Sunday, March 16, 2014

Telling Detail about Writing



Name : Lili Sulaihah
Class : PBI-D 4Th Semester
Class Review 5

Telling Detail about Writing

Alhamdulillah pada pertemuan ke lima ini saya masih bisa mengikuti mata kuliah “Writing and Composition 4” karena Allah senantiasa memberikan kesehatan jasmani dan rohani serta nikmat yang begitu banyak. Seperti biasa pukul 07.00 WIB mata kuliah “Writing” dimulai. Hari itu sangat dingin, dicampur perut yang sangat lapar sekali. Akan tetapi awali pagi hari itu dengan tetap semangat. Ketika waktu menunjukkan pukul 06.45 WIB, Mr.Lala sudah masuk kelas. Namun, diantara teman kami masih ada yang belum datang. Dan ketika waktu menunjukkan pukul 06.50 WIB, beliau mempersilahkan kepada kami untuk sarapan pagi terlebih dahulu (wabil khusus bagi yang belum sarapan). Setelah waktu menunjukkan pukul 07.00 WIB, akhirnya pembelajaran mata kuliah tersebut dimulai.

Hmmm... sangat menyayangkan sekali, ternyata blog kelas PBI-D bermasalah, ketika Mr.Lala berkomentar di setiap blog kami ternyata blog kami tidak bisa di komentar, akan tetapi sangat kebetulan sekali ada salah satu dari teman kami yang bisa di komentar oleh beliau yaitu Teh “Aam Amaliah”. Dan trnyata Mr.Lala mengatakan bahwa Chapter review ke 2 ini yang bagus adalah Chapter Review-nya Aam Amaliah, walaupun judulnya tidak begitu menarik akan tetapi isinya sesuai yang di inginkan oleh beliau. Kemudian Mr.Lala menunjukkan hasil Chapter Reviewnya, dan ternyata memang judulnya sangat sederhana sekali, akan tetapi isinya sangat luar biasa.
Mr.Lala mengatakan bahwa pada minggu pertemuan ke-5 di critical review ke-2, ternyata pergerakan evolusi kami sudah mulai terarah, sudah mulai terlihat, yang mana Reader—Quality Reader sudah mulai terlihat. Evolusi ini sangatlah penting. Dimana kata kunci di mata kuliah writing adalah—Evolution.
Orang-orang yang nilainya bagus adalah orang yang mempunyai ciri khasnya dalam menulis (voice), jadi jika kita ingin memperoleh nilai yang bagus maka kita harus mempunyai voice terlebih dahulu (kekhasan kita dalam menulis). Mr.Lala memberikan nilai yang bagus ialah jika ada tahun dan sumbernya ketika kita menuliskan sebuah pernyataan. Kemdian Mr.Lala mengatakan bahwa class review ke-4 di kelas lain ada yang bagus yaitu yang mencantumkan tahun dan sumbernya dari mana, dan hal yan terunik adalah ada yang menuliskan class review ke-4 yang mencapai 35 halaman. Hal ini baru ada mahasiswa yang menuliskan class review sebanyak itu. Hanya ada beberapa mahasiswa di kelas PBI-D yang mencantumkan sumbernya dari mana. Sehingga banyak yang masih salah dalam penulisan di class review kami yang hanya mencantumkan isi pernyataan tersebut tanpa di tulis tahun dan sumbernya. Sehingga ada tiga kategori dari kesalahan yang Mr.Lala terangkan, bahkan sudah menjadi empat kategori yaitu :
Ø  Weekness
Ø  Mistake
Ø  Ignore
Ø  Insane
Ini adalah orang-orang yang termasuk dalam kategori yang bagus, serta satu orang yang paling banyak dalam menuliskan class review itu :
The notion of CDA is enriched in their class review
  1. Irma Monica
  2. Laily Mughibbah
  3. Nurmala
  4. Nining Suhaeni
The notion of CDA is enriched in their class review
  1. Eva Khodijah
  2. Hanifatus Sholihah
  3. Asy-syifa
  4. Aulia Priangan
  5. Astri Rahayu
  6. Erni Nuro
The notion of CDA is enriched in their class review
  1. Rosita Martin (35 pages with a very detailed explanation on CDA)
  2. Siti Nurhikmah
  3. Siti Fatmahwati
  4. Sri Maryati
  5. Rini Andriani
  6. Tina Rahmawati
  7. (Desy Damayanti: creative process in class)
Kemudian pada hari itu, kami membawa laptop masing-masing. Yang mana Mr.Lala mengatakan bahwa kita harus membuat free writing tentang tanggapan kita terhadap Howard Zinn, dan untuk menuliskannya hanya diberi waktu sekitar 20 menit. Inilah hasil free writing saya:
“Howard Zinn is a man who critic about history, that is a history continent American, which who continent American is Christopher Columbus. And who discovered a first continent American. Howard Zinn He is not explain about Columbus be good, and then Howard Zinn not explain about a first continent American is islam. But Howard Zinn just weekness Columbus is badness. Such as Columbus is a killed, and tormented”.
            Itulah free writing yang saya buat hari itu ketika di kelas. Setelah Mr.Lala mengetahui hasil tulisan dari kami, Mr.Lala mengatakan bahwa kita harus pandai-pandai dalam memilih kata-kata, sehingga menarik, apalagi pada paragraf pertama. Kemudian Mr.Lala menunjukkan hasil karya beliau tentang Howard Zinn:
“Personally challenged. Intelectually inspired. Spiritually enlishtened. Those are some of my true confession after reading one article crafted by Howard Zinn. Howard Zinn, a well-known us antropologist” .
Adapun pembahasan pada pertemuan hari itu adalah berbicara mengenai sejarah dan literasi, dimana sejarah merupakan rangkaian peristiwa masa lalu yang terekam dalam text, baik itu text yang berbentuk lisan maupun tulisan. Sehingga sejarah bisa menjadi sebuah lierasi, yatu contohnya seperti seoran penulis yang menuliskan sebuah peristiwa di masa lalu.
Fokus dari class review kali ini adalah mengenai Key Issues in Writing Research and Teaching (Ken Hyland  2002; 2009) yang berkaitan dengan pemahaman kita pada teks yakni context, literacy, culture, technology, genre and identity.
1)      Context
Menurut Hyland (2002:44-73) mengatakan bahwa cara memahami sebuah tulisan kita harus memiliki perkembangan melalui pemahaman yang semakin tinggi. Makna atau meaning bukanlah sesuatu  yang berada dalam sebuah kata-kata, tetapi diciptakan melalui interaksi antara penulis dan pembaca karena mereka memahami kata-kata tersebut.         
Menurut Cutting (2002:3) menyatakan bahwa ada tiga aspek utama konteks penafsiran ini, yaitu:
1.      konteks situasional : apa yang masyarakat tahu tentang apa yang dapat mereka lihat sekitar mereka;
2.      latar belakang konteks pengetahuan : apa yang masyarakat tahu tentang dunia, apa yang mereka tahu tentang aspek kehidupan, dan apa yang mereka tahu tentang satu sama lain;
3.      co - tekstual konteks : apa yang masyarakat tahu tentang apa yang mereka miliki telah mengatakan.




