Thursday, March 6, 2014
Created By:
Hilman Hidayatullah
Selasa,
4 Maret 2014
Nama : M Hilman H
NIM : 14121320247
Kelas/SMT : PBI-D/IV
Critical Review 2
Bacalah Sejarah Sebelum Bersejarah
!!!
Dewasa ini banyak sekali terkuaknya kebohongan - kebohongan sejarah
yang telah menjadi asumsi public dan seolah-olah kita telah terbius dan terbawa
pada sebuah pemahaman yang belum tentu tentang akan kebenarannya, menurut adolf
hitler WINNER TAKES ALL dalam bukunya mein kempf, maksudnya ialah orang yang
paling benar itu adalah manusia yang berkuasa, dia bisa membolak balik suatu
fakta tentang apa yang telah terjadi, dan akan sangat di ”iya” kan oleh masyarakat dan kaumnya, termasuk bagaimana sejarah
tercipta pada sebelumnya, dan akan sangat berpengaruh untuk kedepannya,
kemudian daripada untuk meluruskan tentang kebiadaban para otoriter terdahulu
maka di kuaklah tentang fakta dan data sejarah yang belum terkuak atau sengaja
di hilangkan demi perpolitikan semata, di telusuri melalui cara ilmiah dan keilmuan yang berkembang pesat
dewasa kini.
Pada saat ini banyak buku-buku yang
terlahir dan telah membantai habis benang merah kejadian yang terputus, hingga
banyak perubahan terhadap ideology-ideologi yang telah bersemayam di benak
pikiran masyarakat pada umumnya dan diri pribadi secara khususnya, meraka
membaca fakta-fakta sejarah dengan analitk case maka rubahlah pemikirannya atas
kebebnaran yang diungkap, bagaimana kita tahu tentang keadaan ini mari kita kaji
satu persatu masalahnya, salah satunya pengertian dari membaca, kenapa harus
diungkap pengertian membaca, karena membaca merupakan cara kita mnenerima suatu
informasi baru, lalu pengertiannya tersebut, ini menurut :
Burn, Roe dan Ross
Burn,
Roe dan Ross (1984) membaca merupakan proses penerimaan simbol oleh sensori,
lalu menginterpretasikan simbol, atau kata yang dilihat atau mempersepsikan,
mengikuti logika dan pola tatabahasa dari kata-kata yang ditulis penulis,
mengenali hubungan antar simbol dan suara antara kata-kata dan apa yang ingin
ditampilkan, menghubungkan kata-kata kembali kepada pengalaman langsung untuk
memberikan kata-kata yang bermakna dan mengingat apa yang mereka pelajari
dimasa lalu dan menggabungkan ide baru dan fakta serta menyetujui minat
individu dan sikap yang merasakan tugas membaca.
Dari
pengertian diatas dapat kita pahami bahwa membaca bisa membenarkan atau menolak
suatu object sesuai dengan pengalamannya correct
atau incorrect nya, maksud ini
ternisbat dalam paragraf diatas sebagai berikut “pengalaman langsung untuk memberikan kata-kata yang bermakna dan
mengingat apa yang mereka pelajari dimasa lalu dan menggabungkan ide baru dan
fakta serta menyetujui minat individu dan sikap yang merasakan tugas membaca.”
Sedangkan
menurut dalam pengertian lain membaca memiliki dampak terhadap pembacanya, baik
itu ideology, konsep, gagasan, ini tersurat dalam pandangan oleh department
pendidikan dan kebudayaan (Depdikbud, 1985:11)
menuliskan bahwa membaca ialah proses pengolahan bacaan secara kritis, kreatif
yang dilakukan dengan tujuan memperoleh pemahaman yang bersifat menyeluruh
tentang bacaan itu, dan penilaian terhadap keadaan, nilai, fungsi, dan dampak
bacaan itu. Definisi ini sesuai dengan membaca pada tingkat lanjut, yakni
membaca kritis dan membaca kreatif.
