Sunday, April 6, 2014

Keserakahan Manusia di Pulau Papua


Class Review ke 8
Nama : Wahyu Zulfa Lailah
Nim : 14121320263
 Keserakahan Manusia di Pulau Papua
Pada tanggal  4 april ini , di pertemuan  ke Delapan pada hari jum’at , pagi hari yang cerah terlihat wajah yang bahagia pada  anak PBI – D  menyambut  mata kuliah Writing dengan dosen ampu Mr. Lala Bumela. Ilmu itu tak ada batasnya untuk di pelajari , zaman  demi zaman memberikan informasi – informasi  terbaru , agar menjadi Negara yang up to date tentang pengetahuan , diadakan pergantian kurikulum , buktinya saja sekarang sudah ada kurikulum 2013. Pada mata kuliah ini pun kita di ajak untuk menjadi mahasiswa yang melek baca , dengan di berikan bacaan – bacaan yang literasi atau bisa di bilang juga ini adalah bacaan favorit bagi orang – orang level atas.

Membiasakan diri pada tugas – tugas yang berat , agar terbiasa kelak dimasa depan nanti menjadi seorang yang sukses yang penuh dengan kesibukan – kesibukan dalam karirnya . orang pasti berfikir pelajaran writing itu biasanya identik dengan grammer dan sangat difokuskan pada grammer. Tapi di sini kita tidak terlalu di over protektifkan pada grammer , justru disini kita diberikan keluasan untuk mengeksplor ide – ide kita. Kita dibebaskan dalam berargument  contoh pada pembuatan class review.
Tapi kita disini tidak melupakan grammer sebagai acuan kita di mata kuliah Writing, meskipun begitu kita bisa mengetahui potensi kita dari menulis, sejauh mana kita berimajinasa melalui class review ini. Kita bisa berekspresi sesuka hati melalui rangakaian – rangkaian kata kita dan di susun menjadi kalimat.
Ada banyak yang di tulis oleh Mr. Lala pada power point
What I saw in the first half of the season
Ø  Aku pasti habis dalam arti yang sangat literal, tetapi
Ø  Tampaknya ada kemajuan di dekatnya
Ø  Sulit untuk melihat karya-karya berkualitas tinggi konstan yang dihasilkan oleh mahasiswa saya
Ø  Bila ada (terlalu) banyak siswa melanggar aturan dalam pengajuan kertas, saya benar-benar kecewa.
Ø  Saya tidak mentolerir kesalahan / kesalahan / kebodohan kecil!
Ø  Mempromosikan penulis multibahasa (dan pembaca) adalah pekerjaan yang nyata!
Ø  Bergerak di L1-L2 kontinum adalah perjalanan yang nyata!
            Ini semua dikutip oleh beliau, mulai dari strateginya dalam menjadikan mahasiswanya yang berliterat dan ada hasilnya melalui cara mengajarnya , dan tidak hanya itu saja tapi ada kesulitan beliau untuk  menemui kualitas tulisan – tulisan yang beliau sukai , tapi ada rasa kekecewaan beliau terhadap mahasiswa yang masih melanggar peraturan dalam menulis, seperti prosedurnya harus lima lembar tapi masih ada yang empat lembar , dan tidak ada toleransi bagi mahasiswa yang melakukan kesalahan , meskipun kesalahannya terbilang kecil.
Aktivitas ku di hari ini….
Ø  Membaca waktu dengan klub membaca
Ø  Membuat sekelompok lima
Ø  Buka teks yang dipilih "Jangan Gunakan data Anda sebagai Pillow"
Ø  Setiap Anda harus membaca kalimat keras dan berbagi pemikiran Anda sendiri pada kalimat.
Ø  Diskusikan wheteher Anda dan anggota lain memiliki pemikiran yang sama pada kalimat
Ø  Berhenti untuk sementara dan mendiskusikan apa yang Anda mengerti dari satu paragraf
Ø  Buatlah catatan setiap kali Anda membahas hal-hal
Ø  Lakukan berulang-ulang sampai Anda selesai membaca seluruh bab
Disini Mr. Lala memerintahkan kita untuk membuat kelompok , per- kelompok terdiri lima orang , tapi tidak semua kelompok terdiri lima ada yang enam , agar semuanya pas.