Dimensi Halliday (1985) tentang konteks, yaitu sebagai berikut:
Ø  Field
 Mengacu pada apa yang terjadi, jenis aksi sosial, atau apa yang teks adalah tentang (topik bersama dengan bentuk-bentuk yang diharapkan secara sosial dan pola biasanya digunakan untuk mengekspresikan itu).
Ø  Tenor
 Mengacu pada siapa yang mengambil bagian, peran dan hubungan peserta (status dan kekuasaan mereka, misalnya, yang pengaruh keterlibatan, formalitas dan kesopanan).
Ø  Mode
 Mengacu pada apa bagian bahasa diputar, apa yang peserta mengharapkan untuk lakukan untuk mereka (apakah lisan atau tertulis, bagaimana informasi terstruktur, dan sebagainya).

2)      Literacy
Menulis bersama dengan membaca, adalah tindakan keaksaraan : bagaimana kita benar-benar menggunakan bahasa dalam kehidupan kita sehari-hari.  Konsepsi modern keaksaraan mendorong kita untuk melihat tulisan sebagai praktik sosial, bukan sebagai keterampilan abstrak dipisahkan dari orang-orang dan tempat-tempat di mana mereka menggunakan teks.  (Hyland, 2002;2009: 48).

3)      Culture
Gagasan bahwa pengalaman penulis dari praktik keaksaraan yang berbeda masyarakat akanme mpengaruhi pilihan linguistik mereka menunjukkan bahwa guru harus mempertimbangkan bagian yang yang dimainkan budaya dalam menulis siswa.  Budaya secara umum dipahami sebagai historis ditransmisikan dan jaringan sistematis makna yang memungkinkan kita untuk memahami, mengembangkan dan mengkomunikasikan pengetahuan dan keyakinan kita tentang dunia (Lantolf, 1999). Akibatnya, bahasa dan pembelajaran adalah dikepung dengan budaya (Kramsch, 1993). Hal ini sebagian karena nilai-nilai budaya kita tercermin dalam dan dilakukan melalui bahasa, tetapi juga karena budaya membuat tersedia bagi kita dengan cara tertentu diambil-untuk-diberikan mengorganisir persepsi dan harapan, termasuk yang kita gunakan untuk belajar dan berkomunikasi secara tertulis. Dalam menulis penelitian dan pengajaran, ini adalah wilayah retorika kontrastif.  (Hyland, 2002;2009: 54)

