Sunday, April 6, 2014

A New Step Through Reading Experience


8th Class review
“A New Step Through Reading Experience”
Pertemuan kedelapan ini ada banyak tugas yang harus kami selesaikan, diantaranya : Pertama, kita ditugaskan untuk membaca dengan grup kita masing-masing. Kedua, buat kelompok, setiap kelompok tediri dari 5 orang. Ketiga, buka artikel yang berjudul “Don’t Use Your Data as a Pillow”. Keempat, setiapanggota harus membacakalimat dengan suara yang kerasdan berbagipemikiranAnda sendiri pada kalimat tersebut. Kelima, Diskusikanapakah Andadananggota lainmemilikipemikiranyang sama padakalimat itu. Keenam, Berhenti untuk sementaradan mendiskusikanapa yang Andapahamidari satuparagraf. Ketujuh, Buatlah catatansetiap kali Andamembahas hal-hal.Lakukanberulang-ulangsampai Andaselesai membacaseluruhbab.

Setelah kami dibagi menjadi 7 kelompok dengan beranggotakan 5 orang disetiap grup, lalu kami mulai menganalisis artikel tersebut. Hasil diskusi dari kelompok saya, yaitu sebagai berikut :
Ø  Title : Don’t Use Your Data as a Pillow
Opinion from :
Ghoya : Mengeksplorasikan kemampuan yang kita miliki, jangan bermalas-malasan seperti bantal.
Hilmi : Data adalah pengetahuan yang didapat (pengetahuan yang didasari dengan fakta),pillow disini diartikan sebagai sandaran untuk menguatkan argumen.
Niyati : Menyembunyikan data, digunakan hanya pada saat kita membutuhkan.
Liana : Data adalah fakta-fakta yang didukung oleh bukti, data tersebut jangan hanya dijadikan pajangan. Pillow disini diartikan sebagai sandaran.
Iis : Data membutuhkan fakta-fakta yang jelas dan tidak hanya dijadikan sebagai sandaran atau tumpuan saja.

Kesimpulan :
Data yang kita punya tidak hanya digunakan ketika kita membutuhkannya saja.

Ø  Sentence 1
Iis : Salah satu tradisi di Papua dengan mengadakan suatu perayaan.
Ghoya : Segala sesuatu yang dipersiapkan dalam acara adat.
Hilmi : Papua tidak terlepas dari tradisi dan adat karena Papua memiliki original culture.
Niyati : Papua masih menjunjung nilai tradisi.
Liana : Salah satu acara adat perpisahan di suku adat Papua yang mengadakan makanan khas mereka.

Dan berikut ini adalah hasil diskusi dari semua kelompok mengenai artikel yang berjudul “Don’t Use Your Data as a Pillow” yang ditulis oleh seorang mahasiswa dari University Oxford yang bernama S. Eben Kirksey.

Kelompok 1 :
·         Data adalah knowledge (pengetahuan)
·         Pillow diartikan sebagai sandaran
·         Tradisi adat
Kelompok 2 :
·         Data adalah pengetahuan dan fakta
·         Pillow diartikan sebagai pengantar paling akhir
·         The end of journey
Kelompok 3 :
·         Data adalah fakta
·         Pillow diartikan sebagai pengantar
·         Going away
Kelompok 4 :
·         Data adalah pengetahuan atau sejarah
·         Pillow diartikan sebagai sesuatu yang disembunyikan atau tidak dieksplor
·         Persiapan perpisahan pesta dengan penulis
Kelompok 5 :
·         Data dijadikan sebagai ornamen
Kelompok 6 :
·         Data adalah hasil akhir dari sebuah penelitian
·         Sengaja mengadakan
·         Perpisahan, ada momen yang berkesan bagi seorang penulis.
Kelompok 7 :
·         Pillow disini diartikan sebagai simbol kenyamanan
Maka dari kata “data” dapat disimpulkan bahwa data adalah informasi yang kita dapatkan dari hasil penelitian. Dalam penggunaan sehari-hari data berarti suatu pernyataan yang diterima secara apa adanya. Pernyataan ini adalah hasil pengukuran atau pengamatan suatu variabel yang bentuknya dapat berupa angka, kata-kata, atau citra.Dalam keilmuan (ilmiah), fakta dikumpulkan untuk menjadi data. Data kemudian diolah sehingga dapat diutarakan secara jelas dan tepat sehingga dapat dimengerti oleh orang lain yang tidak langsung mengalaminya sendiri, hal ini dinamakan deskripsi. Pemilahan banyak data sesuai dengan persamaan atau perbedaan yang dikandungnya dinamakan klasifikasi.