Pada slide ke empat ini , yang telah di implementasikan di kelas oleh Mr. Lala , membagi kelompok  setiap kelompok  mendiskusikan mengenai judul Don’t Use Your Data as a pillow oleh S. Eben  Kirkeys. Kalau diartikan Data sendiri adalah adalah sesuatu yang belum mempunyai arti bagi penerimanya dan masih memerlukan adanya suatu pengolahan. Data bisa berujut suatu keadaan, gambar, suara, huruf, angka, matematika, bahasa ataupun simbol-simbol lainnya yang bisa kita gunakan sebagai bahan untuk melihat lingkungan, obyek, kejadian ataupunsuatu konsep, sedangakan Pillow disana adalah sebuah sandaran yang dijadikan untuk memperoleh kenyamanan. Kalau di artikan keseluruhan jangan menggunakan data mu sebagai sandaran , pada buku nya lethonen dalam buku (The Cultural Analysis of : 77) yang berisi
‘The work itself’ is an abstract produced from a concrete text by a
researcher. Often, another equivalent construction ‘the qualified reader’
sets to reading it. ‘Qualified’ readers, in turn, appear to be those who
attempt to obey the instructions formed by the system of unchanging
qualities that the text contains. Therefore, ‘a qualified reader’ is able to see
what ‘the work itself’ is. Again, the touchstone of qualification is expressly
this ability to see ‘behind’ the text. When a reader is capable of recognizing
the being of some text, s/he becomes ‘qualified’. The circle is complete: a
qualified reader defines ‘the work itself’, which in turn defines the qualified
reader.
 Pertama kali kita mendiskusikan pada kalimat utama dan kalimat kedua di  paragraph pertama,   kelompok kami yang terdiri dari enam orang yaitu , Rasdeni , Devi , Nafila , Umi , Nita dan terakhir saya sendiri Zulfa , kami pertama kali mendiskusikan di mana wilayah papua itu berada , wilayah papua ini berada di bagian timur . ini pertama kali kita diskusikan agar sebagai penyambung informasi yang nanti kita akan membahas pada kalimat pertama , kedua di paragraph pertama yang ada sangkut pautnya dengan papua. Sebelum menuju paragraph pertama ,  pembahasan pertama kita tentang judul “Do not use your data as a pillow”.
Nafila : data adallah file yang dibuat seseorang untuk kepentingan tertentu
Nita : sebuah file yang dibuat oleh seseorang untuk kepentingan atau hasil penelitian
Devi :  hasil sebuah penelitian, jangan hanya didiamkan saja.  harusnya lebih bisa digali lagi
Rasdi :  data merupakan hassil penelitian yang adanya fakta yang untuk dikembangkan
Zulfa  :  hasil observasi
Umi    :  data harus dikembangkan, jangan hanya sebagai sandaran.
Kesimpulan: jangan gunakan data (hasil akhir) dari sebuah penelitian sebagai sandaran.  Harus ada perkembangan. Setelah membahas judul kami mulai mendiskusikan di kaliamat pertama pada paragraph pertama.
Devi : mengadakan pesta perpisahan antara warga papua dengan peneliti (eben)
Nita : memperkenalkan budaya
Umi:  ciri khas dari makanan Papua
Nafila : disengaja umtuk lebih bisa menghidupkan papua
Rasdeni :  memberikan sebuah kenangan tersendiri/ moment untuk sang peneliti
Zulfa :  pesta perpisahan khusus untuk si peneliti (tradisional)
Kesimpulan: masyarakat dengan menyengaja mengadakan pesta perpisahan yang bernuansa papua.
Pada  slide keenam ada pertanyaan – pertanyaan tentang papua  yang membuat kita menjadi penasaran , sehingga kita ingin mengetahuinya.
Trivia Quiz
1.      Apa Papua Barat? Dan di mana itu berada?
2.      Perbedaan apa yang dapat Anda melihat antara PAPUA  dan  IRIAN JAYA?
3.      Pada tahun berapa tanah yang disebut Papua diintegrasikan ke dalam NKRI?
4.      Apa Trikora?
5.      Apa peran Soekarno dalam integrasi Papua ke dalam NKRI?
6.      Apa yang  dilakukan kolonial Belanda di Papua?
7.      Apa peran dari AS-PBB dan negara-negara tetangga kita dalam konflik Papua?
8.      Apakah Organisasi Papua Merdeka (OPM) dan siapa yang membiayai mereka?


