Thursday, March 6, 2014

Lembaran Kertas Sejuta Makna !


CRITICAL REVIEW 2

Lembaran Kertas Sejuta Makna !
By. Nendi Gunawan

            Buku ! kata yang begitu familiar bagi setiap orang. Buku  dapat menjadi cermin bagi para pembaca. Dari kalangan pelajar, orang kaya sampai tukang becak mengetahui kata tersebut. Banyak orang yang mengatakan bahwa buku adalah gudang ilmu, buku adalah guru untuk kita ketika diluar sekolah. Makadari dalam critical revew kali ini berjudul “Lembaran Kertas Sejuta Makna” kenapa demikian? Perlu kita ketahui bahwa buku adalah salah satu lembaran kertas yang begitu besar manfaatnya. Dari buku (tulisan) dapat merubah paradigma sesorang sehingga seseorang tersebut terjerumus kedalam dunianya. Wacana yang berjudul “Speaking Truth to Power with Book” karangan dari seorang penulis terkenal Howard Zinn. 

Beliau adalah seorang sejarawan, penulis naskah, dan aktivis. Howard Zinn adalah seorang Yahudi yang jelas pendirian Anti Israel dan Anti Zionisnya. Sebab itulah kita tidak boleh melihat konflik Palestin dan Israel sebagai konflik bangsa Arab dan Yahudi atau perseteruan Islam dan non Islam. Hampir keseluruhan karya-karya akademik, wawancara, serta tulisannya mengkritik Amrika Serikat, industri perang Amerika dan dasar imperialisme Amerika Serikat sejak dari Vietnam, Panama, Granada, Palestin hingga ke Afghanistan dan Iraq.  Pada semasa kecil, kedua orang tua beliau adalah orang yang tidak suka dengan membaca bahkan dirumahnya tidak memiliki buku satupun. Akan tetapi ketika beliau menginjak usia 14 tahun , beliau menemukan sebuah buku di jalan. Sehingga mulai dari situlah orang tuanya mengetahui bahwa beliau menyukai dan tertarik  dengan buku.
            Pada dasarnya karya Howard Zinn yang berjudul Speaking Truth to Power with Book ini secara garis besar lebih cenderung membahas tentang mengungkap seseorang yang bernama Christopher Columbbus. Akan tetapi banyak masyarakat yang complain tidak menyukai terhadap buku yang telah beliau terbitkan. Dalam wacananya beliau mengatakan bahwa “ ketika buku yang berjudul Sejarah Rakyat Amerika Serikat diterbitkan, beliau mendapatkan banyak surat dari masyarakat Amerika Serikat. Kemudian beliau membaca surat-surat yang telah didapatkan dan beliau mengatakan bahwa sebagian besar surat yang diterima hanya terfokus dengan bab awalnya saja. Sehingga timbullah kecurigaan dari beliau akan hal itu. Orang-orang yang mengirim surat tidak lain mereka adalah orang yang dibesarkan di Negara Amerika yang belajar dan hanya mengetahui bahwa Columbus adalah seorang pahlawan, Columbus adalah seorang penemu besar, Columbus adalah seorang pembawa alkitab yang sahih. Sedangkan ketika mereka membaca sebuah wacana yang menyatakan bahwa Columbus adalah seorang pembunuh, penyiksa, penculik, mutilar orang pribumi, Columbus adalah seorang yang munafik, orang yang tamak mencari emas, yang bersedia menjadi pembunuh dan pencincang orang. Mereka kontra dengan wacana tersebut.
Dala wacana Howard zinn, beliau menceritakan yang mana pada suatu ketika beliau menerima suatu surat dari seorang guru di California, ia mengatakan “kau tahu, kau membuat saya dalam kesulitan. Seorang siswa membawa pulang buku anda, kemudian ibunya membaca lima halaman dari bab pertama, dan ia berkata: Aku akan berbicra dengan komite sekolah. Saya yakin engkau adalah seorang komunis”. Hal ini dapat dijadikan cerminan bagi setiap orang bahwasanya membaca dapat mengubh paradigm seseorang. Membaca bisa mengubah dunia, serta  Dengan membaca, pemikiran seseorang akan ikut terseret oleh arus wacana atau teks tersebut. Membaca adalah hal yang pokok, dimana wawasan dunia dapat kita ketahui hanya dengan membaca. Baik membaca buku, sejarah  maupun artikel-artikel yang tersebar di media. Makadari itu dari wacana Howard yang berjudul Sejarah Rakyat Amerika Serikat menua banyak kritikan dari para pembaca. Bahkan bukan hanya masyarakat Amerika Serikat saja, numun hmpir setiap Negara juga ikut mengkritisi hal tersebut.

