Thursday, February 27, 2014
Created By:
#Progress Test 1,
Ghoyatul Farikhah
Musnahkan
Sikap Intoleransi!!
“Jika setiap penganut agama mengamalkan dengan sungguh-sungguh ajaran agama
mereka, maka secara otomatis sikap toleran dan inklusif terhadap orang lain pun
akan tumbuh pada diri seseorang”.
Cak Nur
“Irhamuu man fil ardhi yarhamukum man fil samā”
Hadits Nabi
Di era
reformasi ini, kemajemukan masyarakat cenderung menjadi beban daripada modal
bangsa Indonesia. Hal ini terlihat dari munculnya berbagai masalah yang
sumbernya berbau kemajemukan, khususnya bidang agama. Seharusnya agama jangan
diisolasi dari persoalan publik. Kesenjangan dalam kehidupan sosial kian hari
menjadi masalah yang sangat kompleks. Dimana yang kaya menjadi semakin kaya dan
yang miskin semakin menderita dengan kemiskinannya. Hal ini terjadi karena
agama kurang dikontekstualisasikan dalam kehidupan sosial, bahkan terkadang
agama dan kesalehan adalah topeng belaka yang hanya memperlihatkan kebaikan
semu saja.
Kini mulai
terjadi kemunduran atas rasa dan semangat kebersamaan yang sudah dibangun
selama ini. Intoleransi semakin menebal ditandai dengan meningkatnya rasa benci
dan saling curiga diantara sesama anak bangsa. Bahkan rasa individual semakin
melekat dalam kehidupan sosial dan cenderung menutup diri dari orang lain.
Hegemoni mayoritas atas minoritas pun semakin menebal, mengganti kasih sayang,
tenggang rasa, dan semangat untuk berbagi. Intoleransi muncul akibat hilangnya
komitmen untuk menjadikan toleransi sebagai jalan keluar untuk mengatasi
berbagai persoalan yang membuat bangsa terpuruk. Kita semua tau bahwa setiap
agama, baik islam, Kristen dan agama-agama lain mengajarkan kebaikan dan hidup
toleransi, namun pada kenyataannya justru konflik dan pertikaian sering terjadi
yang mengatasnamakan harga diri karena untuk mempertahankan agama. Padahal agama
seharusnya bisa menjadi energi posistif untuk membangun nilai toleransi guna
mewujudkan negara yang adil dan sejahtera serta hidup berdampingan dalam
perbedaan.
Indonesia
merupakan Negara yang memiliki keanekaragaman dalam berbagai macam dimensi; multietnis,
multikultur, multi-keyakinan dan kepercayaan. Interaksi sosial antar daerah
atau negara inilah yang menyebabkan artikulasi budaya, sehingga menyebabkan
heterogenitas menjadi tumbuh dan berkembang. Kondisi ini merupakan suatu
realitas yang tak terelakkan.
Hidup
bersama dalam suatu negara yang heterogen, tentu bukanlah persoalan yang mudah.
Sehingga tak asing lagi kalau ada konflik sosial yang dilatarbelakangi faktor-faktor
etnis, budaya dan agama yang silih-berganti, sambung-menyambung tali-temali seolah-olah
tak berpenghujung dan berketepian. Selesai satu tumbuh seribu, patah tumbuh
hilang-berganti. Itulah yang terjadi di bumi nusantara kita. Akan
tetapi semua itu dapat kita atasi, jika setiap warga negara menyadari akan
pentingnya hidup bersama. Salah satu sikap yang paling fundamental untuk
diinternalisasi pada setiap individu adalah sikap toleran dalam menyikapi suatu
kemajemukan.
Toleransi dalam beragama sangatlah vital
dalam kondisi negara kita Indonesia yang sangat multikultural. Kita sebelumnya
harus bertanya Pentingkah Toleransi Dalam Beragama?? Tentu kalau kita
cinta perdamaian dan iman akan Tuhan telah dewasa tentu toleransi sangatlah
penting untuk dijunjung tinggi. Di negara tercinta ini telah jelas mengkui
adanya agama dan adanya beberapa agama yang diakui. Sebagai bangsa yang besar
dan kaya akan budaya dan perbedaan kita harus mulai belajar untuk melakukan
toleransi terhadap orang yang berbeda pandangan dengan kita.Ingat Semboyan
Negara Ini "BHINNEKA TUNGGAL IKA".
