Thursday, March 6, 2014
Created By:
Dwi Ayu Astri Bahari
Critical Review 2
Critical Review 2
Terkuaknya
Kedahsyatan Literasi
“Seseorang yang menguasai teks akan mampu mengubah sejarah”
Sejarah ibarat kegelapan yang amat gulita, jika kita
hanya sekedar melihat tanpa mengamati dengan
seksama maka kegelapan itu sangat buruk bahkan tidak diharapkan oleh makhluk
yang bernyawa. Artinya sejarah akan mudah dilupakan bahkan dibiarkan berlalu
oleh penduduk bangsa. Tidak akan ada yang peduli didalam kegelapan tersembunyi
apapun, terselubung misteri, dihuni mahluk gaib, mungkin dibalik kegelapan ada
jurang atau bahkan pemandangan yang indah.
Semua hanya memandang yang tampak jelas terlihat oleh mata, bisa merasa jika
ikut serta dalam sandiwara kehidupan dan bisa percaya jika menemukan
bukti-bukti yang kuat tentang fakta yang beredar. Ini lah sejarah yang kian
memudar termakan waktu karena sejarah hanya kisah masa lalu.Namun dalam artikel karya Howard Zinn yang condong
tidak berpihak pada columbus (Penemu Besar) malah membuat penghuni-penghuni
Amerika terusik. Rasa penasaran
akhirnya menggerakan jari-jari untuk mencari kebenaran tentang sejarah dan pada
saat inilah mulai muncul kesadaran bahwa sejarah dapat kita jadikan pelajaran
hidup, dan sejarah bukan sekedar kegelapan yang dengan mudah kita remehkan.
Ini pengalaman pribadi dimana saya sangat tidak peduli
dengan sejarah, sejak sekolah dasar otak saya rasanya bebal sa’at guru-guru
mendongeng tentang kisah sebelum Indonesia merdeka apalagi cerita tentang
kerajaan-kerajaan majapahit dan kerajaan lainnya yang tidak pernah saya ingat.
Virus otak bebal rupanya menjalar sampai saya sekolah menengah pertama, ini
terbukti lantaran saya tidak pernah membaca LKS (lembar kerja siswa) sejarah
dan parahnya setiap kali guru sejarah menugaskan untuk mengisi LKS tersebut
saya hanya mengutip jawaban dari teman yang jago sejarah, benar! Saya tidak
mengerjakannya sama sekali dari awal masuk sekolah menengah pertma sampai lulus
sekolah. Sekolah menengah atas lagi-lagi saya bertemu dengan sejarah, ini
membuat saya bertanya “Sebegitu pentingkah
sejarah? Disemua jenjang pendidikan selalu membahas sejarah. Sampai
akhirnya kelas dua sekolah menengah atas saya memilih masuk jurusan ilmu
pengetahuan alam dan berharap tidak akan bertemu pelajaran sejarah lagi. Namun dugaan saya melancong jauh dan sejarah
masih tetap berkibar meski saya berada digerbong IPA. Dengan sepontan saya
menggerutu “saya benci sejarah!” karena statement itu sampai sekarang saya buta
akan sejarah, bergelut dalam kegelapan dan tidak tahu banyak tentang indahnya
bangsa bahkan dunia.
Saya tidak tahu pelajaran sejarah menyenangkan, saya
tidak tahu pelajaran sejarah membuat orang menjadi keren lantaran banyak
wawasan dan saya tidak tahu bahwa sebenarnya sejarah adalah ilmu/pengalaman
yang sangat berharga bagi kehidupan kedepan. Virus bebalnya otak membuat
gelapnya pengetahuan, hingga suatu hari dosen saya memaksa untuk membuat
critical review yang condong pada sejarah.
Saya mendapati artikel Howard Zinn dan membacanya. Hampir sepuluh kali
saya membaca artikelnya, bukan saya tidak mampu membaca, ini masalah pemahaman
dan saya sulit mencerna (karena saya baru pertama kali membaca tentang Columbus
penemu benua Amerika). Saya bertanya dan terus bertanya pada teman-teman, namun
semakin banyak referensi malah membuat saya bingung. Sering saya menangis
karena ke-dungu-an, namun saya tidak boleh menyerah hanya karena saya benci
sejarah dan saya katakan untuk pemula “saya cinta sejarah, saya mau membaca
sejarah.”
