Sunday, March 9, 2014

Focus of Classroom Discourse


Class review

Cirebon, 03 maret 2014
Mr. Lala bumela, M.Pd

 Focus of Classroom Discourse

            Pada pertemuan ke – 4 dalam mata kuliah Writing 4 yang di lakukan di akhir febuari ini tidak seperti biasanya kami sekelas masuk lebih awal yaitu pukul 07.00, demikian di lakukan agar kita terbiasa untuk di siplin dan menantang kita. Mr. Lala pun berkata jika memang itu sebuah kegiatan yang baik, mengapa tidak ??


            Lebih lanjut ke materi, pertemuan kali ini membahas tentang “Classroom Discourse” yang sudah kami buat sehari sebelumnya, di sini kita akan mengoreksi kesalahan pahaman apa yang kita buat dengan tugas tersebut, Dalam class review ini akan menyajikan suatu hal yang besar, yaitu melakukan reparasi tulisan yang bisa memerikan cita rasa yang berbeda.

            Kesalahan kami sekelas terletak pada penguraian definisi yang tidak detail. Dalam hal ini puncak kekurangananya adalah tidak menjelaskan inti dari arti Classroom Discourse tersebut. Walaupun memang wacana “ Classroom Discourse to foster Religius Harmony” seharusnya kita mengemas 2 pembahasan yaitu “Classroom Discourse dan “Religius Harmony”  padahal jalan atau media untuk membangun sekaligus mengembangkan tentang religius harmony, di haruskan untuk mengetahui bahkan untuk mengenal wacana kelas.

            Wacana kelas selalu mengacu kepada penelitian, dan umumnya merujuk pada bahasa yang guru dan siswa gunakan untuk berkomunikasi dan berinteraksi satu sama lain di dalam kelas. Yang menentukan atau isi dari wacana kelas di antaranya, secred site classroom is complicated, meaning making practice.

            Jadi secara garis besar wacana merupakan proses dimana seseorang menyampaikan ajaran untuk dapat di mengerti oleh orang lain yang tidak terlepas dari sistem dan kaidah bahasa yang berlaku. Wacana kelas akan berujung pada percakapan atau komunikasi, proses komunikasi bisa terjadi dimana saja dengan wacana yang berbeda atau sesuai dengan kondisi yang ada.

·         Secred site

Secred site di artikan sebagai suci, suci di sini lebih memperjelas adanya ritual, dalm hal ini wacana kelas di lakukan harus sesuai dengan setruktur awal yang baik. Seperti halnya kita bisa mengikuti writing 4, jdi sebelumnya harus mengikuti prosedur untuk memulai dari writing 1, 2, dan 3.

·         Classroom Discourse is complicated
Caplicated berujung pada ideologi- artinya di dalam kelas selalu di liputi oleh ideologi-ideologi dan nilai-nilai yang berasal dari background atu latar belakang siswa itu sendiri. Latar belakang trsebut yang membentuk kepribdian mereka, dan hal itu ideologi muncul dan brkembang dengan kata lain, para siswa memiliki pandangan yang tidak selalu sama dengan siswa yang lainya. Perbedan dari latar belakang bisa dari suku, ras, pendidikan, politik, ekonomi, dan kepribadian.

Pola interaksi siswa yang terjadi ketika di dalam dan di luar kelas pun berbeda-beda. Ada yang sngat dekat baik di dalam kelas maupun di luar kelas, dan mungkin ada yang dekat haya ketika di dalam kelas, dan lain sebagainya, iteraksi di dalam kelas tidak selalu mengimplikasikan keharmonisan. Terkadang di dalamnya trdapat tensi-tensi membuat siswa merasa tidak nyaman dengan suasana kelanya dan terkadang pula sebaliknya.

Seperti itu gambaran tentang wacana kelas yang jika di kemas secara umum melibatkan 3 aspek di antaranya;
·         Partisipan
·         Aktivitas intreraksi
·         Fokus pembelajaran

Class review 4
Recomended book
Classroom discourse analysis: A tool for critical reflection
By: Betsy Rymes

1.    Introduction to critical clasroom discourse analysis

a.       What is (critical) classroom discourse?

Discourse: Language in use
Discourse Analysis: study how language in use is affected by the context of its use

Discourse didefinisikan secara luas yaitu “Language in use.” Sedangkan discourse analysis adalah studi mengenai bagaimana language in use dipengaruhi oleh konteks penggunaannya. Di dalam kelas, konteks dapat berkisar dari pembicaraan dalam pelajaran, untuk sepanjang hidup siswa bersosialisasi, untuk sejarah dari lembaga pendidikan.

