Sunday, March 2, 2014
Created By:
Alfat Prastowo
Class Review 3
Lagi-Lagi
Harus Literasi
Penguasaan
bahasa tulis mutlak diperlukan dalam kehidupan modern sekarang ini, ternyata
keterampilan menulis kurang mendapat perhatian. Mahasiswa dan mahasiswi sebagai
calon guru yang salah satu tugasnya melatih keterampilan menulis siswa,tentu
perlu memehami dengan baik keterampilan menulis ini. Pemahaman konsep menulis
menjadi penting bagi kita karena dalam praktek keseharian banyak orang terampil
dalam membaca tetapi mengalami kesulitan dalam menulis. Materi menulis sangat
melimpah hal ini dipertegas dalam Al-Qur’an surat Al-Kahfi yang berbunyi :
”Katakanlah sekiranya lautan menjadi tinta untuk
(menulis )kalimat Tuhanku,sungguh habislah lautan itu sebelum habis (ditulis)
kalimat-kalimat Tuhanku meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu pula.”
Namun
demikian ternyata banyak orang yang kekurangan ide atau bisa jadi idenya banyak
tetapi tetap saja kesulitan dalam menulis. Dunia informasi telah berkembang
demikian pesat dengan pesatnya perkembangan dunia informasi khususnya
perkembangan kegiatan tulis menulis, tentu menuntut kita agar mengembangkan
tradisi menulis. Tradisi menulis dapat diartikan sebagai sutu kebiasaan untuk
menyatakan gagasan atau pendapat secara tertulis. Disekolah materi menulis
sebagai salah satu keterampilan berbahasa kurang ditangani sungguh-sungguh
akibatnya kemampuan berbahasa siswa menjadi kurang memadai.
Kita sebagai calon guru tentunya kita harus mengetahui Jenis, tujuan, dan permasalahan dalam pengajaran menulis serta mengatasi permasalahan yang ditemukan dalam pengajaran menulis.
Kita sebagai calon guru tentunya kita harus mengetahui Jenis, tujuan, dan permasalahan dalam pengajaran menulis serta mengatasi permasalahan yang ditemukan dalam pengajaran menulis.
Sebenarnya
penulis cukup kaget ketika Dosen menyatakan berkeinginan untuk menjadikan IAIN
sebagai “Centre of Excellen”. Sebenarnya yang dibangun Mahasiswa dan Mahasiswi
IAIN disini ialah Endurance (daya tahan) terlebih dahulu. Agar ketika kita
benar-benar menjadi seorang penulis tidak kaget dan sudah terbiasa dengan hal
menulis. Pengalaman penulis pribadi bisa dibilang cukup lumayan dikarenakan
sudah di gembleng oleh dosen yang bersangkutan ketika berada di semester dua
dan sampai sekarang pun masih menulis bahkan bisa jadi untuk semester depan
akan bertemu oleh Dosen yang bersangkutan ini. Akan tetapi disini Dosen yang
bersangkutan menggaris bawahi bahwa menulis kita belum seberapa. Di India saja
membuat chapter berlembar-lembar. Disini penulis hanya bisa berharap semoga
keingin dosen ini dapat terlealisasikan dan sebagai murid beliau penulis hanya
bisa berlatih dan terus berlatih untuk menulis dan mendengarkan instruksi yang
disampaikan beliau.
Pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di
tingkat sekolah disinyalir belum menunjukkan keberhasilan yang signifikan.
Aspek keterampilan berbahasa seperti membaca dan menulis pun masih dinilai
belum berhasil mencapai tujuan pembelajaran bahasa. Lebih jauh, rendahnya minat
baca masyarakat Indonesia telah dibuktikan oleh survei beberapa lembaga
Internasional. UNESCO misalnya menyimpulkan, minat baca masyarakat Indonesia
terendah di ASEAN. Di tingkat dunia, dari 39 negara, Indonesia menempati posisi
ke-38. Tidak kalah memprihatinkan, data UNDP menunjukkan posisi minat baca
Indonesia berada di peringkat 96, sejajar dengan Bahrain, Malta, dan Suriname.
Sementara untuk kawasan Asia Tenggara, hanya ada dua negara dengan peringkat di
bawah Indonesia, yakni Kamboja dan Laos yang masing-masing berada di urutan
angka seratus. Data tersebut memberikan gambaran tentang lemahnya kemampuan
literasi bangsa Indonesia.
Oleh karena itu menurut Prof.
Chaedar Alwasilah perlu adanya rekayasa literasi untuk bangsa kita tercinta
ini. Yang direkayasa disini adalah sistem pendidikan membaca dan menulisnya ke
dalam empat Dimensi: 1. Linguistik
atau fokus teks, 2. Kognitif atau fokus Mind, 3. Sosiokultural atau fokus pada
kelompok, 4. Perkembangan atau fokus pada pertumbuhan. Oleh sebab itulah dalam
perbaikan rekayasa Literasi senantiasa menyangkut empat dimensi ini. Dalam
rekayasa literasi disini membaca dan menulis keduanya harus integrated, yakni
harus saling menyatu dalam artian kita tidak bisa merekayasa salah satunya
saja. Perlu kita ingat juga bahwa pendidikan literasi itu esensi dari kebudayaan.
Jika
terdapat sebuah teks, maka ada tiga hal utama yang perlu diperhatikan oleh
Mahasiswa dan Mahasiswi yaitu: 1. Dibaca, 2. Direspon, dan 3. Rewrite. Untuk
lebih jelasnya akan dibahas dibawah ini.
1.
Dibaca, Membaca
adalah suatu cara untuk mendapatkan informasi
dari sesuatu yang ditulis.
Membaca melibatkan pengenalan simbol yang menyusun sebuah bahasa. Membaca
dan mendengar adalah 2 cara
paling umum untuk mendapatkan informasi. Informasi yang didapat dari membaca
dapat berupa hiburan,
khususnya saat membaca cerita fiksi atau humor. Oleh karenanya
sangat diperlukan bagi seseorang pembaca high repetition yakni senantiasa
mengulang bacaan. Agar kita juga senantiasa ingat dengan isi yang terkandung
dalam buku yang kita baca. Dengan demikian maka tercapailah syarat menjadi
Qualified Reader.
2.
Respond,
Setelah kita membaca maka di poin kedua ini Mahasiswa dan Mahasiswi dituntut
untuk menanggapi isi yang ada dalam buku yang kita baca. Disinilah timbul yang
namanya berpikir kritis yaitu kemampuan untuk berpikir jernih dan rasional .
Ini mencakup kemampuan untuk terlibat dalam pemikiran reflektif dan mandiri. Seorang
pemikir kritis adalah mampu menyimpulkan konsekuensi dari apa yang dia tahu ,
dan dia tahu bagaimana memanfaatkan informasi untuk memecahkan masalah , dan
untuk mencari sumber-sumber informasi yang relevan untuk menginformasikan
dirinya sendiri .
3.
Rewrite,
Dalam hal ini Mahasiswa dan Mahasiswi dituntut untuk menuliskan kembali materi
atau poin-poin yang didapat dengan bahasa sendiri. Disini bisa terlihat apakah
Mahasiswa dan Mahsiswi benar-benar faham atau tidak. Rewrite ini juga berfungsi
untuk meminimalisir dari segala bentuk kesalahan apakah dalam spelling, ketidak
nyambungan kalimat(koheren), penambahan bahasa dan lain-lain.


Subscribe to:
Post Comments (Atom)