Wednesday, March 5, 2014
Created By:
Reni Harliani
7. Kelengkapan: Sementara informasi berulang-ulang atau tidak perlu harus dihilangkan, penulis
Nama : Reni Harliani
Kelas PBI-D
Semester : 4
Mengejar Catatan Prof. Alwasilah
“In the 21st century, world
class standards will demand that everyone is highly literate, highly numerate,
well informed, capable of learning constantly, and confident and able to play
their part as citizen of a democratic society.”
- Michael Barber -
Pada hari jum’at tanggal 22
february 2014, tepatnya pada pukul 07.30
wib. Pagi itu cuaca sangat buruk sekali, matahari sembunyi dibalik awan hitam dan hujan turun. Walau hujan turun tapi tidak
mematahkan semangat kami untuk belajar
writing dan writing . selanjutnya
diruang 45 PBI-D lantai 3, saya beserta
teman-teman seperjuangan saya menunggu kehadiran bapak dosen yang sangat hebat,
penampilannya ketika mengajar sangat luar biasa dan istimewa.
Tidak lama kemudian, datanglah bapak
dosen yang kami bangga-banggakan yang bernama bapak Lala Bumela M.Pd , beliau
akan mengajari
kami khususnya dalam semester ini adalah writing yaitu tentang “Rekayasa Literasi”.
Rekayasa adalah kemampuan membaca
dan menulis untuk mengembangkan pengetahuan, seorang dapat dikatakan literat
jika ia sudah memahami sesuatu karena membaca dan melakukan sesuatu berdasarkan pemahaman bacaan. Dengan
adanya literat dibutuhkan agar bangsa bisa bangkit dari keterpurukan bahkan
baersaing dan hidup sejajar dengan bangsa lain.
Ada beberapa yang tercakup dalam academic
writing :
1.
Kohesi:
gerakan halus atau " aliran " antara kalimat dan paragraph, koherensi
merupakan bagian yang paling penting
dalam menyusun kalimat yang baik
dan benar.
2.
Kejelasan: makna dari apa yang Anda berniat
untuk berkomunikasi sangat jelas.
3.
Urutan logis : mengacu
pada urutan logis dari informasi. Dalam penulisan akademik
penulis cenderung bergerak dari umum
ke khusus.
4.
Konsistensi: Konsistensi mengacu pada keseragaman gaya penulisan.
5.
Unity: Pada sederhana, kesatuan mengacu pada pengecualian informasi yang
tidak secara
langsung berhubungan dengan topik yang dibahas
dalam paragraf tertentu.
6. Keringkasan: keringkasan adalah ekonomi
dalam penggunaan kata-kata. Tulisan yang bagus
dengan cepat sampai ke titik dan menghilangkan kata yang tidak perlu dan tidak perlu
pengulangan (redundancy, atau "kayu
mati.") Pengecualian dari informasi yang tidak perlu
mempromosikan persatuan
dan kesatuan.
7. Kelengkapan: Sementara informasi berulang-ulang atau tidak perlu harus dihilangkan, penulis
memiliki untuk memberikan informasi penting
mengenai suatu topik tertentu.
Misalnya,
dalam definisi cacar air, pembaca akan
mengharapkan untuk mengetahui
bahwa itu adalah terutama penyakit anak-anak yang ditandai dengan ruam.
Ragam: Variety membantu pembaca dengan menambahkan beberapa "bumbu" untuk teks.
Formalitas: Akademik menulis adalah formal dalam nada. Ini berarti bahwa kosakata canggih dan
Formalitas: Akademik menulis adalah formal dalam nada. Ini berarti bahwa kosakata canggih dan
struktur tata bahasa yang digunakan. Selain itu, penggunaan kata ganti seperti
"I" dan
kontraksi dihindari.
Kern (2003): literacy
refers to “general learnedness and familiarity with literature”. Model literasi
ala Freebody and Luke (2003): breaking the codes of texts, participating in the
meanings of text, using texts functionally, critically analysing and
transforming texts. Kemudian dijelaskan pula bahwa Prof. Alwasilah meringkas
lima ayat di atas menjadi: memahami, melibati, menggunakan,
menganalisis, mentransformasi. Kita juga harus
mengetahui bahwa rujukan literasi terus berevolusi, sedangkan rujukan
linguistik relatif konstan. Studi literasi juga tumpang tindih (overlapping)
dengan objek studi budaya (cultural studies) dengan dimensinya yang luas.
Orang yang tidak
memahami linguistik, tidak akan pernah tahu , sedangkan orang yang pintar
lingustik akan pintar merekayasa , Ujung tombak
pendidikan literasi adalah GURU dengan fitur: komitmen profesional, komitmen
etis, strategi analitis dan reflektif, efikasi diri, pengetahuan bidang studi,
dan keterampilan literasi dan numerasi (Cole dan Chan 1994 dikutip dari
Alwasilah 2012)
Rekayasa literasi adalah upaya yang disengaja dan sistematis untuk
menjadikan manusia terdidik dan berbudaya lewat penguasaan bahasa secara
optimal. Penguasaan bahasa adalah pintu
masuk menuju ke pendidikan dan pembudayaan.
Empat dimensi
rekayasa literasi: linguistik, kognitif, sosiokultural, dan perkembangan
Ujung tombak
pendidikan literasi adalah guru dengan fiture : komitment professional,
komitment etnis. Strategi analisis dan relative.


Subscribe to:
Post Comments (Atom)