Saturday, March 29, 2014

Wajib: Peer Review


CLASS REVIEW 7
Wajib: Peer Review
7 match.  Perjalanan sudah menuju tengah medan perang, serta pada minggu selanjutnya kita akan menghadapi ujian tengah semester.  Hari demi hari, hari pun berganti hari, semakin bergantti hari, semakin berat pula tantangan yang harus dihadapi dalam perjalanan ini. 
            Dalam perjalanan ini, kita siap untuk menghadapi tantangan yang ada.  Tentunya, tidak begitu saja melupakan apa yang kemarin terjadi.  Mengevaluasi.  Mengevaluasi selalu menjadi hal yang penting dari apapun yang penting.  Dari sanalah kita menemukan kesalahan dan MEMPERBAIKINYA.  Critical review yang telah dibuat, kini harus dipastikan sesuai dengan critical review yang sebenarnya.  Baik dari generic structure, pont yang dikritik, truth (kebenaran), dan apapun (keadaan atmosfir kelas dalam belajar) di dalamnya.  Evaluasi untuk langkah yang lebih baik, seperti apa yang dikatakan idolaku Nabi Muhammad SAW “ barang siapa yang hari esok lebih baik maka mereka termasuk orang-orang yang beruntung dan jika hari esok  lebih buruk maka mereka termasuk orang-orang yang merugi.  Maka dari itu, pencerahan di minggu ini tentang keharusan “peer review”, 7 match:peer review is a must.

