Thursday, March 6, 2014

Fakta yang Terselubung


Fakta yang Terselubung
Buku adalah jendela dunia, banyak orang-orang yang mengatakannya. Dengan membaca buku kita bisa melihat keluar, sesuatu yang baru atau pemandangan yang berbeda dengan apa yang ada di rumah kita. Yang dimaksud rumah adalah pikiran kita saat ini. Sebagian orang mengatakan bahwa dengan membaca sebuah buku berarti kita membuka cakrawala. Dengan membaca buku juga kita menyelami dunia lain, yaitu sebuah dunia yang ada di dalam pikiran orang lain. Sementara setiap orang memiliki dunia masing-masing. Dengan membaca buku kita akan menyelami berbagai dunia orang lain yang akan memberikan kita kebijaksanaan yang lebih mendalam dalam menghadapi hidup. Seperti dalam buku Howard Zinn yang berjudul, “Speaking Truth to Power with Book.” Beliau mengatakan dalam bukunya bahwa buku bisa mempengaruhi pembaca serta bisa merubah hidup seseorang dengan kesadarannya, inilah yang akan menjadi efek pada dunia bahwa buku beropersi banyak cara untuk mengubah kesadaran di masyarakat.

Howard Zinn adalah seorang sejarawan universitas boston dan aktivis politik, yang sejak awal telah menjadi oposisi terhadap keterlibatan Amerika di Vietnam dan kritikus terkemuka terhadap Rektor Universtas Boston. "Tulisan-tulisannya telah merubah kesadaran satu generasi dan membantu membuka jalan baru dalam memahami serta memberikan makna yang penting bagi hidup kita," demikian menurut Noam Chomsky, aktivis sayap-kiri dan dosen di MIT."Saat aksi telah diserukan, seseorang haruslah yakin berada di garis depan, memberikan contoh yang dapat dijadikan teladan dan kepercayaan."Yang menarik dari buku Zinn tentu saja adalah keberaniannya untuk mengungkap sisi gelap sejarah benua baru dan komitmen pada kaum subaltern dalam definisi Spivak: mereka yang terpinggirkan dalam politik menarasikan sejarah. Sasaran tembaknya tak tanggung-tanggung: Christoper Colombus dan para sejarahwan yang menulis versi lugu dari kedatangan para kolonis. Hal ini sangat mengejutkan ketika membaca buku dari seorang sastrawan mengungkapkan sisi gelap tentang Christopher Colombus bahwa beliau sebagai pembunuh, penyiksa, penculik, mutilator orang pribumi, munafik, orang yang tamak mencari emas dan bersedia untuk membunuh orang-orang serta mencincang orang-orang. Konflik ini menyebabkan revolusi dalam pemikiran sesorang karena sebagian besar masyarakat Amerika, Christoper Colombus adalah seorang penemu benua biru dan dipandang sebagai pahlawan eksplorasi abad pertengahan oleh banyak sejarawan masa kini. Tetapi dengan adanya pendapat dari seorang sejarawan dan aktivis politik, masyarakat menjadi bertanya-tanya tentang hal ini serta inipun menyebabkan seorang siswa sekolah menengah yang bernama Rebecca mengalami kebingungan setelah membaca buku dari Zinn tersebut dan berpikir bahwa ini semua bohong karena yang dia ketahui tentang sejarah Amerika Colombuslah yang menemukannya, ini pengaruh besar juga bagi kalangan siswa.
