Sunday, March 23, 2014
Created By:
Alfat Prastowo
Class Review 6
Sejarawan yang Tercerahkan
“JAS MERAH”
~ Jangan
sekali-kali melupakan Sejarah ~
(Ir. Sokarno)
Jas merah adalah
sebuah ungkapan yang mengajak kita untuk mengingat kebelakang dan menjadikannya
sebagai media pembelajaran bagi siapa saja. Bangsa yang besar adalah bangsa
yang menghargai jasa para pahlawanya. Kita tidak bisa melihat masa depan tapi
kita dapat menentukannya. Dan untuk menentukan baik tidaknya masa depan itu
maka kita perlu berkaca pada masa lalu. Kita perlu bercermin dari peristiwa
masa lalu dan mengambil pembelajaran darinya. Banyak hal yang menarik dari
sejarah. Banyak pula ilmu pengetahuan yang terkandung didalamnya.
Dengan
belajar sejarah maka kita dapat melihat dunia secara luas. Melihat tempat-tempat
yang tak pernah kita datangi, menyaksikan peristiwa-peristiwa yang tak pernah
kita rasakan namun menjadi nyata ketika kita belajar dari sejarah. Dengan
sejarah kita bisa melihat dunia luas tanpa batas. Pada dasarnya manusia hidup
di dunia ini adalah untuk belajar. Belajar bersyukur, meski tak cukup. Belajar
ikhlas, meski tak rela. Belajar memberi, meski tak seberapa. Belajar memahami,
meski tak sehati. Belajar ta’at, meski terasa berat. Belajar sabar, meski
terbebani. Belajar untuk setia, meski tergoda. Belajar mengasihi, meski
disakiti. Belajar untuk tenang, meski gelisah. Seperti halnya dalam Writing 4
ini, kita terus belajar dan memahami sebuah artikel dari Howard Zinn yang
menentang sejarah Amerika.
Sejarah
mencatat bahwa orang pertama yang menemukan benua Amerika adalah Christoper
Columbus dan semua orang percaya akan hal itu. Pengetahuan yang terus
berkembang dan sangat pesat menyebabkan terjadinya banyak kajian-kajian
dilakukan untuk membuktikan sejarah-sejarah yang pernah tertulis. Begitu pula
dengan sejarah Amerika mengenai Christoper Columbus yang dianggap sebagai
penemu benua Amerika oleh rakyat Amerika sampai-sampai diadakan satu hari
khusus untuk memperingatinya. Howard Zinn yang merupakan seorang sejarahwan
menemukan bukti bahwa Christoper Columbus bukan orang pertama yang menemukan benua
Amerika kemudian menulis sebuah buku yang berjudul “A People’s History”. Dalam
bukunya tersebut Howard Zinn menyadarkan kita bahwa Columbus bukan orang yang
patut dibangga-banggakan oleh orang Amerika karena selain mengklaim bahwa dia
orang pertama yang menemukan benua Amerika, Columbus pula melakukan kejahatan
genoside terhadap penduduk asli benua Amerika dari jumlah jutaan jiwa menjadi
hanya puluhan ribu. Tak hanya sampai disitu saja kekejaman Columbus, selain
membatai penduduk setempat, ternyata ia juga mengambil kekayaan di wilyah
tersebut dan mendatangkan bangsa Eropa untuk tinggal di wilayah tersebut dan
mengklaim bahwa itu tanah air mereka.
Howard Zinn
inilah orang yang tercerahkan dengan kata lain yang berliterasi tinggi. Beliau
menulis dan mengungkapkan fakta-fakta tentang sejarah, sehingga karya-karyanya
masih terkenang sampai saat ini yang berjudul “ A People History of The United
States”. Beliau meneroka ceruk-ceruk baru tempat pengetahuan dan keterampilan
yang dipungut, kumpulkan, dan kuasai dalam perjalanan hidupnya sebagai bagian sederhana
dari cinta pada pengetahuan dan pemberi pengetahuan. Howard Zinn juaga memberi
pengetahuan kepada kita tentang sisi lain dari sebuah sejarah, bahwa ketikan
memandang sejarah tidak dari satu sisi saja.
