Sunday, April 6, 2014

Data: Gunakan dan Kembangkan Informasi



8th Class Review
Data: Gunakan dan Kembangkan Informasi
            Istirahat sejenak untuk memulihkan tenaga, meregangkan otot-otot yang tegang, dan mempersiapkan diri untuk menghadapi tanjakan yang lebih curam di Academic Writing. Minggu-minggu kemarin telah terlewati Appetizer Essay, Chapter Review, The First Progress Test, Critical Review dalam bahasa Indonesia, Critical Review dalam bahasa Inggris bahkan The Second Progress Test. Dan sekarang tanjakan semakin curam yaitu Argumentative Essay Part 1. Jumat, 04 April 2014 seperti biasa di ruang 46 pukul 07.30 WIB, pada power point yang berjudul 9th Match: Reading Time dari judulnya saja sudah dapat ditebak bahwa perjalanan di Academic Writing harus lebih banyak makan makanan yang bergizi (harus lebih banyak baca) namanya juga reading time.

            Pada babak pertama atau lebih tepatnya setengah perjalanan di Academic Writing, Mr. Lala berpendapat bahwa perjalana di Academic Writing itu terasa melelahkan, tapi progress menjadi lebih baik lagi semakin dekat, terlihat sangat berat untuk tetap mempertahankan constant high quality work (key word) yang dihasilkan oleh murid saya, ketika terlalu banyak pelanggaran yang dilakukan murid saya pada papernya, saya sungguh sangat kecewa, saya tidak akan mentoleransi kesalahan sekecil apapun!, mempromosikan multilingual writer (and reader) adalah pekerjaan nyata, pindah dari L1-L2 bergerak dari titik satu ke titik yang lainnya adalah pengalaman nyata!. Mr. Lala berkata bahwa orang-orang di Indonesia memiliki magic word yaitu “khilaf”. Biasanya setiap melakukan kesalahan mereka berkata “maaf pak, saya khilaf”. Oleh karena itu Mr. Lala tidak mentolerir kesalahan sekecil apapun.
            Sedangkan pada babak kedua Mr. Lala berharap kepada kami untuk lebih baik lagi dalam  bersikap, tetap membaca (extensive dan intensive), tetap berdiskusi dengan partner tebaiknya, tetap setiap partner harus sering ngobrol, tetap mencari pengetahuan atau informasi di luar kelas, tetap focus itu wajib, tetap komitmen itu wajib, tetap semangat (daya juang) itu wajib, tetap TEAMWORK, TEAMWORK, TEAMWORK, TEAMWORK, TEAMWORK, TEAMWORK, TEAMWORK, itu wajib!.
            Focus adalah hal yang penting karena jika kita tidak focus pasti informasi atau pengetahuan yang kita dapatkan tidak akan sampai ketingkat pemahaman, komitmen juga hal yang penting karena jika kita tidak mempunyai komitmen maka kita tidak akan bisa mengikuti Academic Writing karena perjalanan semakin menanjak dan curam jadi harus mempunyai komitmen yang tinggi pula untuk melewatinya, daya juang tidak kalah pentingnya dengan dua poin tadi karena jika kita tidak mempunyai daya juang pastilah kita akan gugur di Academic Writing yang semakin menanjak dan curam ini, dan yang sangat crucial adalah teamwork, seperti yang sering dikatakan oleh kosma dan yang lainnya bahwa kita PBI-D adalah keluarga maka kita harus menjaga keharmonisan di team kita, apalagi teamwork di power point itu ditulis sebanyak tujuh kali dengan kata lain dari hari Senin sampai Minggu kita harus sering bertemu dan berdiskusi bersama karena perjalanan di Academic Writing telah memasuki babak kedua yaitu Argumentative Essay.
             Pada Argumentative Essay kita diwajibkan untuk membuat team yang masing-masing team beranggotakan lima orang dengan satu leader, terdapat tujuh kelompok dan saya berada di kelompok satu, setiap kelompok akan berdiskusi mengenai artikel yang ditulis oleh S. Eben Kirksey yang berjudul “Don’t Use Your Data as a Pillow”. Berikut nama-nama kelompok.
1st Group
2nd Group
3rd Group
4th Group
5th Group
6th Group
7th Group
Hilmi S.
Ghoyatul F.
Iis Y.
Liana N.
Niyati W.
Jefi F.
Rahma
Maria U.
Chaerul A.
Nani F.
Hilman H.
Mahromul
Nendi
Lili S.
Ummi K.
Susi N.
Reni H.
Meta H.
Nurul F.
Alfat P.
Aam A.
Suneti A.
Latifah N.
Komariyah
Eka R.
Nafila E.
Nita A.
Devi R.
Rasdeni
Zulfah
Santiara A.
Dwi A.
Eka B.
Mega W.
Deden H.
Fitri N.

