Thursday, March 6, 2014

Bacalah Sejarah Sebelum Bersejarah !!!


Selasa, 4 Maret 2014
Nama               : M Hilman H
NIM                : 14121320247
Kelas/SMT      : PBI-D/IV

Critical Review 2
Bacalah Sejarah Sebelum Bersejarah !!!
Dewasa ini banyak sekali  terkuaknya kebohongan - kebohongan sejarah yang telah menjadi asumsi public dan seolah-olah kita telah terbius dan terbawa pada sebuah pemahaman yang belum tentu tentang akan kebenarannya, menurut adolf hitler WINNER TAKES ALL dalam bukunya mein kempf, maksudnya ialah orang yang paling benar itu adalah manusia yang berkuasa, dia bisa membolak balik suatu fakta tentang apa yang telah terjadi, dan akan sangat di ”iya” kan oleh masyarakat dan kaumnya, termasuk bagaimana sejarah tercipta pada sebelumnya, dan akan sangat berpengaruh untuk kedepannya, kemudian daripada untuk meluruskan tentang kebiadaban para otoriter terdahulu maka di kuaklah tentang fakta dan data sejarah yang belum terkuak atau sengaja di hilangkan demi perpolitikan semata, di telusuri melalui cara  ilmiah dan keilmuan yang berkembang pesat dewasa kini.

Pada saat ini banyak buku-buku yang terlahir dan telah membantai habis benang merah kejadian yang terputus, hingga banyak perubahan terhadap ideology-ideologi yang telah bersemayam di benak pikiran masyarakat pada umumnya dan diri pribadi secara khususnya, meraka membaca fakta-fakta sejarah dengan analitk case maka rubahlah pemikirannya atas kebebnaran yang diungkap, bagaimana kita tahu tentang keadaan ini mari kita kaji satu persatu masalahnya, salah satunya pengertian dari membaca, kenapa harus diungkap pengertian membaca, karena membaca merupakan cara kita mnenerima suatu informasi baru, lalu pengertiannya tersebut, ini menurut :



Burn, Roe dan Ross
Burn, Roe dan Ross (1984) membaca merupakan proses penerimaan simbol oleh sensori, lalu menginterpretasikan simbol, atau kata yang dilihat atau mempersepsikan, mengikuti logika dan pola tatabahasa dari kata-kata yang ditulis penulis, mengenali hubungan antar simbol dan suara antara kata-kata dan apa yang ingin ditampilkan, menghubungkan kata-kata kembali kepada pengalaman langsung untuk memberikan kata-kata yang bermakna dan mengingat apa yang mereka pelajari dimasa lalu dan menggabungkan ide baru dan fakta serta menyetujui minat individu dan sikap yang merasakan tugas membaca.
Dari pengertian diatas dapat kita pahami bahwa membaca bisa membenarkan atau menolak suatu object sesuai dengan pengalamannya correct atau incorrect nya, maksud ini ternisbat dalam paragraf diatas sebagai berikut “pengalaman langsung untuk memberikan kata-kata yang bermakna dan mengingat apa yang mereka pelajari dimasa lalu dan menggabungkan ide baru dan fakta serta menyetujui minat individu dan sikap yang merasakan tugas membaca.”
Sedangkan menurut dalam pengertian lain membaca memiliki dampak terhadap pembacanya, baik itu ideology, konsep, gagasan, ini tersurat dalam pandangan oleh department pendidikan dan kebudayaan (Depdikbud, 1985:11) menuliskan bahwa membaca ialah proses pengolahan bacaan secara kritis, kreatif yang dilakukan dengan tujuan memperoleh pemahaman yang bersifat menyeluruh tentang bacaan itu, dan penilaian terhadap keadaan, nilai, fungsi, dan dampak bacaan itu. Definisi ini sesuai dengan membaca pada tingkat lanjut, yakni membaca kritis dan membaca kreatif.

