Sunday, March 16, 2014
Created By:
Jefi Fauzan A.
class review 5
Mengulik Elemen dalam
Writing
Assalamu
alaikum wr.wb
Jum’at
7 Maret 2014. Hari ini adalah minggu
kelima kelas writing 4. Kelas dimulai
dengan presentasi Mr. Lala tentang kesalahan-kesalahan besar yang kita lakukan
dalam kritikal review yang pertama. Diantaranya
kita teralu terjebak dalam trivial matter, banyak yang tidak penting yang
dimasukan kedalam kritikal review kita.
Tidak familiar dengan kata kunci classroom discourse, menceritakan
kembali tentang religious conflict tanpa menyertakan pendapat kita. Generic structure yang belum terkonstruksi
dengan baik dan banyak diantara kita yang tidak mencantumkan referensi pada
kritikal review kita.
Minggu
ini kita akan memulai menulis critical review dalam bahasa inggris. Akan ada
tiga tahapan dalam menulis critical review yang akan kita lakukan. Di minggu pertama kita akan menulis
introduction dan summary, kemudian pada minggu kedua kita akan mulai
mengkonstruksi di wilayah kritikal. Dan
pada minggu ketiga akan digunakan untuk check dan recheck apa yang telah kita
tulis. Pada akhirnya kita akan membuat
1000 kata critical review, mudah-mudahan saya dapat melaluinya dengan baik.
Pada
minggu kelima ini mulai terlihat perubahan ketahap “Qualified Reader”, dari
writer ke “Qualified Writer”. Mr. Lala
juga memberikan koreksi kepada kita semua tentang bagaimana menulis referensi,
yaitu dengan menuliskan pengarang buku kemudian tahun dan halamannya didalam
kurung. Contohnya, Ken Hylland (2002:91)
Pada
tahap ini semua kesalahan dan kekurangan kita dalam menulis kritikal review
masih dimaafkan. Jika kesalahan tersebut
terus menerus dilakukan maka tingkatan kesalahanya akan naik tahap demi
tahap.
Weaknesses – Mistake –ignorance –
insane
Mr.
lala juga menyuruh kami untuk lebih memahami tentang context, literacy, culture,
technology, genre dan identity.
1.
Context
Menurut
Ken Hylland (2002:45), dalam bukunya mengemjukakan pendapat Van Dijk mengenai
context. Context bukan situasi sosial
yang mempengaruhi wacana, tapi cara bagaimana participant mengidentifikasikan
situasi. Context yang demikian itu bukan
jenis dari kondisi objektif dan terus-menerus memperbarui interaksi oleh
participant sebagai anggota group dan komunitas.
Cutting
(2003:3), mengatakan ada tiga aspek utama dalam context.
1. Situational
context: apa yang orang-orang tahu tentang apa yang dapat mereka lihat
disekitar mereka.
2. Background
knowledge context: apa yang orang-orang ketahui tentang dunia, apa yang mereka
tahu tentang aspek kehidupan dan apa yang mereka tahu tentang satu sama lain.
3. Co-textual
context: apa yang orang-orang tahu tentang apa yang telah mereka lakukan
Sementara
itu Halliday mengelompokan context kedalam tiga dimensi, yaitu:
1. Field:
mengenai apa yang terjadi, jenis sosial atau tentang apa teks tersebut.
2. Tenor:
mengenai siapa yang terlibat, peran dan hubungan participant
3. Mode:
mengenai bagian dimana bahasa berperan, apa yang participant harapkan
Bahasa
yang digunakan harus sesuai dengan situasi yang kita gunakan. Context of situation berjalan dalam abstrak
konteks yang lebih besar yang Halliday sebut sebagai context of culture. Hal ini tertuju pada cara struktur sosial,
hirarki, dan institutional dan disiplin ideology mempengaruhi penggunaan bahasa
dalam keadaan sekitar.
Tidak
sama dengan context of situation, pengaruh dari context of culture terhadap
penggunaan bahasa lebih panjang dan secara tidak langsung, menjalankan pada
abstrak level. Setiap teks memiliki
konteks yang menglilingi dan pempunyai link dengan teks yang lainnya.
“In
traditional notions of texts and contexts, contexts are seen as separate
‘backgrounds’ of texts, which in the role of a certain kind of additional
information can be an aid in understanding the texts themselves”. Miko Lehtonen (2000:110)
Context
dalam text dapat berupa certain global social structure, an immediate situation
atau co-text of the text. Context
meliputi semua factor yang penulis dan pembaca bawa kedalam proses pembentukan
makna, terutama tidak bersambung competence dan kerangka nilai pertimbangan.
Guy
Cook menyebutkan ada delapan poin yang termasuk kedalam context.