Papua Barat (sebelumnya Irian Jaya Barat disingkat Irjabar) adalah sebuah provinsi Indonesia yang terletak di bagian barat Pulau Papua. Ibukotanya adalah Manokwari. Nama provinsi ini sebelumnya adalah Irian Jaya Barat yang ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 45 Tahun 1999. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2007 tanggal 18 April 2007, nama provinsi ini diubah menjadi Papua Barat. Papua Barat dan Papua merupakan provinsi yang memperoleh status otonomi khusus.
Wilayah provinsi ini mencakup kawasan kepala burung pulau Papua dan kepulauan-kepulauan di sekelilingnya. Di sebelah utara, provinsi ini dibatasi oleh Samudra Pasifik, bagian barat berbatasan dengan provinsi Maluku Utara dan provinsi Maluku, bagian timur dibatasi oleh Teluk Cenderawasih, selatan dengan Laut Seram dan tenggara berbatasan dengan provinsi Papua. Batas Papua Barat hampir sama dengan batas Afdeling (bagian) West Nieuw-Guinea ("Guinea Baru Barat") di masa Hindia Belanda. Provinsi Papua Barat ini meski telah dijadikan provinsi tersendiri, namun tetap mendapat perlakuan khusus sebagaimana provinsi induknya. Provinsi ini juga telah mempunyai KPUD sendiri dan menyelenggarakan pemilu untuk pertama kalinya pada tanggal 5 April 2004.
Yang membedakan papua dan irian jaya, adalah masalah pergantian nama saja.  Pada mulanya wilayah ini dikenal sebagai Nugini Belanda (Nederlands Nieuw-Guinea atau Dutch New Guinea).  Setelah bergabung dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia Indonesia (NKRI) wilayah ini dikenal sebagai Irian Barat, yang kemudian diganti oleh Soeharto menjadi Irian Jaya pada saat meresmikan tambang tembaga dan emas freeport. Yang kemudian diganti lagi oleh UU No. 21 2011 tentang Otonomi khusus papua menjadi “Papua.”  Namun pada tahun 2003, banyak timbul berbagai protes, akhirnya papua dibagi menjadi dua provinsi oleh pemerintah indonesia, yaitu:  bagian timur tetap memakai nama Papua sedangkan bagian baratnya menjadi Irian jaya (yang setahun kemudian berubah jadi papua barat). 
Adapun kepanjangan dari Irian itu sendiri yaitu Ikut Republik Indonesia Anti Netherland. Provinsi yang memiliki luas 427,981 km persegi dan terletak di koordinat 130 derajat- 141 derajat lintang timur, dan 2,25 derajat utara-9 derajat selatan ini memiliki nama Irian Barat (1962-1963) dan berubah menjadi Irian Jaya ( 1973-2001) nama “Iryan” di perkenalkan oleh Marcuc W kaisepo pada september 1945, yang dalam bahasa Biak Numfor berarti sinar matahari atau tanaha yang panas ( the hot land) barulah oleh presiden Abdul rahman Wahid pada 1 januari 2000, nama provinsi Papua kemudian di legalkan melalui UU No 21 tahun 2001 tentang otonomi khusus bagi Provinsi papua, dan sejak 10 november 2004 dengan keputusan mahkama konstitusi No 018/PUU-I/2003 area ini terdiri dari dua Provinsi: Provinsi Papua Barat dan papua yang terdiri dari 29  daerah pemerintahan dan dua kota praja.
            Setelah sekian lama berjuang  Indonesia berhasil membebaskan Papua Barat dari tangan kolonial Belanda. AS sebagai negara pendonor bantuan ekonomi negara-negara Eropa setelah Perang Dunia II termasuk Belanda kini berbalik mendorong Belanda untuk segera melepaskan Papua Barat. Untuk dapat disetujui PBB, harus diadakan PEPERA (penentuan pendapat rakyat) untuk mengetahui keinginan masyarakat di sana apakah ingin bergabung dengan Indonesia atau berdiri sendiri.
