Saturday, February 22, 2014

“Literacy Builds Quality of Life”


Class Review
“Literacy Builds Quality of Life”

            Dalam pertemuan yang kedua dalam mata kuliah ”Writing for Academic Purposes” pada tanggal 14 februari 2014 ini, Mr Lala Bumela menjelaskan tentang teaching orientation, dijelaskan ada tiga orientasi pembelajaran yaitu:


Disini akan diberikan gambaran agar lebih mudah di ingat dan di pahami mengenai academic writing, academic writing dalam bahasa Inggris adalah linear, yang berarti memiliki satu titik pusat atau tema dengan setiap bagian berkontribusi terhadap jalur utama argumen, tanpa penyimpangan atau pengulangan. Tujuan penulisan akademik tidak hanya menciptakan ide-ide baru , tetapi untuk menawarkan perspektif baru dan hubungan antara ide-ide yang sudah mapan (ada). Inilah sebabnya mengapa mengumpulkan informasi latar belakang dan memiliki pengetahuan masa lalu sangat penting dalam menulis akademik . Sebuah metafora yang umum digunakan untuk menggambarkan penulisan akademik " memasuki pembicaraan " , percakapan yang dimulai jauh sebelum Anda tiba di sana dan akan terus berlangsung setelah Anda meninggalkannya, Serta hal ini adalah standar bentuk tertulis dari bahasa. Dituliskan  sembilan fitur utama penulisan akademik yang sering dibahas. Menulis akademik adalah impersonal, references, formal, rigid(kaku), precision, complexity, objectivity,accuracy,responsibility.
Menulis dalam bentuk-bentuk atau gaya biasanya ditulis dengan nada impersonal dan tidak memihak, karena ditargetkan untuk khalayak kritis dan informasinya berdasarkan pengetahuan yang diselidiki erat ini termasuk kepada referensi data yang akan kita kemukakan, ini dimaksudkan untuk memperkuat atau tantangan konsep atau argumen. Biasanya beredar di dalam dunia akademis, Biasanya penulisan ilmiah memiliki sikap obyektif; jelas menyatakan pentingnya topik , dan diselenggarakan dengan detail yang memadai sehingga para sarjana lain mungkin mencoba untuk meniru hasil makalah yang kuat tidak terlalu umum dan benar memanfaatkan retorika akademis formal.
Bahasa tertulis relatif lebih kompleks daripada bahasa lisan (Halliday , 1989) . Teks tertulis yang secara leksikal padat dibandingkan dengan bahasa lisan - mereka memiliki lebih proporsional kata leksikal dari kata-kata gramatikal. Bahasa tertulis secara tata bahasa yang lebih kompleks daripada bahasa lisan . Ini memiliki lebih klausa bawahan , lebih " itu / untuk " melengkapi klausul , urutan yang lebih panjang frase preposisional , kata sifat atributif yang lebih dan lebih pasif daripada bahasa lisan .
Berikut adalah beberapa fitur yang umum di teks tertulis akademik yaitu Frase berbasis Noun, Bawahan klausa / embedding, Melengkapi klausa, Urutan frase preposisional, Participles, kata kerja pasif, kepadatan leksikal, kompleksitas leksikal, Nominalisation, kata sifat Attributive, kelompok Adjectival sebagai pelengkap.
Disini dijelaskan juga mengenai pieces of arguments itu mengandung information, knowledge dan experience. Informasi adalah data-data yang telah diolah sehingga dapat berguna bagi siapa saja yang membutuhkan. Informasi dapat direkam atau dikirim. Para ahli memiliki banyak arti lain tentang informasi. Informasi bisa dikatakan sebagai pengetahuan yang didapatkan dari belajar, pengalaman atau instruksi. Namun, istilah ini memiliki banyak arti tergantung pada konteksnya, Dalam Wikipedia Indonesia, ilmu (atau ilmu pengetahuan) adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia, dan Pengalaman ialah hasil persentuhan alam dengan panca indra manusia. Berasal dari kata peng-alam-an. Pengalaman memungkinkan seseorang menjadi tahu dan hasil tahu ini kemudian disebut pengetahuan.
Dalam dunia kerja istilah pengalaman juga digunakan untuk merujuk pada pengetahuan dan ketrampilan tentang sesuatu yang diperoleh lewat keterlibatan atau berkaitan dengannya selama periode tertentu. Secara umum, pengalaman menunjuk kepada mengetahui bagaimana atau pengetahuan prosedural, daripada pengetahuan proposisional. Dalam ketiga aspek diatas yang terpenting adalah pengalaman, karena pengalaman ini akan paling di ingat oleh seseorang, menurut Mr Lala jika seseorang belajar itu dari pengalaman, contohnya ketika seorang bapak ingin mengajarkan anaknya mengendarai sepeda, apabila si bapak tersebut tidak memiliki pengalaman menaiki sepeda hanya tau tentang teorinya saja maka bapak tersebut tidak akan bisa mengajarkan pada anaknya.
Ada beberapa definisi literasi yaitu:
1.      Tompkins (1991:18) mengemukakan bahwa literacy merupakan kemampuan menggunakan membaca dan menulis dalam melaksanakan tugas-tugas yang bertalian dengan dunia kerja dan kehidupan di luar sekolah.
2.      Wells mengemukakan bahwa literacy merupakan kemampuan bergaul dengan wacana sebagai representasi pengalaman, pikiran, perasaan, dan gagasan secara tepat sesuai dengan tujuan.
3.      Sulzby (1986) mengartikan literasi sebagai kemampuan membaca dan menulis. Dalam pengertian luas, literasi meliputi kemampuan berbahasa (menyimak, berbicara, membaca, dan menulis) dan berpikir yang menjadi elemen di dalamnya.