Toleransi
pada hakikatnya merupakan kesadaran diri manusia terhadap bisikan nurani yang
benar, lurus, dan sehat. Sikap dasar itu adalah kesediaan untuk menerima,
menghargai, dan menghormati sesama sebagai insan yang memiliki kelebihan dan
sekaligus kekurangan. Toleransi tidak hanya sebatas pada ruang lingkup
kelebihan dan kekurangan seseorang tetapi juga pada perbedaan budaya, ras dan
keyakinan.
Toleransi
harus tercermin pada tindakan-tindakan atau perbuatan yang menunjukkan saling
menghargai, menghormati, menolong, mengasihi, dan lain-lain. Termasuk di
dalamnya menghormati kepercayaan dan keyakinan, serta menghormati ibadah yang
dijalankan oleh orang lain, tidak merusak tempat ibadah, tidak menghina ajaran
agama orang lain, serta memberi kesempatan kepada pemeluk agama untuk
menjalankan ibadahnya. Dengan itu, kehidupan demokrasi kita berjalan dengan
harmonis dan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia.
Sehubungan
dengan Indonesia merupakan negara yang memiliki berbagai macam agama atau
keyakinan dan terkenal pula religuisitasnya yang telah terbangun sejak manusia
Indonesia itu ada. Maka persoalan yang paling utama untuk dibenahi adalah
pluralisme agama. Karena hal ini sangat berdampak sistemik dalam menyikapi
kemajemukan lainnya.
Fakta
sejarah juga menunjukkan bahwasejak dahulu, Islam telah mengenal sistem
kehidupan yang plural.Terbukti dengan berdirinya Negara Islam Madinah
yang penduduknya terdiri dari lebih dari satu kelompok, etnis dan agama.Tidak
hanya kaum Muslim sebagai kaum mayoritas yang hidup dantinggal di Madinah saat
itu, namun kaum musyrik dan kaumYahudi juga hidup berdampingan secara damai
dengan kaummuslim lainnya.Samahalnya
dengan kehidupan masyarakat Indonesia, jumlah penduduknya yang mencapai
235 juta jiwa dengan segudangkeragaman etnis, budaya dan agama menjadikannya
sebagai Negarayang sangat plural. Ragam perbedaan tersebut terkadang
menjadi pemicu konflik antar sesama anak bangsa tidak terkecuali hal
yangterkait dengan keragaman agama. Hasil pantauan lembaga pemerhati hak
asasi manusia, setara menyebutkan bahwa kasusintoleransi berbasis agama pada
tahun 2012 terjadi 264 peristiwadan 371 tindakan. Angka tersebut meningkat
dibandingkan tahun2011, yang tercatat 244 peristiwa dan 299 tindakan.
Sementara
itu, kesadaran multikultural juga harus ditanamkan secara terus-menerus dalam
diri setiap pemeluk agama sehingga mereka bisa hidup berdampingan dalam
perbedaan. Apabila persoalan pluralisme ini belum dapat diselesaikan, ditambah
lagi dominasi mayoritas dan tirani minoritas masih terjadi, maka cita-cita
bangsa ini akan sulit kita capai.
Disamping
itu, diperlukan suatu kerjasama pemerintah dengan masyarakat dalam
menumbuhkembangkan kesadaran bertoleransi. Dengan sikap toleran kepada orang
lain atau agama lain, dibarengi dengan sikap saling mempercayai, maka system
demokrasi akan berjalan sesuai dengan cita-cita bangsa. Sehingga kita dapat
mewujudkan masyarakat madani. Kita dapat melangkahkan kaki dan mengayunkan
tangan secara bersama untuk mencapai cita-cita bangsa tanpa ada sikap
diskriminatif, egois dan intoleran terhadap kelompok lainnya. Dengan itu, kita
dapat mewujudkan Indonesia menjadi baldatun thayyibatun warabbun ghafur, negeri gemah-ripah-loh-jinawi.
