Monday, March 17, 2014

Keys Setup inWriting


Name               : Moh. Chaerul Anwar
NIM                 : 14121320246
Class                : PBI-D
Semester          : Fourth Semester
Task                 : Class Review 5
Title                 : Keys Setup inWriting

            Benarkan? Dengan apa yang telah dijelaskan di awal bahwa perjalanan akan semakin banyak rintangan dan tantangan. Tidak hannya semakin banyak, tetapi juga setiap tantangan semaikin tinggi tingkat kesulitannya disetiap pertemuan.
            Alhamdulillah, Progress Test yang pertama telah dilaksanakan di pertemuan kemarin. Itu sangat membantu dalam melatih keahlian menulis. Tidak hanya sebagai bahan latihan belaka, melainkan juga sebagai tolak ukur dalam kreatifitas menulis. Tak heran bahwa berbagai rintangan telah dilalui. Seharusnya itu bisa dijadikan sebagai bahan dalam meningkatkan kemampuan berkreatifitas dan berimajinasi yang tinggi. Coba dibayangkan jika dimilikinya suatu imajinasi yang tinggi dalam benak fikiran, maka dalam menulis akan muncul ide-ide yang brilian dan mudah untuk dikembangkan. Jangan Jauh-jauh, contohnya dapat diambil dari mata kuliah ini. Menulis menjadi prioritas utama. Menurut pengalaman yang dimiliki, tidak akan bisa jika tidak adanya kreatifitas dan imajinasi yang tinggi.

