Sunday, April 6, 2014

Membaca = Membuka Bungkusan Usang


Membaca = Membuka Bungkusan Usang

            The ninth meeting (April, 4th 2014) is reading time.  The students are conducting literacy time. Not only for writing session, but also reading is the important part in being literate person. From those supporting activities in literacy, that’s why our lecturer (mr.Lala Bumela) drove us to create reading experiences.
            First, on the slide of 9th Match, mr.Lala showed what he saw in the first half of the season in PBI-D. It is hard to see a constant high quality works produced by my students. That constant high quality works means that mr.Lala even didn’t see his students can gave him a real continuing work produce. In majority, the students can give the best work of them once or twice, after that their works down again. Moving in L1-L2 continuum is a real journey! From that sentence, continuum means that the mobility movement from L1 to L2 is down. Students need more extra effort for balancing that point.

            Second, on the slide that mr.Lala showed what he expect in the second half of the session, some point that I highlighted such as a constant reading (extensive and intensive) experience. Constant extensive and intensive are repetition activity. For example, when students got an assignment in article of Columbus, they have to read article of Columbus continue as repetition. So, they can more deeply understand on that subject. In extensive reading, it seems like students conduct the reading in outside subject, they can apply it in their daily activity. Then, intensive reading means they focus on one subject that they have to understand. The other sentence is something that we must keep in constant, like a constant FOCUS, a constant COMMITMENT, a also constant PERSEVERANCE. The last is a constant TEAMWORK. Build up those constant works is the obligation for students.

Strengthen & Weaknesses as a Reader

            Reading is an activity for understanding, analyzing and interpreting the reader to get message by writer in writing. In reading, there are two type, they are extensive reading and intensive reading.  Extensive reading is the initial stage where the reader is required to be surveyed or judge to read at a glance like any superficial reading. While intensive reading an advanced stage to be able to understand the content and understand the context in which the language used in writing. Most activities do read most of the paper. Stone or chalk on a blackboard can also be read. Computer display can also be read.
            Davis in his book “Analisis Kesalahan Karya Pateda” (1989:93) state that understanding reading will know thw ability of a reader itself, such as :
            (a) identifying a words;
            (b) anticipating a meanings;
            (c) concluding from contexts;
            (d) creating idea from contexts;
            (e) finding the meaning of author, attitude, emphasize also the author style;
           
As the reader, I got some strengthen and weaknesses, such as:
Strengthen
Weaknesses
If distracted when reading, I can read well when alone.
little comprehension of what is going on in the text
Easier to understand when using pictures
if the words are too much and i can't figure out their meaning.
curiosity and diversity in genres
weak eyesight

Lose focus when read a text longer

cultural differences can make comprehension difficult

When the subject is just too boring, I have no curious at all to read


            The next session in ninth meeting, we continued to the reading time with our reading club. We made a group of five members, and we opened up selected text “Don’t Use Your Data as a Pillow”.  What next command is :
}  Each of you must read a sentence aloud and share your own thought on the sentence.
}  Discuss wheteher you and other members have the same thought on the sentence
}  Stop for a while and discuss what you understood from one single paragraph
}  Make notes every time you discuss things
            Do it over and over again until you finish reading the whole chapter. For about 25minutes, we finished discuss till 1-2sentences with the result are :
Group 7 (Mega, Meta, Nurul, Susi, dan Santiara)
TITLE:
Nurul               : If you have data use it, don’t make it useless.
Mega               : If you have data, make it complete, more detail, and more research.
Susi&Santiara : Don’t make data just for your bussiness.
Meta                : Someone has already got data, but he just save it, not use it.
Conclusion      : Pillow is a symbol of convenience, someone usually use pillow for themselves.  So, this means if we are researches don’t use the data just for ourselves.  Share to the wider audience.
Sentence 1      :
Meta                : Terdapat pesta perpisahan yang menyediakan berbagai macam makanan tradisional.
Nurul               : Pada saat Eben akan meninggalkan Papua, Eben dan masyarakat di Papua mengadakan pesta perpisahan.
Susi&Santiara :  Melihat diadakannya sebuah pesta perpisahan yang di laksanakan oleh Eben dan masyarakat Papua, kita bisa melihat bahwa di mata orang Papua Eben itu adalah seseorang yang berjasa.
Mega               : Pesta perpisahan di laksanakan untuk menyambut keberhasilan dan sekaligus  salam perpisahan kepada Eben.
Conclusion      : Party for celebration a hero.
Sentence 2      :
All                   : Pesta ini diatur oleh Denny Yomaki, salah satu pekerja human rights (HAM) untuk menandai berakhirnya penelitian Eben di Papua .
Conclusion      : Pesta yang mewah menurut masyarakat papua, pantas diadakan untuk Eben.  Pesta ini diatur oleh Denny Yomaki, salah satu pekerja human rights (HAM) untuk menandai berakhirnya penelitian Eben di Papua pada bulan mei tahun 2003.
            So, those are like evidence that we followed reading time. For next week, we will have more reading session with the same topic. Mr.Lala suggested us to read and make some raw note for 26 paragraph in Papua topic.

