Thursday, March 6, 2014
Created By:
Maria Ulfa
Misteri Kebohongan Sejarah yang Terkuak
Mencengangkan!
(By : Maria Ulfa)
If history
is to be creative, to anticipate a possible future without denying the past,
it should, I
believe, emphasize new possibilities by disclosing those hidden episodes of the
past when,
even if in
brief flashes, people showed their ability to resist, to join together,
occasionally to win.
I am
supposing, or perhaps only hoping, that our future may be found in the past’s
fugitive moments of compassion rather than in its solid centuries of warfare.
That, being
as blunt as I can, is my approach to the history of the United States. The
reader may as well know that before going on.
(Howard Zinn)
Sejarah tidak selalu ditulis oleh para pemenang!
Itu semua terbukti dengan adanya
penelitian-penilitian yang disertai dengan bukti yang cukup kuat, diperlukan penelitian dan study lanjut untuk mengungkap kebenaran tentang
sebuah sejarah. Sejarah tidak mungkin akan berulang dan sejarah itu identik
sekali dengan tulisan seperti buku, jadi buku yang dibaca bisa jadi
mempengaruhi hidup kita, karena kekuatan dalam buku itu bisa mengubah hidup
seseorang. Jangan sampai kita terpengaruh oleh buku yang salah akan kebenaran
faktanya.
Sejarah adalah
pengetahuan yang diperoleh melalui penelitian atau studi tentang masa lalu,
khususnya bagaimana kaitannya dengan manusia bisa juga diartikan sebagai
kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau. Sejarah juga
dapat mengacu pada bidang akademis yang menggunakan narasi untuk memeriksa dan
menganalisis urutan peristiwa masa lalu, dan secara objektif menentukan pola
sebab dan akibat yang menentukan mereka. Untuk menjadi kaya sukses, hidup
bahagia, janganlah melupakan masa lalu. Sejarah perlu dipelajari untuk memulai
perubahan dan mengambil tindakan tepat terhadap tujuan kita.
Ada sebuah ujaran yang menyatakan bahwa sejarah selalu ditulis oleh
para pemenang. Saya percaya, ini adalah hanya mitos dan kebohongan belaka,
karena ujaran ini telah di patahkan oleh salah seorang sejarawan radikal berasal
dari Amerika yang bernama Howard Zinn.
Howard Zinn
dalam artikelnya yang berjudul “Speaking Truth to Power with Books”
mengatakan bahwa kita dapat mengetahui dan mempelajari
suatu kebenaran itu melalui buku. Zinn mengatakan bahwa buku dapat
merubah pola pikir maupun hidup sesorang atau bahkan akan memiliki efek pada
dunia. Karena itulah sejarah perlu ditulis agar bisa menjadi pembelajaran untuk
generasi dimasa yang akan datang.
Hal yang dapat selalu di kenang dan di ingat ketika seseorang sudah meninggal
adalah hasil karya kita semasa hidup, sama halnya dengan Howard Zinn yang telah
meninggalkan karya seperti buku,nama besar dari sebuah buku legendaris yang ia
tulis: “A People’s History of the
United States”. Buku tersebut yang ketika diterbitkan
pertama kali di tahun 1980 hanya terjual empat ribu kopi, kini telah terjual
habis hampir mencapai dua juta kopi dan dicetak ulang lima kali. Ia menempatkan
sang penulis, saat itu seorang profesor sejarah di Boston University, di
jajaran elit tradisi kritis kaum liberal-progresif Amerika.
Menurut saya
yang menarik dari buku Zinn tentu saja adalah keberaniannya untuk mengungkap
sisi gelap sejarah benua baru. Sasaran tembaknya tak tanggung tanggung:
Christoper Colombus dan para sejarahwan yang menulis versi dari kedatangan para
kolonis. Di dalamnya termasuk sejarahwan Harvard, Samuel Elliot Morison.
Inilah
kritik pedas Zinn pada Samuel Elliot Morrison sang sejarahwan Harvard yang
menulis buku seminal Christoper Columbus, Mariner. Benar, Morison tak
sedikitpun berbohong soal kekejaman Columbus. Ia bahkan menyebut sang pelaut
telah melakukan genosida pada Indian Arawaks. Namun, menurut Howard Zinn, fakta
yang tertera di satu halaman ini kemudian ia kubur dalam ratusan halaman lain
yang mengagungkan kebesaran sang pelaut. Keputusan untuk lebih menceritakan
sebuah heroisme dan kebaikan pada penekanan fakta pembantaian masal yang
terjadi pada suku Indian Arawaks bukanlah sebuah kebutuhan teknis ala pembuat
peta, namun murni pilihan ideologis. Sebuah pilihan ideologis untuk
menjustifikasi apa yang telah terjadi.