Sedikit kembali kepada sejarah bahwasanya Christopher Columbus adalah seorang penjelajah yang berlayar untuk menemukan India pada 1492. Columbus lahir pada 30 Oktober 1451 dan meninggal pada 20 Mei 1506, yakni pada usia 54 tahun. Dia seorang penjelajah dan pedagang yang menyeberangi Samudra Atlantik dan sampai ke benua Amerika pada tanggal 12 Oktober 1492 di bawah bendera Castilian Spanyol.  Harapan dan tujuan tidak berhasil saat ia melintasi Samudera Atlantik dan menemukan dunia baru. Namun demikian, Ada bebrapa hal yang menjelaskan fakta tentang Columbus yang antara lain ialah:
1.    Columbus tidak pernah tiba di daratan Amerika Utara. Perjalanannya membawa dia ke Amerika Tengah dan Selatan, Puerto Rico, Kepulauan Virgin Bahama dan kepulauan Karibia lainnya.
2.    Hari Columbus pertama kali dirayakan pada tahun 1792 di New York. 1792, adalah tanda 300 tahun kedatangan Columbus. Hari Columbus menjadi hari libur nasional pada tahun 1937.
3.    Columbus bukan orang pertama yang menemukan Dunia Baru. Orang - orang Skandinavia (Viking) menjelajahi benua Amerika Utara pada abad ke-11 dan mendirikan koloni L'Anse aux Meadow.
4.    Columbus bertanggung jawab langsung atas pembunuhan ribuan penduduk asli Amerika. Dia mengeksploitasi mereka, memanfaatkan sumber daya dan memperbudak mereka. Hugo Chavez menghancurkan patungnya di Caracas karena dia melihat Columbus sebagai imperialis yang banyak melakukan pembantaian.
5.    Columbus dipandang sebagai pola dasar antara yang baik dan yang jahat di Spanyol dan Amerika Utara. Dia juga menjadi simbol budaya.
6.    Columbus adalah seorang Italia yang berspekulasi telah lahir di Genoa. Ada klaim bahwa ia sebenarnya lahir di Corsica juga.
7.    Motivasi Columbus 'untuk eksplorasi adalah menjadi utusan untuk non-Kristen.
8.    Dunia ini tidak dianggap datar oleh Columbus dan penjelajahnya. yang hal Ini disebut Mitos Bumi Datar.
9.    Christopher Columbus adalah nama Anglophone yang diberikan kepada explorer. Dia memiliki nama Spanyol dan Italia juga. Yang paling terkenal, dia dipanggil Christoforo Kolombo.
10.     Permohonan pertimbangan dilakukan ke Portugal oleh Christopher Columbus untuk membantu dia mengeksplorasi dan mendanai perjalanannya. Raja memberikan proposal pada ahlinya, yang kemudian menolak hal itu
jika kita  mengunjungi Washington DC di Amerika, dan  datang ke Perpustakaan Kongres (Library of Congress). Kemudian mintalah arsip perjanjian pemerintah Amerika Serikat dengan suku Cherokee, salah satu suku Indian, tahun 1787. Di sana akan ditemukan tanda tangan Kepala Suku Cherokee saat itu, bernama AbdeKhak dan Muhammad Ibnu Abdullah. Isi perjanjian itu antara lain adalah hak suku Cherokee untuk melangsungkan keberadaannya dalam perdagangan, perkapalan, dan bentuk pemerintahan suku Cherokee yang saat itu berdasarkan hukum Islam.
                               