Mikko Lehtonen dalam bukunya yang berjudul “The Culture Analysis of Text”(2000) menjelaskan mengenai Informasi yang terdiri dari beberapa aspek yaitu, spoken, writen, visual, combination. Berikut adalah penjelasannya :
Speech, writing, facial expressions, body language and ways to dress can all, in a broad sense, be considered ‘a medium’ of communication. Today’s established media are television, movies, videos, radio, recordings, magazines, books, telephones, telefaxes, the internet, e-mail, billboards and hoardings (Lehtonen, 2000: 49). Menurut Lehtonen, media untuk berkomunikasi atau untuk mendapatkan informasi itu banyak sekali, diantaranya pembicaraan, tulisan, ekspresi wajah, bahasa tubuh dan cara berpakaian. Apalagi zaman sekarang banyak media seperti televise, film, video, radio, rekaman, majalah, buku, telephone, fax, internet, email dan lain sebagainya. Dari semua media tersebut, dengan mudah kita bisa mendapatkan informasi atau data yang kita inginkan. Data atau informasi yang kita dapat itu digunakan ketika kita sedang melakukan research.

Sejalan dengan itu, 'text' dapat berartibentukpenandaan: tulisan, foto-foto, film, surat kabar dan majalah, iklandaniklan;semua dan semua, setiap jenisprakteksignifikansimanusia.ini, pada gilirannya, sering menggabungkanlisan dan tulisankata-kata, gambar dan suara. Memang, mengkategorikantekstidakselalu mudah, dan semuakategorisasi
memilikiproblematikatersendiri. Salah satu caraadalah denganmembagitekske dalamverbal dan nonverbalkategori. Teksverbal, bagaimanapun, dapatbaiktertulis atau lisan,
sama sepertinon-verbal teksdapat berupa gambaratau suara. Cara lainadalah dengan membuatperbedaan antarateksvisual dan pendengaran(misalnya, antara menulis danberbicara,ataugambar dan suara). Membawa bersama-samadivisiinimenghasilkantabel berikut:
                                                 Auditory                    visual

Speech

writing

Music

Picture
Verbal

Non-verbal
Reomended from Ken Hyland (2006: 78), to collect data on these various needs the teacher is likely to draw on a range of different sources and methods. Jordan (1997), for instance, lists fourteen different procedures for collecting needs data, including student self-assessment, class progress tests and previous research, while Brown (1995) lists twenty-four, grouping them into six main categories: existing information, tests, observations, interviews, meetings and questionnaires. Oddly, neither mentions collecting and analyzing authentic texts, now regarded as a key source of information about target situations. Perhaps the most widely used approaches are:
■ Questionnaires.
■ Analyses of authentic spoken and written texts.
■ Structured interviews.
■ Observations.
■ Informal consultations with faculty, learners, other EAP teachers, etc.
■ Assessment results.

MenurutRaymondWilliams, sejarahpenulisandapat dibagimenjadi empat tahaputama:
ü  Tahap pertama terhubung dengan masyarakat di mana pengetahuan lisan dantradisi diberlakukan. Menulis berfungsi sebagai alat pendukung dan merekamtradisi ini (di daerah Mediterania dan Timur Tengahkira-kira sebelum zaman klasik).
ü  Pada tahap kedua, fungsi perekamaninidilengkapidengan menulisuntuk presentasioral (seperti tragedidan pidatopengadilankunoYunani dan Roma).
ü  Pada tahapketiga,teks tertulismulai diproduksijugauntuk dibacasecara pribadi, meskipunbahkan kemudianmereka seringmembacakan(misalnya, di biara-biaraSelatan danEropa Tengahpada Abad Pertengahan).
ü  Pada tahap keempat, akrab bagikita semua, sebagian besar dari-atau praktissemua-penulisandimaksudkanuntuk dibacadiam-diamsaja.

