Thursday, March 6, 2014
Created By:
Nani Fitriani
Dalam catatan hariannya, Columbus mengakui, bahwa saat ia tiba di Hindia (ia saat itu masih percaya telah menemukan India, bukan Amerika), ia menyiksa penduduk pribumi, menggantung, mencambuknya, hanya demi satu informasi penting : “Dimana ada Emas?“
Critical Review 2
Merajut Fakta Sejarah
By. Nani Fitriani
Kehidupan yang kita jalani di dunia ini bagaikan
sebuah pohon, diibaratkan akar adalah sejarah masa lalu, batang adalah masa
kini dan tunas daun adalah masa depan. Maka dari itu sejarah merupakan sebuah
tonggak kehidupan disuatu Negara, kota
atau ataupun daerah. Sejarah merupakan sebuah peristiwa penting yang patut
diabadikan, sejarah yang baik maupun sejarah yang buruk patut kita ketahui
karena sejarah sangat penting bagi kita karena sejarah memberikan suri tauladan
bagi kehidupan kita, yang terpenting kita dapat mengambil pelajaran dari suatu
peristiwa tersebut serta dapat mengambil sisi positif dari suatu peristiwa
sejarah tersebut. Kembali lagi sedikit
mengulas dari buku Lehtonen(2000) bahwa text itu dibagi menjadi dua yaitu
berbentuk fisik dan semiotic.
Text fisik contohnya peninggalan sejarah berupa
atefak-artefak ataupun berupa lembaran-lembaran buku dan semiotic contohnya
berbentuk gambar seperti peninggalan sejarah yang ada di gua-gua gambar yang mengandung
makna peristiwa yang terjadi pada masa lampau. Jadi sejarah merupakan sebuah
pengatahuan harus kita gali keabsahannya seperti sejarah mengenai siapa penemu
benua Amerika sebenarnya.? Yang telah diungkap oleh Howard Zinn dan kenapa
Howard Zinn hanya membuka perspektif yang mengatakan bukan Columbus yang menemukan
dunia baru. Akan tetapi mengapa Howard Zinn tidak mengulas secara tuntas siapa
penemu benua amerika sebenarnya.? Mari kita merajut
fakta sejarah untuk mengatahui fakta sebenarnya siapa penemu benua Amerika
sebenarnya.
Sejarah yang mengatakan bahwa Christopher Columbus
adalah penemu benua Amerika dan pengakuan ini berakar di dalam otak semua umat
di dunia karena yang orang tahu penemu benua Amerika adalah Columbus, dan semua
menggangap Columbus seorang pahlawan yang menemukan dua baru, sampai-sampai
orang merayakan dalam Columbus day mereka
tidak mengetahui perspektif sebenarnya. Howard Zinn datang bagaikan super hero yang membuka mata dan hati penduduk
masyarakat dunia dalam buku People's History of the United States Chapter 1
Columbus, the Indians, and Human Progress dengan artikelnya yang terkenal berjudul Speaking
Truth to Power with Book yang mengatakan bahwa bukan Columbus yang
menemukan benua Amerika dan Columbus hanya seorang penjahat, pembantai
dan (maaf) pemerkosa penduduk asli
Amerika pada saat ekspedisi dan saat mendarat yang dianggap sebagai dunia
baru(Amerika). Serta sumber lain mengatakan Columbus menghukum suku setempat, yang dikenal sebagai
Taino, dengan kejam. Dia memperbudak banyak penduduk lokal dan membantai lebih
banyak lagi, menurut Ward Churchill, mantan profesor studi etnis di University
of Colorado, sampai tahun 1496, populasi telah berkurang dari sebanyak delapan
juta menjadi sekitar tiga juta. Columbus dan anak buahnya didokumentasikan oleh sejarah Las
Casas, dikenal sebagai Brev'sima-n relaci, yang melakukan penggantungan manusia
secara massal, orang dipanggang di pantai, pembakaran dipertaruhkan dan bahkan
memenggal kepala anak-anak dan memberikannya sebagai makanan anjing sebagai hukuman
untuk tindak kejahatan yang paling kecil. Para master Spanyol membantai
penduduk pribumi, kadang-kadang ratusan hanya sebagai bentuk olahraga, membuat
taruhan tentang siapa yang bisa membelah seorang pria menjadi dua, atau
memotong kepala hingga putus dalam satu pukulan, kadang pula mereka memancung
kaki anak-anak kecil
hingga putus hanya untuk menguji ketajaman pedang mereka.