            Pada tahun 1969, diadakanlah PEPERA yang dilakukan oleh Pantia 9 yang telah dilantik oleh DPRD setempat. Panitia ini segera menghubungi para tokoh masyarakat Papua untuk segera bergabung dalam DMP (Dewan Musyawarah PEPERA). PEPERA diikuti oleh 1.026 anggota DMP yang menjadi wakil dari rakyat Papua Barat dari 8 kabupaten. PEPERA dimulai dari Merauke, ujung timur Indonesia, tanggal 14 Juli 1969 hingga terakhir diadakan di Jayapura pada tanggal 4 Agustus 1969. Sebagian besar wakil yang hadir memilih bersatu dengan NKRI.
Trikora singkatan dari (Tri Komando Rakyat) adalah  konflik 2 tahun yang dilancarkan Indonesia untuk menggabungkan wilayah Papua bagian barat. Pada tanggal 19 Desember 1961, Soekarno (Presiden Indonesia) mengumumkan pelaksanaan Trikora di Alun-alun Utara Yogyakarta yang isinya ,
1.      Gagalkan Pembentukan “Negara Boneka Papua” buatan Belanda Kolonial
2.      Kibarkan Sang Merah Putih di Irian Barat Tanah Air Indonesia
3.      Bersiaplah untuk mobilisasi umum guna mempertahankan kemerdekaan dan kesatuan Tanah Air dan Bangsa.
 Soekarno juga membentuk Komando Mandala. Mayor Jenderal Soeharto diangkat sebagai panglima. Tugas komando ini adalah merencanakan, mempersiapkan, dan menyelenggarakan operasi militer untuk menggabungkan Papua bagian barat dengan Indonesia.
Peran Bung Karno
Menurut Jouwe, inspirator perundingan New York adalah Bung Karno. Waktu itu Presiden Amerika Serikat adalah JF Kennedy. Bung Karno dan JF Kennedy sudah lama menjalin persahabatan. Bahkan sejak masih menjadi mahasiswa, JF Kennedy sering mengangkat Soekarno dalam topik-topik diskusi di kampusnya. Itu dilakukannya karena ketertarikannya pada perjuangan Bung Karno membebaskan bangsanya dari penjajahan serta keberhasilan diplomasi Bung Karno menggalang kekuatan dari negara-negara di Asia dan Afrika.  Keterlibatan AS dalam penyelesaian konflik status politik wilayah Irian Barat pada era 1960-an berawal dari kedekatan kedua pemimpin negara ini.
            Pada tahun 1848 dilakukan suatu kontrak rahasia antara Pemerintah Hindia Belanda (Indonesia jaman Belanda) dengan Sultan Tidore di mana pesisir barat-laut dan barat-daya Papua Barat merupakan daerah teritorial kesultanan Tidore. Hal ini dilakukan dengan harapan untuk mencegah digunakannya Papua Barat sebagai papan-loncat penetrasi Inggris ke kepulauan Maluku. Di dalam hal ini Tidore sesungguhnya hanya merupakan vassal proportion (hubungan antara seorang yang menduduki tanah dengan janji memberikan pelayanan militer kepada tuan tanah) terhadap kedaulatan kekuasaan
Selama periode 1945 – 1962 Indonesia tidak memiliki wewenang untuk mengindonesiakan orang Papua secara terbuka. dapat dikatakan proses pengindonesiaan orang Papua yang dilakukan tidak tuntas, baru tahap awal, dan tidak menjangkau sebagian besar masyarakat Papua di pedalaman. Sebaliknya, berdasarkan pengalaman Belanda di Indonesia atau Hindia-Belanda dalam kemerdekaan tahun 1945, maka Belanda didalam menjajah Papua sangat hati-hati sekali dalam meningkatkan kehidupan Masyarakat di berbagai bidang, dan Belanda sengaja memperlambat perkembangan di Papua atau Nieuw Guinea sesuai dengan permintahaan dan kebutuhan orang-orang Papua. Katakanlah bahwa ini suatu bentuk “Etis-Politik Gaya Baru”. Termasuk didalamnya usaha untuk membentuk “Nasionalisme Papua”. Cara Belanda yang demikian itu menyebabkan orang-orang Papua tidak merasa bahwa mereka sedang dijajah sebab mereka hidup dalam suatu keadaan perekonomian yang baik dan tidak merasakan adanya penderitaan dan tekanan dari Belanda.
Sepanjang tahun 2011, isu separatisme wilayah Papua Barat terus bergulir. Aksi yang dimotori Organisasi Papua Merdeka (OPM) terus menuai dukungan dunia internasional. Tercatat ada International Lawyer for West Papua (ILWP) yang melakukan kajian ilmiah terhadap pendudukan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) di Wilayah Papua Barat sejak 1 Mei 1969 di Oxford-Inggris pada tanggal 2 Agustus. Anggota Parlemen Belanda Wim Kortenoeven (dari PVV) juga mendesak pemerintahnya agar mendukung kemerdekaan Papua.
