Thursday, March 6, 2014
Created By:
Liana Nurbakti
2nd Critical Review
Jurus Literasi
Mengubah Paradigma Manusia
“History is
important. If you don't know history it is as if you were born yesterday. And
if you were born yesterday, anybody up there in a position of power can tell
you anything, and you have no way of checking up on it.”
~Howard Zinn~
~Howard Zinn~
Negara
lahir dari tangan penyair.
Jaya
dan runtuhnya di tangan para politisi.
~Mohammad
Iqbal~
Jika
kekuasaan membawa orang pada arogansi.
Puisi
mengingatkan kita akan keterbatasan manusia.
Jika
kekuasaan mempersempit kepedulian kita,
puisi
mengingatkan mereka
akan
kaya dan beragamnya eksistensi manusia.
Jika
kekuasaan kotor, puisi membersihkannya.
~John F.
Kennedy~
Kehidupan pasti tidak akan luput dari yang namanya
sejarah. Sejarah merupakan segala kegiatan yang terjadi di masa lalu. Setiap
nama, tempat, pasti memiliki sejarahnya masing-masing. Sejarah sangat penting
dalam kehidupan ini. Jika tidak ada sejarah, maka tidak akan ada masa kini dan
masa depan. Kita dapat mengenang masa lalu kita. Sejarah juga bisa dijadikan
pelajaran untuk menghadapi problematika di masa depan, karena ada semboyan yang
berbunyi “pengalaman merupakan guru yang
paling baik”. Tapi perlu digaris bawahi bahwa “melihat masa lalu itu hanya sesekali, yang paling dominan adalah
melihat ke masa depan”.
Sejarah dapat dilihat dari benda-benda
peninggalannya. Benda-benda peninggalan sejarah itu bisa berupa artefak, teks,
yupa, prasasti atau benda-benda lainnya yang berkaitan dengan masa lalu.
Lehtonen berkata dalam bukunya “The
Cultural Analysis of Texts” bahwa teks dibagi menjadi dua macam, yaitu teks
fisik dan teks semiotic. Teks fisik
yaitu teks yang bermakna real (denotasi), artinya makna dari teks fisik itu
terlihat jelas. Contohnya yaitu artefak, prasasti, lembaran-lembaran yang
membentuk sebuah karya dan lain sebagainya. Dari contoh-contoh teks fisik
tersebut, kita dapat mengetahui arti yang sebenarnya dengan membaca tulisan
yang ada pada artefak, prasasti dan lembaran-lembaran tersebut. Teks semiotic yaitu teks yang bermakna
konotasi (tersirat), artinya makna dari teks itu tidak jelas (harus dicari
kebenarannya terlebih dahulu). Contohnya yaitu speech, picture dan music. Jika
kita mendatangi tempat bersejarah, disana pasti ada gambar-gambar, contohnya di
gua ada gambar berbentuk dewa. Gambar tersebut menandakan bahwa disana dulu
pernah terdapat sebuah kerajaan. Gambar-gambar yang berada di gua merupakan pertanda dan merupakan bukti bahwa
disana telah terjadi peristiwa yang bersejarah. Tapi tidak semudah itu langsung
percaya dengan gambar tersebut. Harus diteliti kebenarannya terlebih dahulu,
agar tidak terjadi prasangka yang salah terhadap gambar tersebut. Jadi, dapat
diambil kesimpulan bahwa teks fisik dan teks semiotic yang diungkapkan oleh
Lehtonen merupakan sebuah sejarah.
Beberapa tahun terakhir, dunia
dihebohkan dengan pernyataan bahwa Colombus adalah penemu benua Amerika. Christopher Columbus (Nama Genoa asli: Christoffa Corombo,
lahir 30 Oktober 1451 – meninggal 20 Mei 1506 pada umur 54 tahun) adalah seorang
penjelajah dan pedagang asal Genoa, Italia, yang menyeberangi Samudera Atlantik dan sampai ke benua Amerika pada tanggal 12
Oktober 1492. Perjalanan tersebut didanai oleh Ratu Isabella dari Kastilia Spanyol setelah ratu tersebut berhasil menaklukkan Andalusia. Ia percaya bahwa Bumi berbentuk bola kecil,
dan beranggap sebuah kapal dapat sampai ke Timur Jauh melalui jalur barat.
