Saturday, March 1, 2014
Created By:
Maria Ulfa
“Bisa
Berliterasi itu HEBAT loh!”
(By:
Maria Ulfa)
Pada hari Jum’at, 21 Februari 2014
dipagi hari walaupun hujan mengguyur kota Cirebon, tapi kami tetap belajar
dengan semangat walaupun dingin menusuk tulang kita, “Rain is not a big problem
for us”. Dengan melihat semangat kami berangkat kekampus dengan tepat waktu,
menggelitik perasaan Mr.Lala untuk menjadikan kami sebagai tikus percobaan,
agar kami berangkat kekampus lebih awal dengan memulai mata kuliah pukul 07.00
pagi, dan apabila percobaan ini berhasil diterapkan kepada mahasiswanya, maka
beliau berniatan akan memprovokasi dosen yang lain juga seperti Mr.Wahid untuk
masuk kuliah pukul 07.00 pagi.
Mr.Lala mengatakan bahwa semester
atas pasti iri kepada kami, karena mereka belajar phonology dan writingnya
tidak seHEBAT seperti kami semester 4. Mr.Lala mengharapkan bahwa suatu saat
nanti IAIN Syekh Nurjati Cirebon bisa menjadi “Centre of
Excellent”. Apabila ada yang ingin belajar Writing ataupun Phonology
bisa datang belajar ke IAIN.
Di India itu kampusnya
sangat jelek, berbeda dengan di IAIN, gedung dan fasilitas seperti ini sudah
termasuk sangat mewah dibandingkan universitas-universitas yang ada di India.
Tapi di Indonesia banyak universitas yang gedungnya mewah tapi para dosennya
tidak berkompeten, sangat berbeda dengan di India, Universitasnya jelek-jelek
tapi para dosennya banyak dan sangat berkompeten serta berkualitas. Buktinya
India mempunyai “BOLLYWOOD” dan film-film yang di produksi dari India pun
tergolong banyak seperti film-film India yang terkenal.
REKAYASA
LITERASI
Merekayasa itu harusnya yang perlu
diperhatikan adalah pahami teksnya terlebih dahulu. Apabila ingin memulai
sesuatu itu harus dari kita dulu jangan memulainya dari yang jauh-jauh. Ada
pendapat yang mengatakan bahwa “orang-orang
yang dekat dengan sastra, hidupnya pasti akan lebih maju”. Contohnya
seperti di Jepang sebagai sumber produksi sayuran didunia, padahal lahan disana
tidak luas dan begitu subur. Itu semua karena Jepang merekayasa gen sayuran
didalam ruangan-ruangan, sehingga bisa menjadi sumber produksi sayuran di
dunia. Begitu juga dengan Belanda sebagai produksi bunga terbesar di dunia,
padahal letak geografis Belanda adalah dibawah permukaan laut. Adapun Singapura
yang telahberhasil merekayasa pendidikannya, padahal negara singapura tidak
seluas Indonesia dan penduduknyapun tergolong sedikit.
Orang yang bisa merekayasa adalah
orang yang memahami Linguistik maka akan paham dengan teks. orang yang
merekayasa itu harus membaca banyak teks bacaan. Bagian dari rekayasa membaca adalah
sebagai berikut:
1.
Read with high
repetition (analisis evolusi itu esensi terbesarnya adalah repetition).
2.
Respon : discussion ,
re-write, referense
3.
Poem : secara Aesthetic
News:
secara effrence
Sistem Tanda
(Semiotik)
Semiotik
(semiotic) adalah teori tentang pemberian ‘tanda’. Secara garis besar semiotik
digolongkan menjadi tiga konsep dasar, yaitu semiotik pragmatik (semiotic
pragmatic), semiotik sintatik (semiotic syntactic), dan semiotik semantik
(semiotic semantic) (Wikipedia,2007).
Semiotik
Pragmatik (semiotic pragmatic)
Semiotik
Pragmatik menguraikan tentang asal usul tanda, kegunaan tanda oleh yang
menerapkannya, dan efek tanda bagi yang menginterpretasikan, dalam batas
perilaku subyek. Dalam arsitektur, semiotik prakmatik merupakan tinjauan
tentang pengaruh arsitektur (sebagai sistem tanda) terhadap manusia dalam
menggunakan bangunan. Semiotik Prakmatik Arsitektur berpengaruh terhadap indera
manusia dan perasaan pribadi (kesinambungan, posisi tubuh, otot dan
persendian). Hasil karya arsitektur akan dimaknai sebagai suatu hasil persepsi
oleh pengamatnya, hasil persepsi tersebut kemudian dapat mempengaruhi pengamat
sebagai pemakai dalam menggunakan hasil karya arsitektur. Dengan kata lain,
hasil karya arsitektur merupakan wujud yang dapat mempengaruhi pemakainya.