Cherokee muslimah woman                                              Cherokee muslim man
Kaum muslimah Cherokee sering mengenakan pakaian yang menutup aurat sedangkan kaum laki-lakinya memakai turban (surban) dan terusan hingga sebatas lutut. Cara berpakaian ini dapat ditemukan dalam foto atau lukisan suku Cherokee yang diambil gambarnya sebelum tahun 1832. Kepala suku terakhir Cherokee sebelum akhirnya benar-benar punah dari daratan Amerika adalah seorang Muslim bernama Ramadan Ibnu Wati. Berbicara tentang suku Cherokee, tidak bisa lepas dari Sequoyah. Ia adalah orang asli suku Cherokee yang berpendidikan dan menghidupkan kembali aksara Syllabary milik suku mereka pada 1821. Syllabary adalah semacam aksara alfabet. Jika kita sekarang mengenal abjad A sampai Z, maka suku Cherokee memiliki aksara sendiri.
Yang membuatnya sangat luar biasa adalah aksara yang dihidupkan kembali oleh Sequoyah ini mirip sekali dengan aksara Arab. Bahkan, beberapa tulisan masyarakat Cherokee abad ke-7 yang ditemukan terpahat pada bebatuan di Nevada sangat mirip dengan kata ”Muhammad” dalam bahasa Arab. Nama-nama suku Indian dan kepala sukunya yang berasal dari bahasa Arab tidak hanya ditemukan pada suku Cherokee (Shar-kee), tapi juga Anasazi, Apache, Arawak, Arikana, Chavin Cree, Makkah, Hohokam, Hupa, Hopi, Mahigan, Mohawk, Nazca, Zulu, dan Zuni. Dalam hal ini menunjukkan bahwa bukan colubuslah yang menemukan dunia baru.
            Bebarapa hal yang harus kita kritisi, antara lain adalah kekurangan dari wacana Howard Zinn yang berjudul Speaking Truth to Power with Book tersebut. yaitu:
1)      Kuranganya definisi yang jelas yang mengacu pada judul
2)      Howard Zinn hanya mempresentasikan efek negative dari Columbus saja, yang mana itu berbalik dengan marison yang lebih membanggakan Columbus sebagai pahlawan.
3)      Tak ada interaksi dengan pembaca (helpless reader)
Poin-poin di atas adalah hal yang perlu di kritisi dalam wacana beliau. Karena menurut saya wacananya masih memiliki kekurangan. Pada poin pertama “kurangya definisi yang jelas yang mengacu pada judul”. Maksudnya adalah ketika kita membaca judul yang tertera dalam wacana beliau kemudian kita membaca teks  atau wacana tersebut namun di dalam wacana tersebut kurang kejelasan tentang yang hal berkaitan dengan judul. Sebagai contoh dalam wacana tersebut berjudul Speaking Truth to Power with Book atau berbicara kebenaran kekuatan buku. Dalam wacananya, beliau hanya menyampakan bahwa buku mampuh merubah hidup. Membaca dapat merubah paradigma seseorang saja, hanya itu yang terdapat selebihnya adalah ulusan tentang kritikan kepada Colombus, bahkan ulusan itu membuat masyarakat complain kepadabeliau.
Seperti yang kita telah baca, bahwa Howard lebih banyak mengacu tentang colombus. Banyak para pembaca yang kurang memahami tentang kaitan judul dengan isinya. Karena dalam bahasan itu terlihat seperti tidak terpadu. Mungkin akan lebih baik jika judul itu dirubah menjadi “Kebenaran Sejarah Sang Pahlawan”. Maka hal itu akan menjadi padu dengan isi wacana yang membahas tentang Columbus. Howard Zinn melalui wacananya memberitahukan kepada para pemabaca bahwa Columbus adalah orang yang suka membunuh, berzina, dan lain sebagainya. Sehingga hal ini menuai pro dan kontra pada saat itu. Banyak masyarakat Amerika Serikat yang tidak menyukai wacana beliau. Adapun komentar dari masyarakat yang menyatakan bahwa Columbus adalah seorang yang baik, dia adalah orang yang menemukan benua Amerika. Dari wacannya Howard Zinn menuliskan hal-hal yang menurut mereka  belum jelas. Sehingga pada teks atau wacana tersebut dikatan bahwa ada salah satu siswa yang membaca bukunya kemudian pelang kerumah dan memberitahukan kepada orang tuanya tentang buku itu, orang tua tersebut marah bahkan mengatakan kepada guru yang mengajar anak bahwa “anda adalah seorang komunis !”.