Inilah beberapa pertanyaan yang jawabannya akan kita bahas sesuai dengan artikel yang berjudul “Don’t Use Your Data as a Pillow”.
Ø  Apa itu Papua Barat? Dandi mana ituberada?
Ø  Perbedaanapa yang dapatAnda melihatantaraPAPUA dan IRIANJAYA?
Ø  Padatahun berapatanahyang disebutPapuadiintegrasikan ke dalamNKRI?
Ø  Apa itu Trikora?
Ø  Apa peranSoekarnodalam integrasiPapuake dalamNKRI?
Ø  Apa yang dilakukan kolonial Belanda diPapua?
Ø  Apa perandariAS-PBB dan negara-negaratetangga kitadalam konflikPapua?
Ø  ApakahOrganisasi PapuaMerdeka(OPM) dan siapa yangmembiayaimereka?
Ø  Anda secara pribadiakanmendukungPapuamenjadinegara yang barudipisahkan? Mengapa?

All About Papua Barat
v  Letak Geografis Papua Barat :
Provinsi Papua Barat terletak antara 0 – 4 derajat Lintang Selatan dan 124 – 132 derajat Bujur Timur, tepat dibawah garis katulistiwa dengan ketinggian 0 – 100 meter dari permukaan laut. Luas wilayah Provinsi Papua Barat sebesar 126.093 kilometer persegi.Batas Utara: Laut Pasifik, Batas Barat: Laut Seram Provinsi Maluku, Batas Selatan: Laut Banda Provinsi Maluku, Batas Timur: Provinsi Papua.

