Thursday, March 6, 2014
Created By:
Nur Auliya Rahmawati
Critical Review 2
Kebohongan Howard Zinn
(By. Nur Auliya Rahmawati)
“ History is important. If you don't know history it is as if you
were born yesterday. And if you were born yesterday, anybody up there in a
position of power can tell you anything, and you have no way of checking up on
it”. There is no flag large enough to cover the shame of killing innocent
people.
― Howard Zinn―
― Howard Zinn―
Naskah dan sejarah tidak bisa dipisahkan. Bahwa naskah merupakan
Peninggalan tertulis yang menceritakan tentang hal-ihwal suatu masa tertentu
dimasa lampau. Naskah Sejarah dijelaskan dalam dua kategori yaitu Fisik dan
Semiotik. Fisik menjelaskan makna yang sebenarnya terjadi, contohnya seperti
Prasasti. Diantara prasasti yang telah ditemukan adalah batu bersurat, talang
tuo, telaga batu dan peninggalan kerajaan Sriwijaya. Sedangkan Semiotik
bermakna konotasi maksudnya maknanya tersirat, contohnya seperti speech, musik
dan picture.
Howard Zinn adalah seorang sejarawan
Amerika, penulis dan aktivis sosial. Dia adalah politikus. Pada saat itu
dia adalah seorang profesor sejarah di Boston University, di jajaran elit
tradisi kritis kaum liberal-progresif Amerika serikat selama 24 tahun. Beliau juga mengajar sejarah di Spelman College selama 7 tahun. Zinn menulis lebih dari 20 buku, termasuk bukunya
yang berjudul A people’s History of the united State Chapter 1
Columbus, the Indians, and Human Progress. Bukunya tersebut telah membuat kontrofersi dan mengguncang dunia.
Sasaran tembaknya tak tanggung tanggung yaitu Christoper Colombus. Bagian yang menarik dari buku Zinn adalah
keberaniannya untuk mengungkap sisi gelap sejarah benua baru. Mereka yang
terpinggirkan dalam politik tersebut dan merahasiakan penemu benua Amerika yang
sesungguhnya.
Didalam bukunya, Howard Zinn menumpas sejarah yang sebenarnya
terjadi. Bahwa pada dahulu yang menemukan Benua amerika serikat bukanlah Christoper Colombus. Akan tetapi Mr. Zinn mengetahuinya dan
mengubur berita tersebut bhawasanya yag menemukan benua Amerika adalah orang
Muslim. namun Mr.
Zinn juga berani mengungkap habis kejanggalan yang ditutupi sejarah palsu
tersebut. Ia menjabarkan mengenai awal peradaban asli Amerika di Amerika Utara
dan Bahama, genosida dan perbudakan yang dilakukan oleh awak Christopher
Columbus dan insiden penjajahan dengan kekerasan. Bukunya ini mendapat
cercaan dari banyak pihak yang memang telah sepenuhnya dibodohi oleh Columbus.
Namun seiring berjalannya waktu mereka telah sadar akan keganjilan sejarah ini.
Kelemahan Mr. Howard Zinn yaitu tidak menjelaskan siapa penemu
benua Amerika. Yang beliau jelaskan hanyalah sisi buruknya saja dari Christopher Columbus. Mengapa Mr. Zinn tidak
menjelaskannya? Karena beliau mengetahui siapa yang menemukan benua Amerika tersebut. Yang
menemukan benua Amerika tersebut adalah Orang Muslim. Namun, bagi umat Islam di era keemasan, Amerika bukanlah sebuah
'Dunia Baru'. Sebab, 603 tahun sebelum penjelajah Spanyol itu menemukan benua
itu, para penjelajah Muslim dari Afrika Barat telah membangun peradaban di
Amerika pada dahulunya. Pernyataan sejarah Barat yang menyatakan Columbus
sebagai penemu benua Amerika akhirnya terpatahkan. Sederet sejarawan menemukan
fakta bahwa para penjelajah Muslim telah menginjakkan kaki dan menyebarkan Islam
di benua itu lebih dari setengah milenium sebelum Columbus. Secara historis
umat Islam telah memberi kontribusi dalam ilmu pengetahuan, seni, serta
kemanusiaan di benua Amerika. ''Tak perlu diragukan lagi, secara historis kaum
Muslimin telah memberi pengaruh dalam evolusi masyarakat Amerika beberapa abad
sebelum Christopher Columbus menemukannya”.