Ketika kita
menulis apapun pastinya membutuhkan ideologi di dalamnya. Ideologi sendiri adalah kumpulan-kumpulan
kepercayaan atau keyakinan (sets of beliefs). Dalam menulis, setiap penulis
memiliki ideologi tersendiri, contohnya Howard
Zinn yang memiliki ideologi anti kekerasan dan menolak alasan apapun yang digunakan untuk
mendukung sebuah perang. Menurut Fowler (1996:12) “Ideologi
adalah media atau pengantar dan alat dari sebuah proses sejarah”. Hal ini karena setiap sejarahwan memiliki ideologi
masing-masing dalam menulis sejarah. Selain itu, menurut Fowler (1996) ideologi
hadir dimana-mana disetiap teks baik secara lisan, tertulis, audio, visual atau
kombinasi dari semuanya.
Dari ideologi penulis, terciptalah
suatu teks. Teks yang tercipta tidak akan pernah bisa netral karena ia
mengandung ideologi sang penulis di dalamnya yang lebih condong kepada satu
pihak tertentu. Seperti
yang dikatakan oleh Fairclough (1989; 1992; 1995; 2000) dan Lehtonen (2000)
bahwa produksi sebuah teks tidak akan pernah netral. Lalu Pendapat tersebut diperkuatkan
oleh pernyataan Prof. Chaedar Alwasilah (2001;2012) yang mengatakan bahwa
literasi tidak pernah netral.
Bentuk Menulis sendiri banyak
macamnya. Untuk menulis diperguruan tinggi sering menggunakan menulis persuasi.
Persuasif ini meyakinkan orang bahwa anda memiliki ketertarikan dan sudut
pandang logika pada subjek yang anda pelajari. Persuasif merupakan keterampilan
anda berlatih menulis secara teratur dalam kehidupan sehari-hari. Di perguruan tinggi , tugas kursus
sering meminta Anda untuk membuat kasus persuasif secara tertulis.
Dalam menulis, penulis diminta untuk
meyakinkan pembaca tentang sudut pandang yang ditulisnya. Bentuk persuasi,
sering juga disebut argumen akademis yang mengikuti pola dan dapat diprediksi
secara tertulis. Setelah pengenalan singkat dari topik, penulis menyatakan
sudut pandang pada topik secara langsung dalam suatu kalimat. Kalimat inilah
yang disebut dengan tesis dan berfungsi sebagai ringkasan dari sebuah argumen.
Thesis dari sebuah esay merupakan ide utamanya. Thesis
statmen dari sebuah essay (dapat berupa satu atau dua kalimat) menjelaskan ide
utama. Thesis statmen mengenalkan topik yang akan dibawakan oleh penulis dan
opini penulis tentang topik tersebut. Thesis statemen melakukan dua fungsi,
yakni:
- Penulis menciptakan sebuah tehis yang berfokus pada subjek essay.
- Kehadiran thesis statement yang baik membantu pemahaman pembaca.
Selain dua fungsi utama tersebut, Thesis statement juga meruapakan:
1. Memberitahu pembaca bagaimana Anda
akan menafsirkan pentingnya materi pelajaran yang sedang dibahas.
2. Suatu
pemetaan untuk sebuah karangan, dengan kata lain, ia memberitahu pembaca apa yang
diharapkan dari karangan tersebut.
3. Langsung menjawab pertanyaan diminta
dari Anda. Tesis merupakan interpretasi dari pertanyaan atau subjek , bukan
subjek itu sendiri . Subyek , atau topik , dari sebuah esai mungkin Perang
Dunia II atau Moby Dick , tesis maka harus menawarkan cara untuk memahami
perang atau novel .
4. Mengklaim bahwa orang lain mungkin
membantah .
5. Biasanya satu kalimat di suatu tempat
di paragraf pertama Anda yang menyajikan argumen Anda kepada pembaca. Hasil karya, tubuh esai, mengumpulkan dan
mengatur bukti yang akan membujuk pembaca logika penafsiran Anda .
Dari penjelasan diatas dapat ditarik
sebuah kesimpulan bahwa penulisan sejarah adalah salah satu bentuk dari
literasi. Dalam menulis kita butuh yang namanya ideologi. Pada dasarnyalah dari
ideologi tercipta suatu teks, yang mana teks ini tidak akan pernah netral.
Didalam perguruan tinggi terdapat bentuk menulis persuasif yaitu, keterampilan
berlatih menulis secara teratur dalam kehidupan sehari-hari. Thesislah pondasi
utama dari sebuah teks.


Subscribe to:
Post Comments (Atom)