            Pada artikel kali ini banyak dibahas mengenai Papua Barat (Don’t Use Your Data as a Pillow), tetapi sebelum merujuk pada teks alangkah lebih baiknya kita mengetahui terlebih dahulu tentang Papua Barat agar kita bisa lebih mudah memahami artikel tersebut.  Papua Barat (sebelumnya Irian Jaya Barat disingkat Irjabar) adalah sebuah provinsi Indonesia yang terletak di bagian barat Pulau Papua. Ibukotanya adalah Manokwari. Nama provinsi ini sebelumnya adalah Irian Jaya Barat yang ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 45 Tahun 1999. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2007 tanggal 18 April 2007, nama provinsi ini diubah menjadi Papua Barat.
23 Agustus 1949 sampai 2 November 1949 diadakan sidang KMB (Badrika, 2006: 64)
Hasil:
1.      Belanda mengakui Republik Indonesia Serikat (RIS) sebagai Negara merdeka dan berdaulat.
2.      Status keresidenan Irian Barat diselesaikan dalam waktu setahun sesudah pengakuan kedaulatan.
3.      Akan dibentuk Uni Indonesia-Belanda berdasarkan kerjasama sukarela dan sederajat.
4.      RIS mengembalikan hak milik Belanda dan memberikan hak konsesi dan izin baru untuk perusahaan-perusahaan Belanda.
5.      RIS harus membayar semua utang Belanda yang ada sejak tahun 1942.
24 Januari 1949 diadakan sidang PBB (Badrika, 2006: 66)
Hasil:
1.      Piagam pengakuan kedaulatan (27 Desember 1949)
2.      Pembentukan RIS
3.      Pembentukan UNi Indonesia Belanda
4.      Pembubaran tentara KNIL dan KL yang diintegrasikan ke dalam APRIS
5.      Piagam tentang kewarganegaraan
6.      Persetujuan tentang ekonomi keuangan
7.      Masalah Irian Barat akan dibicarakan kembali setahun kemudian.
jadi selama di siding KMB dan PBB masih tetap saja membahas tentang Irian Barat, sungguh sangat rumit sekali masalah Irian Barat sampai-sampai harus mengadakan sidang dua kali bahkan harus melakukan hal-hal lain agar Irian Barat bisa kembali lagi ke wilayah Indonesia.
Pada faktanya Papua barat telah mencapai kemerdekaannya pada tanggal 1 Desember 1961. Bendera Bintang Kejora pun dikibarkan, sekaligus “Deklarasi Kemerdekaan Papua Barat”. Bendera Bintang Kejora dikibarkan di samping bendera Belanda, dan lagu kebangsaan “Hai Tanahku Papua” dinyanyikan setelah lagu kebangsaan Belanda “Wilhelmus”. Deklarasi kemerdekaan Papua Barat ini disiarkan oleh Radio Belanda dan Australia. Momen inilah yang menjadi Deklarasi Kemerdekaan Papua Barat secara de facto[1] dan de jure[1] sebagai sebuah negara yang merdeka dan berdaulat. 
Tujuan negara belanda membentuk negara-negara serikat/boneka adalah?
  1. Agar mudah untuk pengawasan
  2.  Untuk melaksanakan sistem desentralisasi
  3. Agar mudah untuk menanamkan pengaruhnya
  4. Mencari dukungan untuk menegakkan kembali kekuasaan belanda di Indonesia
Pada gilirannya, pihak Belanda memiliki tujuan akhir yaitu mengembalikan kekuasaan Belanda di Indonesia. Inilah langkah politik hukum yang biasa disebut dengan Divide et Impera.
Masuknya Papua ke dalam wilayah Indonesia yang telah ditetapkan melalui Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera) pada 1969 silam. Berdasarkan catatan sejarah, pada 1 Oktober 1962 pemerintah Belanda di Irian Barat menyerahkan wilayah ini kepada Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) melalui United Nations Temporary Executive Authority (UNTEA) hingga 1 Mei 1963. Setelah tanggal tersebut, bendera Belanda diturunkan dan diganti bendera Merah Putih dan bendera PBB.
Selanjutnya, PBB merancang suatu kesepakatan yang dikenal dengan “New York Agreement” untuk memberikan kesempatan kepada masyarakat Irian Barat melakukan jajak pendapat melalui Pepera pada 19 November 1969 yang diwakili 175 orang sebagai utusan dari delapan kabupaten pada masa itu. Hasil Pepera menunjukkan rakyat Irian Barat setuju untuk bersatu dengan pemerintah Indonesia.
Alasan Pencaplokan Papua Barat oleh Indonesia oleh Soekarno Walaupun Papua Barat telah mendeklarasikan diri sebagai negara yang merdeka dan berdaulat, tetapi kemerdekaan itu hanya berumur 19 hari.
Peran Soekarno:
Jalur diplomasi
-          perundingan bilateral antara indonesia belanda 1952-54
-          melaui forum pbb 54
-          dukungan negara asia afrika, yg dihadiri 29 negara (1955)
Jalur konfrontasi
-          Politik dan ekonomi (pembatalan uni indonesia belanda pada tahun 1956 )
-          Pembentukna pemerintahan sementara pronsi irian barat di soasiuw di maluku utara
-          Pemogokan total guru indonesia 1957
-          Nasionalisasi perusahaan milik belanda 1957
-          Pemutusan hub. diplomatik pada tahun 60 bertepatan perayaan indonesia yg ke 15
Pencanangan trikora
-          Trikora
-          Pembentukan komando mandala pembebasan irbar, d pimpin oleh soeharto
-          Operasi Jayawijaya
 (Badrika, 2006: 68) karena tanggal 19 Desember 1961 Presiden Soekarno mengeluarkan Tri Komando Rakyat (TRIKORA) di Alun-alun Utara Yogyakarta yang isinya:
            1. Gagalkan Pembentukan “Negara Boneka Papua” buatan Kolonial Belanda.
            2. Kibarkan Sang Merah Putih di Irian Barat Tanah Air Indonesia
3. Bersiaplah untuk mobilisasi umum guna mempertahankan kemerdekaan dan kesatuan Tanah air Indonesia.
Tanggal-tanggal penting
-           Irian jaya menjadi bagian dari koloni belanda sejak 1828
-          Irian jaya menjaddi kedaulatan indonesia 1949
Adanya transer kedaulatan antara inndonesia dan belanda pada november1949 di Den Haag yang menyatakan “Status quo Karesidenan Nugini harus dipelihara dengan ketentuan bahwa dalam waktu satu tahun sejak tanggal penyerahan kedaulatan kepada Republik Indonesia Serikat pertanyaan tentang status politik New Guinea akan ditentukan melalui negosiasi.”
-          1954 indonesia mengajukan masalah Irian ke PBB (karena tidak ada tanda-tanda dari setiap solusi untuk masalah Irian). April 1955 posisi indonesia disahkan oleh KAA.
-          Sampai 1961 tidak ada tidak ada indikassi dari tiap solusi damai antara indonesia dan belanda.
-          Desember 1961 Ir , Soekarno berpidato tentang trikora.