Semiotik
Sintaktik (semiotic syntactic)
Semiotik
Sintaktik menguraikan tentang kombinasi tanda tanpa memperhatikan ‘makna’nya
ataupun hubungannya terhadap perilaku subyek. Semiotik Sintaktik ini
mengabaikan pengaruh akibat bagi subyek yang menginterpretasikan. Dalam
arsitektur, semiotik sintaktik merupakan tinjauan tentang perwujudan arsitektur
sebagai paduan dan kombinasi dari berbagai sistem tanda. Hasil karya arsitektur
akan dapat diuraikan secara komposisional dan ke dalam bagian-bagiannya,
hubungan antar bagian dalam keseluruhan akan dapat diuraikan secara jelas.
Semiotik
Semantik (semiotic semantic)
Semiotik
Sematik menguraikan tentang pengertian suatu tanda sesuai dengan ‘arti’ yang
disampaikan. Dalam arsitektur semiotik semantik merupakan tinjauan tentang
sistem tanda yang dapat sesuai dengan arti yang disampaikan. Hasil karya
arsitektur merupakan perwujudan makna yang ingin disampaikan oleh perancangnya
yang disampaikan melalui ekspresi wujudnya. Wujud tersebut akan dimaknai
kembali sebagai suatu hasil persepsi oleh pengamatnya. Perwujudan makna suatu
rancangan dapat dikatakan berhasil jika makna atau ‘arti’ yang ingin
disampaikan oleh perancang melalui rancangannya dapat dipahami dan diterima
secara tepat oleh pengamatnya, jika ekspresi yang ingin disampaikan
perancangnya sama dengan persepsi pengamatnya.
Aminudin
—— Wawasan semiotika dalam studi sastra memiliki tiga asumsi :
· Karya
sastra merupakan gejala komunikasi yang berkaitan dengan pengarang, wujud
sastra sebagai sistem tanda, dan pembaca.
· Karya
sastra merupakan salah satu bentuk pengunaan sistem tanda (system of signs)
yang memiliki struktur dalam tata tingkat tertentu.
· Karya
sastra merupakan fakta yang harus direkonstruksikan pembaca sejalan dengan
dunia pengalaman dan pengetahuan yang dimilikinya.
Dapat
dijelaskan bahwa rekayasa literasi adalah upaya yang disengaja dan sistematis
untuk menjadikan manusia terdidiki dan berbudaya lewat penguasaan bahasa secara
optimal. Rekayasa Literasi itu ada 4 dimensi:
1.
Linguistik
2.
Kognitif
3.
Sosiokultural
4.
Perkembangan
Orang yang
ingin mengajar bahasa harus menguasai dalam linguistik terlebih dahulu.
Kemudian
setelah itu Mr.Lala menjelaskan tentang element appetizer di academic, yaitu
sebagai berikut:
1.
Kohesi:
gerakan halus atau " aliran " antara kalimat dan paragraf.
2.
Kejelasan:
makna dari apa yang Anda berniat untuk berkomunikasi sangat jelas.
3.
Urutan
logis: mengacu pada urutan logis dari informasi. Dalam penulisan akademik,
penulis cenderung bergerak dari umum ke khusus.
4.
Konsistensi:
Konsistensi mengacu pada keseragaman gaya penulisan.
5.
Unity: Pada
sederhana, kesatuan mengacu pada pengecualian informasi yang tidak secara
langsung berhubungan dengan topik yang dibahas dalam paragraf tertentu.
6.
Keringkasan:
keringkasan adalah ekonomi dalam penggunaan kata-kata. Tulisan yang bagus
dengan cepat sampai ke titik dan menghilangkan kata yang tidak perlu dan tidak
perlu pengulangan ( redundancy, atau " kayu mati. ") Pengecualian
dari informasi yang tidak.
7.
perlu
mempromosikan persatuan dan kesatuan.
8.
Kelengkapan:
Sementara informasi berulang-ulang atau tidak perlu harus dihilangkan, penulis
memiliki untuk memberikan informasi penting mengenai suatu topik tertetentu.
Dari
penjelasan diatas bisa ditarik kesimpulan bahwa apabila suatu negara mempunyai
kualitas pendidikan yang tinggi, maka tentunya literasinya pun akan tinggi
pula. Seperti yang dikatakan oleh Prof. Chaedar Alwasilah bahwa “jika ingin
mengetahui kualitas suatu bangsa, bisa dilihat dari kualitas dan praktek sistem
pendidikan. Jadi, teruslah tingkatkan budaya literasi dinegara kita ini.


Subscribe to:
Post Comments (Atom)