Ini tentang Christopher Columbus dalam upaya mencari jalan dari Eropa ke Timur, tak sengaja menemui benua Amerika yang membuatnya lebih berpengaruh dalam sejarah dunia, diluar dugaannya sendiri. Penemuannya sekaligus merupakan mahkota eksplorasi dan kolonisasi Dunia Baru dan sekaligus pula merupakan tonggak penting dalam sejarah. Colombus bagaikan membuka pintu bagi bangsa Eropa
dua benua untuk pemukiman baru, menyebar penduduk dan menyediakan sumber kekayaan
mineral dan isi bumi yang pada gilirannya mengubah wajah Eropa. Berbarengan dengan itu, penemuannya juga mengakibatkan hancurnya kebudayaan bangsa Indian. Dalam jangka panjang, penemuan itu melahirkan satu bangsa baru di benua belahan Barat, yang dengan amat cepatnya membedakan diri dengan bangsa Indian selaku penduduk asli.
Walhasil,
Colombus membawa perubahan besar bagi bangsa-bangsa di Dunia
Lama.GarisbesarkisahColombusbukanmasalahbaru.Dia dilahirkan di Genoa, Itali, tahun
1451. Tatkala berangkat dewasa, dia menjadi nakhoda kapal dan seorang navigator yang cekatan. Akhirnya Colombus yakin bukan mustahil menemukan jalan lebih praktis ke daerah Asia di timur dengan cara berlayar kearah barat melintasi Samudra Atlantik dan dia dengan tekun merintis tekadnya. Tentu saja niat besar ini tidak bakal terlaksana tanpa biaya cukup.
Karena itulah Colombus membujuk Ratu Isabella I menyediakan anggaran untuk ekspedisi percobaannya. Kapalnya melepas sauh pelabuhan Spanyol tanggal 3 Agustus 1492. Melabuh pertama di Kepulauan Canary di lepas pantai Afrika. Membongkar sauh di Kepulauan Canary tanggal 6
September dan berlayar laju arah kebarat. Sebuah pelayaran yang bukan main panjang,
sehingga tidak aneh jika para awak kapal merasa ngeri dan kepingin balik saja.
Colombus? Tidak! Perjalanan mesti diteruskan, sekali layar terkembang pantang digulung. Dan tanggal 2 Oktober 1492 bagaikan seutas sutera hijau daratan tampak di haluan. Colombus kembali ke Spanyol bulan Maret berikutnya dari penjelajahan yang dahsyat itu disambut orang dengan penuh penghormatan. Sesudah itu dia melakukan serentetan pelayaran melintas Atlantik dengan harapan menjejakkan kaki di Cina dan Jepang.Tetapisia-sia! Colombus tetap bersiteguh pada pikirannya bahwa dia sudah menemukan jalur perjalanan ke Asia Timurjauh sebelum orang lain sadar.
Ratu Isabella menjanjikan Colombus jadi gubernur di pulau mana pun yang ditemuinya. Tetapi, selaku administrator dia betul-betul tidak becus sehingga dipecat dari jabatannya dan dikirim pulang ke Spanyol dengan tangan terbelenggu. Tetapi, sesampainya di Spanyol dia dibebaskan hanya saja tak pernah diberi jabatan lagi. Kabar angin mengatakan Colombus mati dalam kemiskinan tanpa ada dana apa pun. Tatkala kematiannya di tahun 1506 –kabar lain lagi—ada jugalah sedikit harta kekayaannya. Jelas, pelayaran pertama Colombus merupakan perubahan revolusioner bagi sejarah Eropa, dan malahan punya pengaruh lebih besar bagi Benua Eropa.
Anak-anak sekolah semua menghafal tahun 1492 merupakan tahun penting. Walau begitu masih ada banyak kemungkinan yang keberatan menempatkan nama Colombus dalam urutan daftar buku ini. Salah satu keberatan adalah karena bukannya Colombus orang Eropa pertama yang menemukan Dunia Baru. Leif Ericson, pelaut Viking,
berabad-abad sebelum Colombus sudah menjejakkan kaki di Benua Amerika dan bolehlah dipercaya beberapa orang Eropa lain juga sudah menyeberangi Samudera Atlantik di masa-masa antara Leif Ericson dan Colombus. Dari sudut sejarah, Leif Ericson bukanlah tokoh penting. Hal-hal menyangkut penemuannya belum pernah tersebar luas, begitu pula tidak meninggalkan perubahan apa pun baik di Amerika maupun Eropa. Sebaliknya, berita penemuan Amerika oleh Colombus menyebar bagai kilat keseluruh Eropa.
