Saturday, March 1, 2014
Created By:
Metta Hittoh Mu'awanah
3rd Class Review
3rd Class Review
Butiran Literasi
Langkah pertama untuk memulai petualangan dalam mata
kuliah writing 4 ini sudah terlewati. Jumat tanggal 21 februari 2014 merupakan
pertemuan ketiga di mata kuliah writing ini. Masih mengenai perjalanan
literasi, mr. Lala membukanya dengan sebuah kata “endurance” . Endurance memiliki arti daya tahan atau
ketahanan, maksudnya adalah ketahanan yang kuat akan menjembatani kita untuk
mengetahui teknik sesungguhnya.
Kemudian mr. Lala memberikan beberapa materi yang
disajikan dalam tayangan slide power point. Literasi yang diterapkan pada
mahasiswa di perguruan tinggi adalah untuk memproduksi karya tulis yang
berakademik. Untuk bisa membuat tulisan yang berakademik ada beberapa
elemen-elemen yang harus diperhatikan, yaitu :
1.
Kohesi, perpindahan lembut atau aliran antara
kalimat-kalimat dan paragraf.
2.
Kejernihan, makna yang diharapkan bisa
disampaikan dengan jelas dan sempurna.
3.
Aturan yang masuk akal, informasi yang logik.
Dalam Menulis Akademik, penulis cenderung berpindah dari hal umum lebih pada
hal spesifik (khusus).
4.
Konsistensi, gaya penulisan yang cenderung
tetap sama tidak pernah berubah.
5.
Kesatuan, secara sederhana kesatuan
merupakan pengeluaran informasi yang
tidak langsung dihubungkan pada topik yang didiskusikan dalam sebuah paragraf
yang diberikan.
6.
Keringkasan, penulis yang baik dengan cepat
menuju poin dan menghapus kata-kata yang tidak diperlukan dan tidak membutuhkan
pengulangan (berlebihan).
7.
Kelengkapan, sementara
pengulangan atau informasi yang tidak diperlukan harus dihilangkan, penulis
harus memberikan informasi mendasar pada topik yang diberikannya.
8.
Variasi, membantu
pembaca dengan menambahkan beberapa bumbu penarik dalam teks.
9.
Formal, Menulis
akademik adalah satuan yang formal. Ini artinya penggunaan kosa kata dan sistem
grammar yang tepat. Ditambah juga menghindari penggunaan kata ganti “saya” dan
penyingkatan.
Dalam academic writing seorang penulis harus memilki
litersi yang tinggi. Adapun bagian-bagian dari literasi adalah:
Ø Read of high repetation (pengulangan baca yang hebat)
Ø Wujud respon dari pembaca :
·
Discuss
·
Reference
·
Re-write
Ø Jenis teks
·
Sastra ® poem ® pendekatan estetik
·
News ® pendekatan efforent
Titik fokus yang disoroti oleh pak Chaedar dalam wacana
yang bertajuk “ Rekayasa Literasi” adalah pada ihwal literasi. Rekayasa yang
dimaksudkan adalah cara untuk mengubah sunber daya kecil menjadi yang lebih
besar. Literasi sendiri terdiri dari dua komponen yaitu reader dan writer.
Bentuk dari ide-ide writer bisa sebuah tulisan, presentasi, dan visual. Bentuk
visual banyak digunakan oleh negara-negara maju seperti Jepang, Korea dan Cina.
Rekayasa literasi ialah merekayasa pengajaran
membaca dan menulis dalam empat dimensi,
yaitu :
1.
Dimensi linguistik,
berfokus pada kebahasaan dan teks. Membaca dan menulis itu memerlukan
pengetahuan yang mencakup: sistem bahasa untuk membangun makna seperti struktur
dan jenis makna, persamaan perbedaan bahasa lisan dan tulisan, ragam bahasa
yang mencerminkan kelompok.
2.
Dimensi kognitif /
minda, berfokus pada kognitif. Membaca dan menulis memerlukan keterampilan:
aktif selektif saat membaca, memanfaatkan pengetahuan yang ada disekitar untuk
membangun makna, menggunakan mental dan strategi untuk membangun makna.
3.
Dimensi
perkembangan, fokus pada pertumbuhan. Pada hakikatnya literat itu proses
“menjadi” atau secara berangsur menguasai
beberapa aspek seperti ekonomi, sosial dan budaya.
4. Dimensi
sosiokultural, dimensi ini ada sebagai efek samping dari adanya literasi
sehingga membuahkan sebuah budaya.
Mikko Lehtonen dalam bukunya yang bertajuk “ The Cultural
Analysis of Text” menyebutkan bahwa teks mempunyai
dua bentuk yaitu fisik dan semiotik. Bentuk semiotik menjelaskan dalam bentuk
lambang yang bisa digunakan melalui tulisan, verbal, visual. Terkadang kita
belum bisa mengertikan dengan baik suatu lambang. Misalnya lambang mata satu
yang disinyalir adalah lambang iluminasi, sebuah golongan kafir.
Kesimpulannya bahwa penulisan sebuah tulisan yang
berakademik harus bisa menggabungkan semua butiran-butiran yang ada didalamnya
serta
membangun dimensi dapat menggabungkan beberapa sisi kehidupan sehingga akan menciptakan karya tulis. Dalam penulisan tulisan
yang berakademik seorang literat harus mengerti sastra sehingga karya yang
diciptkannya akan memiliki kualitas dan cita rasa yang tinggi.


Subscribe to:
Post Comments (Atom)