Sekitar Tahun 200 M, ahli Geography bernama Ptolamy menyebut Papua Barat dengan nama Labadios. Belum diketahui maksudnya apa disebut demikian. Di akhir tahun 500 M, pengarang Tiongkok bernama Ghau Yu Kua memberi nama Tungki, dan pada akhir tahun 600 M, Kerajaan Sriwijaya menyebut nama Papua dengan menggunakan nama Janggi.
Nama Tungki dan Janggi telah mengundang berbagai pendapat, kemungkinan nama Tungki yang sudah berubah dalam sebutannya menjadi Janggi atau sebaliknya. Pada akhir tahun 1300, Majapahit menggunakan dua nama, yakni Wanin dan Sram.Nama Wanin, tentu tidak lain dari semenanjung Onin di daerah Fak-Fak dan Sram, ialah pulau Seram di Maluku. Ada kemungkinan, budak yang dibawa dan dipersembahkan kepada Majapahit berasal dari Onin, dan yang membawanya ke sana adalah orang Seram dari Maluku, sehingga dua nama ini disebut.
Tidore memberi nama untuk pulau ini dan penduduknya sebagai Papa-Ua yang sudah berubah dalam sebutan menjadi Papua. Pada tahun 1545, Inigo Ortiz de Retes memberi nama Nueva Guinee. Dan ada pelaut lain yang memberi nama Isla Del Oro, yang artinya Pulau Emas.Nama Nueva Guinee kemudian di-Belanda-kan menjadi Nieuw Guinea. Pada tahun 1956, Belanda merubah nama Niew Guinea menjadi Nederlands Nieuw Guinea. Perubahan nama Nieuw Guinea menjadi Nederlands Nieuw Guinea mengandung maksud positive dan maksud negative. Positivenya ialah karena nama Nieuw Guinea sering dihubungkan dengan sejarah Hindia Belanda (Nederlands Indie), terutama pihak Indonesia sering menggunakan ini sebagai alasan menuntut Nieuw Guinea dari Belanda.Negativenya ialah bahwa sebelum Nieuw Guinea dijual, lebih dahulu dijadikan milik Belanda. Hal ini terbukti kemudian, bahwa Nederlands Nieuw Guinea bersama Nederlands Onderdaan yang hidup diatasnya, dijual kepada Indonesia pada 1962. Belanda merasa berhak berbuat demikian, karena sejak 1956, West Papua telah dijadikan miliknya. Apa yang dilakukan Pemerintah Belanda dimasa itu, paralel dengan tindakan Synode Gereja Hervormd Belanda, sebab pada tahun 1956 itu juga, melepaskan tanggung-jawabnya kepada Dewan Gereja-Gereja di Indonesia.
Pada tahun 1961, Komite Nasional Papua yang pertama menetapkan nama Papua Barat. Pada masa Pemerintahan Sementera PBB (UNTEA), menggunakan dua nama, West New Guinea/West Irian.Pada tanggal 1 Mei 1963, Irian Barat pun resmi menjadi wilayah Republik Indonesia berdasarakan Persetujuan New York yang ditandatangani 15 Agustus 1962. Republik Indonesia masih menggunakan nama Irian Barat.
Namun, Bung Karno sudah mempersiapkan nama kala itu, yang di dapatnya dari salah seorang pejuang tanah air, nama itu ialah Irian Jaya, yang berarti Ikut Republik Indonesia Anti Nedherland dan kata Jaya artinya menang. Setelah Proklamasi kemerdekaan tanggal 1 Juli 1971, Pemerintah Revolusioner sementara Republik West Papua di Markas Victoria, menggunakan nama West Papua.Pada tahun 1973, Pemerintah Republik Indonesia di West Papua merubah nama Irian Barat menjadi Irian Jaya.Pada tahun 2000 nama Irian Jaya kembali menjadi Papua hingga kini.
Nama Papua, aslinya Papa-Ua, asal dari bahasa Maluku Utara. Maksud sebenarnya, bahwa di pulau ini tidak terdapat seorang raja, yang memerintah disini sebagai seorang bapak, itulah sebabnya pulau dan penduduknya disebut demikian.Papa-Ua artinya anak piatu. Dari sekian nama yang sudah disebut, Komite Nasional Papua pada tahun 1961, memilih dan menetapkan nama PAPUA, karena rakyat disini kelak disebut bangsa Papua dan tanah airnya Papua Barat (West Papua).Alasan memilih nama Papua, karena sesuai dengan kenyataan, bahwa penduduk pulau Papua sejak nenek moyang tidak terdapat dinasti yang memerintah atau raja disini, sebagaimana yang ada dibagian bumi yang lain. Orang Papua berdiri sama tinggi dan duduk sama rendah.
v  Sejarah Perebutan Papua Barat
Mandala adalah nama pasukan yang dipimpin oleh Mayor Jenderal Soeharto dalam Operasi Trikora, sebuah operasi yang dilancarkan dalam bentuk konfrontasi bersenjata melawan Belanda di Papua. Pemerintah Indonesia menyebutnya Operasi Pembebasan Irian Barat.
Setelah merdeka dari penjajahan Belanda tahun 1945, para pendiri negara Indonesia menyatakan Papua Barat (Papua timur adalah Papua New Guinea) adalah bagian dari Indonesia. Namun, pulau besar itu masih dikuasai Belanda dan dipersiapkan sebagai negara merdeka paling lambat tahun 1974.
Soekarno (presiden pertama) menyatakan hal itu adalah strategi Belanda (atau negara barat) untuk tetap menancapkan imperialisme setelah strategi kolonialisme gagal total. Negara Papua Barat dianggap sebagai negara boneka yang akan membayang-bayangi Indonesia merdeka.
Pada tanggal 19 Desember 1961, Presiden Soekarno mengumumkan pelaksanaan Trikora. Tujuannya menggagalkan pembentukan negara Papua Barat dan mengintegrasikannya ke dalam Indonesia. Soekarno membentuk Komando Mandala yang dipimpin oleh Soeharto. Komando ini bertugas melancarkan konfrontasi bersenjata melawan Belanda.
Makassar dipilih oleh Soeharto sebagai basis pasukan. Konfrontasi itu berlangsung selama dua tahun. Pada tahun 1963, setelah melalui pertempuran yang sengit, Indonesia dan Belanda melakukan perundingan di New York. Atas desakan Amerika Serikat, Belanda mengakui bahwa Papua Barat adalah bagian dari Indonesia.
v  peran soekarno:
Jalur diplomasi
ü  perundingan bilateral antara indonesia belanda 1952-54
ü  melaui forum pbb 54
ü  dukungan negara asia afrika, yg dihadiri 29 negara (1955)
Jalur konfrontasi
ü  politik dan ekonomi (pembatalan uni indonesia belanda pada tahun 1956 )
ü  pembentukna pemerintahan sementara pronsi irian barat di soasiuw di maluku utara
ü  pemogokan total guru indonesia 1957
ü  nasionalisasi perusahaan milik belanda 1957
ü  pemutusan hub. diplomatik pada tahun 60 bertepatan perayaan indonesia yg ke 15
Pencanangan trikora
ü  pembentukan komando mandala pembebasan irbar, d pimpin oleh soeharto
ü  operasi Jayawijaya
persetujuan newyork agreement 62
pepera 69