Sejarah mencatat Muslim dari Afrika telah menjalin hubungan dengan
penduduk asli benua Amerika, jauh sebelum Columbus tiba. Jika Anda mengunjungi
Washington DC, datanglah ke Perpustakaan Kongres (Library of Congress).
Lantas, mintalah arsip perjanjian pemerintah Amerika Serikat dengan suku
Cherokee, salah satu suku Indian, tahun 1787. Di sana akan ditemukan
tanda tangan Kepala Suku Cherokee saat itu, bernama AbdeKhak dan Muhammad Ibnu
Abdullah. Isi perjanjian itu antara lain adalah hak suku Cherokee untuk
melangsungkan keberadaannya dalam perdagangan, perkapalan, dan bentuk
pemerintahan suku cherokee yang saat itu berdasarkan hukum Islam. Kepala suku
terakhir Cherokee sebelum akhirnya benar-benar punah dari daratan Amerika
adalah seorang Muslim yang bernama Ramadan Ibnu Wati. Berbicara tentang
suku Cherokee, tidak bisa lepas dari Sequoyah. Ia adalah orang asli suku
cherokee yang berpendidikan dan menghidupkan kembali Syllabary suku mereka pada
1821. Syllabary adalah semacam aksara. Jika kita sekarang mengenal abjad A
sampai Z, maka suku Cherokee memiliki aksara sendiri. Yang membuatnya sangat
luar biasa adalah aksara yang dihidupkan kembali oleh Sequoyah ini mirip sekali
dengan aksara Arab. Bahkan, beberapa tulisan masyarakat cherokee abad ke-7 yang
ditemukan terpahat pada bebatuan di Nevada sangat mirip dengan kata ”Muhammad”
dalam bahasa Arab.
Semua ini adalah bentuk dari Kelebihan seseorang, bahwa orang yang
pandai membaca-menulis atau berLiterasi itu adalah orang yang mampu mengukir
Sejarah. Contohnya seperti Christopher Columbus dan Howard
Zinn. Karena dia berani mengungkapkan
kebohongan atau sisi gelap dari Columbus yang telah melakukan Pembantain dan
Pemerkosaan terhadap penduduk asli Amerika (suku Indian). Nama-nama suku Indian
dan kepala sukunya yang berasal dari bahasa Arab tidak hanya ditemukan pada
suku Cherokee (Shar-kee), tapi juga Anasazi, Apache, Arawak, Arikana, Chavin
Cree, Makkah, Hohokam, Hupa, Hopi, Mahigan, Mohawk, Nazca, Zulu, dan Zuni. Bahkan,
beberapa kepala suku Indian juga mengenakan tutup kepala khas orang Islam
(Peci). Mereka adalah Kepala Suku Chippewa, Creek, Iowa, Kansas, Miami,
Potawatomi, Sauk, Fox, Seminole, Shawnee, Sioux, Winnebago, dan Yuchi. Hal ini
ditunjukkan pada foto-foto tahun 1835 dan 1870.
Secara umum, suku-suku Indian di Amerika juga percaya adanya
Tuhan yang menguasai alam semesta. Tuhan itu tidak teraba oleh panca indera.
Mereka juga meyakini, tugas utama manusia yang diciptakan Tuhan adalah untuk
memuja dan menyembah-Nya. Seperti penuturan seorang Kepala Suku Ohiyesa
: ”In the life of the Indian, there was only inevitable duty-the duty of
prayer-the daily recognition of the Unseen and the Eternal”. Bukankah Al-Qur’an
juga memberitakan bahwa tujuan penciptaan manusia dan jin semata-mata untuk
beribadah pada Allah Bagaimana bisa Kepala suku Indian Cheeroke itu muslim?