Tidak kita sangkal lagi
bahwa penulis sejarah adalah kelompok pemenang. Sejarah-sejarah peradaban Islam
banyak ditulis di masa Dinasti Abbasiyah sebagai pemenang di periode
pertengahan sejarah peradaban Islam. Dan di era modern ini sejarah ditulis oleh
Barat sebagai pihak pemenang dan menguasai berbagai media informasi.
Namun sejarawan di masa
Abbasiyah sangat jauh berbeda dengan sejarawan Barat di era modern ini. Di masa
Abbasiyah sisi objektivitas dan keotentikan sejarah lebih dikedepankan daripada
sejarawan Barat. Barat yang menguasai hegemoni abad modern nyaris menutupi
kelemahan mereka di abad pertengahan dan tingginya peradaban Islam di masa
tersebut.
Di
antaranya adalah kontroversi ekspedisi yang dilakukan oleh Columbus.
Pelaut yang bernama lengkap Christopher Columbus atau dengan nama Italia-nya
Cristoforo Colombo diklaim sebagai orang pertama yang mengarungi jalur Atlantik
lalu menemukan benua Amerika. Hal ini selama ratusan tahun masih dianggap
sebuah fakta yang tak terbantahkan. Benarkah demikian? Analisis berikut ini
mencoba menguraikan dan mengkritisi teori tersebut.
Tahukah kamu apa alasan sebenarnya Columbus
pergi berlayar?
Columbus memperkosa putri salah satu
bangsawan Spanyol yang masih berusia 13 tahun. Pengadilan tidak bisa memutuskan
ia harus di hukum mati. Terjadi pada tahun 1491 dan seorang Pastor bernama
Pastor Perez menengahi atas nama Columbus dan memohon dengan Ratu Isabella
untuk mendanai Columbus yang , jika ia berhasil akan mampu untuk mengkonversi
penduduk asli Kristen, sehingga akhirnya Ratu Isabella mengirimnya dalam
misi mencari benua baru (saat itu tujuan utama adalah mencari India) dan dengan
harapan, Columbus tidak akan bisa pulang kembali.
Jurnal Columbus
Saat akhirnya Columbus mendarat
pertama kali di Benua Biru Amerika, ia masih mengira inilah tanah India.
Saat itu para penduduk asli menyambut Columbus dengan gembira. Namun,
sebaliknya apa yang ditulis Columbus dalam jurnalnya?
“Mereka membawakam kami burung beo,
bola kapas dan tombak dan banyak hal lainnya sebagai hadiah. Mereka rela
memperdagangkan segala yang mereka miliki … Mereka tidak memanggul senjata,
padahal saya menunjukkan pedang. Mereka tidak memiliki besi. Tombak mereka
terbuat dari tebu … Mereka akan dengan mudah kami taklukan menjadi budak….
Dengan lima puluh orang saja, kita bisa menundukkan mereka semua dan membuat
mereka melakukan apapun yang kita inginkan.”
Columbus juga menulis, “Saya
percaya, bahwa mereka akan dengan mudah menjadi orang Kristen buatan, karena
sepertinya mereka tidak beragama.”
Dalam catatan hariannya, Columbus mengakui, bahwa saat ia tiba di Hindia (ia saat itu masih percaya telah menemukan India, bukan Amerika), ia menyiksa penduduk pribumi, menggantung, mencambuknya, hanya demi satu informasi penting : “Dimana ada Emas?“
Helen Ellerbe, dalam “The
Dark Side of Christian History” (hal. 86-88), menggambarkan
keberingasan Columbus. Selain menyiksa, ia juga sering memperkosa
perempuan-perempuan pribumi, lalu mencambuk mereka demi kesenangan belaka.
Koloni yang di bawa Columbus pada pelayaran berikutnya (1496), di klaim
bertanggungjawab atas kematian 34 juta penduduk asli Amerika.