Christopher
Columbus dikenal sebagai penemu benua Amerika dan dipandang sebagai pahlawan
eksplorasi abad pertengahan oleh banyak sejarawan masa kini. Christopher
Columbus banyak menulis buku tentang penemuan benua amerika
yang ditemukan olehnya. Namun banyak buku teks gagal mengungkapkan
berbagai fakta bahwa ia adalah seorang maniak genosida yang mencetuskan apa
yang mungkin menjadi kasus terburuk genosida yang dilakukan satu bangsa manusia
terhadap bangsa yang lain. Tapi meskipun begitu,
sebelum fakta-fakta lain berpendapat bahwa penemu benua Amerika bukanlah
Christopher Columbus, orang-orang yang membaca buku karya dia terpengaruhi dan
berpendapat bahwa memang benar penemu benua Amerika itu adalah Christopher
Columbus.
Dalam artikelnya, Howard Zinn yang berjudul ‘Speaking
Truth to Power with Book’ menuliskan bahwa buku sangat penting dalam kehidupan
manusia. Buku dapat memberikan efek atau dampak yang besar terhadap kehidupan
manusia. Dalam artikelnya pula, Zinn memperkuat gagasannya dengan memberikan
contoh pengalaman beliau sendiri saat berada di cafeteria dan bertemu dengan
salah satu mahasiswa nya yang sedang membaca buku karya Alice Walker yang
berjudul “The Color Purple”. Beliau bertanya kepada mahasiswa tersebut, “apa
yang kamu fikirkan tentang buku itu?”. Mahasiswa itu menjawab “buku ini
mengubah hidup saya”. Jika buku dapat mengubah hidup seeorang, tentunya buku
juga dapat mengubah dunia. Mengapa demikian? Karena orang yang membaca buku
tidak hanya satu orang. Semua orang di seluruh dunia pasti membaca buku.
Howard Zinn juga memberikan contoh-contoh yang lain untuk memperkuat argument nya. Seperti buku
karya Herman Melville dan Billy Bud yang mana isinya semua orang mematuhi
hukum. Dan didalamnya terdapat fakta tentang Billy bud yang dihukum mati padahal
dia tidak bersalah. Buku ini jelas memberikan efek yang sangat besar terhadap
pemikiran pembacanya. Mungkin pembaca juga bisa menilai dan bisa mengkritisi
kenapa hal itu bisa terjadi. Dengan begitu seluruh pembaca akan terpengaruh
untuk mematuhi peraturan yang ada.
Berkaitan dengan cerita tentang Columbus di atas,
Howard Zinn juga menuliskan cerita tentang Columbus dalam artikelnya. Beliau
jelas menolak bahwa penemu benua Amerika adalah Christopher Columbus. Menurut
Howard Zinn, Columbus itu tak lain adalah seorang pembunuh, penyiksa, penculik,
mutilator, orang yang tamak dan lain sebagainya.
Dalam sebuah tulisan tentu ada kekurangan dan
kelebihannya. Kelemahan dari artikel yang dikarang oleh Howard Zinn ini adalah
beliau tidak memberikan klarifikasi tentang siapa penemu benua Amerika yang
sebenarnya. Beliau hanya terfokus pada
sisi gelapnya Columbus. Padahal seharusnya kalau beliau menolak mentah-mentah
bahwa penemu benua Amerika itu adalah Christopher Columbus, seharusnya beliau
memberikan klarifikasi siapa penemu benua Amerika yang sebenarnya. Dengan
begitu orang akan benar-benar yakin dan percaya dengan tulisan beliau dengan
bukti dan fakta yang sangat kuat. Kenapa Howard Zinn tidak menuliskan siapa
penemu benua Amerika yang sebenarnya? Padahal pada kenyataannya beliau tahu siapa
penemu benua amerika tersebut.