Ada yang
menarik ketika kita sebenarnya juga bisa melempar kritik yang serupa pada Zinn.
Bahwa ia juga sedang mengambil sebuah pilihan ideologis dalam menulis sejarah,
bahwa ia menekankan fakta fakta yang ia suka dan melewatkan yang lain. Lalu apa
bedanya ia dengan Morison? Zinn sebenarnya tak lebih dari petinju dari sudut
ring yang berbeda. Jika Morison menulis dari kacamata sang pemenang, Zinn lah
corong sang pecundang. Jawaban pada kritik inilah yang menunjukkan kebesaran
seorang Howard Zinn.
Howard Zinn sadar
bahwa pembaca butuh tahu. Lalu apa pembelaannya atas posisinya tersebut? Ini
hal kedua yang perlu dicatat dari seorang Howard Zinn: ia menolak konsekuensi
empatik definisi nasion Andersonian! Bangsa bukan dan memang tak sekalipun
pernah jadi sebuah komunitas, tungkasnya tajam.
Menurut saya
ada beberapa kekurangan dar wacana teks “speaking Truth to Power withBooks”. Howard
Zinn sering tidak menyantumkan beberapa referensi dan catatan kaki. Ada sekian
fakta dari kebongan kebohongan sejarah yang terkuak namun yang seharusnya ia
beri catatan darimana ia mendapatkannya. Howard Zinn hanya mengatakan di
bagian akhir bukunya bahwa semua yang ia ceritakan berdasar atas pengalaman
mengajar dan dari buku-buku yang kemudian ia daftar di halaman akhir. Mungkin
ini yang membuat ia pernah tidak dianggap serius di kalangan akademisi.
Menurut
pndangan saya, selain itu kekurangan
dari buku Howard Zinn adalah wacana tersebut tidak mengajak pembaca untuk
berINTERAKSI. Jadi, Zinn tidak bisa membangun interaksi antara yang yang
dibahas dan pembaca tidak dibawa ikut serta dalam bacaannya. Ada pula
kekurangan dari buku itu yaitu Howard Zinn tidak mendifinisikan judul yang akan
ia kembangkan selanjutnya, hanya mengisyaratkan contoh-contohnya saja. Howard
zinn juga tidak menyebutkan klasifiikasi apa buku tersebut, apakah buku
motivasi, buku politik ataukah buku sejarah.
Jelas, teori
yang menyatakan bahwa Columbus adalah orang yang pertama menjelajahi Samudera
Atlantik dan menginjakkan kaki di benua Amerika adalah teori lama yang belum
diuji. Tidak dipungkiri bahwa era Columbus adalah waktu yang sangat penting
dalam sejarah dunia yang mengubah cara hidup di benua Amerika dan Eropa. Namun
untuk dikatakan bahwa ia adalah orang yang pertama menginjakkan kaki di benua
Amerika adalah teori yang sangat lemah. Eksistensi orang-orang Arab, Afrika
Barat, dan Utsmani di daerah tersebut jauh sebelum kedatangan Columbus dan
orang-orang Kristen Eropa. Teori-teori yang menyatakan bahwa Columbus adalah
orang yang pertama datang ke tanah tersebut bukanlah menjadi fakta final. Teori
tersebut masih sangat perlu diuji dan dibenturkan dengan teori Arab, Afrika Barat,
dan Utsmani. Jadi, sebaiknya kita harus berhati-hati dalam membuat sejarah
dalam bentuk artefak dalam buku karena satu buku bisa mempengaruhi paradigma
orang seluruh dunia.
Teori Arab dan Muslim Spanyol
Seorang sejarawan dan ahli geografi muslim, Abu Hasan
al-Mas’udi pada tahun 956 menulis perjalanan muslim Spanyol di tahun 889 M.
Eskpedisi pelayaran muslim Spanyol ditahun itu bertolak dari pelabuhan Delba
(pelabuhan yang sama dengan start ekspedisi Columbus), dan berlayar selama
berbulan-bulan ke arah Barat. Lalu mereka menemukan sebuah daratan yang sangat
luas dan mereka pun berniaga dengan penduduk asli di daerah tersebut, setelah
itu kembali lagi ke Eropa. Al-Mas’udi menggambarkan tanah tersebut dalam
petanya yang sangat fenomenal, ia menyebut daratan tersebut dengan “Daratan
yang Tidak Diketahui” atau daratan tanpa nama.