Point pertama adalah suatu hal yang wajar ketika masyarakat marah dan complain karena sang pahlawan mereka direndahkan oleh Howard Zinn, yang mengatakan konon berbalik dengan kenyataan. Dalam point kedua kritik dari wacana beliau adalah “Howard Zinn hanya mempresentasikan efek negative dari Columbus yang mana itu berbalik dengan marison yang lebih membanggakan Columbus sebagai pahlawan”. Yaaaaaah ! hal ini sangat jelas bahwa Howard Zinn hanya melihat atau mengetahui sisi negative dari Columbus saja atau bahkan beliau hanya ingin merubah paradigma masyarakat saja mengenai Columbus. Dalam sisi yang berbeda Marison menjelaskan  bahwa Columbus adalah seorang pahlawan, dan seorang penemu besar. Sehingga jika kita kaitkan keduanya ini bertolak belakang. Bahkan ulusan tentang Columbus adalah seorang penemu besar, seorang pahlawan telah dijadikan buku untuk pengajaran disekolah. Sedangkan point ketiga adalah Tak ada interaksi dengan pembaca. Hal ini membuat pembaca bingung akan isi teks atau wacana beliau. Pembaca sedikit kesulitan untuk memahami penyampaian atau maksud dari si penulis. Sehingga mereka hanya mendapat poin-poin negativenya saja. Sebagai contoh karena tidak adanya interaksi dengan pembaca pada buku yang berjudaul Sejarah Rakyat Amerika itu pembaca hanya membaca bagian atau bab awalnya saja sehingga menuai kontra seperti itu. Seharusnya wacana beliau bisa lebih dekat lagi dengan pembaca, lebih berinteraksi lagi dengan pembaca, agar point penting serta tujuan dari wacana tersebut tersampaikan.  
Sungguh luar biasa jika masyarakat sudah mengerti tentang literasi, seperti yang terjadi di benua Amerika. Bagi masyarakat di daerah Amerika menjadikan buku sebagai bahan kritisi yang terbaik karena  buku bisa mengubah mindset seseorang. Hal ini  berbeda dengan masyarakat di Negara kita. Kurangnya literasi menjadikan  masyarakat di Negara berbeda dengan masyarakat disana. Masyarakat Indonesia belum seutuhnya mengerti akan pentingnya literasi. Di era seperti ini masih banyak orang-orang yang malas untuk membaca - menulis, apalagi untuk menganalisis ataupun untuk mengkritisnya  sebuah teks (wacana). Di Negara Indonesia buku belum menjadi suatu kebutuhan yang primer. Namun cukup mengesankan ketika mahasiswa menggunakan internet untuk mencari e-book dan referensi dari sebuah Wikipedia. Sehingga walaupun mereka  minim akan membaca itu sedikit  lebih baik daripada tidak membaca  buku sama sekali. Begitu besar pengaruh membaca  untuk setiap orang. Membaca dapat mengubah hidup manusia dari ketidak tahuan menjadi penuh pengetahuan dan wawasan. Dari kebodohan menjadi kecerdasan.  Tidak menutup kemungkinan mahasiswapun seperti itu. Karena pada era modern seperti ini,  masyarakat malas untuk membaca – menulis. Perlu kita ketahui bahwa kebanyakan dari mereka adalah lebih cenderung menyukai hal-hal yang berkaitan dengan internet, seperti facebook, twitter, friendster, chatting, game online dan lain sebagainya.
Minimnya minat baca - tulis di Indonesia telah menjadi kelemahan bagi Indonesia sendiri. akibatnya kadangkala dimanfaatkan oleh para sejarawan, demi pencitraan politik mereka. Mereka menebar benih-benih kebohongan, menebar propaganda dan menciptakan berbagai distorsi fakta yang tidak sesuai dengan sejarah sebenarnya melalui buku. Mereka kadangkala merekayasa paradigma seseorang melalui buku yang ditulisnya. Perlu kita ingat bahwa kita jangan begitu mudah percaya terhadap sejarah, karena kadang tidak sesuai dengan fakta yang ada. Hal tersebut merupakan suatu pembelajaran bagi kita, bahwa kita dituntut untuk tidak langsung mempercayai suatu sejarah begitu saja. Perlunya review serta  kajian ulang terhadap  sejarah dengan cara mencari sumber-sumber yang benar.  Sumber yang dapat dipercaya sehingga sejarah tersebut sesuai dengan kejadian yang sebenar (fakta)nya. Karena banyak orang yang telah memanipulasi sejarah. Sebenarnya jika Indonesia mampuh membuat karya-karya yang bagus maka tidak menutup kemungkinan Negara kita akan menjadi Negara yang maju karena masyarakatnya dapat berliterasi dengan baik. Disinilah penting peran literasi. A. Chaedar Alwasilah selalu berkarya dengan buku-bukunya. Beliau menginginkan bahwa Indonesia harus berliterasi bukan hanya di media social namun juga di kenyataan agar Negara kita bisa bersaing dengan Negara – Negara tetangga.
