Sunday, April 6, 2014
Created By:
Dwi Ayu Astri Bahari
class review 8
Catatan kotor tentang
artikel S. Eben Kirksey
(by:
Dwi Ayu Asri Bahari)
Proggress
satu telah berlalu, kini sa’atnya kita melangkah maju. Tantangan baru mulai
datang, setelah satu minggu terbebas dari class review. Pagi ini kami membuat kelompok
yang terdiri dari lima mahasiswa, untuk membahas artikel yang berjudul “Don’t
use your data as a pillow” karya S. Eben Kirksey. Setiap individu harus membaca
kalimat pada artikel tersebut dengan keras dan pahami arti dari tiap-tiap
kalimat. Setelah itu, diskusikan dengan anggota kelompok apa yang dimengerti
dari paragraf tersebut. Sebelumnya selama lima menit kami berdiskusi untuk
menjawab beberapa pertanyaan mengenai Papua Barat.
Adapun
pertanyaannya seperti ini, “Papua Barat terletak dimana?”, “Apa perbedaan Papua
dengan Irian Jaya?”, “Apa yang dimaksud dengan trikora?”, “Apakah anda
mendukung Papua menjadi negara yang baru?”, dan lain sebagainya. Untuk itu saya
mencari tahu tentang Papua Barat, ini memalukan karena saya yang selalu mengaku
sebagai warga Indonesia yang baik, malah tidak tahu apa-apa tentang negara
tetangga.
Papua Barat merupakan sebuah
provinsi Indonesia yang
terletak di bagian barat Pulau Papua. Provinsi Papua Barat
beribukota di Kabupaten Manokwari. Secara administratif, Provinsi Papua Barat
terdiri dari 8 (delapan) kabupaten dan 1 (satu) kotamadya, yaitu Kabupaten Fak-fak,
Kabupaten Kaimana, Kabupaten Teluk Wondama, Kabupaten Teluk Bintuni, Kabupaten
Manokwari, Kabupaten Sorong Selatan, Kabupaten Sorong, Kabupaten Raja Ampat,
dan Kotamadya Sorong. Terdiri dari 124 Kecamatan, 48 Kelurahan, dan 1173
Kampung.
Irian Barat benar
termasuk kedalam wilayah Indonesia Karena apabila ditinjau dari segi politis, bahwa berdasarkan perjanjian international 1896 yang
diperjuangkan oleh Prof. Van Vollen Houven (pakar hukum adat Indonesia) di
sepakati bahwa ”Indonesia” adalah bekas Hindia Belanda. Sedangkan Irian Barat
walaupun dikatakan oleh Belanda secara kesukuan berbeda dengan bangsa Indonesia,
tetapi secara sah merupakan wilayah Hindia Belanda. Apabila
ditinjau dari segi antropologi,
bahwa bangsa Indonesia yang asli adalah Homo Wajakensis dan Homo Soloensis yang
mempunyai ciri-ciri: kulit hitam, rambut keriting (ras austromelanesoid) yang merupakan ciri ciri suku bangsa
Aborigin (Australia) dan ras negroid (Papua).
Operasi
TRIKORA di cetuskan oleh Ir. Soekarno pada tanggal 19 Desember 1961 bertempat
di alun-alun Utara yogyakarta. Trikora merupakan sebuah operasi yang bertujuan
untuk mengembalikan wilayah Papua bagian barat ke Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI). Trikora muncul karna adanya kekecewaan dari pihak indonesia
yang selalu gagal dalam perundingan dengan Belanda untuk mengembalikan irian
barat yang secara sepihak diklaim sebagai salah satu provinsi kerajaan Belanda.
Dalam pidatonya ”Membangun Dunia Kembali” di
forum PBB tanggal 30 September 1960, Presiden Soekarno berujar, ”......Kami
telah mengadakan perundingan-perundingan bilateral......harapan lenyap,
kesadaran hilang, bahkan toleransi pu n mencapai batasnya. Semuanya itu telah
habis dan Belanda tidak memberikan alternatif lainnya, kecuali memperkeras
sikap kami.”