Hanya beberapa tahun sekembalinya Colombus, dan sebagai akibat langsung dari penemuannya, banyak ekspedisi tambahan berdatangan di Dunia Baru dan penaklukan serta kolonisasi pun mulailah. Seperti halnya tokoh-tokoh lain di dalam buku ini, Colombus mudah terkena gangguan pelbagai komentar seakan-akan apa yang ia lakukan orang lain juga lakukan andai kata Colombus tidak pernah hidup di dunia. Eropa abad ke-15 M berada dalam keadaan risau dan berkemelut: dunia perdagangan berkembang, penjelajahan daerah baru tak terelakkan. Bangsa Portugis nyatanya memang aktif amat mencari arus jalan baru ke Timur, pada saat-saat menentukan sebelum Colombus. Adalah mungkin sekali Amerikacepat atau lambat ditemukan oleh orang Eropa; bahkan mungkin sekali kalaulah ada penundaan, saatnya tidak begitu lama. Tetapi perkembangan berikutnya akan sangat jauh berbeda apabila Amerika ditemukan –katakanlah tahun 1510—oleh ekspedisi orang Perancis atau Inggris dan bukannya tahun 1492 olehColombus. Dengan dalih apa pun memangnyatanya Colombuslah orang yang menemukan benua Amerika. Kemungkinan keberatan ketiga adalah, bahkan sebelum perjalanan Colombus banyak orang-orang Eropa abad ke-15 yang sudah maklum bahwa sesungguhnya bumi ini bulat bentuknya. Teori ini sudah diungkapkan oleh filosof Yunani berabad-abad sebelumnya, dan pembenaran yang tak tergoyahkan dari hipotesa Aristoteles sudah cukup untuk meyakinkan kaum terpelajar Eropa di tahun 1400-an. Sementara itu, Colombus sendiri tidak terkenal orang yang menunjukkan bahwa bumi ini bulat.
(Paling
tidak, dia tidak berhasil melakukannya). Dia masyhur dalam hal
penemuan Dunia Baru, yang baik orang Eropaabad
ke-15 atau Aristoteles tak tahu menahu adanya benua Amerika. Akhlak Colombus tidaklah sepenuhnya dikagumi. Dia terkenal kikir.
Sifat inilah yang menyebabkan dia menghadapi kesulitan memperoleh tunjangan dana dari Ratu Isabella karena Colombus terlampau menampakkan keserakahannya tatkala melakukan tawar-menawar. Juga—walaupun tidak pantas menuduhnya menurut ukuran etika jaman sekarang—dia memperlakukan orang-orang Indian
dengan sangat kejam.
Howard
Zinn pun (dalam artikelnya yang berjudul Speaking
Truth to Power with Book) menyebut
bahwa Columbus yakni seorang pembantai manusia yang sangat keji (pembunuh,
penyiksa, munafik, penculik, multilator dan mencincang orang) sehingga Columbus tidak patut dinyatakan sebagai
“Pahlawan” yang selalu diperingati dalam Columbus Day atau hari besar
perayaan Columbus. Pengalaman Howard
Zinn yang lain yakni sa’at Zinn menerbitkan buku tentang A People’s History of the United States. pasca itu kemudian seorang
guru di California menegur Zinn bahwa seorang siswa membawa pulang buku Zinn
dan Ibunya membaca bab pertama atau mungkin lima halaman pertama dari bab
pertama. Namun orang tua tersebut
langsung terusik dan mengkritik buku Howard Zinn. Zinn sangat kesal namun walau bagaimanapun
juga mereka dibesarkan di Amerika Serikat.