Jika
telah paham tentang bagaimana membaca mampu merubah ideology seseorang, mari
kita pahamai tentang pengertian ideology tersebut, Istilah
ideologi berasal dari kata idea yang berarti gagasan, konsep, pengertian dasar,
cita-cita dan logos yang berarti ilmu. Jadi secara harafiah ideologi berarti
ilmu tentang pengertian dasar, ide atau cita-cita. Cita-cita yang dimaksudkan
adalah cita-cita yang tetap sifatnya dan harus dapat dicapai sehingga cita-cita
itu sekaligus merupakan dasar, pandangan, paham.
Ada tiga dimensi sifat ideologi, yaitu dimensi realitas, dimensi
idealisme, dan dimensi fleksibilitas:
1. Dimensi Realitas: nilai yang terkandung dalam dirinya, bersumber dari nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat, terutama pada waktu ideologi itu lahir, sehingga mereka betul-betul merasakan dan menghayati bahwa nilai-nilai dasar itu adalah milik mereka bersama. Pancasila mengandung sifat dimensi realitas ini dalam dirinya.
1. Dimensi Realitas: nilai yang terkandung dalam dirinya, bersumber dari nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat, terutama pada waktu ideologi itu lahir, sehingga mereka betul-betul merasakan dan menghayati bahwa nilai-nilai dasar itu adalah milik mereka bersama. Pancasila mengandung sifat dimensi realitas ini dalam dirinya.
2. Dimensi idealisme:
ideologi itu mengandung cita-cita yang ingin diicapai dalam berbagai bidang
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Pancasila bukan saja memenuhi
dimensi idealisme ini tetapi juga berkaitan dengan dimensi realitas.
3. Dimensi fleksibilitas: ideologi
itu memberikan penyegaran, memelihara dan memperkuat relevansinya dari waktu ke
waktu sehingga bebrsifat dinamis, demokrastis. Pancasila memiliki dimensi
fleksibilitas karena memelihara, memperkuat relevansinya dari masa ke masa.
Nah, bagaimana kita sambungkan melalui
membaca dan sejarah yang telah terjadi, kemudian menjadikan kita manusia yang
berideology, bagaimana ideology ini terfosil dalam jiwa-jiwa manusia tentunya akan
adanya sejarah yang telah terjadi, untuk pengertian sejarah ialah:
Pengertian Sejarah Secara Etimologi
Kata
sejarah secara harafiah berasal dari kata Arab (شجرة: šajaratun) yang artinya
pohon. Dalam bahasa Arab sendiri, sejarah disebut tarikh (تاريخ ). Adapun kata
tarikh dalam bahasa Indonesia artinya kurang lebih adalah waktu atau
penanggalan. Kata Sejarah lebih dekat pada bahasa Yunani yaitu historia yang
berarti ilmu atau orang pandai. Kemudian dalam bahasa Inggris menjadi history,
yang berarti masa lalu manusia. Kata lain yang mendekati acuan tersebut adalah
Geschichte yang berarti sudah terjadi.
Dalam
istilah bahasa-bahasa Eropa, asal-muasal istilah sejarah yang dipakai dalam
literatur bahasa Indonesia itu terdapat beberapa variasi, meskipun begitu,
banyak yang mengakui bahwa istilah sejarah berasal-muasal,dalam bahasa Yunani
historia. Dalam bahasa Inggris dikenal dengan history, bahasa Prancis historie,
bahasa Italia storia, bahasa Jerman geschichte, yang berarti yang terjadi, dan
bahasa Belanda dikenal gescheiedenis.
Melihat
pada makna secara kebahasaan dari berbagai bahasa di atas dapat ditegaskan
bahwa pengertian sejarah menyangkut dengan waktu dan peristiwa. Oleh karena itu
masalah waktu penting dalam memahami satu peristiwa, maka para sejarawan
cenderung mengatasi masalah ini dengan membuat periodisasi.
Roeslan
Abdulgani
Ilmu
sejarah adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan yang meneliti dan menyelidiki
secara sistematis keseluruhan perkembangan masyarakat serta kemanusiaan di masa
lampau beserta kejadian-kejadian dengan maksud untuk kemudian menilai secara
kritis seluruh hasil penelitiannya tersebut, untuk selanjutnya dijadikan
perbendaharaan pedoman bagi penilaian dan penentuan keadaan sekarang serta arah
proses masa depan.
