Saturday, March 1, 2014

Bukan Sembarang Rekayasa


3rd Class Review
On February, 25 2014
Bukan Sembarang Rekayasa
Pertemuan di hari jumat ini nmerupakan pertemuan yang ketiga dengan Mr. Lala Bumela tepatnya diruang 46 dalam mata kuliah writing for academic yaitu  20 february 2014. Pertemuan kali ini menurut Mr. Lala merupakan masih pemanasan karena minggu depan kita mulai tarik pegas karena pertemuan berikutnya akan lebih dari ini tugas yang diberikan oleh Mr. lala seperti membuat critical review sebanyak 2500 kata. Maka dari itu Mr. Lala mengaharapkan supaya endurance atau daya tahan tubuh kita selalu terjaga. Tantangan yang akan Mr. Lala berikan minggu depan akan lebih besar lagi yaitu selain critical review kita juga akan diberikan tugas mengenai argumentative essay.

Mr. Lala berkata bahwa apa yang kita lakukan selama ini belum seberapa jika dibandingkan dengan mahasiswa yang ada di India yang saat ujian berlangsung diharuskan mahasiswanya menulis sampai berlembar-lembar forto polio dengan tulisan tangan serta dalam kondisi kampus yang kurang layak jika dibandingkan dengan kampus IAIN masih bagus kondisi kampus IAIN, akan tetapi di India memprioritaskan dosen-dosen yang unggul sehingga universitas di India dapat melahirkan generasi penerus yang unggul dan berliterasi tinggi.  Minggu yang akan dating kita harus bisa menilai hasil karya kita sendiri dalam critical review yaitu mengenai : how much, strong or weak. Karena dalam critical review kita tidak hanya berliterat dalam menulis akan tetapi kita juga diharapkan bisa menilai tulisan kita sendiri.
Mr. Lala pada pertemuan ini membagi kami dalam dua kelompok besar, dan seperti biasa beliau keliling dan menanyakan kepada kami mengenai rekayasa literasi kepada semua mahasiswanya, dan mahasiswanya yang berhasil menjawab pertanyaan dari beliau akan mendapat apreasiasi, yaitu dicatat dalam power point beliau, dan pada waktu itu saya senang karena saya bisa menjawab pertanyaan dari beliau, moment ini merupakan moment yang tidak bisa dilupakan dalam sejarah hidupku. Setelah menanyakan satu persatu sabil memeriksa class review dan chapter review kami Mr. Lala kemudian menjelaskan mengenai rekayasa literasi dan dimensi-dimensinya. Rekayasa literasi adalah upaya yang disengaja dan sistematis untuk menjadikan manusia terdidik dan berbudaya lewat penguasaan bahasa secara optimal. Dalam merekayasa ada empat dimensi yang dibutuhkan yaitu :
1.      Linguistik( text)
Membaca dan menulis itu memerlukan pengetahuan yaitu mengenai system bahasa, bahasa lisan atau tulisan, serta ragam bahasa yang mencerminkan kelompok, daerah, lembaga, etnis, agama, pekerjaan, status sosial, dan sebagainya. Dalam text dibagi menjadi dua yaitu fisik dan semiotic. Text fisik yaitu contohnya lembaran-lembaran sebuah karya seperti buku, novel, dan karya sastra lainnya, sedangkan  semiotic yaitu tulisan yang bermakna konotasi seperti speech, verbal(perkataan), serta visual(gambar),
2.      Kognitif (mind)
Dimensi minda mrembutuhkan penalaran seperti text narrative dan news text, serta memanfaatkan pengetahuan yang ada(schemata) untuk membangun makna, serta menggunakan proses mental dan strategi untuk menghasilkan makna(memprediksi, memonitor, mengawasi, merevisi, merespons, menarik simpulan, membangun koherensi, dan sebagainya disesuaikan dengan teks dan tujuan).
3.      Perkembangan(growth)
Menjadi literat adalah proses ‘menjadi’ atau secara berangsur menguasai berbagai pengetahuan yakni tidak hanya berkembang dalam membaca dan menulis akan tetapi harus mengusai aspek ekonomi, sosial, budaya dan pendidikan. Berliterasi itu sebuah proses ‘menjadi’ secara berkelanjutan yakni melalui pendidikan sepanjang hayat.