Sejarahnya panjang, Semangat orang-orang Islam dan Cina saat itu
untuk mengenal lebih jauh planet (tentunya saat itu nama planet belum
terdengar) tempat tinggalnya selain untuk melebarkan pengaruh, mencari jalur
perdagangan baru dan tentu saja memperluas dakwah Islam mendorong beberapa pemberani
di antara mereka untuk melintasi area yang masih dianggap gelap dalam peta-peta
mereka saat itu. Beberapa nama tetap begitu kesohor sampai saat ini bahkan
hampir semua orang pernah mendengarnya sebut saja Tjeng Ho dan Ibnu Batutta,
namun beberapa lagi hampir-hampir tidak terdengar dan hanya tercatat pada buku-buku
akademis. Para ahli geografi dan intelektual dari kalangan muslim yang mencatat
perjalanan ke benua Amerika itu adalah Abul-Hassan Ali Ibn Al Hussain Al Masudi
(meninggal tahun 957), Al Idrisi (meninggal tahun 1166), Chihab Addin Abul
Abbas Ahmad bin Fadhl Al Umari (1300 – 1384) dan Ibn Battuta (meninggal tahun
1369). Menurut catatan ahli sejarah dan ahli geografi muslim Al Masudi (871 –
957), Khashkhash Ibn Saeed Ibn Aswad seorang navigator muslim dari Cordoba di
Andalusia, telah sampai ke benua Amerika pada tahun 889 Masehi.
Dalam bukunya, ‘Muruj Adh-dhahab wa Maadin al-Jawhar’ (The Meadows
of Gold and Quarries of Jewels), Al Masudi melaporkan bahwa semasa pemerintahan
Khalifah Spanyol Abdullah Ibn Muhammad (888 – 912), Khashkhash Ibn Saeed Ibn
Aswad berlayar dari Delba (Palos) pada tahun 889, menyeberangi Lautan Atlantik,
hingga mencapai wilayah yang belum dikenal yang disebutnya Ard Majhoola, dan
kemudian kembali dengan membawa berbagai harta yang menakjubkan. Sesudah itu
banyak pelayaran yang dilakukan mengunjungi daratan di seberang Lautan
Atlantik, yang gelap dan berkabut itu. Al Masudi juga menulis buku ‘Akhbar Az
Zaman’ yang memuat bahan-bahan sejarah dari pengembaraan para pedagang ke
Afrika dan Asia. Dr. Youssef Mroueh juga menulis bahwa selama pemerintahan
Khalifah Abdul Rahman III (tahun 929-961) dari dinasti Umayah, tercatat adanya
orang-orang Islam dari Afrika yang berlayar juga dari pelabuhan Delba (Palos)
di Spanyol ke barat menuju ke lautan lepas yang gelap dan berkabut, Lautan
Atlantik. Mereka berhasil kembali dengan membawa barang-barang bernilai yang
diperolehnya dari tanah yang asing.
Beliau juga menuliskan menurut catatan ahli sejarah Abu Bakr Ibn
Umar Al-Gutiyya bahwa pada masa pemerintahan Khalifah Spanyol, Hisham II
(976-1009) seorang navigator dari Granada bernama Ibn Farrukh tercatat
meninggalkan pelabuhan Kadesh pada bulan Februari tahun 999 melintasi Lautan
Atlantik dan mendarat di Gando (Kepulaun Canary). Ibn Farrukh berkunjung kepada
Raja Guanariga dan kemudian melanjutkan ke barat hingga melihat dua pulau dan
menamakannya Capraria dan Pluitana. Ibn Farrukh kembali ke Spanyol pada bulan
Mei 999. Perlayaran melintasi Lautan Atlantik dari Maroko dicatat juga oleh penjelajah
laut Shaikh Zayn-eddin Ali bin Fadhel Al-Mazandarani. Kapalnya berlepas dari
Tarfay di Maroko pada zaman Sultan Abu-Yacoub Sidi Youssef (1286 – 1307) raja
keenam dalam dinasti Marinid. Kapalnya mendarat di pulau Green di Laut Karibia
pada tahun 1291. Menurut Dr. Morueh, catatan perjalanan ini banyak dijadikan
referensi oleh ilmuwan Islam. Sultan-sultan dari kerajaan Mali di Afrika barat
yang beribukota di Timbuktu, ternyata juga melakukan perjalanan sendiri hingga
ke benua Amerika. Sejarawan Chihab Addin Abul-Abbas Ahmad bin Fadhl Al Umari
(1300 – 1384) memerinci eksplorasi geografi ini dengan seksama. Timbuktu yang
kini dilupakan orang, dahulunya merupakan pusat peradaban, perpustakaan dan
keilmuan yang maju di Afrika. Ekpedisi perjalanan darat dan laut banyak
dilakukan orang menuju Timbuktu atau berawal dari Timbuktu.