            Mengapa literasi ini sangat erat kaitanya dengan life quality? Karena dengan adanya budaya literasi yang tinggi maka suatu bangsa akan cerdas dan mudah menerima informasi sehingga menjadikan kualitas hidupnya istimewa, kemudian erat kaitannya dengan sumber daya manusia, karena ini merupakan daya saing dimana suatu negara yang tinggi akan SDM nya maka negara tersebut akan maju, karena daya saing dengan negara lain akan menang. Itu semua dapat di bangun dengan literasi, budaya baca-tulis akan sangat membangun kualitas suatu bangsa.
Menyinggung pernyataan dari Hyland bahwa menulis itu sesuai dengan dugaan kita. Pembaca mempunyai kesempatan untuk menginterpretasikan kembali maksud dari penulis, dugaan tersebut muncul karena teks yang sebelumnya reader sudah membaca dengan judul yang sama. Jadi, menurut Hyland itu kita sudah membaca sumber lain yang sama pembahasannya. Menurut Hoey (2001), penulis dan pembaca itu bagaikan tarian. Mengapa? Karena keduanya ini tidak bisa terpisahkan, seperti dansa yang dilakukan oleh dua orang. Pembaca dan penulis itu menari dan mengikuti berbagai cara yang lain, oleh karena itu hubungan dari keduanya mempunyai istilah yang disebut dengan art.
Menurut Lehtonen ada hubungan yang tidak terpisahkan dan tidak bisa berdiri sendiri antara texts, contexts, reader, writing, and meaning. Menurutnya texts dan pembaca itu tidak ada dengan sendirinya, mereka memproduksi dari jalan yang lainnya yang membutuhkan feedback dari pembaca tentang bacaannya. Pembaca itu sebagai nucleus dari pembentukan sebuah meanings, dan membaca sendiri merupakan tempat di mana meanings itu berada. Proses membaca itu tergantung apa yang dibaca, mengatur dan memberi tanda dalam meanings.
Disini juga dijelaskan ciri-ciri negara yang literasinya rendah yaitu barang-barang negara tersebut adalah sebagian besar hasil impor, mengapa demikian? Karena literasi rendah menyebabkan kualitas manusia juga rendah itu mengakibatkan suatu negara tidak pandai dalam mengelola sumber dayanya, contoh saja negara Indonesia yang kaya akan sumber daya alam namun pada kenyataannya miskin akan sumberdaya alam, karena sebagian barang di indonesia adalah hasil impor dari luar negeri. Seperti kita ketahuai bahwa negara kita Indonesia belum sepenuhnya milik Indonesia masih separuh milik orang lain karena terkolonialisme negara lain contohnya saja gonjang-ganjingnya PT freeport di papua yang hingga sekarang kepemilikan sahamnya tidak menguntungkan bagi negara indonesia itu karena diambil alih oleh AS, dalam sejarahnya amerika Sebagai negara adidaya di dunia, Amerika Serikat terus memasang strategi perluasan kekuasaan bersama sekutu, baik teknologi, ekonomi, politik, sosial, dan sebagainya. Dengan mengandalkan teknologi dan sumber daya manusia, Amerika Serikat terus membangun pasukan dan strategi dengan fokus pemetaan sosial dan alam di berbagai negara di dunia. Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki banyak kandungan sumber daya alam melimpah. Oleh sebab itu, tambang di Irian Jaya menjadi salah satu strateginya dibidang alam dan menghasilkan keuntungan besar bagi Amerika Serikat. Sebelumnya, Amerika telah memetakan sumber daya alam terbesar di Indonesia (Ekspedisi Colijn), menyusun strategi, hingga berdiplomat dengan pemerintah dan pengerukan sumber daya alam terus berlangsung. PT. Freeport sebagai wujud strateginya telah menjadi salah satu produsen emas terbesar di dunia.
Pemerintah Indonesia hanya memiliki saham 9,36%, itu alasannya mengapa bangsa kita harus cerdas, terutama generasi-generasi muda masa kini, coba saja saham yang kita dapat itu 50% pasti akan sangat berpengaruh bagi pertumbuhan perekonomian kita, maka dari itu generasi kita harus cerdas dan memiliki budaya literasi yang tinggi karena dimana budaya literasi tinggi akan mudah menyerap berbagai macam informasi, seperti hal nya di Amerika Serikat budaya membaca dan menulis sudah membumi di kalangan mereka. Kegiatan membaca menjadi sesuatu yang biasa mendampingi keseharian hidup mereka. Bahkan, demi menggaet orang berkunjung ke toko buku, para pemilik toko sengaja merancang ruang bacanya senyaman mungkin. Lantainya dilapisi dengan karpet empuk, kursi bak kasur, suhu ruangan diatur agar selalu hangat, dan ruang baca pun dibuat cukup luas. Juga harga buku yang tergolong murah dan terjangkau oleh seluruh kalangan, jauh bila dibandingkan dengan harga buku yang dipatok di Indonesia. Di Amerika, satu orang minimal mengkases buku sehari sebanyak 20 judul buku. Lain hal nya dengan keadaan literasi di negara kita minat baca anak Indonesia sudah sangat memprihatinkan. Berdasarkan studi lima tahunan yang dikeluarkan oleh Progress in International Reading Literacy Study (PIRLS) pada tahun 2006, yang melibatkan siswa sekolah dasar (SD), hanya menempatkan Indonesia pada posisi 36 dari 40 negara yang dijadikan sampel penelitian.
Kesimpulannya Oleh karena itu, sebagai warga negara yang peduli akan kemajuan bangsa, marilah kita memulai dunia literasi kita dari diri sendiri, keluarga, sahabat, teman, dan juga kalangan kerabat terdekat lainnya. Semoga dengan semangat literasi ini mampu membawa negeri ini, bukan hanya terhenti pada persoalan pemberantasan buta huruf, namun terlebih untuk mewujudkan cita-cita nasioanl dalam pembangunan sosial, budaya, ekonomi dan sebagainya.