Jadi, bahasa adalah cara yang digunakan untuk berkomunikasi yang dilakukan oleh speaker kepada listener. Kemudian pesan yang disampaikan melalui komunikasi itu dilakukan dengan cara discourse analysis (kontekstualisasi). Dengan demikian, bahasa digunakan untuk menangkap isi pesan yang telah diaktualisasikan oleh seorang speaker melalui discourse analysis.

b.      Context (The classroom and beyond)

Bagaimana suatu kata yang digunakan tergantung pada konteks. Sebelum menuju pada pengertian konteks di dalam discourse analysis sebaiknya kita memahami terlebih dahulu apa itu arti konteks. Konteks adalah situasi yang ada hubungannya dengan suatu kejadian. Di dalam buku ini, yang paling jelas, “The classroom discourse” adalah konteks utama dan paling jelas untuk discourse yang akan sedang memeriksa. Namun, “Konteks” untuk discourse classroom analysis juga meluas ke luar kelas, dan dalam komponen yang berbeda dari bicara le;as. Untuk memasukkan konteks dapat dibatasi oleh batas-batas fisik bahasa yang sesuai di rumah mungkin akan berbeda dengan bahasa yng sesuai di sekolah, tetapi konteks juga dibatasi tidak oleh batas-batas fisik saja, melainkan oleh batas-batas discourse bahasa yang sesuai dalam pelajaran mungkin akan berneda dengan bahasa yang sesuai setelah pelajaran berakhir. Jadi pada intinya bahasa yang digunakan menyesuaikan situasi dimana seorang speaker sedang berbicara.

c.       Analysis

Analisis wacana kemudian menyelidiki bagaimana discourse (language in use) dan konteks mempengaruhi satu sama lain.

Contex >< discourse analysis (language in use). Mereka saling mempengaruhi satu sama lain.

Untuk dapat memahami mengapa seseorang mengatakan sesuai dengan cara tertentu, melibatkan melihat konteks sebelumnya digunakan “Previous context.” Dapat berkisar dari pertanyaan yang datang sebelum ucapan itu, dan pertanyaan dari percakapan juga melibatkan “forward context.” Dalam konteks ini, siswa membawa cara-cara baru berbicara dengan konteks kelas dan mengubah bagaimana discourse kelas terjadi disana.namun, berbagai perubahan konteks yang terjadi pada siswa ini tak masalah, karena:

d.      Calasroom discourse analysis from critical prespective

Menempatkan bagian classroom discours analysis dan critical prescpective secara bersama-sama, maka classroom discourse bisa menjadi diparafrasekan “looking at language in use in a classroom context.” Dengan pemahaman bahwa konteks dipengaruhi pula oleh beberapa konteks sosial di luar dan di bagian kelas. Untuk dapat memahami bagaimana konteks dan berbicara adalah sedang mempengaruhi satu sama lain. Untuk tujuan meningkatkan interaksi kelas masa depan dan positif mempengaruhi hasil sosial dalam konteks di luar kelas. Selain itu, komponen penting untuk classroom dicourse analysis hadir setelah kita lebih menyadari bagaimana konteks mempengaruhi discourse. Kita bisa bekerja untuk mengubah fitur-fitur dan pembicaraan bahwa mungkin dapat menghambat partisipasi penuh bagi semua siswa.



2.    What is classroom discourse

Classroom discourse merujuk pada bahasa yang digunakan oleh guru dan siswa saat mereka berkomunikasi satu sama lain di dalam kelas. Talking and conversation adalah media dimana sebagian besar pengajaran terjadi di dalamnya. Sehingga classroom discourse adalah studi tentang proses pengajaran di kelas yang tatp muka (the study of process of face to face classrrom teaching). Komponen  yang berada di dalam claaroom discourse adalah text dan context, kemudian tercipta sacred sites, lalu menciptakan masalah (complicated). Masalah itu dipicu karena berbagai alasan berikut, yakni background (education, economic, politic, so on), communication strategies, meaning-practices. Selanjutnya setelah proses-proses itu  dilakukan akan tercipta interaction yang menghasilkan talking. Pada intinya hasil dari classroom discourse akan mengahasilkan talking di dalam kelas.
Comments
0 Comments

0 Comments:

Post a Comment