Jika telah paham tentang bagaimana membaca mampu merubah ideology seseorang, mari kita pahamai tentang pengertian ideology tersebut, Istilah ideologi berasal dari kata idea yang berarti gagasan, konsep, pengertian dasar, cita-cita dan logos yang berarti ilmu. Jadi secara harafiah ideologi berarti ilmu tentang pengertian dasar, ide atau cita-cita. Cita-cita yang dimaksudkan adalah cita-cita yang tetap sifatnya dan harus dapat dicapai sehingga cita-cita itu sekaligus merupakan dasar, pandangan, paham.
Ada tiga dimensi sifat ideologi, yaitu dimensi realitas, dimensi idealisme, dan dimensi   fleksibilitas:
            1.  Dimensi Realitas: nilai yang terkandung dalam dirinya, bersumber dari nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat, terutama pada waktu ideologi itu lahir, sehingga mereka betul-betul merasakan dan menghayati bahwa nilai-nilai dasar itu adalah milik mereka bersama. Pancasila mengandung sifat dimensi realitas ini dalam dirinya.
2. Dimensi idealisme: ideologi itu mengandung cita-cita yang ingin diicapai dalam berbagai bidang kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Pancasila bukan saja memenuhi dimensi idealisme ini tetapi juga berkaitan dengan dimensi realitas.
3. Dimensi fleksibilitas: ideologi itu memberikan penyegaran, memelihara dan memperkuat relevansinya dari waktu ke waktu sehingga bebrsifat dinamis, demokrastis. Pancasila memiliki dimensi fleksibilitas karena memelihara, memperkuat relevansinya dari masa ke masa.
Nah, bagaimana kita sambungkan melalui membaca dan sejarah yang telah terjadi, kemudian menjadikan kita manusia yang berideology, bagaimana ideology ini terfosil dalam jiwa-jiwa manusia tentunya akan adanya sejarah yang telah terjadi, untuk pengertian sejarah ialah:
Pengertian Sejarah Secara Etimologi
Kata sejarah secara harafiah berasal dari kata Arab (شجرة: šajaratun) yang artinya pohon. Dalam bahasa Arab sendiri, sejarah disebut tarikh (تاريخ ). Adapun kata tarikh dalam bahasa Indonesia artinya kurang lebih adalah waktu atau penanggalan. Kata Sejarah lebih dekat pada bahasa Yunani yaitu historia yang berarti ilmu atau orang pandai. Kemudian dalam bahasa Inggris menjadi history, yang berarti masa lalu manusia. Kata lain yang mendekati acuan tersebut adalah Geschichte yang berarti sudah terjadi.
Dalam istilah bahasa-bahasa Eropa, asal-muasal istilah sejarah yang dipakai dalam literatur bahasa Indonesia itu terdapat beberapa variasi, meskipun begitu, banyak yang mengakui bahwa istilah sejarah berasal-muasal,dalam bahasa Yunani historia. Dalam bahasa Inggris dikenal dengan history, bahasa Prancis historie, bahasa Italia storia, bahasa Jerman geschichte, yang berarti yang terjadi, dan bahasa Belanda dikenal gescheiedenis.
Melihat pada makna secara kebahasaan dari berbagai bahasa di atas dapat ditegaskan bahwa pengertian sejarah menyangkut dengan waktu dan peristiwa. Oleh karena itu masalah waktu penting dalam memahami satu peristiwa, maka para sejarawan cenderung mengatasi masalah ini dengan membuat periodisasi.