Tercatat muslim
Spanyol telah dua kali mengadakan ekspedisi ke Amerika. Pertama, pada tahun 999
M oleh Ibnu Farrukh dari Granada dan yang kedua oleh Al-Idrisi pada tahun 1100
M. Al-Idrisi mencatat sekelompok kaum muslimin berlayar ke arah Barat dari
Lisbon selama 31 hari dan berlabuh di sebuah pulau di Karibia. Mereka ditawan
oleh penduduk asli Amerika di kepulauan tersebut selama beberapa hari. Setelah
beberapa hari mereka pun dibebaskan karena negosiasi dengan perantara salah
seorang penduduk setempat yang memahami bahasa Arab. Mereka pun kembali ke
al-Andalus kemudian menceritakan apa yang mereka alami. Poin menarik dari
kejadian ini adalah adanya penduduk setempat yang memahami bahasa Arab. Tentu
saja hal ini menunjukkan sering terjadi kontak antara penduduk setempat
(Amerika) dengan orang-orang Arab.
Ada sebuah teori yang
menyatakan bahwa kaum muslimin datang ke benua Amerika menyebrangi kegelapan
Samudera Atlantik 300 atau 400 tahun sebelum kedatangan Columbus. Hal ini
diindikasikan dengan kemampuan pemetaan, citra geografis, dan astronomi yang mumpuni
di kalangan kaum muslimin. Umat Islam telah mengeluarkan teori bumi itu
berputar seperti bola sebagaimana Ibnu Khardzabah (242 H/885 H) dan Ibnu Rustah
(290 H/903 M), termasuk Khalifah Abbasiyah, al-Makmun.
Di Arizona prasasti
tersebut mengabarkan tentang gajah-gajah sakit, padahal gajah bukanlah hewan
asli Amerika. Ini pun menjadi indikasi kesuksesan perjalanan Mansa Abu Bakar
menuju daratan Amerika.
Teori Dinasti Utsmaniyah
Pada tahun 1929,
terdapat sebuah penemuan yang cukup fenomenal di Istanbul. Pada tahun itu
ditemukan sebuah peta yang dibuat pada tahun 1513 oleh seorang kartografer
Dinasti Utsmani, Piri Reis. Reis menyatakan bahwa peta yang dibuatnya itu
berdasarkan sumber-sumber di masa lalu, yaitu peta Yunani dan Arab kuno,
termasuk peta yang berdasarkan ekspedisi yang dilakukan oleh Columbus yang
berlayar 21 tahun sebelumnya. Yang luar biasa dari peta ini adalah tingkat
kedetailannya sehingga memaksa para sejarawan melakukan penelitian ulang
tentang teori ekspedisi Columbus.
Peta tersebut dengan
jelas menunjukkan pantai Timur Amerika Selatan. Pantai Brasil juga ditampilkan
dengan detail yang luar biasa, disertai dengan tingkat akurasi yang tinggi
letak-letak sungainya. Meskipun Reis menjadikan ekspedisi Columbus sebagai
sumber primernya, namun Columbus tidak pernah menginjakkan kakinya di wilayah
Amerika Selatan sehingga catatan-catatan ekspedisi kaum muslimin pun menjadi
bagian penting dari peta karyanya. Selain itu peta Reis juga mencatumkan gambar
Pegunungan Andes yang tidak tersentuh oleh eksplorer Eropa hingga tahun
1520-an, satu decade penuh setelah gambar peta Reis.
Catatan Columbus
Data-data historis di
atas adalah bukti real yang menunjukkan ekspedisi kaum muslimin dilakukan
sebelum Columbus menginjakkan kakinya ke benua Amerika di tahun 1492, bahkan
mungkin Columbus sendiri mengetahui bahwa dirinya bukanlah orang yang pertama
melakukan hal itu. Columbus berlayar dari Spanyol di tahun yang sama dengan
runtuhnya dinasti Islam terakhir di tanah Iberia. Selain itu banyak masyarakat
Iberia yang beragama Islam dan sangat mengenal sejarah masa keemasan Islam.