4)      Technology
Untuk menjadi orang yang melek hari ini berarti memiliki kontrol atas berbagai media cetak dan media elektronik.  Banyak yang terakhir memiliki dampak yang besar pada cara kita menulis, genre kita buat, identitas pengarang kita asumsikan, bentuk produk jadi kami, dan cara kita terlibat dengan pembaca. (Hyland, 2002;2009: 58)

5)      Genre
Genre adalah istilah yang biasa di sebut untuk mengelompokkan teks bersama-sama, mewakili bagaimana penggunaan bahasa penulis untuk menulis sesuatu. Setiap genre memiliki jumlah fitur yang membuatnya berbeda dengan genre lain. Masing-masing genre teks memiliki tujuan tertentu, struktur keseluruhan, fitur linguistic tertentu, dan budaya tertentu. Bagi banyak orang itu adalah intuitif, konsep yang menarik akan membantu  kita untuk mengatur akal sehat kita mengkategorikan teks dan situasi di mana mereka terjadi.
Dasar pemikiran genre dan membantu membentuk cara terstruktur dan pilihan dari isi dan gaya itu membuat tersedia . Ini adalah pandangan dari bahasa termotivasi oleh aplikasi pedagogis dan deskripsi yang berbeda genre telah banyak digunakan dalam metode dan bahan untuk universitas mahasiswa dan profesional (misalnya Hyland, 2003; Johns, 1997; Sengkedan dan Feak, 2004).
Adapun keuntungan-keuntungan yang didapat saat penulis menulis karyanya berbasis genre. Berikut adalah keuntungan yang akan didapat :
*      Explicit 
Yaitu, memperjelas apa yang harus dipelajari untuk memfasilitasi penguasaan keterampilan menulis.
*      Systematic  
Adalah menyediakan kerangka kerja yang koheren untuk fokus pada bahasa dan konteks secara bersamaan.


*      Needs-based  
            Yaitu memastikan bahwa tujuan program dan konten berasal dari kebutuhan pembaca.
*      Supportive
Adalah memberikan guru peran sentral dalam perancah belajar dan kreativitas siswa.
*      Empowering
Yaitu menyediakan akses ke pola dan kemungkinan variasi dalam teks.

*      Critical  
Adalah memberikan penulis sumber daya untuk memahami dan memperoleh tantangan di sebuah wacana.
*      Consciousness Raising
Yaitu meningkatkan kesadaran untuk menulis.

6)      Identity
Penekanan yang dekat dengan sebuah penulisan terletak pada hubungan antara writing dengan identitas pengarang. Identitas kembali lagi ke jalan yang ditunjukkan oleh banyak orang pada hal yang lainnya (Benwell and Stokoe, 2006: 6). Kita menampilkan identitas (identity work) lewat pembangunan diri kita sebagai anggota yang credible pada kelompok social. Jadi, identitas itu  sesuatu yang kita lakukan, bukan sesuatu yang kita miliki.
Menurut Ivanic, memandan identitas itu ada tiga sudut pandang, yaitu :
  1. The autobiographical self
Merupakan diri yang penulis membawa ke tindakan menulis, dibatasi secara sosial dan dibangun oleh life history penulis. Ini termasuk ide-ide mereka, pendapat, keyakinan dan komitmen sikap mereka. Sebuah contoh mungkin bagaimana penulis mengevaluasi tanda kutip ia membawa ke dalam teks, atau topik ia memilih untuk mengatasinya.

  1. The discoursal self
Adalah kesan penulis sadar atau tidak sadar menyampaikan dari diri mereka sendiri dalam sebuah teks. Ini menyangkut penulis suara dalam arti bagaimana mereka menggambarkan diri mereka. Sebuah contoh adalah sejauh mana penulis mengambil praktek-praktek masyarakat yang atau dia menulis untuk, mengadopsi konvensi untuk mengklaim keanggotaan.
  1. The authorial self
Adalah bahwa menunjukkan dirinya dalam tingkat authoritativeness dengan yang penulis tulis. Ini adalah sejauh mana seorang penulis mencampuri ke dalam teks dan mengklaim dirinya sebagai sumber isinya. Hal ini termasuk penggunaan kata ganti pribadi dan kemauan untuk secara pribadi mendapatkan di belakang argumen dan klaim. (Ivanic, 1998; Ivanic dan Weldon, 1999).
Jadi literasi sendiri mencakup ke berbagai sisi seperti sejarah, budaya, politik, dan lain-lain. Yang mana seperti pada artikel yang di tulis oleh Howard Zinn, artikel tersebut merupakan sejarah di masa lalu, yang mana artikel yang di tuliskannya merupakan sebuah literasi.


Comments
0 Comments

0 Comments:

Post a Comment