Roeslan Abdulgani
Ilmu sejarah adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan yang meneliti dan menyelidiki secara sistematis keseluruhan perkembangan masyarakat serta kemanusiaan di masa lampau beserta kejadian-kejadian dengan maksud untuk kemudian menilai secara kritis seluruh hasil penelitiannya tersebut, untuk selanjutnya dijadikan perbendaharaan pedoman bagi penilaian dan penentuan keadaan sekarang serta arah proses masa depan.
Pemahaman dalam pengertian diatas dapat disimpulkan dalam kalimat induktifnya ialah “dijadikan perbendaharaan pedoman bagi penilaian dan penentuan keadaan sekarang serta arah proses masa depan” dari sejarah kita mampu mengambil pedoman bagi penilain dan penentuan keadaan sekarang hingga terpupuk menjadi sebuah gagasan suatu ideology.
Dari beberapa uraian di atas dibuat kesimpulan sederhana bahwa sejarah adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari segala peristiwa atau kejadian yang telah terjadi pada masa lampau dalam kehidupan umat manusia. Dalam kehidupan manusia, peristiwa sejarah merupakan suatu peristiwa yang abadi, unik, dan penting.
1.                  Peristiwa yang abadi
2.                  Peristiwa sejarah tidak berubah-ubah dan tetap dikenang sepanjang masa.
3.                  Peristiwa yang unik
4.                  Peristiwa sejarah hanya terjadi satu kali dan tidak pernah terulang persis sama untuk kedua kalinya.
5.                  Peristiwa yang penting
6.                  Peristiwa sejarah mempunyai arti dalam menentukan kehidupan orang banyak.

tentunya dibalik baiknya mempelajari sejarah untuk perbaikan di masa yang akan datang namun tetap saja banyak kekeliruan di produksi sejarah tersebut, termasuk campur tangan  penguasa di masa lalu hingga  banyak sejarah yang terpotong, di ganti, atau sengaja di hilangkan hanya untuk kepentingan dirinya, ini berakibat terhadap ideology-ideology pemahaman yang berkembang di masyarakat karena kekeliruan tersebut, seperti sebuah theory mengungkapkan:

Sejarah seringkali mendapat predikat sebagai bidang ilmu yang kurang mempunyai makna penting bagi kehidupan. Padahal dengan mempelajari sejarah,nmengambil hikmah dari peristiwa-peristiwa yang telah terjadi sebelumnya dapat dijadikan sebagai pedoman bagi manusia untuk berbuat di masa yang akan datang. Sejarah selalu berkaitan dengan kekuasaan. Siapa yang kuat maka dialah yang membuat sejarah. Sehingga sejarah sulit sekali mencapai tingkat obyektivitasnya. Sementara kasus dimana sejarah sering ditulis sesuai kemauan siapa yang berkuasa banyak sekali contohnya. Tujuan penulisan artikel ini adalah menggali kemudian memperkenalkan makna sejarah dan kekuasaan dari hasil pemikiran yang disodorkan oleh seorang filsuf Jerman, yaitu Nietzsche.

