Sunday, March 9, 2014
Created By:
Nendi Gunawan
Berkariblah dengan sepi, sejak dalam sepi kita menemukan diri yang luput dari penglihatan dan kesadaran ketika beredar dalam ramai; dalam sepi kita dapat melihat pendaran diri yang diserakkan gaduh, mendekat, lalu merapat, membentuk bayang jelas untuk dilihat tanpa harus memuaskan keinginan yang lain.
Berkariblah dengan sepi karena dalam sepi berlalu lalang inspirasi yang tak kita mengerti, atau tak dapat kita tangkapi ketika kita sibuk berjalan dalam hingar yang pekak.
Berkariblah dalam sepi sebab dalam sepi suara hati lebih nyaring terdengar jernih.
4th Class
Review
Dalam Sepi !
Pertemuan
terakhir dibulan ini Jum’at, 28 Februari 2014. Tak terasa kini sudah keempat kalinya
pertemuan bersama Mr. Lala. Class Review saya kali ini berjudul “Dalam Sepi”. Luar biasa, pertemuan
di akhir bulan februari ini Mata Kuliah writing masuk lebih awal. Tak seperti
biasanya kita masuk pukul 07.30 namun mulai dari pertemuan ini hingga
perkuliahan usai akan masuk puul 07.00 . Hal yang mudah dilakukan bagi
orang-orang terbiasa dengan disiplin namun hal itu akan menjadi sulit bagi
mahasiswa yang tidak disiplin. Bagi mahasiswa yang bertempat tinggal dekat hal
ini bukanlah suatu masalah, namun bagi mahasiswa yang harus pulang-pergi dan jauh
dari kampus hal ini sedikit menjadi masalah. Tapi beliau berkata bahwa ini
adalah sebuah tantangan bagi dosen dan
semua mahasiswa, agar kita bisa menjadi dosen/guru yang professional. Bahkan
beliau menginginkan untuk semua kelas dalam Mata Kuliah writing agar masuk pagi
semua. Alhasil hari pertama masuk pagi pukul 07.00 berjalan lancar tidak ada
yang datang terlambat. Padahal cuaca pada pagi itu sangat mendung bahkan turun
hujan, tapi semangat serta kegigihan mahasiswa untuk mencari ilmu sungguh luar biasa, segala cara mereka tempuh agar
dapat hadir dalam perkuliahan tepat waktu.
Pukul
06.50 beliau sudah standby didalam kelas. Luar biasa! Dosen yang satu ini sangat
konsisten. Hal inilah yang membuat
beliau disukai oeh banyak mahasiswa. Pukul 07.00 perkuliahanpun dimulai, tapi
sebelum memulai beranjak kemateri, seperti biasanya beliau mengabsen mahasiswanya
terlebih dahulu. Setelah itu beliau menceritakan tentang tugas-tugas mahasiswa
angkatan kita sekarang kepada mahasiswa tingkat
atas. Banyak mahasiswa tingkat atas yang melihat hasil karya kita dalam
blog kelas yang telah kita buat. Salah satu mahasiswi tingkat atas terharu
dengan hasil-hasil yang kita buat, karena angkatan kita sekarang memiliki
benar-benar dijadikan target oleh Mr. Lala untuk menjadi calon guru yang handal
dan professional kelak.
Dalam
pembelajaran minggu depan, beliau menyuruh/mengharuskan setiap mahasiswanya
membawa laoptop, yang mana akan menulis 500 kata dalam 30 menit. Beliau ingin
mengetahui bagaimana mahasiswa mennuangkan ide-ide (gagsan)nya kedalam sebuah
karya tulis. Kelas akan menjadi sebuh laboratorium sendiri untuk mahasiswa.
Bahkan mahasiswa diperbolehkan membawa peralatan yang sekiranya membuat kita
nyaman karena kita akan belajar dengan hal atau metodeyang berbeda. Kemudian, beliau
menjelaskan tentang Reader --- Qualifite Reader --- Writer --- Qualifte Writer,
beliau menanyakan bahwa saat ini kita sedang berada pada level mana. Sudah
sejauh mana kita berkarya. So alhasil kita masih berada pada posisi Qualifite
Reader. Beliau memperlihatkan tentang kata-kata dari salah satu dosennya (what my
lecturer says), yaitu :
Berkariblah dengan
sepi, sebab dalam sepi ada [momen] penemuan dari apa yang dalam riuh gelisah
dicari.
Dalam sepi ada
berhenti dari menerima ramainya stimulus yang memborbardir indera kita.
Stimulus yang harus
dipilah dan dipilih satu satu untuk ditafakuri, lalu dimaknai, dan dijadikan
berguna bagi kita.