Setelah melihat konflik-konflik yang terjadi pada buku Zinn, kita harus mengetahui lebih jelas tentang sejarah Amerika. Zinn mengungkapkan dalam bukunya tentang sisi gelap Christoper Colombus, kemungkinan ini menjadi suatu alasan baginya karena Zinn melihat dari sejarah dan pernah dibacanya. Terungkap sebuah revolusi besar bagi masyarakat Amerika yaitu kedatangan Colombus ke benua “baru” tersebut membawa dampak terhadap banyaknya pelancong dari daratan Eropa yang berkunjung ke benua tersebut. Pada saat itu Eropa masih dilanda kemelut politik, kemiskinan, dan konflik agama yang terus-menerus. Awalnya Colombus menyatakan bahwa benua yang ia temukan adalah dunia timur (India) yang sedang dicarinya sehingga rakyat asli benua Amerika yang ditemuinya oleh Colombus namai suku Indian. Kesalahan Colombus tersebut kemudian diketahui dan diperbaiki oleh Vespuci. Setelah Vespuci menyebarluaskan keberadaan benua tersebut melalui buku yang ia susun selepas kepergiannya ke Amerika, semakin banyaklah orang-orang dari Eropa untuk datang ke Amerika sehingga terbentuklah koloni-koloni baru di Amerika. Serta berangkat dari landasan kebebasan pribadi yang mendapatkan dukungan dari masyarakat umum di Amerika, Deklarasi Kemerdekaan sebagai manifestasi dari Revolusi Amerika mengilhami semangat perjuangan bangsa Amerika. Revolusi Amerika juga mengilhami banyak bangsa-bangsa di dunia dalam memerdekakan diri dan menentang penindasan di dunia. Pernyataan kemerdekaan mewujudkan benih-benih dari pikiran demokrasi yang timbul di Eropa. Timbulnya Revolusi Prancis pada 1789 merupakan bukti adanya pengaruh dari Revolusi Amerika sebagai gerakan yang menentang penindasan terhadap rakyat oleh penguasa. Fakta yang lebih mengejutkan tentang sejarah Christoper Colombus adalah Columbus dan anak buahnya didokumentasikan oleh sejarah Las Casas, dikenal sebagai Brev'sima-n relaci, yang melakukan penggantungan manusia secara massal, orang dipanggang di pantai, pembakaran dipertaruhkan dan bahkan memenggal kepala anak-anak dan memberikannya sebagai makanan anjing sebagai hukuman untuk tindak kejahatan yang paling kecil. Disamping itu, para master Spanyol membantai penduduk pribumi, kadang-kadang ratusan hanya sebagai bentuk olahraga, membuat taruhan tentang siapa yang bisa membelah seorang pria menjadi dua, atau memotong kepala hingga putus dalam satu pukulan, kadang pula mereka memancung kaki anak-anak kecil hingga putus hanya untuk menguji ketajaman pedang mereka. Tetapi, pembela Columbus berpendapat bahwa sejumlah besar korban tewas akibat penyakit namun mereka gagal untuk mengenali bahwa sebagian besar penyakit ini disebabkan oleh kondisi hidup yang buruk di kamp-kamp kerja paksa. Kehilangan hasil panen mereka dan ladang, banyak jatuh korban disentri dan tifus, yang bekerja sampai mati atau dibiarkan mati kelaparan.Setelah kematiannya warisan yang mengerikan itu akan hidup, secara 1514, sensus menunjukkan hanya 22.000 Taino tetap hidup. Pada 1542 hanya ada 200 yang tersisa dan setelah itu mereka dianggap punah, seperti yang terjadi pada banyak kasus di seluruh cekungan Karibia.Hanya dalam waktu sekitar lima puluh tahun Colombus dan para pengikutnya mendapatkan segalanya tetapi mengeliminasi populasi sekitar lima belas juta orang. Proses ini hanya merupakan awal dari pembantaian massal sekitar 100 juta orang oleh bangsa Eropa yang disebut sebagai 'peradaban' di Belahan Barat membuat awal penemuan Dunia Baru(benua Amerika) menjadi kasus genosida massal terburuk dalam sejarah manusia.
Terdapat tambahan fakta-fakta yang kemudian terungkap berdasarkan dokumen-dokumen dan jurnal-jurnal yang ditulis oleh saksi mata dan oleh Columbus sendiri, yaitu :
1.      Ketika bangsa Spanyol baru mendarat di benua Amerika, para orang2 Indian menyambutnya dengan gegap gempita dan rasa ingin tahu, mereka menyuguhi bangsa Spanyol dengan berbagai makanan dan minuman serta memberikan berbagai macam hadiah, Columbus menuliskan hal tsb di buku hariannya:
"Mereka membawakan kita beo dan bola kapas dan tombak dan banyak hal lainnya, yang mereka ingin pertukarkan dgn manik-manik kaca dan lonceng elang '. Mereka rela menyerahkan segala yang mereka miliki. Mereka tegap, dengan tubuh yang baik dan wajah tampan. Mereka tidak memanggul senjata, dan tidak mengenal senjata, karena aku menunjukkan kepada mereka pedang, mereka memegang bagian yg tajam dan melukai tangan mereka sendiri akibat ketidaktahuannya itu. Mereka tidak mengenal besi/iron. tombak mereka dibuat dari tebu. Mereka akan menjadi budak yg baik. Dengan hanya lima puluh orang, kita bisa menundukkan mereka semua dan membuat mereka melakukan apapun yang kita inginkan."