Pada pembahasan ini menjelaskan hubungan antara hidup dan pengetahuan sejarah. Pencarian pengetahuan dan kebenaran merupakan bagian dari tugas eksistensi, dengan menerima nilai-nilai yang kemudian disatukan ke dalam tugas yang merupakan bagiannya. Tetapi bagaimana jika berbagai pengetahuan, beberapa kebenaran, harus dibuktikan? Lalu bagaimana, dengan menerima pengetahuan , maka akan dihadapkan dengan dua alternatif: tahu tentang kebenaran dan mati atau hidup dan meninggalkan kesalahan? Menurut Nietzsche maka akan menghadapi dua alternatif ini.
Tetapi apabila diberi pilihan untuk memilih antara hidup dan pengetahuan, Nietzsche berpendapat bahwa tidak ada yang harus dipilih. Karena jika ada pengetahuan yang dihancurkan maka hidup akan hancur dengan sendirinya, karena pengetahuan merupakan syarat bagi hidup. Mungkin yang harus dilakukan adalah hidup menurut keadaan aslinya, sesuai dengan kebenaran, sehingga apabila kemudian mati tidak meninggalkan dosa akan kesalahankesalahanm selama hidupnya, dan sejarah juga tidak akan tercemar dengan kepalsuan-kepalsuan.
sejarah itu seharusnya HISTORY yaitu mempunyai kesatuan  yang utuh tidak ada yang hilang dan terputus, tapi untuk sejarah sekarang yakni HIGH STORY (cerita sesuai orangg yang menang-winner) biasanya fakta & data asli dimasukan pada THE UNTOLD STORY (sejarah yg tidak terungkap). Bahkan tidak boleh diungkap mana yang akan menjadi PAHLAWAN atau  PECUNDANG bisa saja dituakar-tukar.
Kemudian bagamiana dengan “kita” yang beragama islam dan sejarahnya di Indonesia, apakah banyak missing link yang hilang, benang merah yang sengaja di putus atau pembodohan ideology untuk kita yang sekarang oleh pemimpin di masa lalu? Jelas adanya !!!
Mari kita kaji, di Indonesia sekarang seolah-olah yang paling berjasa membentuk nusantara ini adalah majapahit bukan Agama Islam, bahwa  faktanya dalam wacana sejarah majapahit, wiayahnya itu tidak lebih dari jawa timur-madura, logikanya dimana  majapahit menjadi sejarah disebut pemersatu nusantara di bandung saja rakyat Jawa Barat menolak untuk memberi nama jalan dengan nama hayamwuruk-atau gajah mada.
Lalu bagaimana dengan organisasi budi utomo?? Tentu bukan statmen beliau seperti berikut: “hanya organisasi ningrat & borjuis jawa, jelas ini driskiminasi dan pastinya tidak layak disbut nasional, lalu siapa pendiri/pemersatu bangsa ini?? Jawannya adalah serikat dagang Islam (SDI) dengan menggunakan kata Islam saja itu telah menunjukkan cakupan ideologi mayoritas dari sabang-merauke, bahkan menjadi ideology ini telah ada di dunia international berarti cakupannya telah mendunia, sedangkan organisasi itu kecil, dibesarkan oleh moh yamin. Apakah dia orang nasionalis, mari kita telaah bioghrafi dan beberapa karyanya:
Muhammad Yamin lahir di Sawahlunto, 23 Agustus 1903. Dia adalah pemuda Sumatra yang gemar menulis sajak-sajak. Sajak-sajaknya bersifat nasionalisme, yaitu kecintaannya terhadap tanah air yang dimuat dalam majalah Jong Sumatera (Tasai, dkk. 2002: 98). Sajak pertamanya adalah “Tanah Air” yang dimuat di Jong Sumatera Nomor 4 Tahun III, 1920. Berikut merupakan bait pertama sajak “Tanah Air”: 

Pada batasan bukit barisan
Memandang Aku, ke bawah memandang
Tampaklah hutan rimba dan ngarai
Lagipun sawah, sungai yang permai
Serta gerangan lihatlah pula
Langit yang hijau bertukar warna
Oleh pucuk daun kelapa
Itulah tanah, tanah airku
Sumatera namanya, tumpah darahku

Dari bait pertama sajak “Tanah Air” tersebut, Muhammad Yamin mendeskripsikan kekaguman dan kecintaannya akan alam tanah airnya. Namun, konsep “tanah air” dalam sajak tersebut adalah Sumatera (Waluyo, 1987: 209). Hal tersebut diperkuat dalam sajak Yamin laainnya yang mengangumi bahasa tanah kelahirannya itu, yang dimuat pada majalah Jong Sumatera, Nomor 2, Tahun IV, Februari 1921, yaitu “Bahasa, Bangsa”. Berikut merupakan tiga bait dalam sajak tersebut.

Terlahir di bangsa berbahasa sendiri
Diapit keluarga kanan kiri
Besar budiman di tanah Melayu
Berduka suka, sertakan rayu
Perasaan serikat menjadi padu
Dalam bahasanya permai merdu
Meratap menangis bersuka raya
Dalam bahagia bala dan baya
Bernafas kita panjangkan
Dalam bahasa sambungkan jiwa
Di mana Sumatra di situ bangsa
Di mana Perca di situ bahasa

Dari puisi di atas dapat dilihat bahwa Yamin sangat mengagumi bangsanya, yaitu Sumatera, yang tertera dalam “Di mana Sumatra di situ bangsa” dan mengagumi bahasa daerahnya, “Di mana Perca di situ bahasa”. Soal bahasa, rupanya Muhammad Yamin merupakan pelopor dalam menulis sajak-sajak berbahasa Melayu. Yamin menganggap bahwa perlunya mengangkat bahasa Melayu—yang kemudian berubah menjadi bahasa Indonesia pada kongres bahasa I—sebagai hasil karya bangsa (Pane, 1954: 20).  M Yamin dan contoh karyanya, bagaimana ingin mengakui tentang kebhinekaan kita? beliau masih terkekang oleh diferernsiasi kedaerahannya.