Trivia Quiz

A.  What is West Papua? And where is it located?
            Irian Jaya ( Papua Barat ) ( juga dikenal sebagai Irian Djaya, Irian Barat, West New Guinea , dan Irian Barat ) adalah bagian pulau New Guinea, yang terletak beberapa ratus km sebelah utara dari Australia. Irian Jaya ( Papua Barat ) adalah sebuah provinsi dari bangsa Indonesia . New Guinea dikatakan pulau terbesar kedua di dunia, setelah Greenland , setidaknya oleh mereka yang menolak untuk menghitung Australia. Untuk sebelah barat Irian Jaya terletak Laut Seram dan Laut Banda, ke selatan terletak Laut Arafura, dan ke utara adalah Pasifik. Ibukota Irian Jaya ( Papua Barat ) adalah Jayapura, lintang 3 derajat bujur selatan dan 141 derajat timur , beberapa ribu mil dari Samudera Pasifik selatan Tokyo. Jayapura adalah beberapa ribu km sebelah timur dari Jakarta, ibukota Indonesia, yang terletak di pulau Jawa. Tembagapura, pusat operasi pertambangan Freeport , terletak di sekitar 4 derajat selatan dan 137 derajat timur. Bagian timur pulau New Guinea adalah negara merdeka Papua Nugini.
Beberapa Kekayaan Irian Jaya :
1.      Titik tertinggi di Irian Jaya ( Papua Barat ) adalah 16.024 ( 4.884 m ) puncak ft Puncak Jaya , yang memiliki salah satu dari tiga gletser khatulistiwa di dunia, kurang dari 20 kilometer dari tambang Freeport . Sayangnya , tampak bahwa gletser ini akan hilang dalam satu abad atau lebih ; beberapa menyalahkan pemanasan global . Puncak Jaya dikatakan titik tertinggi antara Andes dan Himalaya .
2.      Irian Jaya ( Papua Barat ) diyakini mengandung konsentrasi tembaga maupun minyak terbesar di dunia dan banyak yang tersisa batu usia peradaban dunia .
3.      Dari bandara Timika, Jepang membom Australia dalam Perang Dunia II. Pada tahun 1988 , Freeport menemukan , dalam apa yang disebut tambang Grasberg, deposit emas terbesar di dunia, dll.
B.  What differences can you spot between PAPUA and IRIAN JAYA?
            Perang wacana di Papua pertama dimulai dengan adanya pergantian nama Papua menjadi Irian Jaya. Istilah Irian dikemukakan oleh Frans Kaisiepo dalam konferensi Malino, Sulawesi Selatan, tahun 1946 yang menurut salah satu bahasa local disana berarti “sinar yang menghalang kabut”. Kata itu diusulkan untuk mengganti istilah Papua yang konon memiliki konotasi negative. Kemudian ada yang memanjangkan IRIAN menjadi “Ikut RI Anti Netherland”. Sebetulnya dalam penamaan kota pun telah terjadi pergantian yang mencerminkan kepentingan kekuasaan. Semasa Orde Lama Kota Holandia disebut Sukarnopura. Pemerintah Orde Baru melakukan desukarnoisasi menukarnya lagi menjadi jayapura.
            Dapat disimpulkan bahwa nama PAPUA dan IRIAN JAYA merupakan nama salah satu provinsi di Indonesia. Papua merupakan nama awal daerah tersebut, pemberian nama tersebut dilakukan pada masa penjajahan Hindia Belanda. Sedangkan setelah Belanda mengakui kekalahan atas Indonesia, Presiden Soekarno mengubah nama Papua yang berkonotasi negative dengan nama Irian Jaya.   Hal tersebut bermaksud untuk membebaskan Papua dari genggaman Belanda.
            Pada tahun 2000, otonomi khusus yang diberikan oleh presiden Abdurrahman Wahid kepada provinsi Papua untuk meredam usaha separatis. Provinsi ini kemudian dibagi dua menjadi provinsi: Papua dan Irian Jaya Barat (sekarang Papua Barat) melalui instruksi Presiden Megawati Soekarnoputri pada tahun 2001.
B.  In what year the land called Papua integrated into NKRI?
            Integrasi di catat secara defacto, penguasaan Papua secara politis disaat itu. Sedangkan secara yuridis hukum, baru pada tahun 1969 melalui PEPERA yang menghasilkan resolusi PBB yang menyatakan Papua bagian dari NRI. Hasil voting pakai cara perwakilan di ikuti 1025 orang Papua. Toh kemudian saat ini masih di perdebatkan, sampai kapan duduk persoala aturan yang diterapkan PBB disaat itu. Satu orang satu suara yan seharusnya berlaku di Papua, konon dengan alasan geografis, mekanisme perwakilan di sepakati pada proses refrendum dunia kala itu.
            Integrasi dimaksudkan untuk membebaskan Papua dari genggaman Belanda atas deal ekonomi semata Sukarno dengan Amerika dalam urusan ekonomi, yaitu adanya lirikan Amerika pada laporan penemuan bijih tambang di Timika. Jadi pembebasan Papua disaat itu yang kini dikenal dengan integrasi lebih pada mengusir koloni Belanda agar tidak menancapkan ekopol. Kesepakan tersebut justru balik menjadi ancaman bagi Amerika pasca nasionalisasi aset asing oleh Sukarno, hancurlah ide ide pembebasan Papua pasca 1965/tragedi PKI. Jadilah “Papua Menjadi Negri Yang Pembebasannya Terlunta lunta”.