Masih hangat dibenak kita kalimat “seseorang yang menguasai teks akan bisa
mengubah sejarah”, inilah yang dilakukan Howard Zinn. Ia sangat berani
dalam menulis buku A People’s History of the United States, buku yang
mengagetkan seluruh warga dunia tentang bias sejarah yang terjadi dalam sejarah
benua Amerika. Keberanian Zinn mengungkap sisi gelap benua Amerika, yang tak
sedikit menuai protes tidak hanya dari rakyat Amerika namun seluruh dunia. Tak
tanggung-tanggung yang menjadi sasaran tembaknya adalah Christoper Columbus. Ia
mematahkan segala pemikiran orang-orang yang beranggapan bahwa Christoper
Columbus adalah seorang discover, bahkan seorang hero.
Inilah yang
mendorong Howard Zinn untuk mengatakan kebenaran melalui bukunya (A People’s
History of the United States), kebenaran
harus dikabarkan sekaligus merupakan bukti bahwa buku memiliki dampak
yang sangat powerful. Berikut kritik pedas Zinn pada Samuel Elliot Morrison
sang sejarahwan Harvard yang menulis buku seminal Christoper Columbus, Mariner.
Benar, Morison tak sedikitpun berbohong soal kekejaman Columbus. Ia bahkan
menyebut sang pelaut telah melakukan genosida pada Indian Arawaks. Namun, tulis
Zinn, fakta yang tertera di satu halaman ini kemudian ia kubur dalam ratusan
halaman lain yang mengagungkan kebesaran sang pelaut. Keputusan untuk lebih
menceritakan sebuah heroisme dan abai pada penekanan fakta pembantaian masal
yang terjadi pada suku Indian Arawaks bukanlah sebuah kebutuhan teknis
ala pembuat peta, namun murni pilihan ideologis. Sebuah pilihan ideologis untuk
menjustifikasi apa yang telah terjadi, pungkas Zinn.
Sebuah sumber lain menyebutkan bahwa Columbus bukanlah orang pertama yang menemukan benua Amerika,
melainkan Jhon Cabot
asal Italia. Seperti diketahui,
di tahun 1492 Columbus mendarat di sekitar kepulauan Karibia.
Baru sekitar tahun 1498 Columbus
diketahui mendarat di
daratan utama Amerika. Sebuah dokumen dengan paten
kerajaan dari masa Henry VII mengungkap bahwa pedagang asal Italia, John Cabot, sebagai orang yang pertama menemukan Amerika. Di dokumen itu diketahui bahwa Cabot berlayardari Bristol Inggris ke Amerika
Utara pada1497, hanya selisih satu tahun sebelum Columbus sampai di Amerika. Namun perlu kita ketahui bahwa 70 tahun sebelum Columbusmenjejakkan
kaki di amerika, daratan yang disangkanya India, Laksamana Muslim dari China
bernama Ceng Ho (Zheng He) telah mendarat di Amerika. Bahkan berabad sebelum
Ceng Ho, pelaut-pelaut Muslim dari Spanyol dan Afrika Barat telah membuat
kampung-kampung di Amerika dan berasimilasi secara damai dengan penduduk lokal
di sana. Penemu Amerika bukanlah
Columbus. Penemu Amerika adalah Umat Islam. Mereka menikah dengan penduduk
lokal, orang-orang Indian, sehingga menjadi bagian dari local-genius Amerika.Ada
sejumlah literatur yang berangkat dari fakta-fakta empirik bahwa umat Islam
sudah hidup di Amerika beberapa abad sebelum Colombus datang. Salah satunya
yang paling popular adalah essay Dr. Youssef Mroueh, dari Preparatory Commitee
for International Festivals to celebrate the millennium of the Muslims arrival
to the Americas, tahun 1996, yang berjudul “Precolumbian
Muslims in America”.Dalam essaynya, Doktor Mroueh menulis, “Sejumlah fakta
menunjukkan bahwa Muslimin dari Spanyol dan Afrika Barat tiba di Amerika sekurang-kurangnya
lima abad sebelum Columbus. Pada pertengahan abad ke-10, pada waktu
pemerintahan Khalifah Umayyah, yaitu Abdurrahman III (929 – 961M), kaum
Muslimin yang berasal dari Afrika berlayar ke Barat dari pelabuhan Delbra
(Palos) di Spanyol, menembus “samudra yang gelap dan berkabut”. Setelah
menghilang beberapa lama, mereka kembali dengan sejumlah harta dari negeri yang
“tak dikenal dan aneh”. Ada kaum Muslimin yang tinggal bermukim di negeri baru
itu, dan mereka inilah kaum imigram Muslimin gelombangpertama di Amerika.”Granada,
bentengpertahananterakhir ummat Islam di Eropa jatuh pada tahun 1492. Pada
pertengahan abad ke-16 terjadilah pemaksaan besar-besaran secara kejam terhadap
orang-orang Yahudi dan Muslimin untuk menganut agama Katholik, yang terkenal
dalam sejarah sebagai Spanish Inquisition. Pada masa itu keadaan orang-orang
Yahudi dan orang-orang Islam sangat menyedihkan, karena penganiayaan dari pihak
Gereja Katolik Roma yang dilaksanakan oleh inkuisisi tersebut. Ada tiga macam
sikap orang-orang Yahudi dan orang-orang Islam dalam menghadapi inkusisi itu: Pertama, yang tidak mau beralih agama.