2.       Columbus dan anak buahnya juga menggunakan Taino sebagai budak seks: adalah hal yg biasa bagi Columbus menghadiahi anak buahnya dengan wanita lokal untuk diperkosa. Saat ia mulai mengekspor Taino sebagai budak ke berbagai belahan dunia, perdagangan seks-budak menjadi bagian penting dari bisnis, seperti Columbus menulis kepada seorang teman pada tahun 1500: "Dengan seratus castellanoes (koin Spanyol) sangat mudah memperoleh wanita seperti halnya untuk pertanian, dan sangat umum dan ada banyak dealer yang bersedia mencari anak perempuan; mereka 9-10 (tahun) sekarang sedang diminati "
3.      Akibat kekejaman pemerintahan bangsa Eropa terhadap suku asli, ribuan Indian melakukan bunuh diri massal dengan meminum racun yang terbuat dari singkong (cassava). Banyak orang tua membunuhi bayi-bayi mereka untuk melepaskan mereka dari penderitaan hidup di bawah kekuasaan Spanyol.
4.      Salah seorang anak buah Columbus, Bartolome De Las Casas, merasa sgt bersalah atas kekejaman brutal Columbus terhadap penduduk asli, ia berhenti bekerja untuk Columbus dan menjadi seorang imam Katolik. Ia menggambarkan bagaimana orang-orang Spanyol di bawah komando Columbus memotong kaki anak-anak yang lari dari mereka, untuk menguji ketajaman pisau mereka. Menurut De Las Casas, para pria membuat taruhan siapa yang, dengan satu sapuan pedangnya, bisa memotong seseorang menjadi dua. Dia mengatakan bahwa anak buah Columbus 'menuangkan air sabun mendidih di atas orang-orang. Dalam satu hari, De Las Casas pernah menjadi saksi mata tentara Spanyol memotong-motong, memenggal, atau memperkosa 3000 orang asli. "Inhumanities tersebut dan barbarisms itu dilakukan di depan mataku seperti umur tidak bisa paralel," tulis De Las Casas. "Mataku telah melihat tindakan ini begitu asing terhadap sifat manusia yang sekarang saya gemetar saat aku menulis."
5.      Sepulang dari amerika, Columbus dan anak buahnya menyebarkan penyakit sipilis ke eropa, sebaliknya orang Eropa menyebarkan penyakit smallpox ke orang-orang indian.
Selain itu juga, ada banyak fakta mengejutkan ketika para penulis dan peneliti sejarah menguak Columbus. Rasa penasaran ini berdasar kenyataan, bahwa setiap tahun ada satu hari khusus yang disebut "Columbus Day" sebagai peringatan atas jasanya jadi penemu Benua Amerika. Kita di Indonesia memang tidak terkena dampaknya secara langsung, namun pemahaman yang diterima dalam ranah pendidikan formal yang mengagumi betapa hebatnya Columbus dan tentu akan mengaburkan kebenaran. Semoga guru-guru dan mungkin sebagai murid, tidak menelan mentah-mentah isi teks pelajaran sejarah tentang Columbus.
1. Tahukah kamu apa alasan sebenarnya Columbus pergi berlayar?
Columbus memperkosa putri salah satu bangsawan Spanyol yang masih berusia 13 tahun. Pengadilan tidak bisa memutuskan ia harus dihukum mati, sehingga akhirnya Ratu Isabella mengirimnya dalam misi mencari benua baru (saat itu tujuan utama adalah mencari India) dan dengan harapan, Columbus tidak akan bisa pulang kembali.
2. Jurnal Columbus
Saat akhirnya Columbus mendarat pertama kali di Benua Biru Amerika,  ia masih mengira inilah tanah India. Saat itu para penduduk asli menyambut Columbus dengan gembira. Namun, sebaliknya apa yang ditulis Columbus dalam jurnalnya? "Mereka membawakam kami burung beo, bola kapas dan tombak dan banyak hal lainnya sebagai hadiah.  Mereka rela memperdagangkan segala yang mereka miliki. Mereka tidak memanggul senjata, padahal saya menunjukkan pedang. Mereka tidak memiliki besi. Tombak mereka terbuat dari tebu. Mereka akan dengan mudah kami taklukan menjadi budak. Dengan lima puluh orang saja, kita bisa menundukkan mereka semua dan membuat mereka melakukan apapun yang kita inginkan."Columbus juga menulis, "Saya percaya bahwa mereka akan dengan mudah menjadi orang Kristen buatan, karena sepertinya mereka tidak beragama." Dalam catatan hariannya, Columbus mengakui bahwa saat ia tiba di Hindia (ia saat itu masih percaya telah menemukan India, bukan Amerika), ia menyiksa penduduk pribumi, menggantung, mencambuknya, hanya demi satu informasi penting yaitu keberadaan emas.