C.  What is Trikora?
TRIKORA (Tri Komando Rakyat)
            Operasi Trikora adalah konflik 2 tahun yang dilancarkan Indonesia untuk menggabungkan wilayah Papua bagian barat. Pada tanggal 19 Desember 1961, Soekarno (Presiden Indonesia) mengumumkan pelaksanaan Trikora di Alun-alun Utara Yogyakarta. Soekarno juga membentuk Komando Mandala. Mayor Jenderal Soeharto diangkat sebagai panglima. Tugas komando ini adalah merencanakan, mempersiapkan, dan menyelenggarakan operasi militer untuk menggabungkan Papua bagian barat dengan Indonesia.
Latar belakang
            Ketika Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945, Indonesia mengklaim seluruh wilayah Hindia Belanda, termasuk wilayah barat Pulau Papua. Namun demikian, pihak Belanda menganggap wilayah itu masih menjadi salah satu provinsi Kerajaan Belanda. Pemerintah Belanda kemudian memulai persiapan untuk menjadikan Papua negara merdeka selambat-lambatnya pada tahun 1970-an. Namun pemerintah Indonesia menentang hal ini dan Papua menjadi daerah yang diperebutkan antara Indonesia dan Belanda. Hal ini kemudian dibicarakan dalam beberapa pertemuan dan dalam berbagai forum internasional. Dalam Konferensi Meja Bundar tahun 1949, Belanda dan Indonesia tidak berhasil mencapai keputusan mengenai Papua bagian barat, namun setuju bahwa hal ini akan dibicarakan kembali dalam jangka waktu 1 tahun.
            Pada bulan Desember 1950, PBB memutuskan bahwa Papua bagian barat memiliki hak merdeka sesuai dengan pasal 73e Piagam PBB. Karena Indonesia mengklaim Papua bagian barat sebagai daerahnya, Belanda mengundang Indonesia ke Mahkamah Internasional untuk menyelesaikan masalah ini, namun Indonesia menolak. Setelah Indonesia beberapa kali menyerang Papua bagian barat, Belanda mempercepat program pendidikan di Papua bagian barat untuk persiapan kemerdekaan. Hasilnya antara lain adalah sebuah akademi angkatan laut yang berdiri pada 1956 dan tentara Papua pada 1957. Sebagai kelanjutan, pada 17 Agustus 1956 Indonesia membentuk Provinsi Irian Barat dengan ibukota di Soasiu yang berada di Pulau Tidore, dengan gubernur pertamanya, Zainal Abidin Syah yang dilantik pada tanggal 23 September 1956.
            Pada tanggal 6 Maret 1959, harian New York Times melaporkan penemuan emas oleh pemerintah Belanda di dekat laut Arafura. Pada tahun 1960, Freeport Sulphur menandatangani perjanjian dengan Perserikatan Perusahaan Borneo Timur untuk mendirikan tambang tembaga di Timika, namun tidak menyebut kandungan emas ataupun tembaga.
            Ditegaskan pula bahwa dalam pidaton Soekarno ”Membangun Dunia Kembali” di forum PBB tanggal 30 September 1960, Presiden Soekarno berujar, ”......Kami telah mengadakan perundingan-perundingan bilateral......harapan lenyap, kesadaran hilang, bahkan toleransi pun mencapai batasnya. Semuanya itu telah habis dan Belanda tidak memberikan alternatif lainnya, kecuali memperkeras sikap kami.” Menanggapi rencana licik Belanda tersebut, pada tanggal 19 Desember 1961 bertempat di Yogyakarta, Presiden Soekarno mengumumkan TRIKORA dalam rapat raksasa di alun alun utara Yogyakarta, yang isinya :
1. Gagalkan berdirinya negara Boneka Papua bentukan Belanda
2. Kibarkan sang Merah Putih di Irian Jaya tanah air Indonesia
3. Bersiap melaksanakan mobilisasi umum