Tindakan konfrontasi politik dan ekonomi yang
dilancarkan Indonesia ternyata belum mampu memaksa Belanda untuk menyerahkan
Irian Barat. Pada bulan April 1961 Belanda membentuk Dewan Papua, bahkan dalam
Sidang umum PBB September 1961, Belanda mengumumkan berdirinya Negara Papua.
Untuk mempertegas keberadaan Negara Papua, Belanda mendatangkan kapal induk
”Karel Doorman” ke Irian Barat.
Terdesak oleh persiapan perang Indonesia itu, Belanda dalam sidang Majelis
Umum PBB XVI tahun 1961 mengajukan usulan dekolonisasi di Irian Barat, yang
dikenal dengan ”Rencana Luns”.
Menanggapi
rencana licik Belanda tersebut, pada tanggal 19 Desember 1961 bertempat di
Yogyakarta, Presiden Soekarno mengumumkan TRIKORA dalam rapat raksasa di alun
alun utara Yogyakarta, yang isinya :
1.
Gagalkan berdirinya negara Boneka Papua bentukan Belanda,
2.
Kibarkan sang Merah Putih di irian Jaya tanah air Indonesia,
3.
Bersiap melaksanakan mobilisasi umum.
Sebagai langkah pertama pelaksanaan Trikora adalah pembentukan suatu
komando operasi, yang diberi nama ”Komando Mandala Pembebasan Irian Barat”.
Sebagai panglima komando adalah Brigjend. Soeharto yang kermudian pangkatnya
dinaikkan menjadi Mayor Jenderal.
Komando Mandala yang bermarkas di Makasar ini mempunyai dua tujuan :
1.
Merencanakan, menyiapkan dan melaksanakan
operasi militer untuk mengembalikan Irian barat ke dalam kekuasaan Republik
Indonesia,
2.
Mengembangkan situasi militer di wilayah Irian
barat sesuai dengan perkembangan perjuangan di bidang diplomasi supaya dalam
waktu singkat diciptakan daerah daerah bebas de facto atau unsur pemerintah RI
di wilayah Irian Barat.
Irian Jaya (Soeharto), Irian Barat (Soekarno), Papua (Gusdur).
Catatan kotor tentang artkel Eben yang berjudul “Don’t Use Your
Data as a Pillow”. Saya dari kelompok empat yang terdiri dari Eka berniati,
Fitri, Rahma, Reni, dan Dwi.
Diskusi untuk mencari tahu makna data dan pillow pada judulartikel
S. Eben K.
E : kalau punya data jangan disembunyikan harus diexplore biar
orang-orang tahu.
F : Data jangan Cuma ditaro, harus diolah lagi/digali. Kalau punya
data harus kaya field yang diolah, jangan kaya bantal yang hanya digunakan
untuk tidur.
Ram : Banyak sejarah yang belum kita ketahui. Jadi harus membuka
sejarah biar anak cucu kita tahu.
D : penulis menulis judul dengan perumpamaan data seperti
bantal/pillow, maksudnya kalau punya data jangan disembunyikan.
R : Data - sejarah , pillow – hanya diketahui diri sendiri
Kesimpulannya arti judul don’t use your data as a pillow, banyak
sejarah di Indonesia yang harus kita ungkap jangan hanya disembunyikan dan
harus digali lebih dalam.
Sentence satu
E : persiapan pesta perpisahan untuk prepare perjalan penulis.
Tujuan : membawa makanan untuk menjaga kesehatan.
R : mau pesta jadi harus menyediakan makanan yang enak
D : cerita pesta perpisahan, menyebut makanan tradisional, seperti
sago, dll. Rupanya penulis ingin membahas area itu (papua)
Ram : persiapan pesta dengan makanan tradisional
F : ada pesta kecil untuk perpisahan pesta tradisional papua dan
menyediakan makanan tradisional.
Kesimpulan sentence satu : dilihat dari makanan khasnya tidak lain
adalah menceritakan daerah papua. Berarti ada pesta kecil di papua.
