Saturday, March 15, 2014
Created By:
Maria Ulfa
Class Review 5
“Pokok
Persoalan yang Njelimet
dalam Writing”
(By:
Maria Ulfa)
Pada
hari Jum’at, tanggal 7 Maret 2014 seperti Minggu sebelumnya kami memulai mata
kuliah lebih awal yaitu pukul 07.03 WIB. Tapi di pagi itu saya merasa ada
sesuatu yang tertinggal, dan benar saja apa yang saya pikirkan. Ternyata saya
lupa untuk membawa printan tugas critical review yang telah saya ketik. Ketika
saya baru teringat bahwa tugas saya ketinggalan dirumah, tiba-tbia Mr.Lala
sudah berada di dalam kelas. Akhirnya saya memutuskan untuk memeinta izin
kepada beliau untuk mengeprint tugas saya ke depan kampus, kemudian beliau
mengizinkan saya untuk ke depan kampus.
Setelah itu walaupun sedikit
terburu-buru saya berjalan sambil sedikit berlari sendirian menuju ke depan
gerbang, tetapi melihat keadaan sekitar kampus yang masih sepi dan sunyi
ternyata tempat fotokopian sekitar kampus masih tutup semua, tapi beruntung ada
teman saya yang bernama Nendy, baru saja berangkat dan saya bertemu dengan dia
didepan gerbang. Akhirnya saya memutuskan untuk meminjam motornya untuk mencari
tempat fotokopian yang sudah buka didekat kampus. Dan untungnya ada satu tempat
fotokopian didekat kampus yang sudah buka walaupun masih sangat pagi, dalam
hati saya sangat beruntung dan bersyukur. Lalu langsung saja saya mengeprtint
tugas saya dengan segera, kemudian kembali lagi ke kelas.
Setelah itu Mr.Lala memulai
perkuliahan pada pukul 07.03 pagi, beliau mengawalinya dengan berbicara tentang
blog kami yang tidak bisa dikomentari. Kemudian beliau menampilkan PowerPoint
dan membicarakan tentang kesalahan atau kekurangan terbesar kita dalam critical
review pertama yaitu seperti:
·
Terperangkap dan
meremehkan/menyepelekan bahan materi
·
Tidak terlalu familiar
dengan kata kunci yang bernama classroom discourse
·
Terlalu menceritakan
fakta-fakta pada konflik agama tanpa menampilkan sudut pandang yang kuat
·
Genenric structure nya
juga tidak terbangun dengan baik dalam critical review
·
Banyak referensi yang
hilang
Di
dalam buku (Ken Hyland 2002;2009) ada pokok persoalan yang ada didalam Writing Research and Teaching, diantaranya
adalah:
1.
Context
2.
Literacy
3.
Culture
4.
Technology
5.
Genre
6.
Identity
1.
Context (Ken
Hyland 2002:44)
Konteks bukan terletak
pada kata yang kita tulis dan dikirimkan pada orang lain, tapi terbentuk
melalui interaksi diantara writer dan reader dalam pemahaman kata dengan jalan
yang berbeda, satu sama lain saling menebak dari intention. Secara tradisional,
faktor kontekstual kebanyakan dilihat sebagai “tujuan Variabel” seperti kelas,
gender atau ras, tetapi sekarang cenderung untuk dilihat sebagai apa yang para
peserta lihat sebagai relevan.
Ada 3 aspek pada
context menurut Van Djik:
·
Situational
Context: dilihat dari situasi, apa yang orang
lihat tentang situasi disekitar mereka (problematik)
·
Background
Knowledge: Apa yang orang tahu tentang dunia, apa
yang mereka ketahui tentang aspek kehidupan, dan apa yang mereka ketahui
tentang masing-masing atau saling mengenal satu sama lain
·
Co-textual
context: Apa yang telah diucapkan
Pandangan
tentang context menurut Halliday (1985)
:
·
Field:
Merujuk kepada apa yang sedang terjadi, jenis aksi
sosial atau yang dimaksud text adalah topik sosial bersama diharapkan bentuk
dan pola biasanya digunakan.
·
Tenor:
merujuk kepada siapa yang berpartisipasi atau mengambil bagian peran dan
hubungan dengan partisipasi (Misal: formalitas dan sopan santun)
·
Mode:
merujuk kepada peran dari bahasa, apa yang participant harapkan, context dalam
berbahasa (bagaimana informasi itu testruktur).
2.
Literacy and
Skill (Hyland 2002:48)
Menulis dan membaca
(keaksaraan): tindakan
Melek huruf: literacy
Menurut Scribner dan Cole (tahun 1981:236) mengatakan
bahwa literacy itu tidak hanya membaca dan menulis naskah tertentu, tapi
menerapkan baca dan tulis itu untuk tujuan tertentu dalam konteks. Tulisan itu
bukan hanya sebagai keterampilan abstrak saja, tetapi tulisan adalah sebagai
prkatek sosial. Dalam konteks tradisional school melihat bahwa literacy sebagai
psikologi dan tekstual yaitu sesuatu yang dapat diukur dan dinilai.
Literacy adalah
keterampilan yang bebas nilai ynag memanipulasi
alat tulis dan dipelajari melalui pendidikan formal.
Konsep pandangan
tindakan sosial:
1. Literacy
adalah kegiatan sosial
2. Setiap
orang memiliki keahlian berbeda dalam berliterasi di hidupnya
3. Orang
berliterasi itu terletak dalam hubungan sosial yang lebih luas
4. Literasi
didasarkan pada sistem simbol
5. Literasi
itu bermotif oleh lembaga sosial
6. Sikap
dan nilai-nilai yang berkaitan dengan tindakan komunikasi
7. Sejarah
kehidupan kita, bagaimana kita belajar
8. Literasi
juga memiliki sejarah sosial yang membantu menciptakan praktek saat ini.