Pemahaman dalam pengertian diatas dapat
disimpulkan dalam kalimat induktifnya ialah “dijadikan perbendaharaan pedoman bagi penilaian dan penentuan keadaan
sekarang serta arah proses masa depan” dari sejarah kita mampu mengambil
pedoman bagi penilain dan penentuan keadaan sekarang hingga terpupuk menjadi
sebuah gagasan suatu ideology.
Dari beberapa uraian di atas dibuat kesimpulan sederhana bahwa sejarah adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari segala peristiwa atau kejadian yang telah terjadi pada masa lampau dalam kehidupan umat manusia. Dalam kehidupan manusia, peristiwa sejarah merupakan suatu peristiwa yang abadi, unik, dan penting.
Dari beberapa uraian di atas dibuat kesimpulan sederhana bahwa sejarah adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari segala peristiwa atau kejadian yang telah terjadi pada masa lampau dalam kehidupan umat manusia. Dalam kehidupan manusia, peristiwa sejarah merupakan suatu peristiwa yang abadi, unik, dan penting.
1.
Peristiwa
yang abadi
2.
Peristiwa
sejarah tidak berubah-ubah dan tetap dikenang sepanjang masa.
3.
Peristiwa
yang unik
4.
Peristiwa
sejarah hanya terjadi satu kali dan tidak pernah terulang persis sama untuk
kedua kalinya.
5.
Peristiwa
yang penting
6.
Peristiwa
sejarah mempunyai arti dalam menentukan kehidupan orang banyak.
tentunya
dibalik baiknya mempelajari sejarah untuk perbaikan di masa yang akan datang
namun tetap saja banyak kekeliruan di produksi sejarah tersebut, termasuk
campur tangan penguasa di masa lalu
hingga banyak sejarah yang terpotong, di
ganti, atau sengaja di hilangkan hanya untuk kepentingan dirinya, ini berakibat
terhadap ideology-ideology pemahaman yang berkembang di masyarakat karena
kekeliruan tersebut, seperti sebuah theory mengungkapkan:
Sejarah
seringkali mendapat predikat sebagai bidang ilmu yang kurang mempunyai makna
penting bagi kehidupan. Padahal dengan mempelajari sejarah,nmengambil hikmah
dari peristiwa-peristiwa yang telah terjadi sebelumnya dapat dijadikan sebagai
pedoman bagi manusia untuk berbuat di masa yang akan datang. Sejarah selalu
berkaitan dengan kekuasaan. Siapa yang kuat maka dialah yang membuat sejarah.
Sehingga sejarah sulit sekali mencapai tingkat obyektivitasnya. Sementara kasus
dimana sejarah sering ditulis sesuai kemauan siapa yang berkuasa banyak sekali
contohnya. Tujuan penulisan artikel ini adalah menggali kemudian memperkenalkan
makna sejarah dan kekuasaan dari hasil pemikiran yang disodorkan oleh seorang
filsuf Jerman, yaitu Nietzsche.
Pada
pembahasan ini menjelaskan hubungan antara hidup dan pengetahuan sejarah.
Pencarian pengetahuan dan kebenaran merupakan bagian dari tugas eksistensi,
dengan menerima nilai-nilai yang kemudian disatukan ke dalam tugas yang
merupakan bagiannya. Tetapi bagaimana jika berbagai pengetahuan, beberapa
kebenaran, harus dibuktikan? Lalu bagaimana, dengan menerima pengetahuan , maka
akan dihadapkan dengan dua alternatif: tahu tentang kebenaran dan mati atau
hidup dan meninggalkan kesalahan? Menurut Nietzsche maka akan menghadapi dua
alternatif ini.