Ini yang patut di krtitisi dalam artikel
dan buku Howard Zinn mengapa tidak membuka fakta secara sebenarnya bahwa orang
muslim yang menemukan benua Amerika dan hanya membuka perspektif dan
mengkritisi besar buku Samuel Elliot Morrison bukan Columbus yang menemukan dunia baru itu , aslinya Howard Zinn
tahu tetapi masih saja menutupi kebohongan ini, dan dilihat dari kehidupan
Howard Zinn yaitu bahwa Howard Zinn seorang yahudi dan semakin yakin yahudi
adalah musuh umat Islam Howard Zinn tidak ingin membuka keabsahannya.
Mengkritisi tersebut bukan hanya fiktif belaka akan tetapi disertai sumber yang mendukungnya yang mengatakan
bahwa bukan Columbus yang menemukan benua Amerika melinkan umat Islam. Tentu
saja tidak perlu diragukan lagi yang pertama kali datang menemukan benua
Amerika adalah nenek moyang asli bangsa Amerika. Mereka mungkin menyeberang ke
Amerika melalui Rusia dan Alaska sekitar 12.000 tahun yang lalu. Diskusi
penemuan benua Amerika oleh orang-orang Eropa, Afrika, atau Asia, sebenarnya
adalah penghinaan terhadap sejarah masyarakat asli benua tersebut. Keberanian
dan sejarah mereka sangat tidak dihargai dan tidak dinilai apabila teori
Columbus sebagai penemu benua Amerika adalah fakta yang hakiki.
Columbus hidup di zaman
dimana orang-orang berasumsi bahwa bumi ini datar. Padahal sejak lama
Aristoteles dan Pythagoras mengeluarkan sebuah teori bahwa bumi itu berputar.
Demikian juga di masa kejayaan Islam (750-1100-an M) ilmuwan-ilmuwan Islam
meyakini bumi itu bulat.
Teori Arab dan Muslim Spanyol
Seorang sejarawan dan ahli
geografi muslim, Abu Hasan al-Mas’udi pada tahun 956 menulis perjalanan muslim
Spanyol di tahun 889 M. Eskpedisi pelayaran muslim Spanyol di tahun itu
bertolak dari pelabuhan Delba (pelabuhan yang sama dengan start ekspedisi
Columbus), dan berlayar selama berbulan-bulan ke arah Barat. Lalu mereka
menemukan sebuah daratan yang sangat luas dan mereka pun berniaga dengan
penduduk asli di daerah tersebut, setelah itu kembali lagi ke Eropa. Al-Mas’udi
menggambarkan tanah tersebut dalam petanya yang sangat fenomenal, ia menyebut
daratan tersebut dengan “Daratan yang Tidak Diketahui” atau daratan tanpa nama.
Tercatat muslim Spanyol
telah dua kali mengadakan ekspedisi ke Amerika. Pertama, pada tahun 999 M oleh
Ibnu Farrukh dari Granada dan yang kedua oleh al-Idrisi pada tahun 1100 M.
Al-Idrisi mencatat sekelompok kaum muslimin berlayar ke arah Barat dari Lisbon
selama 31 hari dan berlabuh di sebuah pulau di Karibia. Mereka ditawan oleh
penduduk asli Amerika di kepulauan tersebut selama beberapa hari. Setelah
beberapa hari mereka pun dibebaskan karena negosiasi dengan perantara salah
seorang penduduk setempat yang memahami bahasa Arab. Mereka pun kembali ke
al-Andalus kemudian menceritakan apa yang mereka alami. Poin menarik dari
kejadian ini adalah adanya penduduk setempat yang memahami bahasa Arab. Tentu
saja hal ini menunjukkan sering terjadi kontak antara penduduk setempat (Amerika)
dengan orang-orang Arab.
Ada sebuah teori yang
menyatakan bahwa kaum muslimin datang ke benua Amerika menyebrangi kegelapan
Samudera Atlantik 300 atau 400 tahun sebelum kedatangan Columbus. Hal ini
diindikasikan dengan kemampuan pemetaan, citra geografis, dan astronomi yang
mumpuni di kalangan kaum muslimin. Umat Islam telah mengeluarkan teori bumi itu
berputar seperti bola sebagaimana Ibnu Khardzabah (242 H/885 H) dan Ibnu Rustah
(290 H/903 M), termasuk Khalifah Abbasiyah, al-Makmun.