v  Tanggal-tanggal penting
ü  Irian jaya menjadi bagian dari koloni belanda sejak 1828
ü  Irian jaya menjaddi kedaulatan indonesia 1949
ü  Adanya transer kedaulatan antara inndonesia dan belanda pada november1949 diDen Haag Yang menyatakan “Status quo Karesidenan Nugini harus dipelihara dengan ketentuan bahwa dalam waktu satu tahun sejak tanggal penyerahan kedaulatan kepada Republik Indonesia Serikat pertanyaan tentang status politik New Guinea akan ditentukan melalui negosiasi.”
ü  1954 indonesia mengajukan masalah Irian ke PBB (karena tidak ada tanda-tanda dari setiap solusi untuk masalah Irian). April 1955 posisi indonesia disahkan oleh KAA.
ü  Sampai 1961 tidak ada tidak indikasi dari tiap solusi damai antara indonesia dan belanda.
ü  Desember 1961 Ir Soekarno berpidato tentang trikora.

SEJARAH INTEGRASI PAPUA ke dalam NKRI. Padahal sejarah integrasi dimaksud sudah SANGAT JELAS, tertulis, dan terdokumentasikan secara resmi hingga ke badan dunia (PBB).
Dan bahwa sikap saling curiga itu memang sengaja diciptakan dan dipelihara oleh kelompok-kelompok kepentingan tertentu baik dari luar maupun dari dalam negeri untuk melepaskan Papua dari NKRI.
Pada bagian kedua ini akan diuraikan beberapa prinsip dasar yang melatari argumen penulis bahwa jauh sebelum Pepera 1969, Papua sudah menjadi bagian yang sah dari NKRI.
1.      Azas Uti Possedetis Juris
Azas ini diakui dalam hukum internasional dan sudah dipraktikan secara luas di berbagai negara. Azas ini pada intinya mengatur b PBB yang memasukan West Papua sebagai ‘Non Self-Governing Territories’ atau wilayah tak berpemerintahan sendiri yang harus dimerdekakan?
Inkonsistensi sikap
Sikap-sikap inkonsisten Belanda inilah yang membuat Bung Karno geram. Maka tak heran jika Bung Karno kemudian menggalang kekuatan dari negara-negara Asia-Afrika, dan mengutus Jenderal AH. Nasution ke Moskwa pada Desember 1960 untuk mengadakan perjanjian jual-beli senjata dengan pemerintah Uni Soviet senilai 2,5 miliar dollar dengan persyaratan pembayaran jangka panjang. Setahun kemudian, di alun-alun Utara Yogyakarta Bung Karno mengumandangkan Operasi Trikora (19 Desember 1961).
Perjuangan Bung Karno ini membuahkan hasil. 15 Agustus 1962 Indonesia-Belanda menandatangani New York Agreement yang difasilitasi PBB. Sesuai persetujuan New York itu, Belanda menyerahkan kekuasaan atas Irian Barat kepada PBB. Untuk maksud itu, dibentuklah Badan Pemerintahan Sementara PBB (UNTEA).
Pengambil-alihan pemerintahan di Irian barat oleh UNTEA ini tercatat dalam Resolusi Majelis Umum PBB No. 1752 tanggal 21 September 1962. Maka tanggal 1 Oktober 1962 secara resmi berlangsung penyerahan kekuasaan dari Pemerintahan Belanda kepada UNTEA dibawah pimpinan Administrator Jose Rolz Bennet yang tidak lama kemudian diganti oleh Dr. Djalal Abdoh. Tanggal 31 Desember 1962 bendera Belanda diturunkan dari wilayah Papua Barat dan sebagai gantinya dikibarkanlah bendera Indonesia berdampingan dengan bendera PBB (UNTEA). 31 Desember 1962 bendera Belanda diturunkan, digantikan oleh Bendera Merah Putih mendampingi bendera PBB (UNTEA).