Akibatnya mereka disiksa kemudian dieksekusi dengan dibakar atau dipancangkan
di kayu salib.Kedua,
beralih agama menjadi Katholik Roma. Mereka itu diawasi pula apakah memang
berganti agama secara serius atau tidak. Kelompok orang Islam yang beralih
agama itu disebut kelompok Morisko,
sedangkan yang dari agama Yahudi disebut kelompok Marrano. Ketiga,
melarikan diri atau hijrah menyeberang Laut Atlantik yang dahulunya dinamakan
Samudra yang gelap dan berkabut. Inilah kelompok
imigran gelombang kedua di negeribaruitu. Penganiayaan itu mencapai puncaknya semasa Paus
Sixtus V (1585-1590). Sekurang-kurangnya ada dua dokumen yang menyangkut
inkusisi ini. Yang pertama, Raja Spanyol Carlos V mengeluarkan dekrit pada
tahun 1539 melarang penduduk bermigrasi ke Amerika Latin bagi keturunan
Muslimin yang dihukum bakar dan dieksekusi di kayu sula itu. Yang kedua dekrit
itu diratifikasi pada 1543, dan disertai perintah pengusiran Muslimin keluar
dari jajahan Spanyol di seberang laut Atlantik. Ini adalah bukti historis adanya imigran Muslimin.
Bukti lain
bahwa penemu pertama Amerika oleh orang Islam yakni di sekujur benua Amerika
kita akan bisa mendapatkan jejak-jejak umat Islam gelombang pertama dan kedua,
jauh sebelum kedatangan Columbus. Lihat peta Amerika hari ini buatan Rand
McNally dan cermati nama-nama tempat yang ada di Amerika. Di tengah kota Los
Angeles terdapat nama kawasan Alhambra, juga nama-nama teluk El Morro dan
Alamitos, serta nama-nama tempat seperti Andalusia, Attilla, Alla, Aladdin,
Albany, Alcazar, Alameda, Alomar, Almansor, Almar, Alva, Amber, Azure, dan La
Habra. Dibagian tengah Amerika, dari selatan hingga Illinois terdapat nama-nama
kota Albany, Andalusia, Attalla, Lebanon, dan Tullahoma. Di negara bagian
Washington misalnya, terdapat kota Salem. Lalu di Karibia (ini jelas kata Arab)
dan Amerika Tengah misalnya ada nama Jamaika, Pulau Cuba (berasal dari kata
Quba?) dengan ibukotanya La Habana (Havana), serta pulau-pulau Grenada,
Barbados, Bahama, dan Nassau. Di Amerika Selatan terdapat nama kota-kota
Cordoba (di Argentina), Alcantara (di Brazil), Bahia (di Brazil dan Argentina).
Nama-nama pegunungan Appalachian (Apala-che) di pantai timur dan pegunungan
Absarooka di pantai barat. Kota besar di Ohio pada muara sungai Wabash yang
panjang dan meliuk-liuk bernama Toledo, satu nama universitas Islam ketika
Islam masih berjaya di Andalusia, Spanyol.
Menurut Dr.
Youssef Mroueh, sekarang saja terdapat tidak kurang dari 565 nama tempat di
Amerika Utara, baik di negara bagian, kota, sungai, gunung, danau, dan desa
yang diambil dari nama Islam ataupun nama dengan akar kata bahasa Arab.