Teori Afrika Barat
Ada bagian dunia Islam
lainnya yang telah mengadakan kontak dengan orang-orang di benua Amerika
sebelum Columbus. Di Afrika Barat ada sebuah kerajaan yang sangat kaya dan
memiliki kekuatan besar yaitu kerjaan Mali dengan raja yang paling terkenal Mansa
(raja) Musa. Sebelum Raja Musa, Mali dipimpin oleh saudaranya yang bernama Abu
Bakar. Abu Bakar pernah mengirim 400 kapal menjelajahi Samudera Atlantik, namun
dari jumlah yang besar tersebut hanya satu kapal saja yang berhasil kembali.
Kapal tersebut melaporkan bahwa di seberang lautan sana ada sebuah daratan yang
luas. Mendengar kabar tersebut, Mansa Abu Bakar pun melakukan ekspedisi dengan
2000 awak kapalnya menuju daerah tersebut namun setelah itu kabar mereka tidak
pernah terdengar lagi.
Meskipun tidak ada catatan
spesifik hasil dari pelayaran tersebut, namun di Amerika ada bukti yang kuat
mengenai kedatangan mereka. Ada situs arkeologi di daerah Amerika Utara dan
Amerika Selatan yang menunjukkan bahwa orang-orang Mali pernah datang ke
wilayah tersebut. Orang Spanyol saat datang menjajah wilayah Amerika, mereka
menemukan prasasti di wilayah Brasil
dengan bahasa Mandika (bahasa Mali). Lebih dari itu, prasasti dalam bahasa
Mandika juga ditemukan di wilayah Amerika Serikat; di wilayah Misissipi dan
Arizona. Di Arizona prasasti tersebut mengabarkan tentang gajah-gajah sakit,
padahal gajah bukanlah hewan asli Amerika. Ini pun menjadi indikasi kesuksesan
perjalanan Mansa Abu Bakar menuju
daratan Amerika.
Teori Dinasti Utsmaniyah
Pada tahun 1929, terdapat
sebuah penemuan yang cukup fenomenal di Istanbul. Pada tahun itu ditemukan
sebuah peta yang dibuat pada tahun 1513 oleh seorang kartografer Dinasti
Utsmani, Piri Reis. Reis menyatakan bahwa peta yang dibuatnya itu berdasarkan
sumber-sumber di masa lalu, yaitu peta Yunani dan Arab kuno, termasuk peta yang
berdasarkan ekspedisi yang dilakukan oleh Columbus yang berlayar 21 tahun
sebelumnya. Yang luar biasa dari peta ini adalah tingkat kedetailannya sehingga
memaksa para sejarawan melakukan penelitian ulang tentang teori ekspedisi
Columbus.
Peta tersebut dengan jelas
menunjukkan pantai Timur Amerika Selatan. Pantai Brasil juga ditampilkan dengan
detail yang luar biasa, disertai dengan tingkat akurasi yang tinggi letak-letak
sungainya. Meskipun Reis menjadikan ekspedisi Columbus sebagai sumber
primernya, namun Columbus tidak pernah menginjakkan kakinya di wilayah Amerika
Selatan sehingga catatan-catatan ekspedisi kaum muslimin pun menjadi bagian
penting dari peta karyanya. Selain itu peta Reis juga mencatumkan gambar
Pegunungan Andes yang tidak tersentuh oleh eksplorer Eropa hingga tahun
1520-an, satu decade penuh setelah gambar peta Reis.
Peta Reis dengan
sumber-sumber klasik yang ia gunakan menunjukkan penguasaannya yang mapan
mengenai benua Amerika. Peta karyanya juga merupakan bukti fisik terkuat
mengani ekspedisi-ekspedisi kaum mulimin jauh sebelum ekspedisi Columbus. Data-data historis di atas adalah bukti
shahih yang menunjukkan ekspedisi kaum muslimin dilakukan sebelum keberhasilan
Columbus menginjakkan kakinya ke benua Amerika di tahun 1492, bahkan mungkin Columbus sendiri mengetahui bahwa dirinya
bukanlah orang yang pertama melakukan hal itu. Columbus berlayar dari Spanyol
di tahun yang sama dengan runtuhnya dinasti Islam terakhir di tanah Iberia.
Selain itu banyak masyarakat Iberia yang beragama Islam dan sangat mengenal
sejarah masa keemasan Islam.