            Kembali lagi pada artikel yang berjudul Don’t Use Your Data as a Pillow berikut adalah hasil atau catatan kotor yang telah didiskusikan oleh kelompok saya, yaitu:
Title “Don’t Use Your Data as a Pillow”
Hilmi S.
Data adalah pengetahuan, fakta yang didapat melalui research, sedangkan Pillow adalah kiasan untuk data yang digunakan hanya untuk sandaran atau hanya untuk menguatkan argument yang kita ketahui tidak diperdalam secara detail. Maksudnya data jangan hanya dijadikan sandaran atau penguat argument saja.
Ghoyatul F.
Data itu harus dieksplorasi lebih lanjut, sedangkan Pillow adalah lambing kegiatan bermalas-malasan. Maksudnya data yang diperoleh harus dieksplorasi lebih lanjut jangan hanya di simpan.
Iis Y.
Data membutuhkan fakta-fakta sedangkan Pillow adalah dijadikan sandaran. Maksudnya data harus berdasarkan fakta-fakta dan ketika kita memperoleh data tersebut maka data tersebut jangan hanya dijadikan sandaran semata.
Liana N.
Data adalah fakta-fakta yang jelas sedangkan Pillow sebagai sandaran atau pajangan. Maksudnya data yang diperoleh berdasarkan fakta-fakta yang jelas dan data tersebut jangan dijadikan sebagai pajangan semata atau sandaran.
Niyati W.
Data adalah pengetahuan atau informasi yang dapat dipertanggung jawabkan sedangkan Pillow adalah sesuatu yang dibutuhkan atau dipakai ketika kita butuh. Maksudnya informasi atau data yang telah diperoleh jangan hanya digunakan pada saat dibutuhkan saja melainkan harus terus dieksplor lagi dan di pakai terus-menerus.