Selain itu, hal yang memprihatinkan dari negeri kita saat ini bukanlah krisis nilai tukar. Krisis ekonomi bisa datang dan pergi. Tapi krisis membaca adalah masalah serius di Negara kita. Survei Unesco menunjukkan kalau Indonesia adalah negara di ASEAN yang minat bacanya PALING rendah. Sementara itu, perbandingan jumlah buku yang dibaca siswa SMA kita juga memprihatinkan. Kalau di Jepang, anak SMA wajib membaca 22 buku, sementara di negeri kita nol buku. Hal ini pernah disindir oleh Taufiq Ismail dengan istilah “Tragedi Nol Buku”. Hasil survey dari Progress in International Reading Literacy Study (PIRLS) maupun Programme for International Student Assessment (PISA) juga mencatat bahwa kemampuan memahami dan keterampilan menggunakan bahan-bahan bacaan, khususnya teks dokumen, pada anak-anak Indonesia usia 9-14 tahun berada di peringkat lima terbawah. Angka yang masih memprihatinkan. Oleh karenanya, kegiatan yang dirintis oleh Ibu Trini Haryanti dan mbak Dini Wikartaatmadja dari Yayasan Pengembangan Perpustakaan Indonesia (YPPI) ini perlu kita dukung bersama. Pagi tadi, saya datang pada acara puncak Hari Kunjung Perpustakaan (HKP) di Surabaya (29/9). Acara HKP, yang kegiatannya dipusatkan di Perpustakaan Bank Indonesia Surabaya itu, dilakukan oleh para pegiat literasi di Surabaya. Hadir juga Pak Bambang Haryanto, seorang “jendral” dari Republik Aeng-Aeng yang bermarkas di kota Solo, serta pegiat literasi lain dari Yayasan Pengembangan Perpustakaan Indonesia (YPPI), Asia Foundation, Perpustakaan Lentera, Kampung Sahabat Anak, IIP, dan Taman Bacaan Masyarakat Surabaya Barat.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa buku adalah suatu pngetahuan yang mana setiap buku mempunyai pandangan masing-masing. Seperti contoh dalam wacana yang diterbitkan (dikarang) oleh Howard Zinn mengatakan bahwa menyatakan bahwa Columbus adalah seorang pembunuh, penyiksa, penculik, mutilar orang pribumi, Columbus adalah seorang yang munafik, orang yang tamak mencari emas, yang bersedia menjadi pembunuh dan pencincang Columbus bukanlah pahlawan seperti yang mereka ketahui. ketika buku yang berjudul Sejarah Rakyat Amerika Serikat diterbitkan, beliau mendapatkan banyak surat dari masyarakat Amerika Serikat. Kemudian beliau membaca surat-surat yang telah didapatkan dan beliau mengatakan bahwa sebagian besar surat yang diterima hanya terpokus dengan bab awalnya saja. Orang-orang yang mengirim surat tidak lain mereka adalah orang yang dibesarkan di Negara Amerika yang belajar atau yang hanya mengetahui bahwa Columbus adalah seorang pahlawan, Columbus adalah seorang penemu besar, Columbus adalah seorang pembawa alkitab yang sahih.
Bebarapa hal yang saya kitisi dari wacna beliau, antara lain adalah kekurangan dari wacananya yang berjudul Speaking Truth to Power with Book tersebut. yaitu: Tidak ada definisi yang jelas yang mengacu pada judul, howard Zinn hanya mempresentasikan efek negative dari Columbus saja, yang mana itu berbalik dengan marison yang lebih membanggakan Columbus sebagai pahlawan, serta tak ada interaksi dengan pembaca (helpless reader). Seperti yang kita telah baca, bahwa Howard lebih banyak membahas tentang colombus. Banyak para pembaca yang kurang memahami tentang kaitan judul dengan isinya. Karena dalam bahasan itu terlihat seperti tidak terpadu. Di Negara Indonesia buku belum menjadi suatu kebutuhan yang primer. Namun cukup mengesankan ketika mahasiswa menggunakan internet untuk mencari e-book dan referensi dari sebuah Wikipedia. Sehingga walaupun mereka  minim akan membaca itu sedikit  lebih baik daripada tidak membaca  buku sama sekali. Begitu besar pengaruh membaca  untuk setiap orang. Membaca dapat mengubah hidup manusia dari ketidak tahuan menjadi penuh pengetahuan dan wawasan. Dari kebodohan menjadi kecerdasan.  sehingga banyak sekali masyarakat yang masa bodoh dengan buku.
Referency
Howard, Zinn. (1980). A People’s History of The United States. United States: Harper & Row; HarperCollins
Chaedar Alwasilah, Pokoknya Rekayasa Literasi 2012


Comments
0 Comments

0 Comments:

Post a Comment