3.
Culture (Hyland 2002:54)
Budaya memainkan peran
yang penting dalam perkembangan literasi. Seperti yang dikatakan Lantolf
“Budaya secara umum dipahami sebagai historis di transmisikan dan jaringan
sistematis makna ynag memungkinkan kita untuk memahami, mengembangkan, dan berkomunikasi
tentang pengetahuan kita dan keyakinan kita tentang dunia (Lantolf:1999). Hal
ini sebagian karena nilai-nilai budaya kita tercermin dalam bahasa dan
dilakukan melalui bahasa. Tapi juga budaya diambil dengan cara tertentu untuk
mengorganisir persepsi dan harapan, yang kita gunakan untuk berkomunikasi dan
belajar secara tertulis.
Connor (tahun 1996:5)
Bidang konstraktif retorika dari para guru bahasa untuk membuat retorika dalam
menulis dan menanyakan fitur wacana berbeda, antara pengguna bahasa dan
pengaruh bahasa terhadap penulis. Ide dasarnya adalah siswa menulis tentang
prasangka tertentu yang mereka pelajari dalam budaya mereka sendiri.
4.
Genre
(Hyland 2002:63)
Disini
sebagai komunikatif tindakan yang berarti untuk kegiatan partisipasi dalam acara
sosial.sekolah berdiskusi tentang untuk menghadapi aliran mereka sendiri.
Aliran adalah salah satu konsep yang paling PENTING didalam bahasa pendidikan
saat ini.
Cara mengidentifikasi 3
pendekatan untuk genre (Hyon,1996; johns,2002)
a. Australia
bekerja dalam tradisi fungsional sistemik bidang linguistik
b. Yang
mengejar bahasa untuk tujuan tertentu
c. Yang
baru dikembangkan dalam studi retorika, jatuhnya konteks
Sistem pandangan
fungsional: dalam sistemik model fungsional aliran ini dilihat sebagai “seorang
stadiumnya” berorientasi tujuan proses sosial (Martin, tahun 1992:505). Dengan
menekankan menganugrahinya berurutan dan berbeda karakter dari aliran dan
mencerminkan keprihatinan Halliday dengan cara bahasa secara sistematis
dikaitkan dengan konteks. Aliran adalah proses sosial menjadi menyebabkan
anggota dari sebuah budaya berinteraksi untuk mencapai tujuan mereka.
5.
Technology
Untuk
menjadi orang yang berliterat harus menguasai teknologi, harus memiliki kontrol
atas media cetak dan elektronik. Teknologi memiliki dampak yang besar dalam
cara kita menulis genre yang kita buat, identitas pengarang.
Efek technology
pada writing:
·
Mengubah, menciptakan,
mengedit, mengoreksi, memformat
·
Kombinasi teks tertulis
dengan media visual dan audio
·
Mengakses dan mempublikasikan
·
Memperluas dan
memberikan peluang untuk mencapai pembaca
·
Memfasilitasi masuk ke
komunitas wacana online
·
Penawaran menulis
tantangan baru danpeluang kelas praktik untuk guru.
6. Identity
Identitas cara seseorang
untuk menampilkan siapa mereka kepada orang lain. (benwell dan Stokoe, 2006:6)
identitas juga dipandang sebagai constructed sesuatu yang dibangun oleh kedua
teks yang saling berkaitan, “keterkaitan antara penulis dan teks yang
ditulisnya”. Dari hubungan itulah terjadi pergerakan/perkembangan dari yang
tadinya identitas pribadi menjadi bergerak ke ranah publik. Pengertian
identitas sendiri dalam lingkup writing adalah bukan sesuatu yang kita miliki
tetapi identitas itu adalah sesuatu yang kita lakukan.
Jika kita telaah lebih
lanjut identity=voice, yang bisa muncul dari diri kita sendiri. Seperti yang
Bloemmaert (2005) amati, bahwa bagaimana pun identitas kita hanya akan
sukses/berhasil jika diakui oleh orang lain, dan ini berarti bahwa employing,
appropriating dan tranforming (mentransfer wacana yang ada) yang kita hadapi
(Bakhtin,1986).
Konsep ivanic on writer
identity (hyland 2002):
1. Orobiografi
karya utu sendiri
2. Discoursal
3. Authorial
Dari
penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kunci poko persoalan yang ada
dalam buku Ken Hyland yang berjudul writing Research and Teaching yang
diantaranya adalah:contex, literacy, culture, technology, genre, dan identity.
Pokok
persoalan yang intertextuality:
·
Bakhtin (1986)
sebagaimana yang disebutkan dalam hyland (2002) bahasa adalah dialog:
percakapan anatara penulisdan pembaca secara terus menerus.
·
Hyland ( 2002) menulis
itu menggambarkan/mencerminkan kegunaan jejak sosial karena itu berhubungan
dengan meluruskan teks lainnya sejak itu dibangun dan yang mengantisipasinya.
Kemudian
setelah itu Mr.lala memeriksa class review kami sambil keliling dengan format
posisi saling membelakangi. Dan kami ditugaskan untuk mengetik dikelas srempak
menuliskan apa yang kami ketahui tentang Howard Zinn, selama waktu yang
disediakan saya hanya dapat mengetik sebanyak 288 kata.
Mungkin
hanya ini persembahan class review yang dapat saya sajikan para penikmat
pembaca, mohon maaf apabila masih ada banyak kesalahan karena sayapun masih
belajar, semoga bisa bermanfaat J


Subscribe to:
Post Comments (Atom)