Conclusion: Data adalah pengetahuan yang didukung dengan fakta research dan data yang kita punya tidak hanya digunakan pada saat kita butuh saja, melainkan harus sering dipakai.
First Paragraph (1st Sentence)
A small feast had been prepared for my going away party: salty sago pudding, fish broth, fried papaya leaves, boiled yams, and chicken.
Hilmi S.
Papua masih menjunjung tradisi. Papua tidak terlepas dari tradisi primitive masih original culture.
Ghoyatul F.
Segala sesuatu yang dipersiapkan dalam acara adat.
Iis Y.
Salah satu tradisi di papua dengan mengadakan suatu perayaan.
Liana N.
Salah satu acara adat perpisahan di suku Papua yang menyediakan makanan khas Papua sebagai makanan wajib pada saat upacara adat.
Niyati W.
Papua masih menjunjung tinggi tradisi nenek moyangnya.
Setelah membaca artikel yang berjudul “Don’t Use Your Data as a Pillow” saya tersentak karena banyak sekali kekurangan yang saya temukan seperti masih banyak vocabulary yang terasa asing atau yang saya tidak ketahui, kurang bisa memahami maksud dari kalimat yang ada, sehingga antara kalimat satu dan lainnya masih kurang nyambung, dan kurangnya pengetahuan tentang Papua Barat apalagi tentang sejarahnya. Yang lebih ironis lagi bahkan hampir tidak ada kelebihan yang saya miliki saat membaca artikel tersebut. (Hyland, 2002:229) Akhirnya, saya harus menyebutkan secara singkat area penulisan yang, sementara lebih  terkait erat dengan membaca untuk sebagian besar dari kita, namun menarik bagi  banyak orang dari semua latar belakang dan lapisan masyarakat: menulis kreatif.
Rangkuman dari seluruh kelompok yang dijelaskan dalam waktu satu menit.
1st Group
2nd Group
3rd Group
4th Group
5th Group
6th Group
7th Group
Hilmi S
Jefi F.
Hilman H.
Dwi A.
Aam A.
Nafila E.
Susi N.
Data: Knowledge Pillow: sandaran using when needed.
Data: pengetahuan dan fakta. Pillow: pengantar paling akhir the end of journey.
Data: Facts Pillow: pengantar tidur going away
Data: pengetahuan atau sejarah. Pillow: disembunyikan tidak dieksplor.
Data: jangan dijadikan sebagai ornament.
Data: hasil dari sebuah penelitian. Sengaja mengadakan persiapan. Ada momen yang berkesan dari seorang penulis.
Pillow: simbil kenyamanan.