Tetapi
apabila diberi pilihan untuk memilih antara hidup dan pengetahuan, Nietzsche
berpendapat bahwa tidak ada yang harus dipilih. Karena jika ada pengetahuan
yang dihancurkan maka hidup akan hancur dengan sendirinya, karena pengetahuan
merupakan syarat bagi hidup. Mungkin yang harus dilakukan adalah hidup menurut
keadaan aslinya, sesuai dengan kebenaran, sehingga apabila kemudian mati tidak
meninggalkan dosa akan kesalahankesalahanm selama hidupnya, dan sejarah juga
tidak akan tercemar dengan kepalsuan-kepalsuan.
sejarah
itu seharusnya HISTORY yaitu mempunyai kesatuan
yang utuh tidak ada yang hilang dan terputus, tapi untuk sejarah
sekarang yakni HIGH STORY (cerita sesuai orangg yang menang-winner) biasanya
fakta & data asli dimasukan pada THE UNTOLD STORY (sejarah yg tidak
terungkap). Bahkan tidak boleh diungkap mana yang akan menjadi PAHLAWAN
atau PECUNDANG bisa saja dituakar-tukar.
Kemudian
bagamiana dengan “kita” yang beragama islam dan sejarahnya di Indonesia, apakah
banyak missing link yang hilang, benang merah yang sengaja di putus atau
pembodohan ideology untuk kita yang sekarang oleh pemimpin di masa lalu? Jelas
adanya !!!
Mari
kita kaji, di Indonesia sekarang seolah-olah yang paling berjasa membentuk
nusantara ini adalah majapahit bukan Agama Islam, bahwa faktanya dalam wacana sejarah majapahit, wiayahnya
itu tidak lebih dari jawa timur-madura, logikanya dimana majapahit menjadi sejarah disebut pemersatu
nusantara di bandung saja rakyat Jawa Barat menolak untuk memberi nama jalan dengan
nama hayamwuruk-atau gajah mada.
Lalu
bagaimana dengan organisasi budi utomo?? Tentu bukan statmen beliau seperti
berikut: “hanya organisasi ningrat & borjuis jawa, jelas ini driskiminasi
dan pastinya tidak layak disbut nasional, lalu siapa pendiri/pemersatu bangsa
ini?? Jawannya adalah serikat dagang Islam (SDI) dengan menggunakan kata Islam saja
itu telah menunjukkan cakupan ideologi mayoritas dari sabang-merauke, bahkan menjadi
ideology ini telah ada di dunia international berarti cakupannya telah
mendunia, sedangkan organisasi itu kecil, dibesarkan oleh moh yamin. Apakah dia
orang nasionalis, mari kita telaah bioghrafi dan beberapa karyanya:
Muhammad
Yamin lahir di Sawahlunto, 23 Agustus 1903. Dia adalah pemuda Sumatra yang
gemar menulis sajak-sajak. Sajak-sajaknya bersifat nasionalisme, yaitu
kecintaannya terhadap tanah air yang dimuat dalam majalah Jong Sumatera (Tasai,
dkk. 2002: 98). Sajak pertamanya adalah “Tanah Air” yang dimuat di Jong
Sumatera Nomor 4 Tahun III, 1920. Berikut merupakan bait pertama sajak
“Tanah Air”:
Pada
batasan bukit barisan
Memandang
Aku, ke bawah memandang
Tampaklah
hutan rimba dan ngarai
Lagipun
sawah, sungai yang permai
Serta
gerangan lihatlah pula
Langit
yang hijau bertukar warna
Oleh
pucuk daun kelapa
Itulah
tanah, tanah airku
Sumatera
namanya, tumpah darahku
Dari
bait pertama sajak “Tanah Air” tersebut, Muhammad Yamin mendeskripsikan
kekaguman dan kecintaannya akan alam tanah airnya. Namun, konsep “tanah air”
dalam sajak tersebut adalah Sumatera (Waluyo, 1987: 209). Hal tersebut
diperkuat dalam sajak Yamin laainnya yang mengangumi bahasa tanah kelahirannya
itu, yang dimuat pada majalah Jong Sumatera, Nomor 2, Tahun IV, Februari
1921, yaitu “Bahasa, Bangsa”. Berikut merupakan tiga bait dalam sajak tersebut.