D.  What are the roles of Soekarno in the integration of Papua into NKRI?

Diplomasi

            Indonesia (yang diketuai ole Soekarno) mendekati negara-negara seperti India, Pakistan, Australia, Selandia Baru, Thailand, Britania Raya, Jerman, dan Perancis agar mereka tidak memberi dukungan kepada Belanda jika pecah perang antara Indonesia dan Belanda. Dalam Sidang Umum PBB tahun 1961, Sekjen PBB U Thant meminta Ellsworth Bunker, diplomat dari Amerika Serikat, untuk mengajukan usul tentang penyelesaian masalah status Papua bagian barat. Bunker mengusulkan agar Belanda menyerahkan Papua bagian barat kepada Indonesia melalui PBB dalam jangka waktu 2 tahun. 

Akhir dari konflik

            Karena kekhawatiran bahwa pihak komunis akan mengambil keuntungan dalam konfik ini, Amerika Serikat mendesak Belanda untuk berunding dengan Indonesia. Karena usaha ini, tercapailah persetujuan New York pada tanggal 15 Agustus 1962. Pemerintah Australia yang awalnya mendukung kemerdekaan Papua, juga mengubah pendiriannya, dan mendukung penggabungan dengan Indonesia atas desakan AS.

Persetujuan New York

            Pada tanggal 15 Agustus 1962, perundingan antara Indonesia dan Belanda dilaksanakan di Markas Besar PBB di New York. Pada perundingan itu, Indonesia diwakili oleh Soebandrio, dan Belanda diwakili oleh Jan Herman van Roijen dan C.W.A. Schurmann. Isi dari Persetujuan New York adalah:
  • Belanda akan menyerahkan pemerintahan Papua bagian barat kepada United Nations Temporary Executive Authority (UNTEA), yang didirikan oleh Sekretaris Jenderal PBB. UNTEA kemudian akan menyerahkan pemerintahan kepada Indonesia.
  • Bendera PBB akan dikibarkan selama masa peralihan.
  • Pengibaran bendera Indonesia dan Belanda akan diatur oleh perjanjian antara Sekretaris Jenderal PBB dan masing-masing pemerintah.
  • UNTEA akan membantu polisi Papua dalam menangani keamanan. Tentara Belanda dan Indonesia berada di bawah Sekjen PBB dalam masa peralihan.
  • Indonesia, dengan bantuan PBB, akan memberikan kesempatan bagi penduduk Papua bagian barat untuk mengambil keputusan secara bebas melalui
    1. musyawarah dengan perwakilan penduduk Papua bagian barat
    2. penetapan tanggal penentuan pendapat
    3. perumusan pertanyaan dalam penentuan pendapat mengenai kehendak penduduk Papua untuk
      • tetap bergabung dengan Indonesia; atau
      • memisahkan diri dari Indonesia
      • Penentuan pendapat akan diadakan sebelum akhir tahun 1969.
            Pada tanggal 1 Mei 1963, UNTEA menyerahkan pemerintahan Papua bagian barat kepada Indonesia. Ibukota Hollandia dinamai Kota Baru, dan pada 5 September 1963, Papua bagian barat dinyatakan sebagai "daerah karantina". Pemerintah Indonesia membubarkan Dewan Papua dan melarang bendera Papua dan lagu kebangsaan Papua. Keputusan ini ditentang oleh banyak pihak di Papua, dan melahirkan Organisasi Papua Merdeka (OPM) pada 1965.