Jadi dari beberapa kesimpulan yang didapat maka bisa ditarik satu kesimpulan yaitu Data yang dimaksud bersifat Generality expression sedangkan Pillow bersifat obsional maka judul disini merupakan roh dari artikel tersebut, data adalah pengetahuan atau informasi yang jangan hanya dijadikan sebagai sandaran atau pajangan semata dengan kata lain data tersebut harus terus dieksplor lebih lanjut agar kita bisa menggunkan data tersebut di dalam kehidupan sehari-hari.
Lehtonen, 2000: 48 Bahasa dan system lainnya atau symbol-simbol di dunia itu tidak abstrak, ada oleh sifat mereka sendiri, sebagai kekuatan non-material. Berbicara dengan keras, bahasa seperti ada tidak dimanapun juga tapi semuanya sebagai pemisah. Di dalam praktiknya, bahasa terdiri dari spoken, written, printed, electrical, digital atau sesuatu yang lain dalam menghasilkan teks. Kita tidak pernah menemui “bahasa yang serupa” tapi bahasa pasti terus menghasilkan maksud, untuk tambahan dalam meneruskan bentuk material, dicetak oleh system tanda khusus.
Bahasa sangat erat kaitannya dengan informasi yang akan disampaikan untuk mencapai meaning atau maksud tertentu. Masih menurut Lehtonen, 2000:48 Bahasa sendiri tidak hanya terdiri dari berbicara dan menulis. Bahasa terdiri dari semua system komunikasi yang menggunakan pengatur tanda agar lebih spesifik. Karenanya konsep dari “bahasa” memperluas dari yang dimaksud, untuk sebagai contoh, gambar dan music.
Berhubunngan, teks bisa disignifikasikan melalui berbagai formula, seperti: menulis, photographs, film, Koran dan majalah, iklan dan komersial. Ini seringkali dikombinasikan antara spoken dan writer word, gambar dan suara. Teks bisa dikategorikan menjadi dua yaitu verbal dan non-verbal. Teks verbal terdiri dari spoken atau written sedangkan non-verbal terdiri dari images atau sounds.

Auditory
Visual
Verbal
Speech
Writing
Non-verbal
Music
Picture
            Media untuk berkomunikasi menurut Lehtonen, 2000: 49 itu sangat banyak sekali diantaranya Speech, writings, ekspesi muka, gerak tubuh dan  cara berpakaian. Apalagi zaman sekarang banyak media seperti televise, film, video, radio, rekaman, majalah, buku, telephone, fax, internet, email dan lain sebagainya. Oleh karena itu kita bisa dengan mudah mendapatkan informasi yang kita inginkan. Dengan informasi yang kita dapat maka kita bisa menggunakannya saat melakukan penelitian.
            Lehtonen, 2000: 56 gambar (visual) berbeda dengan writing dan speaking dalam bahasa signifikan cara tertentu, yaitu:
  1. Gambar dikatakan sebagai indeks (penunjuk). Indeks yang dimaksudkan adalah sebuah tanda di dalam sebuah hubungan yang nyata.
  2. Gambar ini dikatakan menyerupai objek mereka, mereka adalah tanda kesederhanaan seseorang. Fiktif gambar memiliki hubungan yang nyata untuk objek mereka. Gambar adalah suatu teks mereka sendiri. Mereka bersandar pada suatu bahasa visual yang memiliki aturan, aturan tersebut mengenai bentuk dan warna.
            Dari semua pembahasan diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa semua informasi atau hal bisa dijadikan sebuah data, melainkan harus melalui survey terlebih dahulu, sehingga data tersebut bisa dipakai ketika kita melakukan research. Semoga dengan dibahasnya artikel yang berjudul Don’t Use Your Data as a Pillow kita bisa mengambil hikmah yaitu seluruh mahasiswa IAIN Syekh Nurjati Cirebon khususnya mahasiswa Bahasa Inggris tidak hanya menggunakan data sebagai pajangan atau sandaran belaka, tapi data itu harus bermanfaat untuk kita sebagai peserta didik. Oleh karenanya, kita harus sering menggunakan data yang kita punya pada saat kita melakukan research dan mengembangkn data yang telah kita peroleh sebelumnya.
Reference
Lehtonen, Mikko. 2000. The Cultural Analysis of Texts. London: SAGE Publications
Hyland, Ken. 2002. Teaching and Researching Writing. London: Pearson
Badrika, Wayan. 2006. Sejarah untuk SMA Jilid 3. Jakarta: Erlangga
Artikel yang berjudul “Don’t Use Your Data as a Pillow” yang ditulis oleh S. Eben Kirksey
http://id.wikipedia.org/wiki/Nugini_Belanda  Diunduh pada tanggal 5 April 2014
http://id.wikipedia.org/wiki/Operasi_Trikora Diunduh pada tanggal 5 April 2014
Comments
0 Comments

0 Comments:

Post a Comment