Mengapa Toleransi Dalam
Beragama Sangat Penting?
Toleransi
umat beragama sangat penting untuk
menjaga kesatuan bangsa kita. Tujuan yang lebih luasnya lagi untuk menjaga
perdamaian dunia. Setiap orang akan sangat sensistif terhadap masalah agama.
Oleh karena itu sangat disayangkan sekali kalau banyak nyawa yang akan mati
disebabkan oleh perbedaan pandangan yang sejatinya memang berbeda. Jadikan
perbedaan itu indah adalah pola pkir yang baik untuk mengawali misi penting
menjaga kerukunan antar sesama.
Mengawali Tindakan Toleransi
Mengawali
sebuah tindakan tentu menjadi kunci apakah dapat berjalan dengan baik atau
hanya akan bertahan sebentar saja. Pola pikir yang baik dan tepat akan membawa
kamu pada sikap nyata yang tepat pula. Kita yang hidup di era globalisasi harus
mulai terbiasa dengan alur hidup yang serba instan dan beragam. Semakin lama
kita harus sadar kalau pilihan itu semakin banyak dan berbeda pendapat itu
adalah hal yang wajar. Hak Asasi Manusia di zaman modern ini lebih baik dari
sebelumnya sehingga toleransi dalam beragama haruslah ditingkatkan untuk
menjaga tiap hak warga negara dengan baik.
Apakah kita sudah Toleransi??
Ini adalah pertanyaan relfeksi buat kita
semua terutama yang mengaku punya agama. Apakah kita sudah menerapkan toleransi
beragama dalam kehidupan sehari hari. Contoh toleransi yang nyata bisa kita lihat
disini.
Apakah kita sebagai umat beragama sudah merasa aman untuk beribadah?? kalau
sudah berarti lingkungan tempat kita tinggal sudah bisa menerapkan nilai
toleransi yang baik. Lalu Apakah kita tidak di diskriminasi
karena agama ?? kalau kita tidak mengalami diskriminasi tandanya lingkungan
kita sudah baik dalam mewujudkan nilai toleransi.
Mungkin kita yang
kurang beruntung dan tidak mendapatkan sikap toleransi beragama dari lingkungan
kita bersabarlah dan tetaplah memberikan toleransi dalam beragama. Mungkin iman
kita sedang dicoba atau mungkin hati mereka BELUM terbuka untuk menerima
perbedaan.
Dalam artikel A. Chaedar
Al-Wasilah“Classroom Discourse to Foster Religious Harmony”, bermaksud untuk
memberikan didikan agarsiswa sekolah dasar ataupun menengah mampu mewujudkan toleransi
dalam beragama lewat pembelajaran disekolah ataupun dilingkungan luar dengan
keluarga, teman atau kerabatnya.
Dengan demikian,
jelaslah bahwa pendidikan merupakan
hal yang sangat penting bagi setiap manusia. Dengan pendidikan manusia dapat
mempunyai sikap bertanggung jawab dan dapat mengembangkan bakat dan
kemampuannya secara optimal. Oleh kerena itu, kesadaran akan pentingnya
pendidikan bagi anak usia sekolah perlu ditingkatkan, terutama pada tingkat
Sekolah Dasar. Sekolah dasar merupakan pondasi atau tahap awal yang harus
dilalui seseorang untuk dapat melanjutkan kejenjang pendidikan yang lebih
tinggi. Pendidikan Sekolah Dasar merupakan satuan pendidikan formal pertama
yang mempunyai tanggung jawab untuk dapat mengembangkan sikap dan kemampuan
dasar bagi siswa agar dapat menyesuaikan diri di tengahmasyarakat.
hal yang sangat penting bagi setiap manusia. Dengan pendidikan manusia dapat
mempunyai sikap bertanggung jawab dan dapat mengembangkan bakat dan
kemampuannya secara optimal. Oleh kerena itu, kesadaran akan pentingnya
pendidikan bagi anak usia sekolah perlu ditingkatkan, terutama pada tingkat
Sekolah Dasar. Sekolah dasar merupakan pondasi atau tahap awal yang harus
dilalui seseorang untuk dapat melanjutkan kejenjang pendidikan yang lebih
tinggi. Pendidikan Sekolah Dasar merupakan satuan pendidikan formal pertama
yang mempunyai tanggung jawab untuk dapat mengembangkan sikap dan kemampuan
dasar bagi siswa agar dapat menyesuaikan diri di tengahmasyarakat.