Beliau sangat dikenal sebagai kaki tangannya penguasa saat itu yakni soekrno dan beliau sebagai penyusun sejarah zaman soekarno. Lalu kaitannya dengan sejarah di kekang oleh kekuasaanya penguasa banyak sekali yang sengaja dihilangkan karena pada dasarnya sejarah dibuat oleh penguasa. zaman orde, orde lama di pegang moh yamin, jaman orde baru oleh mendiknas, apabila winner (penguasanya) umat Islam pasti muatan sejarah di sekolah SD, SMP, SMA pasti akan berbeda dengan yang sekarang.
Ini kajian tentang islam sang permersatu nusantara ini tapi telah bombardier oleh manusia yang menganggap dirinya sang pendiri bangsa  ini, lalu apakah di kristiani ada pembohongan public terhadap sejarahnya dan sangat berimplikasi untuk peradaban bangsa sekarang?? Tentu sangatlah ada berikut kutipan dari keaslian injil dan sejarahnya, di revisi habis oleh penguasa.

               Kitab Perjanjian Baru adalah  suatu  Kitab  Greka  (Yunani), dialek  Koine,  yang dikarang dan ditulis di luar Palestina; jadi  bukannya  dalam  bahasa  Aramiya  yang  digunakan  dan dimengerti  di  Palestina  pada masa itu oleh Yesus Kristus, para hawarinya dan awam.
 Semula Perjanjian Baru tidak  merupakan  suatu  Kitab,  tapi hanya    karangan-karangan,    surat-surat    kiriman    dan catatan-catatan terpisah dalam  bahasa  Yunani  dan  Aramiya hingga   menimbulkan   aneka   tafsir   yang   bertentangan; teristimewa  sekitar  oknum   Yesus   Kristus,   dan   bukan ajarannya. 
Misalnya,  surat-surat  dari  Paulus ditulis antara tahun 50 dan  54  dari  Korintus  dan   Epesus   kepada   orang-orang Tesalonika,  orang-orang  Korintus,  orang-orang Galatia dan orang-orang Rum. Pada tahun 58 dari Roma kepada orang Pilipi dan  Kolose.  Pada  tahun 65 surat kepada orang-orang Ibrani (katanya oleh Paulus). Pada tahun 75 disiarkan  bentuk  awal Injil karangan Markus. Pada tahun 79 disiarkan Injil Matius. Pada tahun 90 Synode di YAMNIA mengakui Kitab  Suci  Yahudi, yakni   Wasiat  Yang  Lama  menurut  tradisi  (orang  Yahudi Diaspora). Pada tahun 95 disiarkan Kitab Wahyu.  Pada  tahun 105  disiarkan  Kitab  Kisah  Perbuatan Rasul-rasul karangan Lukas yang terdiri dari 2 jilid dan kemudian dijadikan  satu karya.  Terdorong  oleh  Kitab  Kisah  Rasul-rasul tersebut, mungkin juga dimulai oleh Gereja  Epesus,  dihimpunlah  pada tahun  110  surat-surat  kiriman  Paulus. Muqadimah penyusun ditulis atas nama Paulus, oleh  karenanya  kemudian  disebut Surat  kepada  orang  Epesus. Pada tahun 115 disiarkan Surat Yang Pertama dan Kedua kepada Timotius dan Titus  atas  nama Paulus,  dan  barangkali  juga  dalam  tahun  itu Surat yang Pertama dari Yohanes. Pada tahun 117 mungkin disiarkan Surat Yang Kedua dan Ketiga dari Yohanes- Pada tahun 135 disiarkan Injil karangan Yahya dan Surat dari Barnabas.  Antara  tahun 145  hingga  155  terdapat  banyak  tulisan  suci  yang  tak diketahui atau  diragukan  pengarangnya  dan  yang  kemudian disisihkan,  disingkirkan  (APOCRYPHA).  Bahasa  dari  aneka tulisan-tulisan di atas adalah dalam bahasa  Greka  dan/atau dalam bahasa Aramiya, hal yang menimbulkan perbedaan tafsir, faham dan keyakinan antara para Uskup Barat dan Timur.
Oleh karena permusuhan yang timbul dan  perbedaan  keyakinan sebagaimana  terurai di atas, terasa perlu benar oleh Kaisar Konstantin I demi ketenteraman untuk menyelenggarakan  suatu muktamar, yaitu suatu ECUMENICAL COUNCIL (yang pertama kali) pada tahun 325 di NICAEA (kini Isnik di Istambul).  Kemudian banyak  lagi council atau synode menyusul; yang "Ecumenical" jumlahnya hingga tahun 1869 ada 20 atau 21 kali.