Sultan yang tercatat melanglang buana hingga ke benua baru saat itu
adalah Sultan Abu Bakari I (1285 – 1312), saudara dari Sultan Mansa Kankan Musa
(1312 – 1337), yang telah melakukan dua kali ekspedisi melintas Lautan Atlantik
hingga ke Amerika dan bahkan menyusuri sungai Mississippi. Sultan Abu Bakari I
melakukan eksplorasi di Amerika tengah dan utara dengan menyusuri sungai
Mississippi antara tahun 1309-1312. Para eksplorer ini berbahasa Arab. Dua abad
kemudian, penemuan benua Amerika diabadikan dalam peta berwarna Piri Re’isi
yang dibuat tahun 1513, dan dipersembahkan kepada raja Ottoman Sultan Selim I
tahun 1517. Peta ini menunjukkan belahan bumi bagian barat, Amerika selatan dan
bahkan benua Antartika, dengan penggambaran pesisiran Brasil secara cukup
akurat. Pengaruh Islam di Benua Amerika. Sekali-kali cobalah Anda membuka peta
Amerika. Telitilah nama tempat yang ada di Negeri Paman Sam itu. Sebagai umat
Islam, pastilah Anda akan dibuat terkejut. Apa faktanya, Ternyata begitu banyak
nama tempat dan kota yang menggunakan kata-kata yang berakar dan berasal dari
bahasa umat Islam, yakni bahasa Arab.
Di daerah itu ternyata terdapat nama-nama kawasan yang berasal dari
pengaruh umat Islam. Sebut saja, ada kawasan bernama Alhambra. Bukankah
Alhambra adalah nama istana yang dibangun peradaban Islam di Cordoba? Selain
itu juga ada nama teluk yang dinamai El Morro serta Alamitos. Tak cuma itu, ada
pula nama tempat seperti; Andalusia, Attilla, Alla, Aladdin, Albany, Alcazar,
Alameda, Alomar, Almansor, Almar, Alva, Amber, Azure, dan La Habra. Setelah
itu, mari kita bergeser ke bagian tengah Amerika. Mulai dari selatan hingga
Illinois juga terdapat nama-nama kota yang bernuansa Islami seperti; Albany,
Andalusia, Attalla, Lebanon, dan Tullahoma. Malah, di negara bagian Washington
terdapat nama kota Salem. Pengaruh Islam lainnya pada penamaan tempat atau
wilayah di Amerika juga sangat kental terasa pada penamaan Karibia (berasal
dari bahasa Arab). Di kawasan Amerika Tengah, misalnya, terdapat nama wilayah
Jamaika dan Kuba. Muncul pertanyaan, apakah nama Kuba itu berawal dan berakar
dari kata Quba - masjid pertama yang dibangun Rasulullah adalah Masjid Quba.
Negara Kuba beribu kota La Habana (Havana).
Di benua Amerika pun terdapat sederet nama pula yang berakar dari
bahasa Peradaban Islam seperti pulau Grenada, Barbados, Bahama, serta Nassau.