Howard Zinn sebenarnya mengetahui bahwa penemu benua
Amerika tak lain adalah dari kaum muslimin. Beliau tidak menuliskannya di
artikel tersebut karena jika kita melihat backgroundnya, beliau adalah seorang
yahudi. Seperti yang kita ketahui bahwa yahudi adalah musuh bebuyutan islam.
Dari masa Rasulullah SAW berdakwah, yahudi sudah membenci islam, mereka takut
kaum yahudi mengikuti ajaran islam setelah mendengarkan ceramah Nabi SAW.
apalagi pada bukunya sekarang, jika sampai beliau menuliskan bahwa penemu benua
amerika itu adalah orang islam, maka kaum yahudi mungkin akan membantainya.
Dalam essaynya, Doktor Mroueh menulis, “Sejumlah fakta menunjukkan
bahwa Muslimin dari Spanyol dan Afrika Barat tiba di Amerika sekurang-kurangnya
lima abad sebelum Columbus. Pada pertengahan abad ke-10, pada waktu
pemerintahan Khalifah Umayyah, yaitu Abdurrahman III (929 – 961M), kaum
Muslimin yang berasal dari Afrika berlayar ke Barat dari pelabuhan Delbra
(Palos) di Spanyol, menembus “samudra yang gelap dan berkabut”. Setelah
menghilang beberapa lama, mereka kembali dengan sejumlah harta dari negeri yang
“tak dikenal dan aneh”. Ada kaum Muslimin yang tinggal bermukim di negeri baru
itu, dan mereka inilah kaum imigram Muslimin gelombang pertama di Amerika.”
Ada banyak sekali sumber yang menyatakan bahwa orang
islam lah yang menemukan benua amerika, diantaranya :
Pertama, dalam bukunya Saga America (New York, 1980),
Dr. Barry Fell, arkeolog dan ahli bahasa berkebangsaan Selandia Baru jebolan
Harvard University menunjukan bukti-bukti detail bahwa berabad-abad sebelum
Colombus, telah bermukim kaum Muslimin dari Afrika Utara dan Barat di beua
Amerika. Tak heran jika bahasa masyarakat Indian Pima dan Algonquain memiliki
beberapa kosakata yang berasal dari bahasa Arab.
Di
negara bahagian Inyo dan California, Dr. Barry menemukan beberapa kaligrafi
Islam yang ditulis dalam bahasa Arab salah satunya bertuliskan ”Yesus bin
Maria” yang artinya ”Isa anak Maria”. Kaligrafi ini dapat dipastikan datang
dari ajaran Islam yang hanya mengakui nabi Isa sebagai anak manusia dan bukan
anak Tuhan. Dr. Barry menyatakan bahwa usia kaligrafi ini beberapa abad lebih
tua dari usia Negara Amerika Serikat. Bahkan lebih lanjut, Dr. Barry menemukan
reruntuhan, sisa-sisa peralatan, tulisan, digram, dan beberapa ilustrasi pada
bebatuan untuk keperluan pendidikan di Sekolah Islam. Tulisan, diagram dan
ilustrasi ini merupakan mata p[elajaran matematika, sejarah, geografi,
astronomi dan navigasi laut. Semuanya ditulis dalam tulisan Arab Kufi dari
Afrika Utara.
Penemuan
sisa-sisa sekolah Islam ini ditemukan dibeberapa lokasi seperti di Valley of
Fire, Allan Springs, Logomarsino, Keyhole, Canyon Washoe, Hickison Summit Pas
(Nevada), Mesa Verde (Colorado), Mimbres Valley (New Mexico) dan Tipper Canoe
(Indiana). Sekolah-sekolah Islam ini diperkirakan berfungsi pada tahun 700-800
M. Keterangan yang sama juga ditulis olh Donald Cyr dalam bukunya yang berjudul
Exploring Rock Art (Satna barbara, 1989).
