Sunday, March 23, 2014
Created By:
Nur Auliya Rahmawati
Class Review 6
Terang Bagaikan Matahari
(By.Nur Auliya Rahmawati)
Tanjakan yang sangat
tinggi, membuat para pendaki harus berusaha lebih keras lagi. Tikungan yang
membahayakan, satu demi satu sudah mulai terlewati. Akan tetapi jurang yang
sangat dalam, ditutupi oleh hutan yang sangat indah. Disana banyak sekali hewan
bahkan tumbuhan didalamnya. Inilah yang menggambarkan perjalanan diWriting 4
ini, kami bagaikan Pejuang Literasi yang tak kenal Letih. Perjalanan
yang sangat panjang dan mungkin bagi saya sungguh sangat Melelahkan. Namun yang
harus kita ingat bahwa, kita akan memulainya dengan bersakit-sakit dahulu,
kemudian bersenang-senang nantinya. Dibalik perjalanan kami yang sangat melelahkan
itu, kita akan menemukan keindahan yang tak ternilai harganya yaitu : Menggapai
Kemampuan yang berLiterat. Namun semua itu barulah sampai pada titik
fase “ Meniru “ . Fase meniru disini adalah fase yang dimana kami memulai
menjadi kaum literat yang sesungguhnya. Cikal bakal meniru adalah bagian yang
terpenting dari fase berikutnya yaitu : menemukan lalu menciptakan sebuah
karya.
Di pertemuan kali ini,
saya lebih memfokuskan pada pembahasan topic mengenai Thesis Statement.
Semua orang pasti mengetahui atau minimal pernah mendengar tentang Thesis
Statement. Thesis statement is the most important sentence in your essay
because it contains the main idea for the whole essay (Cynthia A Boardman,
2008:66). Thesis statement merupakan kalimat yang sangat penting dalam
sebuah essay karena di dalamnya terdapat main idea untuk keseluruhan essay
tersebut. Supporting sentence dibutuhkan untuk mendukung langsung topic
sentence dalam sebuah paragraf, body paragraf dalam sebuah essay harus
mendukung thesis statementnya.
Setelah kita paham
peran Thesis Statement dalam sebuah essay, maka hal yang seharusnya
dipahami adalah bagian-bagian atau komponen dari Thesis Statement itu
sendiri. “A thesis statement has two main parts, a topic and a controlling
idea” (Cynthia A Boardman, 2008:67). Sama halnya dengan Topic Sentence,
Thesis Statement juga terdiri dari Topic dan Contorlling
idea. Topic merupakan subjek dalam sebuah essay atau hal apa saja yang
dibahas didalam essay tersebut. Topic biasanya hanya satu atau dua kata saja.
Controlling Idea merupakan apa yang akan dijelaskan mengenai topic tersebut.
Controling Idea biasanya berbentuk kata sifat. Sama seperti topic sentence,
thesis statement juga tidak cukup apabila hanya memiliki topicnya saja,
melainkan harus diikuti oleh controling idea. Semua ini merupakan suatu
kesatuan yang tidak mungkin dapat dipisahkan (semuanya itu harus saling
Berkesinambungan).
Didalam beberapa thesis
statement juga memiliki komponen ketiga yang dinamakan predictor. “The
predictor of a thesis statement can tell the reader how many body paragraph
there will be in the essay or what their content will be” (Cynthia A
Boardman, 2008:68). Predictor dalam thesis statement dapat memberitahukan
kepada pembaca seberapa banyak body paragraf yang terdapat pada essay tersebut.
Setelah memahami komponen dalam Thesis Statement, lalu apakah ada
karakteristik yang dimiliki oleh Thesis statement? Menurut (Cynthia A
Boardman, 2008:68) Thesis Statement memiliki karakeristik yaitu :
1. A thesis statement must be a statement, not a question. Thesis statement
harus merupakan kalimat pernyataan, bukan merupakan kalimat tanya.
Contohnya:
Is Kimichi an acquired
taste? (Bukan Thesis Statement)
Yang benar adalah Kimichi
is an acquired taste. (Thesis Statement)
2. A thesis statement must be a complete sentence. It must have subject and
verb with a tense. Thesis Statement harus berupa kalimat sempurna yang memiliki
subjek dan kata kerja dengan tense (pola kata kerja berdasarkan waktu) .