Gereja Timur Ortodox Yunani mengakui 7  yang  pertama  (dari tahun  325  s/d  787),  dan  Gereja Roma Katolik mengakui 14 Ecclesiastical/Ecumenical Council dari yang pertama. Council Nicaea  dihadiri  oleh  220 Uskup dari Barat dan Timur. Yang dibicarakan hanyalah soal-soal mengenai lman, Kebaktian, dan sebagainya.  Yang  terpenting  adalah  soal  Ke-Esaan  Tuhan menurut faham Yudaisme dan Syirk,  yaitu  kepercayaan  Goyim (yakni bukan-Yahudi, maksudnya Hellenisme dan aneka mytology bangsa-bangsa Jahiliya), dan kemudian antara Unitarisme  dan Trinitarisme.
 Paulus   yang  berbicara  Greka  dan  tidak  faham  Aramiya, mengakibatkan ia memberi bentuk baru pada ajaran Yesus  yang mudah  dan  indah  dengan  memasukkan  aneka  unsur gnostic, sakramen dan mystic dari agama dan  kebudayaan  Yunani  Kuna (Hellenisme);  seperti misalnya soteriology-faham pembebasan penebusan  dosa.  Synthese  inilah  yang  kemudian   menjadi pertengkaran   antara   Uskup-uskup  di  mana  aneka  gereja (Paulinisme) ke luar sebagai pemenang.
 Menurut theolog A. Powell Davies dalam  bukunya  "The  First Christian,"  terbitan  "The New American Library" - A Mentor Book: "Paul  reshaped  the  faith  of  the  early  Messianic believers  into  a  gospel  of  salvation for the Gentiles." Paulus dibenci oleh Ummat Yahudi sebagai pengkhianat bangsa, dituduh   oleh   orang-orang   Romawi   sebagai  pengkhianat Kekaisaran dan tidak dipercaya lagi, baik oleh  para  hawari maupun  apostel  (Rasul);  tetapi  ia merupakan seorang yang menentukan perkembangan ajaran Gereja-gereja.
 Semula anggota Timur lebih banyak,  kemudian  anggota  Barat lebih  banyak  pada  aneka  council  atau  Synode  dan untuk beberapa waktu putusan-putusannya tidak diterima oleh  kedua belah pihak.
 Pada  tahun  341  dalam  suatu  Rapat  di  Antioch (Antakia) Monotheisme diterima, dan kembali jadi agama  resmi  sebagai tafsir  yang benar dari Iman Nasrani. Pendapat ini dikuatkan oleh suatu Muktamar pada tahun 351 yang  terjadi  pada  masa Paus St. Julius I (337 - 352).
 Paus  Honorius  I  (625  - 638) menolak faham Trinitas. Pada tahun 680, jadi setelah wafatnya, beliau di-anathema  (yakni dilaknat)  dalam  suatu Muktamar di Konstantinopel. Photius, Uskup Sirmium, diturunkan karena menolak Ketuhanan Yesus  di Konstantinopel pada tahun 869.10
 Ada  Paus  dan  Kaisar  yang  menganut  faham Keesaan Tuhan, tetapi ada juga yang menganut  faham  Trinitas.  Para  Uskup yang   menolak  Trinitas  dianiaya,  dipenjarakan,  dibuang, dibunuh  dan   lain   sebagainya;   perpustakaannya,   aneka manuscriptnya dibakar habis, apalagi yang berbahasa Aramiya. Hal ini sama dengan buku-buku ilmu lain yang berbahasa  atau berhuruf  Arab yang dijadikan abu ketika orang-orang Spanyol menang atas kaum Muslimin di semenanjung  Iberia  pada  abad ke-XIV  dan  ke-XV.  Asli dari pada Septuaginta, Kitab Ezra, Talmud,   dan   bergerobak-gerobak   codices   yang   berisi Monotheisme   dibakar   habis.  Begitu  pula  jika  penganut Unitarisme  menang,   dimusnahkan   segala   yang   menyebut Trinitarisme.  Sedikit  yang  ada kini adalah sisa-sisa dari salinan-salinan.
 Antara yang lolos selamat adalah  Injil  karangan  Barnabas, seorang   Apostel   yang  monotheist  dan  yang  menubuatkan kedatangan Nabi Muhammad S.A.W.; Injil ini  pada  tahun  383 oleh Paus St. Damasus I (366 - 384) disimpan di perpustakaan pribadinya.
 Toland berkata dalam  bukunya  "MISCELLANEOIJS  WORKS"  yang diterbitkan  pada tahun 1747, Juz I halaman 380, bahwa Injil Barnabas masih ada.  Dalam  Bab  XV  disebut  bahwa  GLASIAN (Gladian)  DECREE tahun 496 memasuki "Evangelium Barnabe" ke
 dalam daftar buku-buku  yang  terlarang  dibaca.  Sebelumnya Paus  Innovent  telah  mengharamkan  pada  tahun  465;  juga keputusan Gereja-gereja Barat pada tahun 382. Tidak  disebut apakah  Injil  Barnabas yang aseli itu tertulis dalam bahasa Aramiya atau Greka.
               Dari awal sinilah tentang perbuatan penguasa atas kebijakan politiknya rela mengorbankan aqidahnya demi cita-cita kekuasan yang absolute dan condong setuju atas keotoriterannya,