Di kawasan Amerika Selatan terdapat nama kota-kota Cordoba (di Argentina),
Alcantara (di Brazil), Bahia (di Brazil dan Argentina). Ada pula nama
pegunungan Absarooka yang terletak di pantai barat. Menurut Dr A Zahoor, nama
negara bagian seperti Alabama berasal dari kata Allah bamya. Sedangkan Arkansas
berasal dari kata Arkan-Sah. Sedangkan Tennesse dari kata Tanasuh. Selain itu,
ada pula nama tempat di Amerika yang menggunakan nama-nama kota suci Islam,
seperti Mecca di Indiana, Medina di Idaho, Medina di New York, Medina dan Hazen
di North Dakota, Medina di Ohio, Medina di Tennessee, serta Medina di Texas. Begitulah
peradaban Islam turut mewarnai di benua Amerika. Fakta Eksistensi Islam di
Amerika Tahun 999 M : Sejarawan Muslim Abu Bakar Ibnu Umar Al-Guttiya
mengisahkan pada masa kekuasaan Khalifah Muslm Spanyol bernama Hisham II (976 M
-1009 M), seorang navigator Muslim bernama Ibnu Farrukh telah berlayar dari
Kadesh pada bulan Februari 999 M menuju Atlantik. Dia berlabuh di Gando atau
Kepulauan Canary Raya. Ibnu Farrukh mengunjungi Raja Guanariga. Sang penjelajah
Muslim itu memberi nama dua pulau yakni Capraria dan Pluitana. Ibnu Farrukh kembali
ke Spanyol pada Mei 999 M. Tahun 1178 M : Sebuah dokumen Cina yang bernama
Dokumen Sung mencatat perjalanan pelaut Muslim ke sebuah wilayah bernama
Mu-Lan-Pi (Amerika). Tahun 1310 M: Abu Bakari seorang raja Muslim dari Kerajaan
Mali melakukan serangkaian perjalanan ke negara baru. Tahun 1312 M: Seorang
Muslim dari Afrika (Mandiga) tiba di Teluk Meksiko untuk mengeksplorasi Amerika
menggunakan Sungai Mississipi sebagai jalur utama perjalanannya. Tahun 1530 M:
Budak dari Afrika tiba di Amerika. Selama masa perbudakan lebih dari 10 juta
orang Afrika dijual ke Amerika. Kebanyakan budak itu berasal dari Fulas, Fula
Jallon, Fula Toro, dan Massiona - kawasan Asia Barat. 30 persen dari jumlah
budak dari Afrika itu beragama Islam.
Tahun 1539 M: Estevanico of Azamor, seorang Muslim dari Maroko,
mendarat di tanah Florida. Tak kurang dari dua negara bagian yakni Arizona dan
New Mexico berutang pada Muslim dari Maroko ini. Tahun 1732 M: Ayyub bin
Sulaiman Jallon, seorang budak Muslim di Maryland, dibebaskan oleh James
Oglethorpe, pendiri Georgia. Tahun 1790 M: Bangsa Moor dari Spanyol dilaporkan
sudah tinggal di South Carolina dan Florida. Sequoyah, also known as George
Gist Bukti lainnya adalah, Columbus sendiri mengetahui bahwa orang-orang Carib
(Karibia) adalah pengikut Nabi Muhammad. Dia faham bahwa orang-orang Islam
telah berada di sana terutama orang-orang dari Pantai Barat Afrika. Mereka
mendiami Karibia, Amerika Utara dan Selatan. Namun tidak seperti Columbus yang
ingin menguasai dan memperbudak rakyat Amerika. Orang-Orang Islam datang untuk
berdagang dan bahkan beberapa menikahi orang-orang pribumi. Sejarawan Ivan Van
Sertima dalam karyanya They Came Before Columbus membuktikan adanya kontak
antara Muslim Afrika dengan orang Amerika asli. Dalam karyanya yang lain,
African Presence in Early America, Van Sertima, menemukan fakta bahwa para
pedagang Muslim dari Arab juga sangat aktif berniaga dengan masyarakat yang
tinggal di Amerika. Van Sertima juga menuturkan, saat menginjakkan kaki di
benua Amerika, Columbus pun mengungkapkan kekagumannya kepada orang Karibian
yang sudah beragama Islam. "Columbus juga tahun bahwa Muslim dari pantai
Barat Afrika telah tinggal lebih dulu di Karibia, Amerika Tengah, Selatan, dan
Utara," papar Van Sertima. Umat Islam yang awalnya berdagang telah
membangun komunitas di wilayah itu dengan menikahi penduduk asli.