Dan tahukah? Sebenarnya laksamana Cheng Ho adalah penemu benua Amerika lebih awal iaitu sekitar 70 tahun sebelum Columbus. Sekitar 70 tahun sebelum Columbus memacakkan benderanya di tanah Amerika, Laksamana Cheng Ho sudah terlebih dahulu datang ke sana. Para peserta seminar yang dianjurkan oleh Royal Geographical Society di London tidak lama dulu telah mengalami kejutan besar dek kerana pendedahan seorang krew kapal selam dan sejarawan bernama Gavin Menzies dengan paparannya dan lantas mendapat perhatian besar.
Menzies yang tampil dengan penuh keyakinan – menjelaskan teorinya tentang pelayaran terkenal dari pelaut mahsyur asal China, Laksamana Cheng Ho. Bersama bukti-bukti yang ditemuinya dari catatan sejarah, dia lantas membuat kesimpulan bahawa pelaut serta pengembara ulung dari Dinasti Ming itu adalah penemu awal benua Amerika, dan bukannya Columbus.
Bahkan menurutnya, Cheng Ho ‘mengalahkan’ Columbus dengan jarak (perbezaan) waktu sekitar 70 tahun. Apa yang dikemukakan Menzies tentu membuat kekecohan kerana masyarakat dunia selama ini mengetahui bahawa Columbus lah penemu benua Amerika pada sekitar abad ke-15. Pendedahan Menzies ini dikuatkan dengan sejumlah bukti sejarah.
Beliau menunjukkan sebuah peta yang dilakar sebelum Columbus memulakan ekspedisinya, lengkap dengan gambar benua Amerika serta sebuah peta astronomi milik Cheng Ho yang disandarkan sebagai bahan bukti. Menzies sangat yakin selepas beliau meneliti ketepatan dan kesahihan bahan-bahan bersejarah tersebut.
Cherokee Syllabary ”Laksamana inilah yang sepatutnya dinobatkan sebagai penemu pertama benua Amerika,” ujarnya. Menzies melakukan kajian selama lebih dari 14 tahun. Ini termasuk penelitian peta-peta kuno, bukti artifak dan juga penggunaan teknologi astronomi moden seperti melalui program software Starry Night.
Dari bukti-bukti tersebut, kata kunci yang boleh mengubah sejarah ini, Menzies mengatakan bahawa sebahagian besar peta mahupun tulisan penjelajahan Cina kuno bersumberkan pada masa pelayaran Laksamana Cheng Ho. Penjelajahannya sehingga merangkaui benua Amerika telah mengambil masa antara tahun 1421 dan 1423. Sebelum itu, armada kapal Cheng Ho berlayar menyusuri jalur selatan melewati Afrika dan sampai ke Amerika Selatan.
Huraian astronomi pelayaran Cheng Ho menyebut, pada larut malam ketika terlihat bintang selatan sekitar tanggal 18 Mac 1421, lokasinya di hujung selatan benua Amerika Selatan. Kata kunci ini kemudiannya dibina semula dengan menggunakan software Starry Night dengan membandingkan peta pelayaran Cheng Ho.
Setelah konflik-konflik yang sebenarnya terjadi telah terungkap, ini membuktikan bahwa Colombus  dalam upaya mencari jalan dari Eropa ke Timur, tak sengaja menemui benua Amerika yang membuatnya lebih berpengaruh dalam sejarah dunia, di luar dugaannya sendiri. Penemuannya sekaligus merupakan mahkota eksplorasi dan kolonisasi Dunia Baru dan sekaligus pula merupakan tonggak penting dalam sejarah. Colombus bagaikan membuka pintu bagi bangsa Eropa dua benua untuk pemukiman baru, menyebar penduduk dan menyediakan sumber kekayaan mineral dan isi bumi yang pada gilirannya mengubah wajah Eropa. Berbarengan dengan itu, penemuannya juga mengakibatkan hancurnya kebudayaan bangsa Indian. Dalam jangka panjang, penemuan itu melahirkan satu bangsa baru di benua belahan Barat, yang dengan amat cepatnya membedakan diri dengan bangsa Indian selaku penduduk asli. Walhasil, Colombus membawa perubahan besar bagi bangsa-bangsa di Dunia Lama.
Konflik ini pun berpengaruh terhadap penguasaan literasi dalam segala aspek kehidupan, ini memang menjadi tulung punggung kemajuan peradaban suatu bangsa. Kita tidak mungkin menjadi bangsa yang besar, apabila hanya mengandalkan budaya oral yang mewarnai pembelajaran di hampir setiap lembaga pendidikan. Ironi tingkat literasi kita yang semakin menurun, menunjukkan ketidakmampuan bangsa ini dalam mengelola sistem pendidikan yang mencerahkan dan memberdayakan bagi segenap anak bangsa yang potensial dan cerdas. Sudah saatnya, budaya literasi harus lebih ditanamkan sejak usia dini agar anak bisa mengenal bahan bacaan dan menguasai dunia tulis-menulis.