Pelayaran Columbus juga banyak diawaki oleh orang-orang Islam yang dipaksa
memeluk Katolik atau dibunuh, Columbus pun bisa dengan mudah mendengar kisah
tentang dunia baru tersebut lalu terinspirasi untuk menuju ke sana.
Setalah Columbus tiba
di Amerika, ia mencatat beberapa hal syi’ar-syi’ar Islam di daerah tersebut. Ia
berkomentar mengenai emas yang dimiliki oleh penduduk asli, dibuat dengan
paduan dan tata cara yang sama dengan yang dibuat oleh kaum mulimin dari Afrika
Barat. Columbus juga mencatatat bahwa kata asli untuk emas di daerah tersebut
disebut dengan ghunain, yang sangat mirip dengan bahasa Mandika untuk menyebut
kata emas, yaitu ghanin, sangat mirip sekali dengan bahasa Arab ghina yang
berarti kekayaan.
Catatan Columbus juga
mengisahkan adanya sebuah kapal di tahun 1498 yang memuat banyak barang
dagangan yang diawaki oleh orang-orang Afrika yang menurut keterangan penduduk
asli mereka adalah mitra dagang penduduk lokal.
Tentu saja tidak perlu
diragukan lagi yang pertama kali datang menemukan benua Amerika adalah nenek
moyang asli bangsa Amerika. Mereka mungkin menyeberang ke Amerika melalui Rusia
dan Alaska sekitar 12.000 tahun yang lalu. Diskusi penemuan benua Amerika oleh
orang-orang Eropa, Afrika, atau Asia, sebenarnya adalah penghinaan terhadap
sejarah masyarakat asli benua tersebut. Keberanian dan sejarah mereka sangat
tidak dihargai dan tidak dinilai apabila teori Columbus sebagai penemu benua
Amerika adalah fakta yang hakiki.
Columbus hidup di
zaman dimana orang-orang berasumsi bahwa bumi ini datar. Padahal sejak lama
Aristoteles dan Pythagoras mengeluarkan sebuah teori bahwa bumi itu berputar.
Demikian juga di masa kejayaan Islam (750-1100-an M) ilmuwan-ilmuwan Islam
meyakini bumi itu bulat.
Sudah saatnya kita untuk meluruskan sejarah dan tidak
lagi mengajarkan yang salah kaprah. Banyak fakta yang mengejutkan ketika para
penulis dan peneliti sejarah menguak Columbus. Rasa penasaran ini berdasarkan
kenyataan, bahwa setiap tahun ada hari khusus yang disebut “Columbus Day” sebagai
peringatan atas jasanya sebagai penemu Benua Amerika. Peringatan ini berasawal
dari tahun 1792 yang merupakan tanda 300 tahun kedatangan Columbus ke Amerika, kemudian dari kedatangannya itu adanya hari Columbus
menjadi hari libur nasional di Ameriksa pada tahun 1937.
Jika kita melihat Columbus pergi berlayar, Columbus tidak pernah tiba di daratan Amerika
Utara. Perjalanannya membawa dia ke Amerika Tengah dan Selatan, Puerto Rico,
Kepulauan Virgin Bahama dan kepulauan Karibia lainnya. Columbus juga bukan orang pertama yang
menemukan dunia baru melainkan orang-orang Skandinavia (Viking) yang menjelajahi benua
Amerika Utara pada abad ke-11 dan mendirikan koloni L'Anse aux Meadow.
Akhlak Colombus tidaklah sepantasnya kita agung-agungkan. Dia terkenal sangat kikir, sifat inilah yang menyebabkan dia menghadapi kesulitan memperoleh tunjangan
dana dari Ratu Isabella karena Colombus terlampau menampakkan keserakahannya
tatkala melakukan tawar-menawar. Columbus memperlakukan orang-orang Indian dengan kekejaman yang sangat.
Saat Columbus mendarat untuk pertama kalinya di Benua
Biru Amerika, ia masih mengira bahwa inilah tanah india yang diamanati oleh
Ratu Isabella untuk dicaari olehnya. Saat itu para penduduk asli menyambut Christoper
Columbus dengan gembira. Namun, sebaliknya apa yang ditulis Columbus dalam
jurnalnya? “Mereka membawakan kami burung beo, bola kapas dan tombak dan banyak
hal lainnya sebagai hadiah. Mereka rela memperdagangkan segala yang mereka
miliki. Mereka tidak memanggul senjata, padahal saya menunjukkan pedang. Mereka
tidak memiliki besi. Tombak mereka terbuat dari tebu, mereka akan dengan mudah
kami taklukan menjadi tombak. Dengan
lima puluh orang saja, kita bisa menundukkan mereka semua dan membuat mereka
melakukan apapun yang kita inginkan.”