Setelah penggabungan

            Setelah Papua bagian barat digabungkan dengan Indonesia sebagai Irian Jaya, Indonesia mengambil posisi sebagai berikut:
  1. Papua bagian barat telah menjadi daerah Republik Indonesia sejak 17 Agustus 1945 namun masih dipegang oleh Belanda
  2. Belanda berjanji menyerahkan Papua bagian barat kepada Indonesia dalam Konferensi Meja Bundar
  3. penggabungan Papua bagian barat dengan Indonesia adalah tindakan merebut kembali daerah Indonesia yang dikuasai Belanda
  4. penggabungan Papua bagian barat dengan Indonesia adalah kehendak rakyat Papua.
            Setelah Jendral Soeharto menjadi Presiden Indonesia, Freeport Sulphur adalah perusahaan asing pertama yang diberi izin tambang dengan jangka waktu 30 tahun mulai dari tahun 1981 (walaupun tambang ini telah beroperasi sejak tahun 1972), dan kontrak ini diperpanjang pada tahun 1991 sampai tahun 2041. Setelah pembukaan tambang Grasberg pada tahun 1988, tambang ini menjadi tambang emas terbesar di dunia. Penentang program ini mencurigai usaha Indonesia untuk mendominasi provinsi Irian Jaya dengan cara memasukkan pengaruh pemerintah pusat. Pada tahun 2000, presiden Abdurrahman Wahid memberi otonomi khusus kepada provinsi Papua untuk meredam usaha separatis. Provinsi ini kemudian dibagi dua menjadi provinsi: Papua dan Irian Jaya Barat (sekarang Papua Barat) melalui instruksi Presiden Megawati Soekarnoputri pada tahun 2001.

E.  What did the Dutch colonial do in Papua?

            Apabila ditinjau dari segi sejarah , bahwa Konferensi Meja Bundar yang dilakukan untuk mengatur penyerahan kedaulatan Indonesia diwarnai dengan usaha licik Belanda yang ingin terus mempertahankan Irian Barat (New Guinea) dengan alasan kesukuan. Akhirnya KMB memutuskan penyelesaian Irian Barat akan ditentukan dalam masa satu tahun setelah penyerahan kedaulatan melalui perundingan antara RIS dengan Kerajaan Belanda.

Benarkah alasan Belanda mempertahankan Irian Barat karena masalah kesukuan ?
Ternyata bukan !
            Alasan sebenarnya adalah bahwa pada saat itu Belanda sedang mengadakan eksplorasi / penelitian sumber daya alam di Irian dan berhasil menemukan fakta bahwa di Irian Barat terdapat tambang emas dan uranium terbesar di dunia (sekarang dinamakan Freeport yang merupakan perusahaan asing milik Belanda ) yang tidak akan habis di gali selama 100 tahun.
            Belanda tetap mempertahankan Irian Barat sebagai jajahannya, dan memasukan wilayah Irian Barat ke dalam Konstitusi nya pada tanggal 19 Pebruari 1952. Dengan demikian Belanda sendiri telah melanggar isi Round Table Conference yang telah disepakati dengan RIS.

F.   What are the roles of US-UN and our neighbouring countries in the Papua conflicts?
            United States telah ikut berkontribusi dalam Papua merdeka, sangat berkontribusi. Disusul dengan USA yang sangat aktif mendukung dalam proses pelepasan Papua kedalam NKRI pada masa sekitar 1960an. Mereka masuk dalam bagian aksi kekerasan yang menyerang para penduduk asli Papua itu sendiri dengan dalih menguasai daerah Papua yang konon diketahui mempunyai banyak Hartakarun Sumber Daya Alam. Tidak hanya US dan UN, namun Negara lain seperti Inggris, Australia, Timur Tengah dan lainnya telah ikut bergabung dalam ajang pencaplokan daerah Papua.

G. What is Organisasi Papua Merdeka (OPM) and who finances them?
            Organisasi Papua Merdeka (disingkat OPM) adalah sebuah organisasi yang didirikan tahun 1965 dengan tujuan membantu dan melaksanakan penggulingan pemerintahan yang saat ini berdiri di provinsi Papua dan Papua Barat di Indonesia, sebelumnya bernama Irian Jaya, memisahkan diri dari Indonesia, dan menolak pembangunan ekonomi dan modernitas. Organisasi ini mendapatkan dana dari pemerintah Libya pimpinan Muammar Gaddafi dan pelatihan dari grup gerilya New People's Army beraliran Maois yang ditetapkan sebagai organisasi teroris asing oleh Departemen Keamanan Nasional Amerika Serikat.
            Organisasi ini dianggap tidak sah di Indonesia. Perjuangan meraih kemerdekaan di tingkat provinsi dapat dituduh sebagai tindakan pengkhianatan terhadap negara. Sejak berdiri, OPM berusaha mengadakan dialog diplomatik, mengibarkan bendera Bintang Kejora, dan melancarkan aksi militan sebagai bagian dari konflik Papua. Para pendukungnya sering membawa-bawa bendera Bintang Kejora dan simbol persatuan Papua lainnya, seperti lagu kebangsaan "Hai Tanahku Papua" dan lambang nasional. Lambang nasional tersebut diadopsi sejak tahun 1961 sampai pemerintahan Indonesia diaktifkan bulan Mei 1963 sesuai Perjanjian New York.