Terlahir
di bangsa berbahasa sendiri
Diapit
keluarga kanan kiri
Besar
budiman di tanah Melayu
Berduka
suka, sertakan rayu
Perasaan
serikat menjadi padu
Dalam
bahasanya permai merdu
Meratap
menangis bersuka raya
Dalam
bahagia bala dan baya
Bernafas
kita panjangkan
Dalam
bahasa sambungkan jiwa
Di
mana Sumatra di situ bangsa
Di
mana Perca di situ bahasa
Dari puisi di atas dapat dilihat
bahwa Yamin sangat mengagumi bangsanya, yaitu Sumatera, yang tertera dalam “Di
mana Sumatra di situ bangsa” dan mengagumi bahasa daerahnya, “Di mana Perca di
situ bahasa”. Soal bahasa, rupanya Muhammad Yamin merupakan pelopor dalam
menulis sajak-sajak berbahasa Melayu. Yamin menganggap bahwa perlunya
mengangkat bahasa Melayu—yang kemudian berubah menjadi bahasa Indonesia pada
kongres bahasa I—sebagai hasil karya bangsa (Pane, 1954: 20). M Yamin dan contoh karyanya, bagaimana ingin
mengakui tentang kebhinekaan kita? beliau masih terkekang oleh diferernsiasi
kedaerahannya.
Beliau sangat dikenal sebagai kaki
tangannya penguasa saat itu yakni soekrno dan beliau sebagai penyusun sejarah zaman
soekarno. Lalu kaitannya dengan sejarah di kekang oleh kekuasaanya penguasa
banyak sekali yang sengaja dihilangkan karena pada dasarnya sejarah dibuat oleh
penguasa. zaman orde, orde lama di pegang moh yamin, jaman orde baru oleh
mendiknas, apabila winner (penguasanya) umat Islam pasti muatan sejarah di sekolah
SD, SMP, SMA pasti akan berbeda dengan yang sekarang.
Ini kajian tentang islam sang permersatu
nusantara ini tapi telah bombardier oleh manusia yang menganggap dirinya sang
pendiri bangsa ini, lalu apakah di
kristiani ada pembohongan public terhadap sejarahnya dan sangat berimplikasi
untuk peradaban bangsa sekarang?? Tentu sangatlah ada berikut kutipan dari
keaslian injil dan sejarahnya, di revisi habis oleh penguasa.
Kitab Perjanjian Baru adalah
suatu Kitab Greka
(Yunani), dialek Koine, yang dikarang dan ditulis di luar Palestina; jadi bukannya
dalam bahasa Aramiya
yang digunakan dan dimengerti di
Palestina pada masa itu oleh
Yesus Kristus, para hawarinya dan awam.
Semula Perjanjian Baru
tidak merupakan suatu
Kitab, tapi hanya karangan-karangan, surat-surat kiriman
dan catatan-catatan terpisah dalam
bahasa Yunani dan
Aramiya hingga menimbulkan aneka
tafsir yang bertentangan; teristimewa sekitar oknum
Yesus Kristus, dan
bukan ajarannya.
Misalnya, surat-surat
dari Paulus ditulis antara tahun
50 dan 54 dari
Korintus dan Epesus
kepada orang-orang Tesalonika, orang-orang
Korintus, orang-orang Galatia dan
orang-orang Rum. Pada tahun 58 dari Roma kepada orang Pilipi dan Kolose.
Pada tahun 65 surat kepada
orang-orang Ibrani (katanya oleh Paulus). Pada tahun 75 disiarkan bentuk
awal Injil karangan Markus. Pada tahun 79 disiarkan Injil Matius. Pada
tahun 90 Synode di YAMNIA mengakui Kitab
Suci Yahudi, yakni Wasiat
Yang Lama menurut
tradisi (orang Yahudi Diaspora). Pada tahun 95 disiarkan
Kitab Wahyu. Pada tahun 105
disiarkan Kitab Kisah
Perbuatan Rasul-rasul karangan Lukas yang terdiri dari 2 jilid dan
kemudian dijadikan satu karya. Terdorong
oleh Kitab Kisah
Rasul-rasul tersebut, mungkin juga dimulai oleh Gereja Epesus,
dihimpunlah pada tahun 110
surat-surat kiriman Paulus. Muqadimah penyusun ditulis atas nama
Paulus, oleh karenanya kemudian
disebut Surat kepada orang
Epesus. Pada tahun 115 disiarkan Surat Yang Pertama dan Kedua kepada
Timotius dan Titus atas nama Paulus,
dan barangkali juga
dalam tahun itu Surat yang Pertama dari Yohanes. Pada
tahun 117 mungkin disiarkan Surat Yang Kedua dan Ketiga dari Yohanes- Pada
tahun 135 disiarkan Injil karangan Yahya dan Surat dari Barnabas. Antara
tahun 145 hingga 155
terdapat banyak tulisan
suci yang tak diketahui atau diragukan
pengarangnya dan yang
kemudian disisihkan, disingkirkan (APOCRYPHA).