Berbicara tentang gemar membaca berarti kita dihadapkan pada masalah bagaimana menumbuhkan kegemaran membaca pada diri sendiri kemudian meningkatkan kegemaran terutama di lingkungan sekitar kita sendiri. Maka perlu disadari, kecerdasan seseorang dapat dilihat dari sebanyak apakah buku yang dia baca. Begitu juga suatu bangsa, dapat kita ketahui kemajuannya dengan melihat sejauh mana budaya literasinya.
Wajah masa depan sebuah negeri pun dapat dilihat dari bagaimana kualitas literasi anak-anak masa kini. Dengan memperkenalkan budaya literasi kepada anak-anak sejak dini melalui contoh dan penyampaian yang menarik, maka kita tak perlu khawatir lagi kalau mereka akan menjadi korban globalisasi atau peradaban modern. Hal tersebut bisa dimulai dari lingkup yang paling kecil seperti keluarga, sekolah, hingga masyarakat. Selain itu, pemerintah dan media massa juga memegang peranan penting dalam menumbuhkan kebiasaan gemar baca tulis ini dengan cara meningkatkan sarana prasarana perpustakaan dan mempromosikan perpustakaan di semua kalangan masyarakat.
Tidak dapat dimungkiri bahwa minat baca mampu mencerdaskan sebuah bangsa, yang merupakan tujuan dari Negara kita.
Hal tersebut menjadi sebuah keniscayaan karena membaca merupakan aktivitas yang kaya dengan makna. Dengan membaca, pikiran dapat bergerak dan tercerahkan. Sedangkan dengan menulis, pikiran dapat diketahui semua orang dan menjadi bahan pembelajaran yang mencerahkan banyak orang. Lebih dari itu, membaca dan menulis merupakan aktivitas membangun peradaban sekaligus merawat peradaban itu sendiri.
Untuk itu, dengan adanya buku tentang Speaking Truth to Power with Book menjadi salah satu aspek yang berpengaruh besar terhadap perubahan dunia, ketika masyarakat luas telah mengetahui tentang Colombus adalah penemu benua biru, tetapi disamping terdapat fakta-faktayang terkuak sisi buruk dari Colombus. Hal ini menunjukkan bahwa kita menilai seorang penulis yang menuliskan tentang sejarah belum tentu benar yang sesuai dengan faktanya tetapi, kita lebih melihat dari berbagai survei oleh para peneliti dari berbagai sumbernya dan dengan adanya bukti-bukti yang menguatkan tentang sejarah siapapun yang akan dituliskannya.
Pelajaran apa yang bisa kita petik dari kasus di atas? Satu hal yang pasti: peningkatan literasi terkait erat dengan pengoptimalan peran buku. Fungsi buku dan teks bukan sekadar rujukan, melainkan juga medium berpikir kritis dengan cara mendiskusikan makna yang tak sekadar di permukaan.
Pendidikan yang melibatkan buku dan bahan bacaan sebagai sumber ajar akan memfasilitasi guru dan siswa dalam proses pembelajaran yang dialogis, aktif, dan kritis. Ini mengandaikan perlunya guru dipersiapkan menanamkan pemahaman literasi dan mengajarkannya di kelas, dan bagaimana siswa punya kesempatan meningkatkan daya literasi mereka di sekolah.
Pendidikan literasi butuh kesinambungan, dari jenjang  pendidikan dini hingga dewasa. Untuk itu, inilah fungsi literasi yang sangat penting terutama bangsa Indonesia karena kita belum sepenuhnya mengetahui kasus-kasus Colombus, apa yang sebenarnya terjadi dan siapakah penemu benua biru. Dengan adanya Critical Review ini, salah satu cara untuk mengetahui ilmu-ilmu dari berbagai sumber serta mengungkap sejarah-sejarang yang terjadi di dunia. Kualitas di Indonesia sangatlah kurang membaca apalagi mengetahui tentang berbagai sejarah yang ada di dunia. Sesungguhnya buku adalah kunci sarana dalam mendapatkan pengetahuan secara meluas. Terungkap apa yang ada dalam buku karya Howard Zinn, beliau lah yang mengubah pikiran seluruh dunia.


REFERENCE













Comments
0 Comments

0 Comments:

Post a Comment