekurangan pangan di kalangan suku itu (Ukur dan Cooley, 1977: 287; Osborne, 1985: 35-36; Sjamsuddin, 1989: 96-97; Whitaker,1990:51). 
My opinion:
            Saya tidak setuju papua membentuk negara sendiri karena papua pada hakekatnya merupakn bagian dari negara NKRI yang sudah erat sejak dahulu. Bahkan sejak agama Islam masuk ke Papua(yaitu sebelum agama lain masuk). Adanya beberapa kasus penembakan di Papua hanyalah efek dari adanya kasus pembangkangan yang terjadi di Papua karena tidak akan terjadi asap jika tidak ada api.
            Pemberontakan warga Papua saat ini saya lihat hanyalah sebagai efek dari freeport yang dikelola oleh orang luar yang ingin merebut papua dari NKRI karena mereka tahu begitu banyaknya SDA di Papua. Seharusnya orang-orang yang ingin melepaskan Papua dari Indonesia berpikir bagaimana kedepannya Papua, kita harus melihat bagaimana kondisi Papua pada saat ini dan masa yang akan datang. Kita harus sadar bahwa sebaik-baiknya orang lain yang baik adalah keluarga sendiri. Dengan banyaknya cerita-cerita diluaran sana, kita harus yakin bahwa jika kita bersatu dan dapat mnegawasi penggunaan sumber daya di Indonesia terutana di Papua, Papua akan lebih maju lagi daripada sekarang.
            Finally, I should briefly mention an area of writing which, while more
closely associated with reading for most of us, nevertheless appeals to
many people from all backgrounds and walks of life: creative writing. (hyland, 2002:229)
            Sebagai penuulis kita harus mampu menulis sesuatu yang memang benar-benar fakta tanpa rekayasa karena itu akan meubah meaning suatu cerita.





Referensi
http://web.inilah.com/read/detail/1991004/sby-setuju-papua-merdeka-pasca-pilpres-2014#.U0EFqHYQ_IU
http://nizar-indonesia.blogspot.com/2013/01/perjuangan-pembebasan-irian-barat.html
http://papuapost.com/2013/12/noam-chomsky-kasus-papua-barat-itu-major-scandal/
Lehtonen, Mikko. 2002. The Cultural Analysis of Texts. New Delhi: SAGE Publications Ltd
Hyland, Ken. 2003. Second Language Writing. New York: cambridge University Press
Comments
0 Comments

0 Comments:

Post a Comment