Menurut Van Sertima, Columbus pun mengaku melihat sebuah masjid
saat berlayar melalui Gibara di Pantai Kuba. Selain itu, penjelajah berkebangsaan
Spanyol itu juga telah menyaksikan bangunan masjid berdiri megah di Kuba,
Meksiko, Texas, serta Nevada. Itulah bukti nyata bahwa Islam telah menyemai
peradabannya di benua Amerika jauh sebelum Barat tiba. Lebih lanjut Columbus
mengakui pada 21 Oktober 1492 dalam pelayarannya antara Gibara dan Pantai Kuba
melihat sebuah masjid (berdiri di atas bukit dengan indahnya menurut sumber
tulisan lain). Sampai saat ini sisa-sisa reruntuhan masjid telah ditemukan di Kuba,
Mexico, Texas dan Nevada. Dan tahukah kalian dua orang nahkoda kapal yang
dipimpin oleh Columbus kapten kapal Pinta dan Nina adalah orang-orang muslim
yaitu dua bersaudara Martin Alonso Pinzon dan Vicente Yanex Pinzon yang masih
keluarga dari Sultan Maroko Abuzayan Muhammad III (1362).
Jadi fakta sejarah penemu benua Amerika, bukan Mr. Christopher Columbus. Akan tetapi penemu Benua Amerika adalah seorang Laksamana
Cheng Ho dari Cina yang beragama Islam (Muslim), yang menunjukkan detil ‘dunia baru’ dalam beberapa sisi di Benua
Amerika tersebut. Contoh buktinya bahwa laksamana China memetakan Belahan Bumi
Barat (Western Hemisphere) lebih dari 70 tahun sebelum Columbus, adalah salah
satu klaim yang dimuat penulis Gavin Menzies dalam buku barunya, ‘Who
Discovered America?’, yang diluncurkan jelang Hari Columbus tahun
ini. Kisah tradisional atau turun temurun bahwa Columbus menemukan ‘dunia baru’
adalah hanya fantasi belaka.
Namun mengapa Mr. Howard Zinn kurang berani
menegaskan bahwa penemu Benua Amerika adalah orang Islam (Muslim), padahal Mr. Howard
Zinn mengetahuinya. Karena Mr. Howard Zinn adalah orang Yahudi, sedangkan yang
menemukan Benua Amerika adalah Seorang Muslim. Seperti yang kita ketahui bahwa Permusuhan Yahudi terhadap Islam sudah terkenal dan ada sejak
dahulu kala dari zaman dahulu yahudi sangat memusihi Islam. Bahkan sampai mendarah
daging khususnya dari kalangan Howard Zinn. Dimulai
sejak dakwah Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam dan
mungkin juga sebelumnya bahkan sebelum kelahiran beliau. Hal ini mereka lakukan
karena khawatir dari pengaruh dakwah islam yang akan menghancurkan impian dan
rencana mereka didalam bidang ilmu pengetahuan dan khususnya Teknologi. Namun banyak
usaha yang menciptakan bahwa permusuhan yahudi dan islam hanyalah sekedar
perebutan tanah dan perbatasan Palestina dan wilayah sekitarnya. Bukan
permasalahan agama dan sejarah kelam permusuhan yang mengakar dalam diri mereka
terhadap agama yang mulia ini (ISLAM).
Demikianlah
permusuhan dan usaha mereka merusak Islam sejak berdirinya Negara islam bahkan
sejak Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam
hijrah ke Madinah sampai saat ini dan akan berlanjut terus. Walaupun tidak
tertutup kemungkinan mereka punya usaha dan upaya memberantas islam sejak
kelahiran beliau. Hal ini dapat dilihat dalam pernyataan pendeta Buhairoh
terhadap Abu Thalib dalam perjalanan dagang bersama beliau diwaktu kecil. Allah
Ta’ala telah jelas-jelas menerangkan permusuhan Yahudi dalam firmanNya :
Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang
paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang
Yahudi dan orang-orang musyrik.(Qs.Al-Maidah:82)
References :
Al-Qur’an Surat
Al-Maidah ayat 82
Alwasilah A Chaedar.
2012. Pokoknya rekayasa Literasi. Bandung : Kiblat Buku Utama.
Hart Michaele H. 2009. 1000
Orang Paling Berpengaruh Di Dunia Sepanjang Sejarah. Jakarta :
Hikmah


Subscribe to:
Post Comments (Atom)