Kedua, Menurut Low Weiner, pakar sejarah dari Harvard
University dalam bukunya Africa and the Discovery of
America (1920), menulis bahwa Colombus sendiri sebenarnya juga mengetahui
kehadiran orang-orang Islam yang tersebar di Karibia, Amerika Utara, Tengah dan
Selatan, termasuk Canada. Tapi tak seperti Colombus yang ingin menguasai dan
memperbudak penduduk asli Amerika, umat Islam datang untuk berdagang,
berasimilasi dan melakukan perkawinan dengan orang-orang India suku Iroquis dan
Algonquin. Colombus juga mengakui, dalam pelayaran antara gibara dan Pantai
Kuba, 21 Oktober 1492, ia melihat masjid berdiri diatas bukit dengan indahnya.
Saat ini, reruntuhan masjid-masjid itu telah ditemukan di Kuba, Mexico, Texas
dan Nevada.
Ketiga, John Boyd Thacher dalam bukunya Christopher
Colombus yang terbit di New York, 1950, menunjukkan bahwa Colombus telah
menulis bahwa pada hari Senin, 21 Oktober 1492, ketika sedang berlayar di dekat
Cibara, bahagian tenggara pantai Cuba, ia menyaksikan mesjid di atas puncak
bukit yang indah. Sementara itu , dalam rangkaian penelitian antropologis, para
antropolog dan arkeolog memang menemukan reruntuhan beberapa masjid dan
menaranya serta ayat-ayat al-Qur’an di Cuba, Mexico, Texas dan Nevada.
Keempat, Clyde Ahmad Winters dalam bukunya Islam in
Early North and South America, yang diterbitkan penerbit Al-Ittihad, Juli 1977,
halaman 60 menyebutkan, para antropo0log yang melakukan penelitian telah
menemukan prasasti dalam bahasa Arab di lembah Mississipi dan Arizona. Psasasti
itu menerangkan bahwa imigran Muslim pertama tersebut juga membawa gajah dari
Afrika.
Kelima, Ivan Van Sertima, yang dikenal karena karyanya
They Came Before Colombus, menemukan kemiripan arsitrektur bangunan penduduk
asli Amerika dengan kaum Muslim Afrika. Sedang dalam bukunya yang lain African
Presence in Early America, juga menegaskan tentang telah adanya pemukiman
Muslim Africa sebelum kehadiran Colombus di Amerika.
Keenam, ahli sejarah Jerman, Alexander Von Wuthenan
juga memberikan bukti bahwa orang-orang Islam sudah berada di Amerika tahun
300-900 M. Artinya, umat Islam sudah ada di Amertika, paling tidak setengah
abad sebelum Colombus lahir. Bukti berupa ukiran kayu berbentuk kepala manusia
yang mirip dengan orang Arab diperkirakan dipahat tahun 300 dan 900 M. Beberapa
ukiran kayu lainnya diambil gambarnya dan diteliti, ternyata memiliki kemiripan
dengan orang Mesir.
kalau
kita membuka peta Amerika paling mutakhir buatan Rand McNally dan mencermati
nama-nama tempat. Hampir di semua bagian benua ini akan ditemukan jejak-jejak
umat Islam jauh sebelum Colombus. Di tengah kota Los Angeles misalnya, terdapat
kawasan Alhambra, teluk El-Morro dan al-Amitos serta nama-nama kawasan seperti
Andalusia, Attilla, Alla, Aladdin, Albany, Al-Cazar, Alameda, Alomar,
al-Mansor, Almar, Alva, Amber, Azuredan La Habra.
Dari beberapa fakta diatas, sudah jelas bahwa penemu
benua Amerika bukanlah Columbus, melainkan orang islam, yaitu Laksamana Zheng He (Ceng Ho),
seorang Lakasamana Cina Muslim yang
telah mendarat di Amerika pada tahun 1421, 71 tahun lebih awal ketimbang
Columbus. Bagaimana mungkin seseorang bisa dikatakan sebagai
penemu apabila sebelumnya sudah ada penghuni di tempat tersebut. Mungkin lebih
tepatnya, Columbus adalah orang yang mempublikasikan benua Amerika ke seluruh
dunia. Karena memang tidak dapat dipungkiri bahwa setelah datangnya Columbus ke
Amerika, Amerika mulai dikenal oleh masyarakat luas.