4.      Sosiokultural(group)
Membaca dan menulis itu memerlukan pegetahuan yaitu diantaranya pola literasi dan tjuan literasi yang beragam, aturan dan norma, fitur-fitur linguistic dari berbagai teks, menggunakan literasi untuk menggunakan, memproduksi, mempertahankan, dan mengontrol, bentuk-bentuk dan fungsi literasi tertentu yang bernilai tinggi serta kemampuan melakukan ktirik dari berbagai kelomppok sosial dan lembaga. Maknanya mengerjakan literasi itu mengajarkan sejumlah kepekaan tekstual dan cultural lintas kelompok dan lembaga.
Kegiatan literasi melibatkan keempat dimensi yang ada diatas yakni(bahasa, kognitif, sosiokultural, dan perkembangan) literasi itu tidak sederhana sekedar menguasai alphabet akan tetapi harus bernalar tinggi seperti yang dilakukan oleh warga belanda yaitu melakuakn bercocok tanam dengan lahan yang sempit. Mereka dapat bercocok taman karena mereka ahli dalam membuat rekayasa tempat yang cocok untuk bercocok tanam dengan lahan seadanya untuk menjadi produsen sayuran dan bunga terbesar di dunia. berliterasi dalam membaca teks ekspentensi terbesarnya yiatu:
a.       Read with repetition
Membaca dengan benalar yang tinggi tidak hanya sekedar membaca akan tetapi dapat memahami atau dapat memaknai suatu bacaan, selain itu membaca juga menambah pengetahuan kita yaitu melalui membaca berbagai teks, buku dan lain sebaginya, dan masih banyak lagi mnfaat membaca.
b.      Responds
Responds dari membaca suatu teks taitu ada tiga diantaranya : discuss, reading, re-write. Jadi responds itu melalui diskusi contohnya mengecek dengan teman yang lain bacaan yang telah dibaca, atau bisa juga melalui tutur sebaya, atau juga bisa responds melalui re-write contohnya yaitu bacaan yang sudah kit baca kita tulis lagi dalam buku, karena bisa saja kita lupa apa yang sudah dibaca lagi, dengan seperti itu selain kita berorientasi dalam membaca kita juga berorientasi dalam menulis, menjadi mahasiswa yang berliterat mealalui membaca dan manulis yang beroreintasi.
c.       Mempostingkan ke Blog
Tulisan yang sudah kita buat harus di podtingkan di blog karena kita hidup dijaman yang modern dan kita sebagai orang yang berliterat harus memanfaatkan teknoli yang ada sperti memposting tulisan kita ke blog, dengan cara ini diharapkan semua orang dapatb membaca tulisan kita, kita disini sebagai upaya pembelajaran yaitu bila ada orang yang mengkritik dan memeberi saran yang baik untuk tulisan kita, kita dapat memperbaiki tulisan kita supaya kedepannya tidak lebih baik lagi.
Jadi dapat disimpulkan dari berbagai pembahasan diatas bahwa rekayasa literasi merupakan upaya sistematis untuk menjadikan manusia terdidik dan berbudaya melaui penguasaan bahasa secara optimal. Kegiatan literasi badalah memahami, melibati, menggunakan, menganalisis, dan mentransformasi, dalam rekayasa literasi ada empat dimensi yang dibutuhkan yakni : (bahasa, kognitif, perkembangan, dan sosiokultural), didalam text atau bahasa berbentuk fisik dan semiotic bentuk fisik contohnya karya tulis yang berbentuk lembran-lembaran, serta semiotic cointohnya berupa tulisan yang bermakan konotasi, speech, pictrure, music dan lain sebagainya. Ekspentensi membca yaitu read with repetition, responds serta mempostingkan ke blog. Mengajarkan literasi pada intinya menjadikan manusia yang secra fungsional mampu membca dan menulis, terdidik, cerdas serta menunjukan apresiasi tinggi terhadap sastra.




Comments
0 Comments

0 Comments:

Post a Comment