Untuk lebih menyakinkan bahwa umat
Muslim yang menemukan benua Amerika sumber lain mengatakan yakni Para ahli geografi dan intelektual dari kalangan muslim yang mencatat
perjalanan ke benua Amerika itu adalah Abul-Hassan Ali Ibn Al Hussain Al Masudi
(meninggal tahun 957), Al Idrisi (meninggal tahun 1166), Chihab Addin Abul
Abbas Ahmad bin Fadhl Al Umari (1300 – 1384) dan Ibn Battuta (meninggal tahun
1369). Menurut catatan ahli
sejarah dan ahli geografi muslim Al Masudi (871 – 957), Khashkhash Ibn Saeed
Ibn Aswad seorang navigator muslim dari Cordoba di Andalusia, telah sampai ke
benua Amerika pada tahun 889 Masehi. Dalam bukunya, ‘Muruj Adh-dhahab wa Maadin
al-Jawhar’ (The Meadows of Gold and Quarries of Jewels), Al Masudi melaporkan
bahwa semasa pemerintahan Khalifah Spanyol Abdullah Ibn Muhammad (888 – 912),
Khashkhash Ibn Saeed Ibn Aswad berlayar dari Delba (Palos) pada tahun 889,
menyeberangi Lautan Atlantik, hingga mencapai wilayah yang belum dikenal yang
disebutnya Ard Majhoola, dan kemudian kembali dengan membawa berbagai harta
yang menakjubkan. Sesudah itu banyak pelayaran
yang dilakukan mengunjungi daratan di seberang Lautan Atlantik, yang gelap dan
berkabut itu. Al Masudi juga menulis buku ‘Akhbar Az Zaman’ yang memuat
bahan-bahan sejarah dari pengembaraan para pedagang ke Afrika dan Asia.
Dr. Youssef Mroueh juga menulis bahwa selama pemerintahan Khalifah Abdul
Rahman III (tahun 929-961) dari dinasti Umayah, tercatat adanya orang-orang
Islam dari Afrika yang berlayar juga dari pelabuhan Delba (Palos) di Spanyol ke
barat menuju ke lautan lepas yang gelap dan berkabut, Lautan Atlantik. Mereka
berhasil kembali dengan membawa barang-barang bernilai yang diperolehnya dari
tanah yang asing. Beliau juga menuliskan menurut catatan ahli sejarah Abu Bakr
Ibn Umar Al-Gutiyya bahwa pada masa pemerintahan Khalifah Spanyol, Hisham II
(976-1009) seorang navigator dari Granada bernama Ibn Farrukh tercatat
meninggalkan pelabuhan Kadesh pada bulan Februari tahun 999 melintasi Lautan
Atlantik dan mendarat di Gando (Kepulaun Canary). Ibn Farrukh berkunjung kepada Raja Guanariga dan kemudian
melanjutkan ke barat hingga melihat dua pulau dan menamakannya Capraria dan
Pluitana. Ibn Farrukh kembali ke Spanyol pada bulan Mei 999. Menurut
Dr. Youssef Mroueh, hari ini di Amerika Utara terdapat 565 nama tempat, baik
nergara bagian, kota, sungai, gunung, danau dan desa yang diambil dari nama
Islamatau nama dengan akar kata dari bahasa Arab. Selebihnya, sebanyak 484 nama
terdapat di Amerika Serikat dan 81 di Kanada. Nama-nama ini diberikan oleh
penduduk asli yang telah ada sebelum Colombus menginjakkan kaninya di Amerika.
Dr. A. Zahoor juga menulis bahwa nama negara
bagaian seperti Alabama berasal dari kata Allah Bamya. Nama negara bagian
Arkansas berasal dari kata Arkan-Sah dan Tenesse dari Tanasuh. Demikian njuga
nama kota besar seperti Tallahassee di Florida, berasal dari bahasa Arab yang
artinya ”Allah akan menganugerahkan sesuatu dikemudian hari”.
Dr. Mroueh juga menulis, beberapa nama yang
dicatatnya merupakan nama kota suci seperti Mecca di Indiana. Medina merupakan
nama paling populer di Amerika. Medina terdapat di Idaho, Medina di New York,
Medina dan Hazen di North Dakota. Medina di Ohio, Medina di Tenesse. Medina di
Texas dengan penduduk 26 ribu jiwa. Medina di Ontario Canada, kota Mahomet di
Illionis, Moda di Utah dan Arva di Ontario Canada. Semakin jelas bahwa penemu benua
Amerika adalah umat muslim dengan segala bukti-bukti diatas.