Sebagai tonggak keberhasilan guru
berpengaruh sangat besar pasalnya tidak hanya memberikan pengetahuan tentang
akademik saja, tetapi menjadi pembimbing. Guru
merupakan suatu profesi,yang berarti suatu jabatan yang memerlukan keahlian
khusus sebagai guru dan tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang diluar
bidang pendidikan.
Untuk memperoleh
pendidikan yang baik maka
kita sebagai calon guru perlu disadari bahwa proses pembelajaran di dalam kelas
merupakan bagian yang sangat penting dari pendidikan. Sehingga pembelajaran yang
tidak bermutu yang pada dasarnya berasal dari dalam kelas itu akan berdampak
sangat luas. Pembelajaran di dalam kelas yang bermutu tentu akan
menghasilkan hasil lebih baik. Dalam hal ini guru memiliki peran yang sangat
besar dalam mengorganisasi kelas sebagai bagian dari proses pembelajaran dan
siswa sebagai subyek yang sedang belajar. Kemampuan guru dalam mengemas proses
tentu tidaklah spontan, namun perlu persiapan. Pembelajaran yang bermutu tentu
diawali dari persiapan yang bermutu pula. Kemampuan guru dalam hal ini tentu
memberi pengaruh sangat besar. Perlu kita simak bahwa guru yang professional
sangat dituntut saat ini, kecuali kita akan tetap ketinggalan sebagai bangsa.
kita sebagai calon guru perlu disadari bahwa proses pembelajaran di dalam kelas
merupakan bagian yang sangat penting dari pendidikan. Sehingga pembelajaran yang
tidak bermutu yang pada dasarnya berasal dari dalam kelas itu akan berdampak
sangat luas. Pembelajaran di dalam kelas yang bermutu tentu akan
menghasilkan hasil lebih baik. Dalam hal ini guru memiliki peran yang sangat
besar dalam mengorganisasi kelas sebagai bagian dari proses pembelajaran dan
siswa sebagai subyek yang sedang belajar. Kemampuan guru dalam mengemas proses
tentu tidaklah spontan, namun perlu persiapan. Pembelajaran yang bermutu tentu
diawali dari persiapan yang bermutu pula. Kemampuan guru dalam hal ini tentu
memberi pengaruh sangat besar. Perlu kita simak bahwa guru yang professional
sangat dituntut saat ini, kecuali kita akan tetap ketinggalan sebagai bangsa.
Bagaimana cara sistem
pendidikan Indonesia yang baik ??
Untuk
pembelajaran dikelas memungkinkan kita untuk menggalakkan sistem pendidikan karakter.
Dijelaskan bahwa Karakter adalah cara berpikir dan berperilaku yang
menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerjasama, baik dalam lingkup
keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Individu yang berkarakter baik adalah
individu yang bisa membuat keputusan dan siap mempertanggungjawabkan tiap akibat
dari keputusan yang ia buat.
Jika
karakter anak telah terbentuk sejak masa kecil mulai dari lingkungan sosial
sampai Sekolah Dasar, maka generasi masyarakat Indonesia akan menjadi
manusia-manusia yang berkarakter—yang dapat menjadi penerus bangsa demi
terciptanya masyarakat yang adil, jujur, bertartanggung jawab—sehingga tercipta
masyarakat yang aman dan tentram sebuah suatu negara.Pendidikan yang bertujuan
melahirkan insan cerdas dan berkarakter kuat itu, juga pernah dikatakan Dr.
Martin Luther King, yakni; intelligence plus character… that is the goal of
true education (kecerdasan yang berkarakter adalah tujuan akhir pendidikan
yang sebenarnya).Pendidikan yang bertujuan melahirkan insan cerdas dan
berkarakter kuat itu, juga pernah dikatakan Dr. Martin Luther King, yakni;
intelligence plus character… that is the goal of true education (kecerdasan
yang berkarakter… adalah tujuan akhir pendidikan yang sebenarnya).