1. Substance:
materi fisik yang membawa teks
2. Music
and picture
3. Paralanguage:
tindakan yang sangat bermakna yang menemani bahasa, seperti kualitas suara
gesture, expresi wajah (dalam speech), pemilihan font dan besar huruf (dalam
writing)
4. Situation:
property dan hubungan objek dengan orang dalam sekitar text sebagai pemahaman
oleh participant.
5. Co-text:
text yang mendahului atau mengikuti itu dibawah analysis, yang participant
menilai memiliki discourse yang sama.
6. Intertext:
teks yang participant pahami tercipta untuk discourse yang lain, tapi yang
mereka asosiasikan dengan text dibawah pertimbangan dan efek interpretation.
7. Participant:
interprestasi dan perhatian, pengetahuan dan kepercayaan, prilaku interpersonal
dan perasaan
8. Function:
apa yang text maksudkan untuk melakukan oleh pengirim dan yang dituju.
Context
mengarah pada fakta yang mana meaning dibuat tidak hanya dalam aktivitas
traditional yang dipertimbangkan sebagai menghasilkan meaning membawa spoken,
written, audiovisual dan teks yang lainnya.
- Literacy
Menulis
dan membaca adalah aksi dari literasi.
Konsep modern dari literasi mendorong kita untuk melihat writing sebagi
praktek sosial daripada sebagai abstract skill yang memisahkan orang dan tempat
mereka menggunakan text.
“Literasi
bukan hanya mengetahui bagaimana menulis dan membaca tapi juga menerapkan
pengetahuan untuk tujuan yang spesifik dalam penggunaan konteks yang
spesifik.” Scribner and Cole (1981:236)
Pandangan Sosial Terhadap Literasi
1. Literasi
adalah aktivitas sosial dan penggambaran terbaik dari literasi orang-orang
2. Orang-orang
mempunyai literasi yang berbeda dengan domain hidup yang berbeda
3. Praktek
literasi bersituasi dalam hubungan sosial yang luas, membuatnya dibutuhkan
untuk menggambarkan pengaturan dari literasi
4. Praktek
literasi berpola pada institusi sosial dan kekuatan hubungan dan sebagian
literasi lebih dominan dibandingkan yang lainnya.
5. Literasi
menurut pada sistem dari symbol sebagai cara merepresentasikan dunia kepada
yang lainnya.
6. Kelakuan
dan nilai dengan hormat, literasi mengarahkan kita untuk berkomunikasi
7. Sejaah
didup kita berisi banyak literasi bahkan dari yang kita pelajari yang kita
konstribusikan untuk sekarang
8. Literasi
juga memiliki sejarah yang membantu membuat praktek tertentu
Barton
(2007:34-5)
Barton
dan Hamilton mendefinisikan praktek literasi sebagai budaya untuk memanfaatkan
bahasa tulisan yang orang-orang gambar dalam hidup mereka.
Peristiwa
literasi adalah episode dimana literasi memiliki peran. Biasanya ada written text atau text. Bagaimana suatu text diproduksi dan digunakan
dalam berbagai aktifitas adalah aspek kunci belajar literasi. Tidak semua praktek literasi dominan dibangun
dalam konteks yang memiliki kekuatan yang cukup besar dalam masyarakat kita,
seperti pendidikan dan hukum. Lembaga-lembaga
pengadilan mendukung praktek bergengsi lalu mempertahankan kesenjangan sosial
melalui pengecualian dari mereka, tindakan menulis sebaliknya kurang didukung.
Dalam
memperoleh pengetahuan dan keterampilan disiplin siswa secara bersamaan
menghadapi literasi baru dan dominan dengan norma-norma sendiri, yang merupakan
budaa yang terpisah.
- Culture
Budaya
secara umum dipahami sebagai historis ditransmisikan dan jaringan sistematis
makna yang memungkinkan kita untuk memahami, mengembangkan dan mengkomunikasikan
pengetahuan dan keyakinan kita tentang dunia.
(Lantof, 1999)
Nilai-nilai
budaya kita tercermin oleh dan dilakukan oleh bahasa, tetapi juga budaya
membuat tersedia bagi kita dengan cara tertentu diambil untuk diberikan
mengorganisir persepsi dan harapan kami, termasuk yang kita gunakan untuk
belajar dan berkomunikasi secaa tertulis.
Retorika
kotrastif adalah sebuah area penelitian dalam bahasa yang mengidentifikasi
masalah dalam komposisi yang dihadapi oleh bahasa kedua penulis dengan mengacu
pada strategi retoris dari bahasa pertama, retorika bahasa dan menulis adalah
fenomena budaya. Connor (1996:5)
Budaya
merujuk pada satu proses intelektual, spiritual dan kemajuan estetika dan untuk
itulah maka kualitas masyarakat ditentukan dari kualitas tiga hal
tersebut. Budaya itu dipelajari, seperti
misalnya bagaimana orang berbicara atau mengerti bahasa dalam kelompok
masyarakat. Raymond Williyam dama Storey
(1993)
- Technology
Untuk
menjadi literat kita harus dapat memiliki control atas berbagai cetak dan media
elektronik. Pengaruh teknologi
elektronik terhadap penulisan.