Dugaan keterlibatan AS dalam gerakan separatis di Papua dilontarkan mantan Kepala Bakin A.C. Manulang. Ia menyebut AS mendukung dan membiayai kegiatan separatisme, termasuk Kongres Rakyat Papua III pada tanggal 17 Oktober 2011 yang berakhir rusuh. Tujuannya agar Indonesia terpojok lalu terpaksa melakukan jejak pendapat (referendum) bagi rakyat Papua. “AS sengaja membuat rusuh Papua dan Indonesia mendapat kecaman dunia internasional,” tutur AC Manullang (Itoday.com, 20/10/2011). Kongres Rakyat Papua III yang digelar 17 Oktober silam seolah menjadi puncak bagi kaum separatis-teroris tersebut. Pada acara itu mereka mendeklarasikan kemerdekaan Papua dari NKRI sekaligus mengumumkan susunan pemerintahan transisi secara lengkap.
      Organisasi Papua Merdeka (disingkat OPM) adalah sebuah organisasi yang didirikan tahun 1965 dengan tujuan membantu dan melaksanakan penggulinganpemerintahan yang saat ini berdiri di provinsi Papua dan Papua Barat di Indonesia, sebelumnya bernama Irian Jaya, memisahkan diri dari Indonesia, dan menolak pembangunan ekonomi dan modernitas. Organisasi ini mendapatkan dana dari pemerintah Libya pimpinan Muammar Gaddafi dan pelatihan dari grup gerilya New People's Army beraliran Maois yang ditetapkan sebagai organisasi teroris asing oleh Departemen Keamanan Nasional Amerika Serikat.
      Organisasi ini dianggap tidak sah di Indonesia. Perjuangan meraih kemerdekaan di tingkat provinsi dapat dituduh sebagai tindakan pengkhianatan terhadap negara. Sejak berdiri, OPM berusaha mengadakan dialog diplomatik, mengibarkan bendera Bintang Kejora, dan melancarkan aksi militan sebagai bagian dari konflik Papua. Para pendukungnya sering membawa-bawa bendera Bintang Kejora dan simbol persatuan Papua lainnya, seperti lagu kebangsaan "Hai Tanahku Papua" dan lambang nasional. Lambang nasional tersebut diadopsi sejak tahun 1961 sampai pemerintahan Indonesia diaktifkan bulan Mei 1963 sesuai Perjanjian New York.
            Chomsky , profesor dari Massachusetts Institute of Technology (MIT) yang sering disebut sebagai “father of modern linguistics” berbicara tentang Papua Barat dalam video tersebut. Ia menyebut kasus Papua Barat sebagai skandal besar yang dilakukan negara-negara Barat. Ini yang dikatakan oleh Chomsky
“Saya pikir perlawanan Papua Barat akan berdiri dengan kasus lainnya dalam perlawanan terhadap teror dan penindasan besar-besaran sebagai inspirasi dari apa yang manusia dapat capai dan itu belum mungkin berhasil. Jika (negara-negara-red) Barat bersedia untuk menghadapi tanggung jawab dan tindakan itu, hal ini dapat berhasil.”
            Dari semua ini saya akan menyimpulkan mengenai sebuah data, yaitu suatu nilai, variabel, ataupun kalimat yang diperoleh berdasarkan fakta yang ada dan belum diproses atau diolah , untuk itu harus adanya sebuah penelitian agar diketahui kebenarannya. Seperti diskusi kita ini Don’t use your Data as a pillow,  jangan gunakan data mu sebagai  bantal ( sandaran ) , istilah lain jangan jadikan data itu sebagai landasan karena itu belum pasti benar.

REFERENCE

Lethonen .M. (2000). The Cultural Analysis Analysis of Texts. London: Sage publication.
http://id.wikipedia.org/wiki/Papua_Barat
http://serbasejarah.wordpress.com/2012/07/04/dilema-papua-ke-papua-an-versus-ke-indonesia-an/
http://papuapost.com/2013/12/noam-chomsky-kasus-papua-barat-itu-major-scandal/


















Comments
0 Comments

0 Comments:

Post a Comment