Jadi dapat disimpulkan bahwa Pendidikan
karakter adalah pendidikan budi pekerti plus, yaitu yang melibatkan aspek
pengetahuan (cognitive), perasaan (feeling), dan tindakan (action). Menurut
Thomas Lickona, tanpa ketiga aspek ini, maka pendidikan karakter tidak akan
efektif.Dengan pendidikan karakter yang diterapkan secara sistematis dan berkelanjutan,
seorang anak akan menjadi cerdas emosinya. Kecerdasan emosi ini adalah bekal
penting dalam mempersiapkan anak menyongsong masa depan, karena seseorang akan
lebih mudah dan berhasil menghadapi segala macam tantangan kehidupan, termasuk
tantangan untuk berhasil secara akademis.
Meskipun
semua pihak bertanggungjawab atas pendidikan karakter calon generasi penerus
bangsa (anak-anak), namun keluarga merupakan wahana pertama dan utama bagi
pendidikan karakter anak. Untuk membentuk karakter anak, keluarga harus
memenuhi tiga syarat dasar bagi terbentuknya kepribadian yang baik. Yaitu,maternal
bonding, rasa aman, stimulasi fisik dan mental. Selain itu, jenis pola
asuh yang diterapkan orang tua kepada anaknya juga menentukan keberhasilan
pendidikan karakter anak di rumah. Kesalahan dalam pengasuhan anak di keluarga
akan berakibat pada kegagalan dalam pembentukan karakter yang baik.
Namun
bagi sebagian keluarga, proses pendidikan karakter yang sistematis di atas
sangat sulit, terutama bagi sebagian orang tua yang terjebak pada rutinitas
yang padat. Karena itu, seyogyanya pendidikan karakter juga perlu diberikan
saat anak-anak masuk dalam lingkungan sekolah, terutama sejak play group
dan taman kanak-kanak. Di sinilah peran guru, yang dalam filosofi Jawa disebut digugu
lan ditiru (didengar dan dicontoh), dipertaruhkan. Karena guru adalah
ujung tombak di kelas, yang berhadapan langsung dengan peserta didik.
Kegagalan
guru dalam menumbuhkan karakter anak didiknya, disebabkan seorang guru yang tak
mampu memperlihatkan dan menujukkan karakter sebagai seorang yang patut
didengar dan diikuti. Sebagai seorang gurutidak hanya sekedar menyampaikan
materi ajar kepada siswa. Namun, yang lebih mendasar dan mutlak adalah
bagaimana seorang guru dapat menjadi inspirasi dan suri tauladan yang dapat
merubah karakter anak didiknya menjadi manusia yang mengenal potensi dan
karakternya sebagai makhluk Tuhan dan sosial.
Pembentukan
karakter merupakan salah satu tujuan pendidikan nasional. Pasal I UU Sisdiknas
tahun 2003 menyatakan bahwa di antara tujuan pendidikan nasional adalah
mengembangkan potensi peserta didik untuk memiliki kecerdasan, kepribadian dan
akhlak mulia.Amanah UU Sisdiknas tahun 2003 itu bermaksud agar pendidikan tidak
hanya membentuk insan Indonesia yang cerdas, namun juga berkepribadian atau
berkarakter, sehingga nantinya akan lahir generasi bangsa yang tumbuh
berkembang dengan karakter yang bernafas nilai-nilai luhur bangsa serta agama
Dalam
artikelnya tersebut Prof. Chaedar sangat mempercayai bahwa untuk memupuk kerukunan
antar umat beragama ataupun berbeda suku dan budaya bertitik berat pada
pendidikan sekolah dasar yang melaksanakan diskusi kelas atau wacana kellas(classroom
discourse). Ternyata penyebab utama timbulnya konflik antar agama adalah
karena mereka selalu berargumen dengan nada emosi (Drs, D Hendro P 1983 : 152).