Selain itu dalam catatannya juga Columbus menulis,
“Saya percaya bahwa mereka akan dengan mudah menjadi orang Kristen buatan,
karena sepertinya mereka tidak beragama”. Dalam catatan hariannya Columbus
mengakui bahwa saat ia tiba di Hindia (ia saat itu masih percaya telah
menemukan India, bukan Amerika), ia menyiksa penduduk pribumi, menggantung,
mencambuknya, hanya demi sau informasi penting: yaitu di mana ada emas?
Helen Ellerbe, dalam “The Dark Side of Christian History”
(hal. 86-88) menggambarkan keberingisan Columbus. Selain menyiksa, ia juga
sering memperkosa perempuan-perempuan pribumi lalu mecambuk mereka demi
kesengan belaka. Koloni yang dibawa Columbus pada pelayaran berikutnya (1469)
dilkaim bertanggung jawab atas kematian 34 juta penduduk asli Amerika. Dia
mengeksploitasi mereka, memanfaatkan
sumber daya dan memperbudak nya. Hugo Chavez menghancurkan patungnya di Caracas
karena dia melihat Columbus sebagai imperialis yang banyak melakukan
pembantaian. Apakah masih pantas
Columbus disebut tokoh besar penemu Amerika, diperingati seluas dunia dengan “Columbus
Day”?
Sosok
Columbus kini satu persatu terungkap dunia hitamnya, selain itu Columbus
merupakan seorang penyebar Sifilis di Eropa. Pandemi sifilis melanda Eropa tak lama setelah Columbus kembali, adanya
Columbus mengubah jalannya sejarah dunia. Awalnya sangat mematikan, penyakit
yang menyeramkan dan banyak kematian pada saat itu. seseorang yang secara aktif
berpartisipasi dalam genosida yang akhirnya menyebabkan kematian dari 20 juta
masyarakat adat di Indian di Haiti.
Sangat
mencengangkan memang ketikta kita sudah mengetahui akan kebenarannya, sudah
bertahun-tahun banyak orang yang telah dibutakan oleh sejarah dengan adanya
pembohongan publik seperti itu. Ada pula teori Asal Mula Manusia menurut
Charles Darwin yang menyatakan bahwa manusia modern itu berevolusi dari sejenis
makhluk yang mirip KERA. Selama proses evolusi tanpa bukti
ini, yang diduga telah dimulai dari 5 atau 6 juta tahun yang lalu, dinyatakan
bahwa terdapat beberapa bentuk peralihan antara manusia modern dan nenek
moyangnya. Menurut skenario yang sungguh dibuat-buat ini, ditetapkanlah empat
kelompok dasar sebagai berikut: AustralophithecinesHomo habilis,Homo
erectus,Homo sapiens.
Tapi
teori itu di patahkan oleh Harun Yahya yang mengatakan bahwa asal-usul manusia
adalah Nabi Adam as yang diciptakan oleh Allah SWT dan diturunkan dari surga.
Asal usul manusia dari kera hanyalah mitos yang direka-reka. Manusia bukan dari
kera melainkan dari manusia pertama bernama ADAM.
Jadi
kesimpulannya kita sebagai pembaca yang kritis harus waspada dan jangan terlalu
mudah percaya dengan pernyataan sejarah di masa yang lampau, karena sudah ada
beberapa bukti yang sudah menjadi pembohongan public yang membuat kita salah
kaparah dalam memahami sejarah, seperti yang dahulunya ketika kita belajar
sejarah hanya tahu bahwa Columbus adalah seorang penemu benua Amerika, tapi
ternyata itu semua hanya kebohongan belaka. Dan sekarang kita menjadi tahu akan
kebenran yang sesungguhnya. Oleh karena itu
kewaspadaan dalam membaca Kita sebagai pembaca harus
menempatkan diri kita itu sebagai Hakim, agar tidak mudah percaya begitu saja
dengan sebuah pernyataan, tapi harus disertai dengan bukti-bukti yang kuat agar
bisa dipercaya kebenarannya,harus Jangan sampai
semuanya menjadi kebohongan belaka.
DAFTAR PUSTAKA


Subscribe to:
Post Comments (Atom)