Bila tidak mereka
hanya dengungan yang bising di kepala saja tak mengendap menjadi sesuatu yang
mengizinkan kita memahami dunia di sekitar kita [sedikit] lebih baik.
Berkariblah dengan sepi, sejak dalam sepi kita menemukan diri yang luput dari penglihatan dan kesadaran ketika beredar dalam ramai; dalam sepi kita dapat melihat pendaran diri yang diserakkan gaduh, mendekat, lalu merapat, membentuk bayang jelas untuk dilihat tanpa harus memuaskan keinginan yang lain.
Berkariblah dengan sepi karena dalam sepi berlalu lalang inspirasi yang tak kita mengerti, atau tak dapat kita tangkapi ketika kita sibuk berjalan dalam hingar yang pekak.
Berkariblah dalam sepi sebab dalam sepi suara hati lebih nyaring terdengar jernih.
(Budi Hermawan)
Dari
kata-kata tersebut kita mengetahui agar untuk mencari sebuah inspirasi, ide,
atau gagasan kita harus berada dalam sepi karena dalam sepi suara hati lebih nyaring terdengar jernih.
Beliau memberikan arahan bahwa ketika kita ingin mendapatkan ide-ide yang
cemerlang maka kita harus berada dalam sepi. Sepi disini bukanlah kita harus
melarikan diri dari setiap keramaian yang ada,
namun agar kita lebih dekat dan mengetahui siapa diri kita sebenarnya. Sebelum
menjelaskan materi selanjutnya beliau memberitahukan hasil review dari wacana
yang telah kita buat. Hasil review Beliau adalah :
1) Dalam
wacana mahasiswa masih terlalu banyak religion humany. Seperti :
a. Kerusuhan
yang terjadi antar umat beragama seprti di daerah ambon dan Maluku
b. Wacana
yang dibuat belum balance karena terlalu banyak membahas masalah seperti itu.
2) Lebih
banyak terjadi komplik pasca reformasi.
Beliau
menyarankan bahwa seharusnya judul bukan Classroom discourse namun lebih tepat
Classrom is a “Sacret site”. Sacret
disini adalah suatu hal tidak bisa dilakukan oleh semua orang. Seperti tidak
semua orang bisa kuliah, so tidak bisa mereka mengikuti mata kuliah ini. Harus kita
ketahui bahwa orang-orang yang berada disini (kuliah) adalah orang-orang yang
telah melewati beberapa tahap atau hal dan melalui prosess yang lama. seperti
mereka harus lulus SD, SMP, SMA, mengikuti seleksi ujian masuk kuliah terlebih dahulu agar mereka bisa seperti ini.
Clasroom
is a complicated. Perbedaan background seperti etnic, education, ekonomi,
pemahaman/personality. Betsy Remes (2008) mengatakan bahwa Those of
us who presume to “
teach” must not
imagine that we
know how each student begins
to learn. Disamping itu beliau
juga menjelaskan bahwa literasi mencakup parsipant seperti yang telah pak
Chaedar katakan yakni sejauh mana kita pandai berbicara, siapa saja orang-orang
yang sering kita ajak berbicara, serta pembahasan yang kita kaji belum komplit
seutuhnya.
Hal
yang perlu di ingat adalah discourse itu erat kaitanya dengan teks dan konteks.
Masih berkaitan dengan review beliau terhadap wacana critical review yang
pertamana adalah yang membuat kelas kita complicated ialah meaning making
practice yang mana mengenai ideology dan
values. Ideology adalah
pemikiran/pemahaman sedangkan values pemahaman lebih tentang nilai-nilai
seperti aturan yang tertib, yang seharusnya pada pukul 12.30 perkuliahan itu
diistirahatkan agar mahasiswa bisa ishoma, dan itu akan membuat mahasiswa
semakin baik.
Jadi
kesimpulannya adalah mahasiswa diharuskan menulis dengan baik, sehingga minggu
depan setiap mahasiswa diharuskan untuk membawa laptop. Mahasiswa akan di uji
untuk menulis minimal 500 kata dalam 30 menit. Disamping itu ketika kita ingin
mendapatkan sebuah idea atau gagasan yang baik maka kita harus berada dalam
sepi. Dalam sepi suara hati akan terdengar lebih nyaring sehingga kita bisa
mengetahui siapa kita sebenarnya. Sepi bukanlah kita harus menjauhkan diri dari
keramaian, tapi lebih untuk mendekatkan diri dan agar tahu siapa diri kita
sendiri.


Subscribe to:
Post Comments (Atom)