Kelompok
saya satu-satunya kelompok yang mendapat teguran dari Mr.Lala, “kelompok empat
harus banyak belajar!” dan itu benar. Saya harap untuk minggu selanjutnya
kelompok saya bisa lebih baik. Kelebihan dan kekurangan saya sebagai pembaca :
Kelebihan
|
Kekurangan
|
-
|
Sulit memahami kata
pada artikel Eben
|
-
|
Banyak kata asing
yang saya temui seperti, fieldwork, undergraduate, modest affair
|
Meski
begitu, paling tidak akhirnya saya tahu bahwa arti judul Don’t use your data as
a pillow, maksudnya penulis menegaskan bahwa data/informasi jangan sekedar
digunakan sesa’at. Seperti pillow/bantal yang digunakan hanya untuk sandaran
ketika tidur. Data bersifat Generality expression dan Pillow bersifat obsional.
Finally,
I should briefly mention an area of writing which, while more closely associated
with reading for most of us, nevertheless appeals to many people from all
backgrounds and walks of life: creative writing. (hyland, 2002:229)
Akhirnya,
saya harus menyebutkan secara singkat area penulisan
yang, sementara lebih terkait erat dengan membaca untuk sebagian besar dari kita, namun menarik bagi banyak orang dari semua latar belakang dan lapisan masyarakat: menulis kreatif. (Hyland, 2002:229)
Lehtonen (2000 : 48) Language
and other systems of symbols are not in the world abstractly, existing by their
own virtue, as if some non-material force. Strictly speaking, language as such
exists nowhere at all but as an abstraction. In practice, language exists as
spoken, written, printed, electrical, digital or otherwise produced texts. We
never encounter ‘language as such’, but a language that is produced through
certain means and that is, in addition to being in certain material forms,
moulded by specific sign systems. As such, the concept of ‘language’ is not
restricted only to spoken or written language. We may well think that language
consists of all communications systems which utilize signs arranged in a
certain specific way. Hence, the concept of ‘language’ expands to include, for
example, pictures and music as well.
Bahasa
dan system lainnya atau symbol-simbol di dunia itu tidak abstrak, ada oleh
sifat mereka sendiri, sebagai kekuatan non-material. Berbicara dengan keras,
bahasa seperti ada tidak dimanapun juga tapi semuanya sebagai pemisah. Di dalam
praktiknya, bahasa terdiri dari spoken, written,
printed, electrical, digital atau sesuatu
yang lain dalam menghasilkan teks. Kita tidak pernah menemui “bahasa yang
serupa” tapi bahasa pasti terus menghasilkan maksud, untuk tambahan dalam
meneruskan bentuk material, dicetak oleh system tanda khusus.
Bahasa
sendiri tidak hanya terdiri dari berbicara dan menulis. Bahasa terdiri dari
semua system komunikasi yang menggunakan pengatur tanda agar lebih spesifik.
Karenanya konsep dari “bahasa” memperluas dari yang dimaksud, untuk sebagai
contoh, gambar dan music.
Lehtonen (2000 : 48) Correspondingly,
‘text’ can mean any form of signification: writings, photographs, movies,
newspapers and magazines, advertisements and commercials; all and all, every
kind of human signification practice.
Berhubunngan, teks bisa disignifikasikan
melalui berbagai formula, seperti: menulis, photographs, film, Koran dan
majalah, iklan dan komersial. Ini seringkali dikombinasikan antara spoken dan
writer word, gambar dan suara. Teks bisa dikategorikan menjadi dua yaitu verbal dan non-verbal. Teks verbal terdiri dari spoken atau written sedangkan
non-verbal terdiri dari images atau sounds.
Auditory
|
Visual
|
|
Verbal
|
Speech
|
Writing
|
Non-verbal
|
Music
|
Picture
|
Kesimpulannya,
judul Don’t use your data as a pillow, maksudnya penulis menegaskan bahwa data/informasi
jangan sekedar digunakan sesa’at. Seperti pillow/bantal yang digunakan hanya
untuk sandaran ketika tidur. Data bersifat Generality expression dan Pillow
bersifat obsional. Sebagai peserta didik kita harus meng-explore data yang kita
miliki bukan sekedar mendapat data dan kemudian kita simpan, research informasi
dan kita kembangkan.
References
Lehtonen,
Mikko. 2000. The Cultural Analysis of
Text. London : SAGE Publication
diunduh tanggal 05
april 2014, pukul 16.00 WIB
http://id.wikipedia.org/wiki/Operasi
Trikora diunduh tanggal 06 april, pukul
11.00


Subscribe to:
Post Comments (Atom)