Saturday, March 1, 2014
Created By:
Nendi Gunawan
3rd
Class Review
Lahan
Berat Para mahasiswa!
Jum’at, 21 Februari 2014. Hari ini adalah pertemuan
ketiga kalinya bersama Mr. Lala. Kali ini Class Review yang saya tulis berjudul
“Lahan Berat Para mahasiswa”. Mengapa demikian? Hal ini dikarenakan terjenangan, tantangan yang harus dihadapi
mahasiswa sungguh luar biasa. Mahasiswa harus mengola lahan yang lebih berat di
dunia writing daripada semester sebelumnya. Lahan ini harus diolah oleh setiap
mahasiswa agar mereka menjadi seorang literat kelak. Beliau menginginkan supaya
mahasiswa angkatan sekarang mampuh menjadi contoh yang baik untuk adik-adiknya
kelak. Mampuh merubah mindset masyarakat dan membuktikan bahwa mahasiswa IAIN bisa menjadi mahasiswa
yang handal dan tak kalah bersaing dengan mahasiswa universitas/Perguruan
Tinggi lain yang ada, khususnya di Cirebon. Maka dari itu beliau tak
henti-hentinya memberikan tugas-tugas yang sangat luar biasa untuk mahasiswanya.
Pertemuan kali ini beliau menyuruh mahasiswa agar
mengexplorasi blog kelas dengan lebih baik lagi, seperti memasukan tugas/karya
yang mencakup writing ataupun yang lainnya. Mahasiswa harus bisa mengembangkan tulisannya
lagi, agar kelak menjadi lulusan yang memiliki literasi tinggi. Apa yang kita
kerjakan sekarang masih kalah jauh dibandingkan dengan mahasiswa- mahasiswa
dari India. Beliau mengatakan bahwa tugas yang kita lakukan saat ini belum ada
apa-apanya dibandingkan dengan mereka, karena mereka telah berhasil mendidik
mahasiswa (lulusan sarjana) yang pandai membaca dan menulis. Bahkan banyak
orang-orang hebat yang muncul berasal dari india. Makadari itu kita harus lebih
kreatif dan inovatif lagi dalam menulis, agar mampuh bersaing dengan mahasiswa
lain khususnya di Indonesia sendiri.
Disamping itu mahasiswa kini telah dihadapi dengan academic
writing yang mana hal ini memang harus dipelajari ditingkat mahasiswa. Mahasiswa
akan selalu dihapi dengan yang namanya essay, argumentative essay, Critical essay, research paper dan lainya. Kualitas membaca dan
menulis mahasiswa juga harus setara (balance). Agar mahasiswa tidak hanya
pandai dalam menulis ataupun membaca saja. Hal yang tidak mudah bagi mahasiswa
dan itu adalah lahan yang sangat berat.
Meskipun Lahan berat didepan mata, ebagai mahasiswa kita harus mampuh mengolah
lahan tersebut agar menjadi sesuatu yang berharga
Selanjutya beliau menjelaskan tentang Rekaya
Literasi. Hal yang aneh didengar kenapa literasi harus direkaya? Maksudnya
rekayasa disini adalah suatu system pembelajaran/pengajaran yang sengaja dibuat
demi kepentingan pendidikan di Indonesia, agar semakin berkembang. Menurut ken
Hyland (2006) Literasi adalah sesuatu
yang kita lakukan yang menekankan bagaimana cara kita menggunakan bahasa.
Sedangkan menurut Bapak A. Chaedar rekayasa literasi adalah bagaimana kita
membuat sesuatu yang kecil menjadi luar biasa. Perlu diketahui bahwa setiap orang
tidak bisa merekayasa seperti ini, karena untuk merekayasa butuh pemahaman yang kuat.
Beliau menyampaikan bahwa ada beberapa cara untuk
merekayasa dunia pendidikan. Pertama adalah to read. Membaca disini adalah kita
harus sering membaca buku-buku yang banyak agar kita mempunyai pengetahuan yang
luas dan mendalam. Kedua adalah Respon. Respon disini adalah kita harus
merespon, berdiskusi dengan teman, mengecek buku-buku (sumber) lain yang
sekiranya lebih kuat, serta menguploadnya ke jejaring social. Kata pak Chaedar menjadi seorang guru bahasa
saat ini lebih berat, bukan hanya harus memiliki skill writing, reading,
listening, dan speaking saja, melainkan harus melakukan research sebanyak
mungkin. Rekayasa yang pak Chaedar lakukan tidak lain bertujuan agar
calon-calon sarjana mampu memiliki literasi yang tinggi dan kelak bisa menjadi
seorang literat yang handal.
Jadi kesimpulannya adalah semakin kita maju kedepan, maka
tantangan akan semakin banyak. Lahan yang kita hadapi pada semester ini sangat
berat. Banyak tantangan dan terjangan
yan akan kita hadapi. Kita harus bisa mengolah hal tersebut agar menjadi
sesuatu yang berharga. Walaupun Negara India maju karena telah brhasil menciptakan
penulis-penulis yang handal, tapi kita
jangan pernah menyerah untuk terus berkarya agar bisa bersaing dengan mereka.
Mahasiswa kini telah dihadapi dengan academic writing yang
mana hal ini menjadi semakin berat. Mahasiswa
akan selalu dihapi dengan yang namanya essay, argumentative essay, Critical pessay, dan lainy. Selain
itu perlu kita ketahui bahwa kualitas membaca-menulis mahasiswa juga harus
setara (balance). Agar mahasiswa tidak pandai hanya dalam menulis ataupun
membaca saja. Hal yang tidak mudah bagi mahasiswa. Meskipun Lahan berat telah
menanti, kita harus bisa mengolah lahan tersebut agar menjadi sesuatu yang
berharga. Tetap semangat, pantang mundur itulah tekad api mahasiswa.
Menurut ken Hyland(2006) Literasi adalah sesuatu yang kita lakukan
yang menekankan bagaimana cara kita menggunakan bahasa. Sedangkan menurut Bapak
A. Chaedar rekayasa literasi adalah bagaimana kita membuat sesuatu yang kecil
menjadi luar biasa. Kata pak Chaedar menjadi seorang guru bahasa saat ini lebih
berat, bukan hanya harus memiliki skill writing, reading, listening, dan
speaking saja, melainkan harus melakukan research sebanyak mungkin. Rekayasa
yang pak Chaedar lakukan tidak lain bertujuan agar calon-calon sarjana mampu
memiliki literasi yang tinggi dan kelak bisa menjadi seorang literat yang
handal.


Subscribe to:
Post Comments (Atom)