Sejarah

            Selama Perang Dunia II, Hindia Belanda (kelak menjadi Indonesia) dipandu oleh Soekarno untuk menyuplai minyak demi upaya perang Jepang dan langsung menyatakan merdeka dengan nama Republik Indonesia pada 17 Agustus 1945. Nugini Belanda (Nugini Barat) dan Australia yang menjalankan pemerintahan di teritori Papua dan Nugini Britania menolak penjajahan Jepang dan menjadi sekutu pasukan Amerika Serikat dan Australia sepanjang Perang Pasifik.
            Hubungan Belanda dan Nugini Belanda sebelum perang berakhir dengan diangkatnya warga sipil Papua ke pemerintahan, sampai pemerintahan Indonesia diaktifkan tahun 1963. Meski sudah ada perjanjian antara Australia dan Belanda tahun 1957 bahwa teritori milik mereka lebih baik bersatu dan merdeka, ketiadaan pembangunan di teritori Australia dan kepentingan Amerika Serikat membuat dua wilayah ini berpisah. OPM didirikan bulan Desember 1963 dengan pengumuman, "Kami tidak mau kehidupan modern! Kami menolak pembangunan apapun: rombongan pemuka agama, lembaga kemanusiaan, dan organisasi pemerintahan. Tinggalkan kami sendiri!”
            Brigadir Jenderal Sarwo Edhie mengawasi perancangan dan pelaksanaan Act of Free Choice pada 14 Juli sampai 2 Agustus 1969. Perwakilan PBB Oritiz Sanz tiba pada 22 Agustus 1968 dan berulang-ulang meminta agar Brigjen Sarwo Edhie mengizinkan sistem satu orang, satu suara (proses yang dikenal dengan nama referendum atau plebisit), namun permintaannya ditolak atas alasan bahwa aktivitas semacam itu tidak tercantum dalam Perjanjian New York 1962. 1.025 tetua adat Papua dipilih dan diberitahu mengenai prosedur yang tercantum dalam Perjanjian New York. Hasilnya adalah kesepakatan integrasi dengan Indonesia.

H.    Will you personally support Papua to become a newly seperated country? Why?
NO I WON’T !! Because I have some reason :
a.    Indonesia don’t want to lost a united. Indonesia has struggle to throw away Netherland from that land.
b.    Indonesia do not unfair of Papua. Papua has gotten “Otonomi Khusus” from Indonesia.
c.    Indonesia has provide scholarship, fund of healthy, infrastructure and others for Papua.
d.   Indonesia and Papua will be a great United.
e.    Papua has contribute some financial, such as in Freeport 37,46 U$ in 4 years.
f.     Papua just as “satapan” for the other country,such as America, Australia, English, and others. 

About Link
1.      Cultural Analysis of Texts (2000), Mikko Lehtonen.

CHAPTER 4
THE WORLD OF SIGN SYSTEMS AND TECHNOLOGIES
What about pictures?
            Without scruples, I made a leap straight from speech to writing. However, from the perspective of the history of sign systems this kind of leap has no basis – after all, all of the writing systems currently in use have developed on the basis of pictorial expression. The visual world, the world of pictures, has a central role in modern and late modern cultures. Industrialization, the capitalist tendency to make everything into a marketable good, as well as urbanization, have made our daily life pictorial in an essential way. Pictures have become ‘reality’. In the current culture that is imbued with mechanically, electronically and digitally duplicated sounds and pictures, the term ‘text’ cover all the products that make the formation of meanings possible.
            Pictures differ from spoken and written language in certain significant ways. Firstly, pictures are said to be indexed signs. By index is meant that a sign is in a concrete relationship with its referent. An arrow or a finger pointing at a place or an object is indexical. Moreover, various symptoms, marks and tracks are indexical. A classic example of indexicality is smoke as a sign of fire. The signs of spoken and written language – such as ‘a dog’ – on their part are not necessarily in any relationship whatsoever to their referent. Secondly, pictures are said to resemble their object; they are iconic signs. By iconic is meant that the sign represents its referent by bearing some kind of resemblance to it or having certain similar features. Photographs are typical examples of iconic signs. Yet, the signs of spoken or written language do not usually resemble their referents in any way.
            The iconography of pictures appears unproblematic, but mimetics, that is pictures that mimic their object, can function as special allegories – a picture of a snake can symbolize deviousness and treachery in the same way as the equivalent verbal sign.
            Therefore, it should be emphasized that pictures and forms also have a language of their own. As with other languages, they have their own vocabulary, grammar, syntax and rhetoric. Unlike spoken and written language, pictures cross cultural borders relatively effortlessly. From this standpoint, the fact that the globalization and visualization of culture occur in the same era is by no means a coincidence.
            Pictures are a text of their own. They lean on a certain visual language which has its own spatial rules, as well as rules regarding colours and forms. Like other texts, they are not uncomplicated representations of their objects ‘as they are in reality’. Visual signs are not based on similarity, but represent the three-dimensional world in two-dimensional way. Visual representation is also narration, presenting stories.