            Sebelum memasuki materi baru, evaluasi dan mengoreksi terlebih dahulu apa yang terjadi pada minggu kemarin.  Mr Lala Bumela, M.Pd menegaskan kembali tugas utama penulis adalah menemukan hal yang baru.  Menemukan dengan meniru, menemukan dan menciptakan.  Writing menemukan kebenaran dan menemukan makna yang otensial.  Menulis itu sifatnya semogenesis dan thesis statement adalah hal yang sangat penting untuk sebuah tulisan.
            Menemukan ceruk- ceruk baru yaitu menemukan bentuk baru dari apa yang telah dipahami.  Hal yang harus dihindari adalah instanity.  Instanity sebaiknya dijauhi karena segala hal membutuhkan proses.  Kita harus belajar bersabar dalam memproduksi makna, pelan-pelan kita akanbelajar segala hal dalam menulis..
            Milam Kundera (in L’Art duroman, 1986) ‘to write, means for the poet to crush the wall behind which something that “was always there” hides.  Menurut milan kundera dengan menulis bisa menghancurkan dinding tebal yang sebenarnya banyak hal enting yang tersembunyi di balik dinding itu.  The key is writing.
            Persamaan Historian=linguist=poet.  Sejarawan dengan ahli bahasa dengan ahli sastra (puisi) memiliki 1 misi yang sama yaitu “uncovery” menemukan, menemukan meaning, creat or produce meaning.  Dan basicnya hanya 1 kata “LITERASI”.
            Untuk menerbitkan misi di atas, the poet harus menolak service untuk kebenaran yang absah, kebenarannya harus jelas karena ia mengapung di atas permukaan artinya ada kebenaran itu dan bisa di dapat dengan tidak ada service.
            Sejarah adalah proses yang tidak ada akhirnya dari penciptaan manusia.  Sejarah juga tidak ada akhirnya dari penemuan jati diri.  Dengan sejarah kita dapat mengetahui siapa jati diri kita,  seperti silsilah, banyak hal yang telah diperbuat oleh nenek-kakek kita terdahulu.  Mungkin dulu nenek-kakek kita seorang pahlawan.  Bahkan, mungkin keluarga kerajaan.  Itu adalah praktik literasi juga, karena sejarh dituliskan.
            Setelah membaca dan 45% mereview paper, kita kesulitan untuk membuat thesis statement dan menentukannya.  Thesis statement is that sentence or two in your text that contains the focus of your essay and tells your reader what the essay is going to be about.  (http://grammar.acc comnet. Edu dikutip tanggal 25 maret 2014 pukul 19:13)
            You should provide a thesis early in your essay -- in the introduction, or in longer essays in the second paragraph -- in order to establish your position and give your reader a sense of direction.
Tip: In order to write a successful thesis statement:
  • Avoid burying a great thesis statement in the middle of a paragraph or late in the paper.
  • Be as clear and as specific as possible; avoid vague words.
  • Indicate the point of your paper but avoid sentence structures like, “The point of my paper is…” 
Those from writers workshop: writer researching the center for writing studies.
      Yang harus diingat untuk critical review adalah “kita menanngapi (attach) argumennya, bukan orangnya”.  Buatlah epicentrum di tulisan kita.  Hal yang bisa menggempakan tulisan kita dan spesifikan dengan “first...second...third...” pokoknya terstruktur agar fokus bacaan dapat mudah ditangkap oleh pembaca.
      Untuk generic structure, struktur seperti introduction, summary, critique, dan conclusion.  Pakailah bahasa sederhana, namun mudah dipahami.
            Apa yang dituliskan Milan Kundera dalam bukunya “ the of the novel” Novelist (and writer). I reread Sartre's short essay "What Is Writing?" Not once does he use the words "novel" or "novelist." He only speaks of the "prose writer." A proper distinction. The writer has original ideas and an inimitable voice. He may use any form (including the novel), and whatever he writes—being  marked by his thought, borne by his voice—is part of his work. Rousseau, Goethe, Chateaubriand, Gide, Malraux, Camus, Montherlant”. (Milan Kundera, 1986:69)
            Orang-orang Eropa (Europian) tidak menggunakan kata novelist sebagai penulis novel tetapi lebih sering mengatakan penulis prosa sebagai sebuah tanda kehormatan yang sopan.  Penulis mempunyai ide-ide original dan voice yang tidak dapat ditiru.  Penulis boleh menulis bentuk apapun (termasuk novel) dan apapun yang telah terpikirkan.
            The novelist makes no great issue of his ideas. He is an explorer feeling his way in an effort to reveal some unknown aspect of existence. He is fascinated not by his voice but by a form he is seeking, and only those forms that meet the demands of his dream become part of his work. (Milan Kundera, 1986:69)
            The writer inscribes himself on the spiritual map of his time, of his country, on the map of the history of ideas.
The only context for grasping a novel's worth is the history of the European novel. The novelist need answer to no one but Cervantes. (Milan Kundera, 1986 :69)
Seorang novelist (baca:penulis) tidak membuat isu yang baik dari idenya.  Ia adalah seorang penjelajah perasaan dengan caranya dalam sebuah usaha untuk menyatakan beberapa aspek eksistensi yang belum diketahui.
Penulis menuliskan dirinya di atas peta spiritual dari waktunya, kota, dan peta sejarah dari ide idenya.  Hanya konteks untuk menyerap sebuah novel yang berharga yaitu sejarah dari novel europian (penulis orang eropa).
Kesimpulannya, pada pertemuan ke delapan, peer review is must.  Evaluasi adalah keharusan dan titik dimana kita memperbaiki apa yang masih kurang.  Terget dalam menulis adalah menemukan ceruk-ceruk baru dan menemukan makna yang potensial.
            Menulis menurut milan kundera menghancurkan dinding yang menyimpan banyak ilmu-ilmu yang tersembunyi.  Penulis adalah orang yang mengetahui segala hal .  persamaan sejarawan, ahli bahasa, dan ahli sastra (historian=linguist=poet)  mempunyai misi yang sama yaitu “uncovery” dan kuncinya adalah LITERASI.  Sejarah adalah cara untuk menemukan jati diri contohnya menulis silsilah keluarga.
Dalam menulis kita harus menuliskan dengan jelas thesis statement.  Thesis statement adalah fokus dari paper yang kita buat diharapkan agar pembaca dapat menangkap fokus bacaan dari apa yang kita tulis.  Tentang apa yang kita tuliskan harus terangkum dalam thesis statement.
Adapun tips untuk menulis thesis statement.  Pertama, menjauhkan penaruhan thesis statement di tengah-tengah paragrafh karena akan terlihat telat.  Kedua, gunakan kata-kata yang jekas dan spesifik.  Ketiga, menyatakan point dari paper kita tetapi jangan langsung “ the point is....”
Penulis menurut milan kundera dalam buku the art of the novelist.  Penulis menuliskan dirinya sendiri di atas peta spiritual pada waktu, negara, kota dan peta sejarah beserta ide-idenya.  Orang orang eropa tidak menggunakan kata novelist tetapi lebih menggunakan penulis prosa.
Comments
0 Comments

0 Comments:

Post a Comment