            Mengingat kesalahan-kesalahan sebelumnya, membuat hati ini merasa jauh dari keberhasilan dalam menulis. Tapi, jika tidak ada USAHA, malah akan semakin jauh. Ya, Usaha, itulah yang dibutuhkan saat ini. Songsong masa depan dengan menulis. Telah dijelaskan pada pertemuan kemarin, bahwa setiap kesalahan mempunyai tingkatan tertentu. Semakin banyak kesalahan yang terulang, maka semakin tinggi pula tingkat penilaian dari sisi negative. Penjelasannya dapat diuraikan sebagai berikut.
1.      Kesalahan pertama dianggap weakness. Pada tingkat ini kesalahan dianggap sebagai kekurangan, karena kesalahan awal merupakan sesuatu yang wajar dan bias diperbaiki.
2.      Kesalahan ke-dua dianggap mistake. Dalam tingkat ini kesalahan bukan lagi dianggap sebagai kekurangan, melainkan sesuatu kesalahan, Karena sebelumnya telah mendapatkan kesempatan dalam hal perbaikan.
3.      Kesalahan ke-tiga dianggap Ignorance. Ini merupakan tingkat kesalahan yang krusial, karena penuls bisa dianggap sebagai pemberontak jika melakukan kesalahan.
4.      Kesalahan ke-empat dianggap sebagai INSANE. It is the biggest mistake for the writer. Jangan sampai deh mendapatkan kesalahan tingkat ini.
Pada bagian ini, akan dicoba pembahasan tentang elemen-elemen dalam menulis. Menurut Hylan (2002;2009), terdapat enam elemen dalam menulis, diantaranya:
1.      Context
2.      Literacy
3.      Culture
4.      Technology
5.      Genre
6.      Identity
1.      Context
Cara dalam memahami tulisan telah dikembangkan melalui pemahaman yang canggih. Telah disadari bahwa makna bukanlah sesuatu yang berada dalam kata-kata semata di suatu tulisan, melainkan sesuatu yang diciptakan dalam interaksi antara penulis dan pembaca, karena mereka berkata dengan cara yang berbeda, masing-masing berusaha menebak tujuan satu sama lain.
            Dinyatakan oleh Cutting (2002:3) bahwa terdapat tiga aspek utama dalam konteks, antara lain
• Konteks situasional : Sesuatu yang diketahui oleh masyarakat tentang apa yang dapat mereka lihat di sekitarnya.
• Konteks latar belakang pengetahuan : Apa yang diketahui oleh masyarakat tentang apa yang mereka tahu antara satu sama lain, tentang dunia dan aspek kehidupan.  
• Konteks Co-tekstual : Apa yang diketahui masyarakat tentang apa yang mereka miliki.
Halliday mengembangkan analisis konteks berdasarkan gagasan bahwa teks adalah hasil dari pilihan bahasa penulis dalam konteks yang khusus. (Malinowski, 1949). Artinya, bahasa itu bervariasi sesuai dengan situasi di mana ia digunakan, sehingga jika meneliti teks kita dapat membuat dugaan situasi, atau jika kita berada dalam situasi yang khusus, kita membuat pilihan tertentu berdasarkan situasi.
Konsep dimensi Halliday tentang konteks:
1.      Field – Topic
2.      Tenor – Status
3.      Mode – Structure
Dengan kata lain, bahasa yang kita gunakan harus sesuai dengan situasi di mana kita menggunakannya.
2.      Literacy
            Sudah diketahui bahwa menulis dan membaca adalah tindakan keaksaraan bagaimana kita benar-benar menggunakan bahasa dalam kehidupan sehari-hari. Konsepsi modern dapat mendorong untuk melihat tulisan sebagai praktik sosial, bukan sebagai keterampilan abstrak.
Barton ( 2007: 34 -5 ) menguraikan konsep sosial keaksaraan sebagai berikut:
1.      Literasi adalah salah kegiatan sosial yang jauh lebih baik jika dijelaskan dalam hal praktiknya.
2.      Setiap orang memiliki tingkat kemahiran yang berbeda dalam hal literasi sosialisasi.
3.      Praktik keaksaraan masyarakat terletak dalam hubungan sosial yang lebih luas sehingga perlu untuk menggambarkan pengaturan-pengaturan keaksaraan.
4.      Praktik keaksaraan berpola pada lembaga lembaga social.
5.      Literasi berdasar pada system symbol sebagai cara untuk mewakili dunia kepada orang lain diri kita sendiri.
6.      Sikap dan nilai-nilai yang berkaitan dengan panduan keaksaraan tindakan kita adalah untuk berkomunikasi.
7.      Sejarah kehidupan kita mengandung banyak peristiwa keaksaraan dari mana kita belajar dan yang memberikan kontribusi hingga saat ini.
8.      Sebuah peristiwa keaksaraan juga memiliki sejarah sosial yang membantu menciptakan arus praktek.
3.      Culture
            Budaya secara umum dipahami sebagai historis yang ditransmisikan dan jaringan sistematis makna yang memungkinkan kita untuk memahami, mengembangkan dan mengkomunikasikan pengetahuan dan keyakinan kita tentang dunia. (Lantolf, 1999).
            Hal ini karena nilai-nilai budaya kita tercermin dalam dan dilakukan melalui bahasa, tetapi juga karena budaya membuat ketersediaan bagi kita dengan cara tertentu yang diambil untuk diberikan mengorganisir kita dalam persepsi dan harapan, termasuk yang kita gunakan untuk belajar dan berkomunikasi secara tertulis. Dalam menulis penelitian dan pengajaran , ini adalah wilayah retorika kontrastif.
            Retorika kontrastif adalah area penelitian dalam akuisisi bahasa kedua yang mengidentifikasi masalah dalam komposisi yang dihadapi oleh bahasa kedua penulis dan dengan mengacu pada strategi retoris dari bahasa pertama, yang berupaya untuk menjelaskan pada pembaca. Sebagai konsekuensi langsung, masing-masing bahasa memiliki konvensi retorika unik.
Connor (1996 : 5)
4.      Technology
            Untuk menjadi orang yang melek hari ini berarti memiliki kontrol atas berbagai media cetak dan elektronik. Banyak yang terakhir memiliki dampak yang besar pada cara menulis, genre dibuat, identitas pengarang diasumsikan, dan cara kita terlibat dengan pembaca.
            Konsep Pengaruh teknologi elektronik pada penulisan.
• Mengubah ciptaan, mengedit, proofreading dan proses memformat.
• Mengkombinasikan teks tertulis dengan media visual dan audio lebih mudah
• Mendorong menulis non - linear dan proses membaca melalui link hiper – teks
• Tantangan pemikiran tradisional tentang kepenulisan, wewenang dan intelektual.
• Mengizinkan penulis untuk mengakses ke informasi lebih lanjut dan untuk menghubungkan bahwa informasi dalam cara-cara yang baru
• Mengubah hubungan antara penulis dan pembaca sebagai pembaca bisa sering menulis kembali.
• Memperluas berbagai genre dan peluang untuk mencapai lebih banyak pembaca.
• Memperkenalkan kemungkinan untuk membangun dan memproyeksikan social identitas baru.
• Memfasilitasi masuk ke komunitas wacana baru on-line
• Meningkatkan marginalisasi penulis yang terisolasi teknologi
5.      Genre
            Genre merupakan salah satu proses sosial menjadi penyebab berinteraksinya budaya untuk mencapai mereka, berorientasi tujuan karena mereka telah berevolusi untuk mencapai tujuan, dan dipentaskan karena makna dibuat dalam langkah-langkah dan biasanya membutuhkan penulis lebih dari satu langkah untuk mencapai tujuan mereka. Ketika serangkaian teks berbagi tujuan yang sama, mereka menjelaskan Instruksi Penjelasan yang ditulis untuk menjelaskan proses yang terlibat dalam fenomena atau bagaimana sesuatu bekerja.
            Instruksi ditulis untuk menggambarkan bagaimana sesuatu harus dilakukan.  Instruksi biasanya terdiri dari: pernyataan umum untuk memperkenalkan topik, serangkaian langkah-langkah logis untuk menjelaskan bagaimana atau mengapa sesuatu terjadi, sebuah pernyataan dari apa yang akan dicapai, daftar bahan / peralatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan serangkaian langkah sequencing untuk mencapai tujuan tersebut.

6.      Identity
Penelitian terbaru telah menekankan hubungan dekat antara penulisan dan identitas seorang penulis. Dalam artian, identity bermakna luas bahwa orang-orang menampilkan siapa mereka antara satu sama lain. (Benwell dan Stokoe, 2006: 6).
            Pengertian saat ini, identitas dilihat sebagai konsep plural, yang didefinisikan secara social dan dinegosiasikan melalui pilihan penulis dalam wacana mereka. Pilihan ini sebagian dibatasi oleh ideologi dominan pada kemahiran istimewa di masyarakat tertentu, dan sebagiannya terbuka untuk interpretasi penulis sebagai akibat dari pribadi dan pengalaman sosial buday. Demikian identitas mengacu pada penulis dari berbagai penggunaan dalam konteks yang berbeda, proses hubungan mereka dengan masyarakat khusus, dan tanggapan mereka terhadap hubungan kekuasaan institusional yang tertulis di dalamnya.
            Demikianlah penjelasan tentang elemen-elemen dalam menulis menurut Ken Hyland yang dijelaskan pada bukunya yang berjudul “Teaching and Researching Writing”. Ini juga mengakhiri pembahasan pada Class Review kali. Sangat diharapkan penjelasan ini dapat bermanfaat bagi yang menulisnya.
Comments
0 Comments

0 Comments:

Post a Comment