Sebanyak 484 di Amerika Serikat dan 81 di Canada. Ini merupakan bukti yang tak
terbantahkan bahwa Islam telah ada di sana sebelum Columbus mendarat. Dr. A.
Zahoor bahkan menegaskan bahwa nama negara bagian seperti Alabama, sebenarnya
berasal dari kata Allah-bamya, dan juga nama negara Arkansas berasal dari kata
Arkan-Sah, serta Tennesse dari kata Tanasuh. Dr. Mroueh juga menuliskan
beberapa nama yang dicatatnya malah merupakan nama kota suci kita seperti Mecca
di Indiana, Medina di Idaho, Medina di New York, Medina dan Hazen di North
Dakota, Medina di Ohio, Medina di Tennessee, Medina di Texas yang paling besar
dengan penduduk 26,000, Medina di Ontario Canada, kota Mahomet di Illinois,
Mona di Utah, dan Arva di Ontario Canada. Beberapa nama-nama suku Indian dan
kepala sukunya juga berasal dari akar kata bahasa Arab, seperti: Anasazi,
Apache, Arawak, Cherokee (Shar-kee), Arikana, Chavin Cree, Makkah, Hohokam,
Hupa, Hopi, Mahigan, Mohawk, Nazca, Zulu, dan Zuni. Kepala suku Indian Cherokee
yang terkenal, Sequoyah yang nama aslinya Sikwoya, merupakan ketua suku yang
sangat terkenal karena beliau menciptakan sillabel huruf-huruf (Cherokee
Syllabary) bagi orang Indian pada tahun 1821. Namanya diabadikan sebagai nama
pohon Redwood yang tertinggi di California, sekarang dapat disaksikan di taman
hutan lindung di utara San Francisco. Kini dapat saya tegaskan bahwa Howard Zinn memang sangat berani mengungkap sisi
buruk Columbus, namun Howard Zinn tidak mengungkapkan dan menjelaskan tentang
penemu benua Amerika padahal Howard Zinn tahu bahwa orang Islamlah yang menemukan
benua Amerika jauh sebelum kedatangan Columbus.
Saya pribadi
yang terkena virus bebal otak hingga bergelut dalam kegelapan knowledge, mulai
sadar bahwa akan ada secercah cahaya yang akan menerangi otak agar tidak terlalu
gelap. Dahsatnya literasi kini mengungkap
berbagai pengetahuan dan sejarah begitupun dengan seorang Columbus yang
mampu menggegerkan sejarah dunia dengan dustanya. Howard Zinn dengan
kepiawaianya berani mengungkap kebohongan Columbus dan berhasil menyebar fakta
keadaan yang sebenarnya dalam buku yang Zinn terbitkan. Meski Columbus dengan
(kemampuan baca-tulis) literasinya mampu mengukir sejarah walau dengan
kebohongannya, Namun walau bagaimanapun sejarah tetap berharga untuk kita
jadikan pelajaran hidup. Ambil yang baik-baiknya dalam sejarah, yang buruk biarlah menjadi pelajaran agar kita tak mengulanginya lagi, dan manusia bisa menjadi lebih baik lagi. Sejarah adalah sesuatu yang pasti terjadi tanpa kau berusaha membuatnya, yang harus kau usahakan adalah pilihan menjadi pihak yang menang atau menjadi pihak yang kalah.
Referensi
http://en.wikipedia.org/wiki/A_People%27s_History_of_the_United_Statesdiaksespada tanggal 05 maret 2014, pukul 15.00
http://www.slideshare.net/muslimberjuangdotblogspotdotcom/bukan-columbus-penemu-benua-amerika-adalah-orang-islamdiaksespadatanggal05 Maret 2014 15.30
http://stiepertiwi.kabarku.com/Kisah2-Dalam-Islam/Sejarah-Islam-di-Amerika-Tentang-Suku-Indian-Muslim-Sebelum-Columbus-23458.html diakses pada tanggal 05 mare 2014, pukul 16.00
http://nurkhatami.wordpress.com/2011/04/13/umat-islam-sudah-lebih-dulu-menemukan-amerika-sebelum-columbus/ diaksestanggal 05 maret
2014, pukul 16.30


Subscribe to:
Post Comments (Atom)