CHAPTER 7
THE WORLD OF READERS
           
            In the previous chapter I discussed the notion that texts and readers never exist independently of each other, but in fact produce one another. Texts do not semiotically exist without readers, but neither do readers exist without texts. John Fiske compresses the notion into a provocatively clear form when he examines television texts and their audiences.
            However, reading even in these cases is never a mere passive selection of meanings from texts by acknowledging the meanings of words and joining them together according to the rules of grammar. Reading includes choosing what to read, organizing and linking them together in order to form meanings, as well as bringing the reader’s own knowledge into texts.
            The identities of subjects are stories presented by the person him/herself or other people, they are tales, histories. They are something that is produced, made, told; by no means are they something to be found readymade. Identities are always built on memories, fantasies, stories and myths. As such, all identities are adopted.
            Reading can be many different kinds of activity. A reader can read a text word by word or leap back and forth in the text according to what interests him/her most at the time. S/he might have keenly darted off to purchase a certain text as soon as it was delivered to the local bookseller, or a text may be force-fed to a reluctant reader as part of a study program. A reader can muse upon a text’s relationship to the incidents in the life of its writer or seek for constellations of certain words in it. Each of these ways of reading produces different meanings. It is not enough in studying readers to emphasize that they are active participants in the formation of meanings. The terms ‘active reader’ or ‘active audience’ are, on closer inspection, tautologies. Aren’t all readers somewhat active according to this definition? Roger Silverstone indeed remarks that the key question is not whether readers are active or not, but does their active quality have a certain meaning, does it matter, does it provide them with an opportunity for critical or creative reading?
                Texts’ forms also have their own effects on the uses of texts. There is a good chance that watching a movie in a cinema and absentmindedly eyeing the same one on a home video produce two quite different texts.  In this case, the meanings of the film we watch also connect with the meanings of the entire cinematic institution: to be able to enter the womb of a dark, warm cinema with a bag of popcorn or candy, to experience the titillating expectation that the beginning of the film signifies, to absorb oneself in the world of sounds, images and colours without intruding factors, and to discuss the film afterwards with our companions.

Find out the latest news on Papua in the last one year

1.      Komponen Perjuangan Pro-Demokrasi Di Tanah Papua Harus Bersatu

            PAPUAN, Jayapura — Kordinator Solidaritas Korban Pelanggaran Hak Asasi Manusia  (SKP-HAM) Papua, Peneas Lokbere menghimbau berbagai komponen perjuangan pro-demokrasi di tanah Papua untuk dapat bersatu. (Agus Pabika/Suara Papua


2.       Sering bikin onar, OPM bukan gerakan ideologis tapi criminal

            Merdeka.com - Organisasi Papua Merdeka (OPM) seringkali dianggap sebagai orang-orang di balik penyerangan polisi dan warga di Papua. Namun sedikit demi sedikit gerakan ini berubah haluan. Jika sebelumnya kekerasan yang mereka lakukan demi kemerdekaan Papua, kini telah berubah arah. Polisi bahkan memandang gerakan mereka sebagai gerakan kriminal, bukan lagi bermuatan ideologis

(Mustiana Lestari | Selasa, 4 Februari 2014 23:00)

3.      Ini Alasan Benny Wenda Dirikan Kantor di Oxford

            TEMPO.CO, Oxford - Pemimpin gerakan Free West Papua, Benny Wenda, mengatakan, dirinya memutuskan mendirikan kantor di Oxford karena banyak dukungan datang dari seluruh dunia. Menurut dia, banyak permintaan dari berbagai belahan dunia untuk memulai kampanye Free West Papua. "Karena banyak demand, jadi saya harus ada office. Selama ini teman-teman bantu sebagai sukarela. Tapi, karena sekarang banyak demand dan juga campaign growing globally, jadi saya harus ada official office untuk melayani semua kebutuhan di five continents yang ada," katanya kepada Tempo di George and Delila Cafe, Oxford, Rabu, 15 Mei 2013. (Jum'at, 17 Mei 2013 | 12:14 WIB)