- Mengubah creating, editing, proofreading, dan formatting process
- Menggabungkan teks tertulis dengan meia visual dan audio lebih mudah
- Mendorong menulis non-linier dan proses membaca melalui hypertext link
- Tantangan pemikiran traditional tentang kepenulisan wewenang dan intelektual
- Mengizinkan penulis mengakses informasi dan menghubungkan informasi tersebut kedalam cara yang baru
Ken
Hylland (2002:58)
Fitur
penulisan berbasis computer adalah cara teks elektronik memfasilitasi menulis,
secara dramatis mengubah kebiasaan tulisan kita. Teknologi elekrtonik menghasilkan teks multi
modal menjadi kebutuhan praktek literasi.
Menulis sekarang berarti perakitan teks dan gambar dalam desain visual yang
baru dan penulis perlu untuk memahami cara tertentu mengkonfigurasi dunia yang
menawarkan modus yang berbeda.
- Genre
Dalam
systemic functional, genre dilihat sebagai stage, berorientasi pada tujuan
proses sosial (Martin, 1992:505). Genre
adalah proses sosial karena anggota dari budaya berinteraksi untuk mencapai
mereka, berorientasi tujuan karena mereka telah berevolusi untuk mencapai
hal-hal dan dipentaskan karena makna dibuat dalam langkah-langkah dan biasanya
dibutuhkan lebih dari sau langkah untuk mewujudkannya.
Pada
pengajaran bahasa inggris untuk keperluan khusus, genre menghubungkan masa lalu
dan masa kini, sehingga kekuatan keseimbangan tradisi dan inovasi. Genre sebagai lebih fleksibel dan kuranng
mudah untuk mengajar. Penekanan yang
lebih besar diberikan kepada cara-cara yang genre berkembang dan pemeran
variasi.
Genre
adalah memotivasi, hubungan fungsional antara jenis teks dan situasi
retoris. Artinya genre bukanlah jenis
teks atau situasi. Jenis teks bertahan
karena mereka bekerja, karena mereka merespon secara efektif terhadap situasi
yang berulang. Coe (2002)
- Identity
Dalam
arti luas identity mengarah pada cara orang menampilkan siapa mereka satu sama
lain. (Benwell dan Stokoe 2006:6). Identitas dipandang sebagai dibangun oleh
kedua teks yang kita terlibat didalamnya dan pilihan yang kita buat, sehingga
menggerakan identity dari privasi ke ranah publik dan dari proses tersembunyi
kognisi konstruksi sosial dan dinamis dalam discourse.
Faktor-faktor
budaya seperti jenis kelamin, kelas sosial, usia, agama, etnis, latar belakang
regional dan yang lainnya adalah aspek kunci dari pengalaman kami dan membantu
membentuk proyeksi dari identitas kepenulisan.
Ada tiga aspek yang tidak bisa dipishkan dalam identitas dalam menulis.
- Otobiografi: diri yang penulis bawa kedalam tindakan menulis, dibatasi secara sosial dan dibangun oleh sejarah hidup penulis.
- Discoursal diri: kesan penulis sadar atau tidak sadarr menyampaikan diri mereka kedalam sebuah teks
- Kepenulisan diri: menunjukan dirinya dalam tingkat authoritativeness dengan apa yang ditulis. Sejauh mana seseorang mengklaim dirinya dalam teks sebagai sumber isinya.
Itulah
keenam hal yang penting dalam menulis.
Hari ini Mr. Lala memeriksa class review dengan memberikan tanda tangan
dan tanda taya bagi mahasiswa yang tidak mecantumkan pemahaman dari bukunya
Betsy Rymes. Setelah itu Mr. Lala
menyuruh kami untuk duduk terpisah dan mulai menulis free writing tentang
pendapat kita terhadap Howard Zinn.
Dalam waktu tiga puluh menit itu kami terus menulis dalam bahasa inggris
dan Mr. Lala memberikan bimbingan terhadap kinerja kita.
Akhirnya
kelas selesai, hari ini kami belajar banyak tentang critical review. Membahas sejarah juga mengkritiknya menjadi
hal yang sangat menantang. Jadi itulah
semua yang terjadi hari ini dan pengetahuan tentang context, literacy, culture,
technology, genre dan identity melengkapi class review saya kali ini. Mudah-mudahan minggu depan semuanya berjalan
dengan lancar dan baik.


Subscribe to:
Post Comments (Atom)