Menutupi kekurangannya, Howard Zinn memberikan
argument yang kuat tentang sisi gelapnya Columbus. Beliau secara
terang-terangan menyebutkan bahwa Columbus adalah seorang pemerkosa penduduk
asli amerika, yaitu suku Indian. Selain itu, Columbus juga terkenal mata
duitan. Bahkan satu alas an penting mengapa Columbus kesulitan membujuk isabela
untuk membiayai perjalanannya adalah bahwa dia mengajukan proposal yang terlalu
rakus. Selain itu juga, walaupun tidak adil menilainya dengan standar etika
masa kini, dia memperlakukan orang orang Indian dengan sangat kejam.
Pada awalnya, Columbus dan krunya menemukan Dunia Baru yaitu
Amerika, dan segera mulai menundukkan dan membunuh penduduk setempat dan
menghapus kekayaan besar dari tanah tersebut.
Sebuah
koloni kecil segera didirikan di Hispaniola yang terdiri dari tiga puluh
sembilan krunya, sisanya kembali ke Spanyol dengan Columbus bersama dengan
emas, rempah-rempah dan penduduk asli diambil sebagai budak untuk diberikan
sebagai hadiah bagi pelanggan kerajaan.
Tahun
berikutnya, ia memimpin ekspedisi kedua terdiri dari tujuh belas kapal besar
dan berisi satu setengah ribu pendatang baru, yang tiba di Amerika sebulan
kemudian. Pada saat ia kembali ke Hispaniola, anak buahnya sudah banyak yang
dibunuh oleh penduduk setempat dan koloni kedua kemudian didirikan.
Columbus
menghukum suku setempat, yang dikenal sebagai Taino, dengan kejam. Dia memperbudak
banyak penduduk lokal dan membantai lebih banyak lagi, menurut Ward Churchill,
mantan profesor studi etnis di University of Colorado, sampai tahun 1496,
populasi telah berkurang dari sebanyak delapan juta menjadi sekitar tiga juta. Menanggapi hal tersebut, Howard Zinn membeberkan
semua hal tentang sisi gelap seorang Columbus.
Dalam zurnalnya, Columbus menuliskan bahwa “Mereka (penduduk asli
amerika) membawakam kami burung beo, bola kapas dan tombak
dan banyak hal lainnya sebagai hadiah. Mereka rela memperdagangkan segala yang
mereka miliki … Mereka tidak memanggul senjata, padahal saya menunjukkan
pedang. Mereka tidak memiliki besi. Tombak mereka terbuat dari tebu … Mereka
akan dengan mudah kami taklukan menjadi budak…. Dengan lima puluh orang saja,
kita bisa menundukkan mereka semua dan membuat mereka melakukan apapun yang kita
inginkan. “
Columbus juga menulis, “Saya percaya bahwa mereka akan dengan mudah
menjadi orang Kristen buatan, karena sepertinya mereka tidak beragama.”
Dalam catatan hariannya, Columbus mengakui bahwa saat ia tiba di Hindia
(ia saat itu masih percaya telah menemukan India, bukan Amerika), ia menyiksa
penduduk pribumi, menggantung, mencambuknya, hanya demi satu informasi penting:
di mana ada emas?
Helen Ellerbe, dalam “The Dark Side of Christian History” (hal. 86-88)
menggambarkan keberingasan Columbus. Selain menyiksa, ia juga sering memperkosa
perempuan-perempuan pribumi lalu mencambuk mereka demi kesenangan belaka.
Koloni yang dibawa Columbus pada pelayaran berikutnya (1496) diklaim
bertanggungjawab atas kematian 34 juta penduduk asli Amerika. Nah, kini apakah
masih pantas Columbus disebut tokoh besar penemu Amerika, diperingati seluas
dunia dengan “Columbus Day”? Setelah mengetahui fakta kekejaman dirinya?