Bahasa dari aneka tulisan-tulisan di atas adalah dalam
bahasa Greka dan/atau dalam bahasa Aramiya, hal yang
menimbulkan perbedaan tafsir, faham dan keyakinan antara para Uskup Barat dan
Timur.
Oleh karena permusuhan yang timbul
dan perbedaan keyakinan sebagaimana terurai di atas, terasa perlu benar oleh
Kaisar Konstantin I demi ketenteraman untuk menyelenggarakan suatu muktamar, yaitu suatu ECUMENICAL
COUNCIL (yang pertama kali) pada tahun 325 di NICAEA (kini Isnik di Istambul). Kemudian banyak lagi council atau synode menyusul; yang
"Ecumenical" jumlahnya hingga tahun 1869 ada 20 atau 21 kali.
Gereja Timur Ortodox Yunani mengakui
7 yang
pertama (dari tahun 325
s/d 787), dan
Gereja Roma Katolik mengakui 14 Ecclesiastical/Ecumenical Council dari
yang pertama. Council Nicaea
dihadiri oleh 220 Uskup dari Barat dan Timur. Yang dibicarakan
hanyalah soal-soal mengenai lman, Kebaktian, dan sebagainya. Yang
terpenting adalah soal
Ke-Esaan Tuhan menurut faham
Yudaisme dan Syirk, yaitu kepercayaan
Goyim (yakni bukan-Yahudi, maksudnya Hellenisme dan aneka mytology bangsa-bangsa
Jahiliya), dan kemudian antara Unitarisme
dan Trinitarisme.
Paulus yang
berbicara Greka dan
tidak faham Aramiya, mengakibatkan ia memberi bentuk baru
pada ajaran Yesus yang mudah dan
indah dengan memasukkan
aneka unsur gnostic, sakramen dan
mystic dari agama dan kebudayaan Yunani
Kuna (Hellenisme); seperti
misalnya soteriology-faham pembebasan penebusan
dosa. Synthese inilah
yang kemudian menjadi pertengkaran antara
Uskup-uskup di mana
aneka gereja (Paulinisme) ke luar
sebagai pemenang.
Menurut theolog A. Powell
Davies dalam bukunya "The
First Christian,"
terbitan "The New American
Library" - A Mentor Book: "Paul
reshaped the faith
of the early
Messianic believers into a
gospel of salvation for the Gentiles." Paulus
dibenci oleh Ummat Yahudi sebagai pengkhianat bangsa, dituduh oleh
orang-orang Romawi sebagai
pengkhianat Kekaisaran dan tidak dipercaya lagi, baik oleh para
hawari maupun apostel (Rasul);
tetapi ia merupakan seorang yang menentukan
perkembangan ajaran Gereja-gereja.
Semula anggota Timur lebih
banyak, kemudian anggota
Barat lebih banyak pada
aneka council atau
Synode dan untuk beberapa waktu
putusan-putusannya tidak diterima oleh
kedua belah pihak.
Pada tahun
341 dalam suatu
Rapat di Antioch (Antakia) Monotheisme diterima, dan
kembali jadi agama resmi sebagai tafsir yang benar dari Iman Nasrani. Pendapat ini
dikuatkan oleh suatu Muktamar pada tahun 351 yang terjadi
pada masa Paus St. Julius I (337
- 352).
Paus Honorius
I (625 - 638) menolak faham Trinitas. Pada tahun
680, jadi setelah wafatnya, beliau di-anathema
(yakni dilaknat) dalam suatu Muktamar di Konstantinopel. Photius, Uskup
Sirmium, diturunkan karena menolak Ketuhanan Yesus di Konstantinopel pada tahun 869.10
Ada Paus
dan Kaisar yang
menganut faham Keesaan Tuhan, tetapi
ada juga yang menganut faham Trinitas.