Contohnya :
Music : the food of
love. (Bukan Thesis Statement)
Music is the food of
love. (Thesis Statement)
3. A thesis statement is an opinion or shows intent, it cannot be a simple
statement or fact. Thesis statement merupakan opini atau mempertunjukan suatu
maksud/tujuan penulis, bukan merupakan pernyataan singkat atau fakta. Fakta
tidak membutuhkan banyak dukungan argumen penulis. Untuk itu seseorang tidak
dikatakan dapat menulis essay apabila thesis statementnya merupakan pernyataan
singkat dan hanya fakta saja, melainkan harus berisi opini. Contohnya :
Dogs have a sense of
smell. (Bukan Thesis Statement)
Dogs use their keen
sense of smell in many ways. (Thesis Statement)
4. A thesis statement must state the controlling idea. Thesis Statement harus
menampilkan controlling idea. Contohnya :
This essay is about
Helen Keller. (Bukan Thesis Statement)
Both blind and deaf,
Helen Keller learned to communicate through touch alone. (Thesis Statement)
5. A thesis statement should have only one controlling idea. Thesis Statement
harus memiliki hanya satu controlling idea. Contohnya :
My cousin has an execellent
sense of pitch, and she is also a famous dancer. (Bukan Thesis Statement)
My cousin’s execellent
sense of pitch has made her an accomplished musician. (Thesis Statement)
Setelah memahami
karakteristik dalam Thesis Statement, kita harus memahami bahwa pada
thesis statement sering didahulukan kata depan (preposition) dalam
kalimatnya. Berikut ini beberapa preposition yang sering digunakan diantaranya
:
- Kronologi (chronology) : after, before, during, since, until
- Lokasi (location) : above, behind, below, in front of, next to, on top of, to the left of, to the right of, under
- Sebab-akibat (causation) : because, due to
- Hasil yang tidak diharapkan (unexpected result) : despite, in spite of
- Berlawanan (contrast) : different from, in contrast to, instead of
- Berlawanan langsung (direct contrast) : unlike
- Kesamaan (similarity) : like, similiar to
- Tambahan (addition) : in addition to
Namun berhati-hatilah
pada penggunaan prepostion tersebut, karena tidak kalah pentingnya dengan penggunaan
tanda koma yang benar pada kalimat yang menggunakan preposition phrase. Contohnya:
Ø After it was discovered that chocolate is good
for your health, the sales or chocolate bars increased. (atau)
Ø The sales or chocolate bars increased after it
was discovered that chocolate is good for your health.
Ø Despite the calories, I cannot resist
chocolate. (atau)
Ø I cannot resist chocolate despite the
calories.
Yang perlu diingat juga, ketika kami
menulis mengenai Recount Text dalam Pre-writing tahun lalu
didalam mata kuliah Writing 2, ternyata dalam menulis Critical Essay
maupun Argumentative Essay juga dibutuhkan Brainstorming dan
Orginizing Ideas mengenai essay yang akan kita tuliskan.
Brainstorming beserta focus questionnya (what, who, when, where, why, dan how) 5W
+ 1H, sangat berpengaruh mengenai hal apa, siapa, kapan, dimana, mengapa, dan
bagaimana essay yang akan kita tulis sampai kepada pembaca nantinya. Untuk itu,
Mr. Lala mengadakan (so what test) dan (how and why test) pada
peer review essay kita sekarang ini. Dalam orginizing ideas, kita harus mampu menyiapkan
topic sentence, mayor support point dan kalau perlu minor support point di
setiap body paragrapnya. Berikut skema atau pola yang ideal yang patut kita
contoh :
Body paragraph 1
Topic sentence :
...........................................
Mayor support : ...........................................
Minor support : ...............................
Mayor support :
..........................................
Minor support : ...............................
Concluding sentence : ................................
Body paragraph 2
Topic sentence :
..........................................
Mayor support :
..........................................
Minor support : ...............................
Mayor support : ..........................................
Minor support : ...............................
Concluding sentence : ................................
dan seterusnya.
Selanjutnya saya akan
memaparkan sedikit tentang ideologi. Untuk lebih menekankan tentang ideology,
dijelaskan lagi bahwa ideologi mana-mana di setiap teks tunggal (lisan,
tertulis, audio, visual atau kombinasi dari semua itu) menurut Fowler 1996.
Apakah teks itu netral? Ternyata Produksi teks tidak pernah netral!
Seperti diungkapkan dalam bukunya Lehtonen (Fairclough 1989; 1992;
1995; 2000; Lehtonen 2000) . Begitupun dengan Literasi tidak pernah Netral
(Alwasilah 2001; 2012) Oleh karena itu, membaca dan menulis selalu termotivasi
secara ideologis. Kemudian menurut Fowler (1996: 10): "Seperti
linguis kritis sejarawan bertujuan untuk memahami nilai-nilai yang mendukung
formasi sosial, ekonomi, dan politik, dan diakronis, perubahan nilai dan
perubahan formaitons. Fowler pun melanjtukan (1996: 12): "Ideologi
ini tentu saja baik media dan alat proses sejarah”.
Jadi dapat saya
simpulkan bahwa seorang pembaca
dapat memahami teks tersebut, karena adanya thesis statement didalam paragraph
tersebut. Jika kita sebagai penulis, perlu diingat bahwa kita harus menuliskan
Thesis Statementnya dengan jelas. Agar pembaca tidak bingung membaca tulisan
kita. Saya teringat tentang komentar beliau yaitu : “Pastikan kamu
menuliskan Struktur generik yang jelas didalam tulisanmu itu!”. Mari kita
semua membenahi apa yang kita tuliskan. Semangat Teman ^_^
Reference :
Cynthia A
Boardman. Book.Fi org. Writing to Communicate : Paragraphs and Essays.
2008. USA : Pearson Longman.


Subscribe to:
Post Comments (Atom)