Saturday, March 1, 2014
Created By:
Nafila El-Sa'idah
Hujan Literasi
Deraian hujan basahi belahan bumi pada hari jum’ata pagi. Cirebon.
Kota yang dikenal dengan julukan “kota wali” . banyak tokoh agama yang memiliki banyak
perbekalan ilmu. Bbegitu juga dengan
kampus hijauku. Warga surga, juga warna favorit idolaku “Nabi Muhammad
SAW”. Warna hijau diqiyadkan dengan
warna surga karena dalam al-qur’an kata surga seringkali berdekatan dengan kata
hijau. Kampus hijauku juga bermakna
demikian karena kampus hijauku sumbber ilmu.
Terutama pendidikan dan linguistik.
Harapan kita IAIN SYEKH NURJATI CIREBON akan menjadi centre of
exencelences, “Pananyaan” jika dalam bahasa sunda. Tempatnya orang0orang bertanya, konsultasi
kepada orang-orang yang ada di IAIN SNJ CIREBON. Meskipun hujan terus turun tapi tidak
sedikitpun kami berpaling dari sikap “membangun” centre of ecelence (baca:IAIN
SNJ) kepada kemalasan dan kerusakan.
Kami memulai pelajaran writing 4 ini dengan “reminder” dari Mr Lala
Bumela, M. Pd. Beliau mengingatkan kami tentangg “endurance”
(daya tahan) untuk membaca-menulis.
Mempersiapkan daya tahan yang bagus dengan tehnik yang nyentrik untuk
mencetak goal. Goalnya yaitu menjadikan
IAIN SNJ sebagai sumber ilmu. Sumber
ahli-ahli ilmu khususnya, ilmu pendidikan dan linguistik.
Kampus hijauku ini lebih bagus dari kampus yang ada di india. Begitu dosenku mengatakan. India sangat kurang dari segi
infrastrukturnya. Tetapi jangan salah,
india lebih bagus kualitas SDM (Sumber Daya Manusia)nya. Dosen-dosen mereka luulusan Inggris,
Australia, dan negara-negara yang kualitas SDMnya tidak diragukan.
Ulasan hujan literasi pada jum’at pagi ini sebagai berikut :
Seperti yang telah bapak Chaedar Al wasilah uraikan, pada 21
century ini standar literasi akan meningkat menjadi multilingual agar dapat menyesuaikan dengan jaman sekarang
dan juga tidak meninggalkan budaya bahasa yang telah diwariskan dari nenek
moyang.
Akademik writing yang mendukung literasi, 10 elemen akademik
writing yang ikut turun dengan hujan literasi.
1.
Cohension
Saling berhubungan perpindahan paragrafh dan kalimat.
2.
Clarity
Makna yang dituliskan untuk saling berkomunikasi harus mempunyai
kejelasan.
3.
Logical
order
Adanya logical order untuk menghubungkan informasi, dalam akademik
writing sebaiknya penulis menuliskan dari general (umum) to specifik (khusus).
4.
Consistency
Penulis harus konsisten dengan gaya menulisnya.
5.
Unity
Kesatuan informasi dari paragrafh yang satu ke paragrafh yang lain.
6.
Concisennes
Keringanan yang padat isinya.
Menulis yang baik akan cepan menulis poin-point penting dan tidak
mengulang poin-poin itu.
7.
Completeness
Pengulangan point atau informasi yang tidak dibutuhkan harus
dihapus. Penulis harus menyediakan
esensi dari informasi itu. Contohnya,
untuk mendefinisikan chicken pox,
pembaca akan membutuhkan informasi penting dari topik. Yaitu, karakteristik dari akibat yang akan
terjadi jika mengkonsumsinya dengan tergesa-gesa, semacam peringatan saja.
8.
Variety
Agar lebih menarik tulisan harus beraneka ragam, bumbui teks agar
menarik.
9.
