Saturday, March 1, 2014

KISAH DIMENSI LITERASI



Name : Nur Komariyah
Class : PBI-D
Class Review 3:

KISAH DIMENSI LITERASI
            Cuaca pagi itu begitu gelap, hingga mataharipun tidak berani untuk menampakkan cahaynya. Hujan yang turun menambah kegalauan pada Jum’at, 21 Februari 2014. Tepat di hari itu yakni 21 Februari adalah hari ulang tahunku yang ke dua puluh tahun. Saat itu pukul menunjukkan 07.30 WIB akan tetapi rasanya seperti pukul 06.00 WIB sayapun bergegas lari menuju ruang 46 di lantai tiga gedung Tadris Bahasa Inggris dikarenakan langkahku menuju kampus terkendala oleh hujan.

            Ketika sampai diruang 46, saya memilih untuk duduk dibagian belakang bersama denganSuneti Alawiyah. Dengan nafas yang terengah-engah saya mencoba melepaskan jaket lalu menenangkan hati dan pikiran. Setelah itu Mr.Lala Bumela masuk ke dalam ruang 46 dengan memakai sebuah kupluk. Untuk pertama kalinya mata kuliah Mr.Lala kali ini mundur 10 menit dari jadwal sebenarnya dikarenakan hujan sehingga Mr.Lala member pengertian kepada siswa-siswinya.
            Setelah itu Mr.lala meminta kami untuk tetap menjaga Endurance yakni daya tahan. Daya tahan ini berupa sebuah teknik untuk menjaga daya Imun atau daya konsentrasi kami. Selanjutnya Mr.Lala menginginkan IAIN SYEKH NURJATI CIREBON ini menjadi centre of excellent dari kampus-kampus ain di Cirebon. Bahkan beliau mempunyai proyek besar untuk kemajuan IAIN Syekh Nurjati kedepannya sampai beliau pension nanti. Ketika itu juga Mr.lala menampilkan Powerpoint dengan judul besar EXPLORING “Nothing but literacy Engineering”. Namun powerpoint ini akan ditampilkan untuk pertemuan selanjutnya, akan tetapi istimewanya akan ada slide yang menampilkan tentang nama-nama siswa yang bisa menjawab pertanyaan dari Mr.lala.
            Akhirnya tibalah saat menegangkan, yakni saatnya untuk menjawab pertanyaan itu muncul dan membuat mahasiswa lain begitu merasa tak tenang dan takut. Tibalah pertanyaan itu menghampiriku dan tercenganlah aku mendapat pertanyaan dari buku lehtonen. Setelah itu akupun tak bisa menjawab. Sampai akhirnya hanya ada tujuh orang saja yang bisa menjawab yakni Devi Risnawati, Rasdeni, Suneti Alawiyah, Susi Nurjannah, Nani Fitriani, Santiara Afifatun Nisa, dan Mahromul. Beruntungnya mereka membuat kami harus giat belajar lagi.
            Pembelajaran selanjutnya membahas tentang Rekayasa. Menurut A.Chaedar Alwasilah Rekayasa itu terbagi menjadi dua yakni Membaca dan Menulis. Praktek rekayasa juga diterapkan di negara belanda, mengapa negara belanda merupakan produsen sayuran terbesar? ternyata negara belanda telah merekayasa sayuran tersebut dan berhasil dalam rekayasanya. Begitu pula singapura berhasil merekayasa pendidikannya.
            Selanjutnya Mr.lala memberi kami sebuah tahapan tentang bagaimana cara kita untuk mengerti sebuah buku tahapan tersebut yakni :
1.      Read.
Untuk mengerti makna apa yang terkandung dalam buku tersebut adalah dengan cara membacanya. Dari membaca ini kita bisa memahami dan membaca juga adalah wujud fisik untuk repitisi tinggi (High Repetion).
2.      Respon.
Setelah kita membacanya maka tahapan kita selanjutnya adalah merespon bacaan tersebut, entah itu di diskusikan dengan teman ataupun menambahkan reference dari buku lain. Setelah itu barulah kita bisa menulis kembali bacaan tersebut.
Ternyata orang yang bisa merekayasa adalah orang yang mempunyai basic dasar merekayasa. Kemudian Mr.lala menggambar sebuah diagram mengenai dimensi literasi berikut:


            Diagram diatas menjelaskan tentang dimensi yang melatar belakangi literacy. Dimulai dari linguistic dan teks. Seseorang tidak akan mengerti linguistic dan teks, maka tidak akan mamapu merekayasa. Untuk mengerti linguistik dan teks seseorang harus bisa menganalisis fisik teks sejak dini (pemahamannya jago) serta juga pengalaman teksnya banyak. Contoh teksnya “Semiotik” idiolis. Yakni gambar tengkorak atau poison yang ditemukan di racun serangga dll nya dan menandakan gambar tengkorak itu berbahaya dan bisa menyebabkan kematian. Tulisan, Verbal dan Visual yang masuk ke kategori linguistic (Text) harus serta di barengi dengan penguasaan teknologi.

            Setelah dimensi linguistic dan teks selanjutnya dimensi kognitif yang berfokus pada Mind. Tidak cukup hanya dengan pronounciation, listening, writing dan grammar saja tetapi bagaimana penyampaian makna itu. Ada dua penyampaian makna. Pertama adalah Poem (Estetis) yang kedua adalah News (Fakta dan Efforent) serta memanfaatkan pengetahuan yang ada (Schemata) Untuk membangun makna dan menggunakan proses mental dan strategi untuk menghasilkan makna. Sehingga berpengaruh pada pola struktur otak kita dan berkembangnya pikiran.
            Setelah dimensi diatas akan ada efek samping yakni pertumbuhan ekonomi, politik, sosial dan budaya menjadi literat adalah proses ‘Menjadi’ atau secara berangsur-angsur menguasai sejumlah pengetahuan Ihwal :
1.      Pembelajaran yang aktif dan konstruktif dalam perkembangan literasinya.
2.      Pemakai berbagi strategi dan proses mengonstruksi berbagai dimensi literasi.
3.      Pengamatan atas dan melakukan transaksi.
4.      Bagaimana menggunakan dukungan dan mediasi dari pelaku literasi yang lebih fasih.

Terakhir adalah dimensi pengetahuan sosiokultural yang berfokus pada kelompok. Misalnya untuk memahami nilai-nilai dan agenda yang melekat dalam teks, maknanya mengajarkan literasi itu mengajarkan sejumlah kepekaan tekstual dan kulturan lintas kelompok dan lembaga.
Sehingga kesimpulannya adalah literasi tidak sederhana sekedar menguasai alphabet atau sekelas mengerti hubungan antara bunyi dengan symbol tulisannya, tetapi symbol itu difungsikan secara beralar dalam konteks sosial. Dan kualitas literasi berkembang seiring dengan kematangan diri. Sekali lagi, literasi adalah kemampuan berbaca-tulis dan malah bagi sebagian orang berliterasi disebut bahwa seseorang literat itu tidak sekedar berbaca- tulis, tetapi juga Terdidik dan mengenal SASTRA.
Literacy is Something we do (cara hidup), cara hidup kita berawal dari UANG, setelah itu membuat ber alih lagi kehidupannya. Dalam making a choice adalah sebuah sesuatu yang membuat aware
Linguistik
            &
Sastra
This Is The Key !!
            Mungkin cukup sekian class review ketiga ini, kurang lebihnya terima kasih.
Comments
0 Comments

0 Comments:

Post a Comment