Memang literasi dapat mengubah suatu paradigma dan perspektif serta dapat
mengukir sejarah seperti Columbus, yang bisa membuat masyarakat dunia percaya
dengan kebohongan yang selama ini dia buat dalam bukunya yang yang mengatakan
dialah yang menemukan dunia baru yaitu benua Amerika serta Howard Zinn dalam
bukunya People's History of the United States Chapter 1
Columbus, the Indians, and Human Progress dengan artikelnya yang terkenal berjudul Speaking
Truth to Power with Book. Kalau
saja mereka tidak berliterasi maka mereka tidak akan bisa mebuat sejarah. Efek
dari literasi memang sangat besar dalam kehidupan kita. Literasi dapat merubah
segalanya. Howard Zinn telah mengubah paradigma semua orang hingga semua orang
percaya tentang fakta Columbus, memang awalnya sulit dan bahkan pertentangan
dari penduduk Amerika, akan tetapi dengan seiring berjalannya waktu masyarakat
dunia menyadari bahwa selama ini Columbus telah membohongi publik, memang Howard Zinn sebagai super
hero yang telah membuka perspektif dan paradigma masayarakat di seluruh
dunia dan sebagai cambukan juga bagi orang Amerika yang dulunya membanggakan
Columbus serta merayakannya dan bahkan diperingati sebagai hari libur nasional
pada waktu itu “Columbus day” bahwa
bukan Columbus yang menemukan benua Amerika. Akan tetapi dia juga tidak membuka
fakta sebenarnya dan dari semua pembahasan diatas dari buku Howard Zinn dan di
dukung dari berbagai sumber, kita dapat mengatahui siapa Columbus itu
sebenarnya akan tetapi Howard Zinn tidak membuka fakta sebenarnya karena dia
mengetahui bahwa penemu benua Amerika adalah orang Islam, maka dari itu Howard
Zinn tidak membuka fakta sebenarnya karena penemu benua Amerika adalah orang
muslim, dan lihat biografi Howard Zinn, dia seorang Yahudi dan kita tahu bahwa
orang yahudi adalah musuh besar Islam dia tidak mau umat Islam berjaya dan
lebih menguasai peradaban di dunia, yang paling penting dia tidak ingin
masyarakat dunia tahu bahwa yang membuat sejarah adalah orang islam
bukan orang yahudi. Jelas,
teori yang menyatakan bahwa Columbus adalah orang yang pertama menjelajahi
Samudera Atlantik dan menginjakkan kaki di benua Amerika adalah teori lama yang
belum diuji. Tidak dipungkiri bahwa era Columbus adalah waktu yang sangat
penting dalam sejarah dunia yang mengubah cara hidup di benua Amerika dan
Eropa. Namun untuk dikatakan bahwa ia adalah orang yang pertama menginjakkan
kaki di benua Amerika adalah teori yang sangat lemah. Eksistensi orang-orang
Arab, Afrika Barat, dan Utsmani di daerah tersebut jauh sebelum kedatangan
Columbus dan orang-orang Kristen Eropa. Teori-teori yang menyatakan bahwa
Columbus adalah orang yang pertama datang ke tanah tersebut bukanlah menjadi
fakta final. Teori tersebut masih sangat perlu diuji dan dibenturkan dengan
teori Arab, Afrika Barat, dan Utsmani. Kita harus membuka mata lebar-lebar
untuk lebih mendalam lagi mengetahui sejarah yang ada disekitar kita, jangan
menutup mata untuk mengetahui sejarah, sejarah yang baik ataupun sejarah yang
kelam patut kita ketahui karena sejarah itu penting bagi kita semua, yang
terpenting kita harus merajut fakta sejarah untuk mengetahui sejarah yang
sebernarnya.
Reference
Hart Michael H. 2009. 100 Orang Paling Berpengaruh Di Dunia Sepanjang Sejarah. Jakarta:
Hikmah.
Alwasilah A Chaedar. 2012. Pokoknya Rekayasa Literasi. Bandung:
Kiblat Buku Utama.


Subscribe to:
Post Comments (Atom)