Formality
Akademik writing dituliskan secara formal. Maksudnya, lebih mengembangkan kosakata yang
luas dan struktur grammatical yang benar.
10.
Critical
evaluation
·
Dari
tipe artikel
·
Argumen
utama
·
Apa
buktinya
·
Penegasan
dari fakta
·
Kecukupan
fakta
·
Pernyataan
penulis (agar bisa diidentifikasi nantinya)
Ini waktunya hujan literasi,
saya mengatakan hujan literasi dan membuat judul dari class review
minggu ini karena LITERACY IS SOMETHING WE DO
Hamilton (1998), Hyland (2006:21), Literasi ada di setiap interaksi
sesama manusia. Jadi, setiap manusia
berinteraksi baik dengan makhluk hidup bahkan benda mati itu literasi.
Akademik literasi
menekankancara dalam menggunakan bahasa, praktik literasi di tengah-tengah
institusi nasional dan literasi sebagai kekuatan hubungannya.
Sukses dalam
akademik yaitu mewakili diri sendiri pada cara yang berharga, dengan disiplin,
mengadopsi nilai sosial, percaya dengan identitas akademisinya.
Meringkas poin
penting dari rekayasa literasi, beberapa menit terakhir dihabiskan Mr Lala
Bumela, M.pd dan anggota kelas untuk membahas point penting dari rekayasa
literasi.
Prof. Adeng Chaedar Al
wasilah, M.A Ph.D “memahami, melibati, menggunakan, menganalisis dan
mentransformasi. Literasi sebagai
praktik kultural yang berkaitan engan persoalan sosial politik. Rekayasa literasi adalah bentuk usaha untuk
menjadikan warga negara itu menjadi manusia yang terdidik dan berbudaya melalui
bahasa yang kaya. 4 yang direkayasa,
yaitu:
1.
Reading
Membaca tidak sekedar membaca, tetapi menindaklanjuti membaca
dengan merespon, mengdentifikasi, menganalisis, serta mendiskusikannya.
2.
Writing
Menulis untuk memproduksi dan mengembangkan ilmu pengetahuan.
3.
Growth
Akan sangat dirasakan pertmbuhan sosial dan politik.
4.
Culture
Budaya menjadi efek samping masuknya literasi. Rekayasa literasi
yaitu merekayasa pengajaran membaca-menulis dalam 4 dimensi yaitu: 1) linguistik, 2) koognitif, 3)sociokultural ,
dan 4) pertumbuhan (growth).
Orang-orang literat adalah orang yang bisa baca-tulis, terdidik dan
mengenal sastra.
Kesimpulan dari ringkasan materi
pengajaran kelas ini. Meskipun cuaca
tidak mendukung untuk keluar dari rumah, dengan menempuh perjalanan untuk tiba
di kampus hijau yang berada di jl perjuangan bypass cirebon. Tetapi, saya dan teman-teman serta dosen
writing 4 kita Mr Lala Bumela, M.Pd tetap semangat untuk menggali ilmu
pengetahuan agar harapan-harapan terwujud.
Materi minggu ini tentang 10 hujan elemen literasi dalam akademik
writing. Memperdekat literasi dan mendobrak
point penting dari artikel Prof. Adeng Chaedar
Al wasilah, M.A Ph.D yang berjudul “rekayasa literasi”.
10 elemen itu adalah cohension,
clarity, logical order, consistency, unty, conciseness, completeness, variety,
formality, dan critical evaluation.
Tanpa disadari literasi adalah hal yang biasa kita lakukan. Tetapi yang menjadikan manusia literat
trgantung kepada diri mereka sendiri.
Kesusastraan sangat penting karena
sastra mencakup semua aspek. Agama,
hidup, politik, ekonomi, sains, dan yang lainnya. Orang yang cakap dalam baca-tulis dan
terdidik belum tentu LITERAT.


Subscribe to:
Post Comments (Atom)