Sunday, March 9, 2014
Created By:
Maria Ulfa
Class
Review 4
Sabtu, 1 Maret 2014
“Kesakralan di Hari Jum’at”
(By : Maria Ulfa)
Pada hari
Jum’at, tanggal 28 Februari 2014 tepatnya diakhir bulan kami memulai mata
kuliah lebih pagi dari biasanya, kami memulai belajar pada pukul 07.00 WIB.
Saya merasa senang karena pagi itu saya diantar oleh bapak saya sampai ke
kampus, sehingga saya tidak terlambat datang ke kelas. Bayangkan betapa
manjanya saya kepada orangtua saya. Tapi semua yang dilakukan oleh orangtua
saya karena ingin menunjukan kasih sayang mereka kepada saya, sehingga saya
tidak terlambat datang ke kelas. Pagi itu didepan jurusan saya bertemu dengan
Mr.Lala, kemudian beliau mengawalinya dengan senyuman. Dalam hati saya
berbicara memang benar-benar dosen yang sangat disiplin dan sangat tepat waktu,
walaupun beliau pulang-pergi jauh dari Kuningan menuju ke Cirebon.
Beliau mengawali
pembicaraan bahwa IAIN itu butuh untuk berevolusi, kami berangkat memulai mata
kuliah pukul 07.00 pagi bukanlah hal besar (big things) bagi beliau. Beliau
juga mengatakan bahwa ada salah seorang semester atas yang bernama Carryla
sampai meneteskan air mata karena kita bisa menulis sehebat ini, ketika dia
melihat blog yang dibuat oleh semester 4, karena ia meresa angkatan dia tidak
bisa seberuntung kami yang masih semester bawah.
Untuk minggu
depan beliau memberikan metode cara belajar yang berbeda, kami diharuskan
membawa laptop atau notebook masing-masing. Kemudian setelah itu beliau
menampilkan sebuah puisi karya “Budi Hermawan” yang penggalan baitnya seperti
berikut:
Berkariblah dalam sepi,
karena dalam sepi berlalu lalang inspirasi yang tak kita mengerti, atau tak
dapat kita tangkap ketika kita sibuk berjalan dalam hingar yang pekak..
Berkariblah dalam sepi,
sebab dalam sepi suara hati lebih nyaring terdengar jernih.
Didalam
bait yang terakhir adalah pesan yang paling penting dan menarik. Karena seorang
penulis membutuhkan kesepian dan kesunyian. Contohnya seperti para Nabi yang
mendapatkan wahyu atau petunjuk dari Allah kebanyakan ketika mereka sedang
berdiam diri disebuah gua dalam kesepian dan kesunyian. Orang yang tulisannya
baik dan bagus itu mencerminkan pribadi dan perilaku hatinya jernih. Begitu
pula sebaliknya, apabila ada seseorang yang tulisannya itu jelek, maka bisa
jadi jelek juga perilaku orang tersebut. Menulis itu sama saja halnya dengan
meditasi karena harus berada dalam tempat yang sepi dan sunyi.
Menurut
Mr.Lala clasroom is a “sacred side”, situs yang suci atau keramat. Kenapa bisa
dibilang seperti itu? Karena proses dalam belajar itu setiap harinya pasti ada
kejadian yang berbeda-beda dan tidak ada yang terulang, sebab sejarah itu
tidak mungkin akan berulang. Selain itu,
alasan lain kenapa classroom is a “sacred side” adalah karena tidak semua orang
dapat mengikuti pelajaran di kelas seperti satpam, officeboy, orang jualan
depan kampus, yg boleh mengikuti mata dikelas hanyalah mahasiswa dan dosen.
Apabila ada seorang guru atau dosen yang mengajar dikelas dengan tidak benar,
maka itu sama saja dengan guru atau dosen tersebut telah menodai “kesucian atau
kesakralan” yang ada di kelas. Maka dari itu kelas bisa disebut dengan situs
sejarah.
Di
dalam classroom discourse terdapat tiga bagian, yaitu:
·
Classroom is a “sacred
side”
·
Classroom is
complicated
·
Meaning-making
practice:
a. Ideology
(sets of believe)
Ideology adalah kumpulan ide atau
gagasan. Ideologi dapat dianggap sebagai visi yang komprehensif, atau
sekelompok ide yang diajukan oleh kelas yang dominan pada seluruh anggota
masyarakat. Tujuan utama dibalik ideologi adalah untuk menawarkan perubahan
melalui proses pemikiran normatif.
b. Values
Sebagai makhluk sosial manusia senantiasa
melakukan interaksi. Pola interaksi manusia disetiap masyarakat berbeda sesuai
dengan nilai dan normayang mereka anut. Nilai dan norma menjadi tuntunan bagi
setiap manusia dalam melakukan interaksi.
Nilai adalah taksiran, sifat-sifat
(hal-hal) penting yang dianggap penting atau yang berguna bagi kemanusiaan yang
dapat mendorong manusia mencapai tujuannya.
Notonegoro, membagi nilai dalam tiga
bagian yaitu:
a. Nilai
material, adalah segala sesuatu yang berguna bagi jasmani manusia.
b. Nilai
Vital, adalah segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat mengadakan
aktivitas atau kegiatan.
c. Nilai
kerohanian adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan kebutuhan rohani
manusia, seperti:
·
Nilai kebenaran, yaitu
bersumber pada akal manusia (cipta)
·
Nilai keindahan, yaitu
bersumber pada unsur perasaan (estetika)
·
Nilai moral, yaitu
bersumber pada unsur kehendak (karsa)
·
Nilai keagamaan, yaitu
bersumber pada ketuhanan.
Kemudian
Mr.Lala mengatakan bahwa “kalau kita tidak
menyukai sejarah, bagaimana kalian bisa membuat sejarah dalam hidup jika
tidak suka dengan sejarah”. Setelah itu kami di tugaskan untuk membaca kembali
tugas critical yang telah kami buat masing-masing. Lalu setelah itu menjawab
tiga pertanyaan dalam teks.
Fakta
banyak kasus yang tidak tertulis dalam kemenag. Contohnya kasus kisah cinta
asmirandah, dan jhonas rivano. Karena Majelis Ulama Indonesia (MUI) Depok,
mengatakan bahwa pernikahan Asmirandah dan Jhonas rivano telah batal, seiring
dengan ucapan Vano yang menyangkal bahwa dirinya pernah masuk islam.
Karena
orang-orang kristen mempunyai prinsip 3D terhadap orang islam: di pacari, di
nikahi , di kristenkan.
Jadi,dari
penjelasan yang telah di uraikan diatas bisa di tarik kesimpulan bahwa clasroom
is a “sacred side”, situs yang suci atau keramat. Karena proses dalam belajar
itu setiap harinya pasti ada kejadian yang berbeda-beda dan tidak ada yang
terulang, sebab sejarah itu tidak
mungkin akan berulang. Selain itu, alasan lain kenapa classroom is a “sacred
side” adalah karena tidak semua orang dapat mengikuti pelajaran di kelas
seperti satpam, officeboy, orang jualan depan kampus, yg boleh mengikuti mata
dikelas hanyalah mahasiswa dan dosen. Apabila ada seorang guru atau dosen yang
mengajar dikelas dengan tidak benar, maka itu sama saja dengan guru atau dosen
tersebut telah menodai “kesucian atau kesakralan” yang ada di kelas. Maka dari
itu kelas bisa disebut dengan situs sejarah.


Subscribe to:
Post Comments (Atom)