Memang benar berdiskusi di kelas itu bisa membuat siswa berpendapat dengan
sopan dan menghargai perbedaan pendapat orang lain. Sehingga nantinya
jika dewasa nanti siswa-siswa tersebut akan terbiasa mengeluarkan pendapat
dengan sopan santun tanpa emosi karena karakter mereka sudah terbentuk dengan
baik dan terencana.
Dengan
diskusi siswa mampu mengeluarkan pendapatnya secara formal dan sudah dibentuk
adanya pendidikan karakter seperti yang dilansir diatas, komunikasi yang baik
akan menghasilkan suatu respon yang baik pula. Sama halnya dengan sebuah kata “Always Listening Always Understanding”.
Semua orang akan menghargai kita ketika kita bisa mendengarkan apa yang mereka
ucapkan dengan seksama, begitupun sebaliknya kita harus lebih bisa menghargai
sikap kepada orang yang sudah menghargai kita. Dalam hal ini pendidikan multikultural
sangat membantu untuk penanaman sikap toleransi terhadap keperbedaan budaya,
etnis, suku, ras, dan agama.
Pendidikan multikultural diformalisasi menjadi sebuah kebijakan
karena fakta bangsa Indonesia yang pluralis dihubungkan dengan adanya fenomena
konflik antar kelompok masyarakat yang tengah dihadapi bangsa ini. Bangsa ini
pluralis karena tersusun dari keanekaragaman suku, agama, ras, adat istiadat,
bahasa dan lain-lain. Singkatnya, tersusun dari keanekaragaman budaya atau
multikultur. Dengan kata lain, bangsa Indonesia merupakan bangsa yang
masyarakatnya sangat majemuk atau pluralis.
Rancang bangun untuk menghidupkan
norma dan prinsip multikultural dalam kehidupan berbangsa adalah sebagai berikut
:
·
Mengembangkan
program pendidikan berbasis moral;
·
Memposisikan
pendidikan multikultural sebagai misi intergral dalam sistem pendidikan
nasional sehingga semangat multikultural hidup pada semua komponen
pembelajaran;
·
Mengembangkan
kebijakan pembangunan nasional yang berbasis moral, antara lain melalui
strategi pembinaan kehidupan bergama, pendidikan politik bangsa, kebijakan
ekonomi, dan penegakkan keadilan hukum.
Dalam hal ini perbedaan agama dapat
terjaga dan terpelihara dengan baik, apabila pemahaman agama yang cerdas
dimiliki oleh setiap pemeluk agama. Antar umat beragama perlu membangun dialog
dan komunikasi yang baik supaya untuk menjalin hubungan persaudaraan yang erat
sesama umat beragama. Dengan komunikasi dan interaksi akan menambah wawasan
kedua belah pihak yang dapat dijadikan pondasi hidup harmonis dalam suatu
masyarakat, yaitu kemajemukan dan toleransi.
Untuk itu
kita perlu menyadari walaupun setiap agama tidak sama, tetapi agama selalu
mengajarkan toleransi, baik dalam beragama maupun hidup dalam dunia majemuk dan
diperlukan kesediaan menerima kenyataan bahwa dalam masyarakat ada cara hidup,
berbudaya, dan berkeyakinan agama yang berbeda. Keanekaragaman itu indah bila
kita menyadari dan mensyukuri setiap perbedaan yang ada dan menjadikan
perbedaan itu sebagai warna-warni kehidupan seperti halnya pelangi yang terdiri
dari warna-warna yang berbeda namun menyatu untuk memancarkan keindahan.
Scienceis not just knowledge(knowledge), but
itsummarizesa set ofknowledgebasedtheoriesareagreed uponandcanbe
systematicallytestedwitha set of methodsthatare recognizedin aspecificfield
ofscience.
REFERENCES
Al wasilah
Chaedar. 2012. Bandung : Kiblat Umat Press
http://www.staitasik.ac.id/indexpendidikan-multikultural-kebijakan-reaktif-
http://www.hidayatullah.com/read/2013/11/18/7346/kampanye-toleransi-jangan-biarkan-agama-dicaci.html
http://.id.wikipedia.org/wiki/diskriminasi


Subscribe to:
Post Comments (Atom)