Kesimpulannya !!!
Atas dasar pemikiran ini, hubungan antara masa lalu dan sejarah yang diciptakan dengan cara membaca fakta dan datanya akan membangun suatu ideology/pemahaman yang berimplikasi pada masa kini, seperti layaknya hikayat yang dibuat oleh para penguasa di buat lah layaknya sejarah yang telah terjadi, di masa perjuangan orde baru dan orde lama banyak sejarah yang sengaja tidak diungkap hanya untuk kejayannya 32 tahun, implikasinya islam sang pemersatu bangsa tidak mendapat kebijakan/kesejahteraan lebih dari para penguasa sekarang, juga bagaimana ajaran Kristen yang dianut masa kini sangat banyak kejanggalannya, apabila benar agama Kristen adalh agama yang di turunkan oleh tuhan layaknya agama Islam maka pasti aka nada titik temu diantara keduanya, tetapi yang sekarang adalah dalam agama Kristen banyak benang merah yang hilang diganti atau di hapus oleh para penguasa masa lalu, hingga buaknnya titik temu dengan agama islam melainkan perbedaan-perbedaan yang kontras. Lalu siapakah yang paling benar itu?? Menurut adolf hittler WINNER TAKES ALL.










Friedrich Nietzsche, On The Advantage and Disadvantage Of History for Life, Hackett

Publishing Company, Inc. Indianapolis, Cambridge, 1980, hlm. 1.

ALKITAB (BIBLE) Sejarah Terjadinya dan Perkembangannya Serta Hal-hal yang Bersangkutan (Prof. H.S. Tharick Chehab Penerbit MUTIARA Jakarta Jln. Salemba Tengah 38, Jakarta INDONESIA)

hasil karya bangsa (Pane, 1954: 20).






Comments
0 Comments

0 Comments:

Post a Comment