Relation between Wiranto,Prabowo,Habibie,and Soeharto
Gerakan Reformasi dan Perubahan di Internal TNI
            Isu yang beredar bahwa adanya faksionalisasi di tubuh ABRI oleh banyak pihak telah berperan dalam proses turunnya Soeharto dari kursi kepresidenannya. Adanya ABRI Hijau dan ABRI Merah Putih dalam tubuh ABRI memberikan sinyalemen bahwa perdebatan antara mempertahankan Soeharto dengan mengambil alih kekuasaan atau setidaknya membiarkan proses politik secara konstitusional berlangsung.
1.    Prabowo, yang masuk dalam jaringan ABRI Hijau bersama Fahrul Razi, Zacky Anwar Makarim, Sjafrie Syamsudin, Kivlan Zein, dan yang lainnya berpendapat agar massa dibiarkan , tapi symbol kenegaraan mesti dijaga.
2.    Wiranto dianggap terlalu hati-hati dan bermain didua kaki, satu kaki tetap berada di dekat kekuasaan Soeharto, kaki yang lainnya mengusulkan melalui mulut orang lain agar Soeharto turun dari kekuasaan.
3.    Prabowo dianggap terlalu lunak dengan membiarkan mahasiswa terus-menerus menduduki Gedung DPR/MPR. Prabowo juga mendukung turunnya Soeharto dari kursi kepresidenan, karena realitas politik yang tidak menginginkan masyarakat tidak lagi menginginkan Soeharto.
4.    Prabowo yang teridentifikasikan sebagai ABRI Hijau relatif dekat dengan Habibie yang sebelumnya menjabat sebagai Ketua Umum Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI).
5.    Wiranto yang menginginkan agar proses politik terjadi secara konstitusional dan damai makin menegaskan bahwa Wiranto tengah membangun bargaining politik terhadap kekuasaan yang baru, sambil tetap menjaga agar mantan Presiden Soeharto dan keluarganya dilindungi.
6.    Langkah taktis Wiranto ini telah mempesona Habibie yang membutuhkan dukungan politik dari ABRI. Kedekatan Prabowo dengan Habibie sebelum Soeharto turun dari kursi kepresidenannya mendadak mengalami kebekuan.
7.    Habibie kian merapat ke Wiranto yang memiliki legitimasi dan kekuatan dibandingkan Prabowo. Apalagi diisukan bahwa Prabowo dan pasukannya bersiaga di depan Istana Negara sebagai usaha untuk mengkudeta kepemimpinan Habibie.
8.    Dan akhirnya, ABRI Merah Putih memenangkan perseteruan tersebut. Sebab sejak pencopotan Prabowo dari Pangkostrad, secara sistematis kelompok di ABRI yang diidentifikasikan sebagai ABRI Hijau satu persatu dicopot dari jabatannya dan menjadi perwira di Mabes ABRI tanpa memiliki jabatan.
9.    Naiknya Habibie ke kursi kekuasaan pasca Soeharto lengser di satu sisi telah memperkuat konsolidasi ABRI dari kemungkinan perpecahan dan timbulnya faksi-faksi, di sisi lain hal tersebut telah memecah kalangan yang menuntut Soeharto turun, dari kursi kepresidenannya.
References
1.      http://www.utwatch.org/corporations/freeportfiles/irian-jaya.html viewed on Saturday at 20.12 WIB
2.      http://en.wikipedia.org/wiki/Papua_conflict viewed on Saturday at 21.50 WIB
3.      http://en.wikipedia.org/wiki/West_Papua_%28province%29 viewed on Saturday at 22.07 WIB
4.      http://en.wikipedia.org/wiki/West_Papua_%28region%29 viewed on Sunday at 06.14 WIB
6.      http://id.wikipedia.org/wiki/Operasi_Trikora viewed on Sunday at 07.39 WIB
7.      Davis in his book “Analisis Kesalahan Karya Pateda” (1989:93) viewed on Sunday at 09.20WIB
8.      Lehtonen, Mikko. 2000. Cultural Analysis of Texts. [chapter 4 and chapter 7] viewed on Sunday at 10.36 WIB
9.      Warman, Asvi. 2007. Seabad Kontroversi Sejarah. [part 19] viewed on Saturday at 16.28 WIB
http://westpapuamedia.info/tag/united-nations/  viewed on Sunday at 17.34 WIB

Comments
0 Comments

0 Comments:

Post a Comment