Berbeda dengan Columbus, Morison justru lebih
mengunggulkan Columbus. Memang dalam bukunya dituliskan bahwa telah terjadi
pembantaian kepada suku Arawaks oleh Columbus. Tapi Morison hanya menjelaskan
sedikit tentang sisi gelapnya Columbus. Morison lebih mengungkap sisi
positifnya Columbus. Menurut dia, semua kesalahan itu dianggap kecil dan tidak
sebanding dengan hasilnya dia yang menemukan sebuah dunia baru.
Masih hangat dibenak
kita kalimat “seseorang yang menguasai teks akan bisa mengubah sejarah”,
itulah yang dilakukan Christopher Columbus dan Howard Zinn. Benar kata Zinn, bahwa buku dapat mengubah dunia. Buku
dapat memberikan efek yang sangat besar terhadap kehidupan di dunia ini. Dengan kepiawaiannya dalam berliterasi,
Columbus mampu mempengaruhi dan seolah-olah menghipnotis masyarakat seluruh
dunia, sehingga seluruh dunia mempunyai pemikiran bahwa memang dialah yang
menemukan benua Amerika.
Dengan kepiawaiannya berliterasi juga, Howard
Zinn membantah keras bahwa penemu benua Amerika itu adalah Columbus. Namun
bantahannya itu perlu dikritisi lebih dalam lagi. Zinn tidak bertanggung jawab
dengan argumentnya sendiri. Beliau menutup-nutupi penemu benua Amerika yang
sebenarnya. Padahal beliau mengetahui bahwa penemu benua amerika tersebut.
Hanya karena penemu benua Amerika adalah seorang pemeluk islam, makannya beliau
tidak menuliskannya dalam artikel karyanya.
kisah tentang Columbus dan Howard Zinn
merupakan contoh kecil dari literasi yang mampu mengukir sejarah. Mereka berdua
bisa mengukir sejarah dengan kemampuan literasinya yang tinggi. Mungkin sampai
saat ini hanya ada Columbus dan Howard Zinn yang mampu beradu tulisan dalam
mempermasalahkan penemuan benua amerika. Siapa yang tahu mungkin suatu saat ada
penulis lain yang menyanggah kembali Howard Zinn dan kembali mengukir sejarah.
Bahkan tidak menutup kemungkinan suatu saat nanti mahasiswa lulusan IAIN Syekh
Nurjati Cirebon dapat mengukir sejarah dengan kepiawaian nya dalam berliterasi.
Cerita diatas menunjukkan bahwa literasi itu
sangat hebat sekali. Selain literasi dapat menentukan kualitas suatu bangsa.
Orang yang berliterat tinggi juga bisa mengukir sejarah yang pada akhirnya bisa
mempengaruhi seluruh isi dunia. Berkaitan dengan sejarah dan literasi, literasi itu sudah
diajarkan sejak zaman Rasulullah SAW. terbukti dengan wahyu yang pertama turun
kepada nabi Muhammad SAW adalah surat Al’Alaq yang mana arti dari bunyi ayat
pertamanya adalah “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan”.
Melihat sejarah tersebut, dapat disimpulkan bahwa literasi itu memang sangat
penting dan sangat berpengaruh sekali dalam kehidupan masa lalu, masa sekarang
maupun masa depan.
References :
Alwasilah, Chaedar A. 2012. Pokoknya
Rekayasa Literasi. Bandung: PT Kiblat Buku Utama
Hart, Michael H. 2009. 100 Orang Paling Berpengaruh di Dunia
Sepanjang Sejarah. Jakarta: PT. Mizan Publika
Al-Qur’anul Karim
http://stiepertiwi.kabarku.com/Kisah2-Dalam-Islam/Sejarah-Islam-di-Amerika-Tentang-Suku-Indian-Muslim-Sebelum-Columbus-23458.html

Subscribe to:
Post Comments (Atom)