Para Uskup yang menolak
Trinitas dianiaya, dipenjarakan,
dibuang, dibunuh dan lain
sebagainya;
perpustakaannya, aneka manuscriptnya
dibakar habis, apalagi yang berbahasa Aramiya. Hal ini sama dengan buku-buku
ilmu lain yang berbahasa atau berhuruf Arab yang dijadikan abu ketika orang-orang
Spanyol menang atas kaum Muslimin di semenanjung Iberia
pada abad ke-XIV dan
ke-XV. Asli dari pada
Septuaginta, Kitab Ezra, Talmud,
dan bergerobak-gerobak codices
yang berisi Monotheisme dibakar
habis. Begitu pula
jika penganut Unitarisme menang,
dimusnahkan segala yang
menyebut Trinitarisme.
Sedikit yang ada kini adalah sisa-sisa dari salinan-salinan.
Antara yang lolos selamat
adalah Injil karangan
Barnabas, seorang Apostel yang
monotheist dan yang
menubuatkan kedatangan Nabi Muhammad S.A.W.; Injil ini pada
tahun 383 oleh Paus St. Damasus I
(366 - 384) disimpan di perpustakaan pribadinya.
Toland berkata dalam bukunya
"MISCELLANEOIJS
WORKS" yang diterbitkan pada tahun 1747, Juz I halaman 380, bahwa
Injil Barnabas masih ada. Dalam Bab
XV disebut bahwa
GLASIAN (Gladian) DECREE tahun
496 memasuki "Evangelium Barnabe" ke
dalam daftar buku-buku yang
terlarang dibaca. Sebelumnya Paus Innovent
telah mengharamkan pada
tahun 465; juga keputusan Gereja-gereja Barat pada tahun
382. Tidak disebut apakah Injil
Barnabas yang aseli itu tertulis dalam bahasa Aramiya atau Greka.
Dari
awal sinilah tentang perbuatan penguasa atas kebijakan politiknya rela
mengorbankan aqidahnya demi cita-cita kekuasan yang absolute dan condong setuju
atas keotoriterannya,
Kesimpulannya
!!!
Atas
dasar pemikiran ini, hubungan antara masa lalu dan sejarah yang diciptakan
dengan cara membaca fakta dan datanya akan membangun suatu ideology/pemahaman
yang berimplikasi pada masa kini, seperti layaknya hikayat yang dibuat oleh
para penguasa di buat lah layaknya sejarah yang telah terjadi, di masa perjuangan
orde baru dan orde lama banyak sejarah yang sengaja tidak diungkap hanya untuk
kejayannya 32 tahun, implikasinya islam sang pemersatu bangsa tidak mendapat
kebijakan/kesejahteraan lebih dari para penguasa sekarang, juga bagaimana
ajaran Kristen yang dianut masa kini sangat banyak kejanggalannya, apabila
benar agama Kristen adalh agama yang di turunkan oleh tuhan layaknya agama
Islam maka pasti aka nada titik temu diantara keduanya, tetapi yang sekarang
adalah dalam agama Kristen banyak benang merah yang hilang diganti atau di
hapus oleh para penguasa masa lalu, hingga buaknnya titik temu dengan agama
islam melainkan perbedaan-perbedaan yang kontras. Lalu siapakah yang paling
benar itu?? Menurut adolf hittler WINNER TAKES ALL.
Friedrich Nietzsche, On The Advantage
and Disadvantage Of History for Life, Hackett
Publishing Company, Inc. Indianapolis,
Cambridge, 1980, hlm. 1.
ALKITAB (BIBLE) Sejarah Terjadinya dan Perkembangannya Serta
Hal-hal yang Bersangkutan (Prof. H.S. Tharick Chehab Penerbit MUTIARA
Jakarta Jln. Salemba Tengah 38, Jakarta INDONESIA)
hasil karya bangsa (Pane, 1954: 20).


Subscribe to:
Post Comments (Atom)