Februari 1963 Sekretaris Jenderal PBB  ke Jakarta dan Jayapura untuk memperjelas bahwa PBB akan menjamin kelancaran proses alih kekuasaan dari UNTEA kepada Pemerintah Indonesia. Sekjen PBB kemudian mengirimkan utusan untuk menerima pemerintahan di Irian Barat. Secara berangsur-angsur pegawai bangsa Belanda meniggalkan Irian Barat, dimana hingga Maret 1963 praktis hampir semua jabatan dalam pemerintahan UNTEA telah berada ditangan bangsa Indonesia, kecuali jabatan-jabatan tertentu dan vital yang terus dipegang oleh petugas PBB bangsa lain hingga pada akhir masa tugas UNTEA di Irian Barat, 1 Mei 1963.
Tiga hari kemudian, tepatnya 4 Mei 1963, Bung Karno tiba di Papua. Dan di Kota Baru yang sebelumnya bernama Hollandia, ibukota Nederland Nieuw Guinea (sekarang Jayapura) suara Bung Karno membahana ke seluruh Tanah Papua :
“…Dan apa yang dinamakan tanah air Indonesia? Yang dinamakna tanah air Indonesia ialah segenap wilayah yang dulu dijajah oleh pihak Belanda, yang dulu dinamakan Hindia Belanda, yang dulu dinamakan Nederlands Indië. Itulah wilayah Republik Indonesia. Dengarkan benar kataku, itulah wilayah Republik Indonesia. Itu berarti bahwa sejak 17 Agustus 1945 Irian Barat telah masuk di dalam wilayah Republik Indonesia. Apa yang belum terjadi? Karena penjajah Belanda di Irian Barat sesudah proklamasi itu masih berjalan terus, maka Irian Barat belum kembali termasuk di dalam wilayah kekuasaan Republik Indonesia. Sehingga kita punya perjuangan yang lalu ialah Saudara-Saudara perhatikan benar-benar, bukan memasukan Irian Barat ke dalam wilayah kekuasaan Republik Indonesia. Kesalahan ini masih kadang-kadang dibuat. Orang masih berkata, berjuang memasukan Irian Barat kembali ke dalam wilayah kekuasaan Republik Indonesia. Tidak! Irian Barat sejak 17 Agustus 1945 sudah masuk dalam wilayah Republik Indonesia. Orang kadang-kadang berkata, memasukan Irian Barat ke dalam wilayah Ibu Pertiwi. Salah! Tidak! Irian Barat sejak daripada dulu sudah masuk ke dalam wilayah kekuasaan Republik Indonesia…”
2.      Apa itu trikora?
Operasi TRIKORA di cetuskan oleh Ir. Soekarno pada tanggal 19 Desember 1961 bertempat di alun-alun Utara yogyakarta. Trikora merupakan sebuah operasi yang bertujuan untuk mengembalikan wilayah Papua bagian barat ke Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Trikora muncul karna adanya kekecewaan dari pihak indonesia yang selalu gagal dalam perundingan dengan Belanda untuk mengembalikan irian barat yang secara sepihak diklaim sebagai salah satu provinsi kerajaan Belanda.
Umur sejarah “BangsaPapua” baru 19 hari setelah di proklamirkan di Manokwari pada tahun 1961, dan di Alun-alun Utara di jogja pada Tanggal 14 Desember 1961 bersamaan dengan ditetapkan suatu komando tertinggi (KOTI) Pembebasan Irian Jaya barat, president RI (Sukarno) Berpidato, mengeluarkan Maklumat/Mendeklarasikan  Tiga Komando Rakyat (TRIKORA) yang berisi :
·         Gagalkan Negara Boneka buatan Belanda
·         Bersiaplah untuk Memobilisasi Umum
·         Kibarkan Bendera Merah Putih di seluruh pelosok Tanah Papua.

Sebelum di cetuskanya TRIKORA presiden Soekarno pada tahun 1960 memerintahkan jend. A.H. Nasution untuk mencari peralatan militer ke luar negeri, negara yang pertama dikunjungi adalah Amerika, namun menolaknya, lalu A.H. Nasution meminta bantuan pada uni sovyet dan berhasil mengadakan perjanjian jual beli senjata dan peralatan tempur.
Setelah dicetuskanya operasi TRIKORA, Ir.sukarno membentuk komando MANDALA yang dikomandani oleh Mayjen. Suharto. Tugas dari komando MANDALA adalah : merencanakan, mempersiapkan, dan menyelenggarakan operasi militer untuk menggabungkan Papua bagian barat dengan Indonesia. Untuk melakukan tugas tsb mayjen. Suharto menerapkan strategi Infiltrasi (penyusupan), Eksploitasi, dan Konsolidasi.
Gelar operasi infiltrasi dilakukan secara bertahap melalui jalur udara dengan menggunakan pesawat-pesawat angkut berat AURI (TNI AU), sedangkan melalui jalur laut, ALRI (TNI AL) mengerahkan 3 kapal perang serta 2 Kapal selam. Pada tgl 15 januari 1962 terjadi insiden pertempuran dimana 3 kapal perang ALRI kepergok oleh kapal fregat belanda mengakibatkan tenggelamnya KRI Macan Tutul serta menewaskan Komodor Yos Sudarso, peristiwa ini dikenal dengan Pertempuran Laut Aru.
Setelah menggelar tahap Infiltrasi yang berlangsung hingga thn 1962, ALRI kemudian mempersiapkan Operasi Jayawijaya yang merupakan operasi amfibi terbesar dalam sejarah operasi militer Indonesia. Lebih dari 100 kapal perang dan 16.000 prajurit disiapkan dalam operasi pendaratan tersebut. Operasi ini sebagai pendukung dalam tahap Eksploitasi yang bertujuan untuk menyerang kekuatan belanda secara terbuka, dalam tahap ini ALRI juga mengerahkan 12 kapal selam serta kapal penjelajah KRI IRIAN, sedangkan AURI menerbangkan pesawat pembom TU-16 dilengkapi rudal AS 1-kennel yang siap menenggelamkan kapal induk Hr. Ms. Karel Doorman milik belanda.
Melihat kekuatan militer indonesia yang sudah pada posisi mengepung pulau papua, Amerika selaku sekutu belanda mengusulkan untuk diadakanya perundingan dan mendesak belanda untuk segera menyerahkan papua barat pada indonesia, pada tgl 15 agustus 1962 diadakan perundingan di markas PBB di New York dan dikenal dengan PERJANJIAN NEW YORK yang isi pokoknya adalah "Penyerahan wilayah Papua Barat pada PBB (UNTEA) untuk selanjutnya diserahkan kepada pemerintah Indonesia yang sebelumnya harus diadakan proses Penentuan Pendapat Rakyat (PEPERA) yang diselenggarakan sebelum thn 1969". Untuk menghormati isi Perjanjian tersebut Presiden Soekarno pada tanggal 18 agustus 1962 memerintahkan untuk menarik mundur semua pasukan dari papua.
PEPERA diselenggarakan thn 1969, isi PEPERA berupa 2 pilihan yaitu :
  • Tetap bergabung dengan Indonesia
  • Memisahkan diri dari Indonesia
Dan hasilnya adalah Papua Barat tetap bergabung dengan Indonesia. Dengan demikian Papua Barat menjadi Provinsi ke-26 RI dan berganti nama menjadi IRIAN JAYA.

v  Organisasi Papua Merdeka
Organisasi Papua Merdeka (disingkat OPM) adalah sebuah organisasi yang didirikan tahun 1965 dengan tujuan membantu dan melaksanakan penggulingan. Pemerintahan yang saat ini berdiri di provinsi Papua dan Papua Barat di Indonesia, sebelumnya bernama Irian Jaya,[memisahkan diridari Indonesia, dan menolak pembangunan ekonomi dan modernitas. Organisasi ini mendapatkan dana dari pemerintah Libya pimpinan Muammar Gaddafi dan pelatihan dari grup gerilyaNew People's Army beraliran Maois yang ditetapkan sebagai organisasi teroris asing oleh Departemen Keamanan Nasional Amerika Serikat.
Organisasi ini dianggap tidak sah di Indonesia. Perjuangan meraih kemerdekaan di tingkat provinsi dapat dituduh sebagai tindakan pengkhianatan terhadap negara. Sejak berdiri, OPM berusaha mengadakan dialog diplomatik, mengibarkan bendera Bintang Kejora, dan melancarkan aksi militan sebagai bagian dari konflik Papua. Para pendukungnya sering membawa-bawa bendera Bintang Kejoradan simbol persatuan Papua lainnya, seperti lagu kebangsaan "Hai Tanahku Papua" dan lambang nasional. Lambang nasional tersebut diadopsi sejak tahun 1961 sampai pemerintahan Indonesia diaktifkan bulan Mei 1963 sesuai Perjanjian New York.
Referensi
Lehtonen, Mikko. 2000. The Cultural Analysis of Texts. London: SAGE Publications
Hyland, Ken. 2006. English for Academic Purpose. London: Routledge



Comments
0 Comments

0 Comments:

Post a Comment