Chapter review
How to Develop Literacy with Engineering”

Dalam chapter review yang pertama di semester empat ini, saya telah mereview sebuah wacana yang berjudul “rekayasa literasi” oleh Prof. Dr. A. Chaedar Alwasilah, sebelum kepada inti permasalahan disini akan dibahas terlebih dulu hal-hal penting mengenai literasi, yaitu yang pertama dalam pengajaran bahasa asing, para ahli menggunakan beberapa pendekatan ke dalam lima kelompok:

1.  Pendekatan struktural dengan grammar translation methods yang proses pembelajarannya fokus pada penggunaan bahasa tulis dan penguasaan tata bahasa ini membantu siswa dapat dengan mudah menganalisis unit sintaksis (kata, frase, klausa) namun dijelaskan kekurangan dari pendekatan ini yaitu siswa belum tentu mampu menganalisis persoalan ekonomi, sosial, politik dan lain sebagainya.

2.   Pendekatan Audiolingual atau dengar-ucap, pendekatan ini terfokus pada dialog-dialog pendek, sedangkan bahasa tulisnya terabaikan.
3.      Pendekatan Kognitif dan transformatif, pendekatan ini memfokuskan siswa menyesuaikan bahasa dengan lingkungannya, dan materinya berorientasi kepada sintaksis.
4.      Pendekatan Communicative competence, pendekatan ini memfokuskan siswa pada berbahasa dan berkomunikasi secara komunikatif sehingga berkomunikasi dengan spontan dan di anggap kurang eksplisit.
Kedua, Pendekatan adalah pengenalan berbagai genre (jenis) wacana lisan dan tulisan, ada 4 tahapan sesuai dengan kurikulum 2014:
1.      Membangun pengetahuan, dengan adanya pendekatan maka siswa akan terbangun pengetahuannya dengan pendekatan siswa akan mengenal pengetahuan yang belum diketahuinya, maka ini disebut berpengaruh membangun pengetahuan.
2.      Menyusun model-model teks.
3.      Menyusun teks bersama-sama, pendekatan ini dilakukan dimana dalam bentuk kelompok.
4.      Menciptakan teks sendiri, ini merupakan budaya literasi tinggi dimana siswa akan mampu menciptakan teks sendiri.
Ketiga, disini di ulas kembali apa itu pengertian literasi, akan dijelaskan beberapa definisi mengenai literasi yaitu:
1.      menurut kamus besar Bahasa Indonesia edisi ketiga terbitan balai pustaka, yang dimaksud dengan literer adalah (sesuatu yang) berhubungan dengan tulis menulis. Dalam konteks kekinian, literasi atau literer memiliki definisi dan makna yang sangat luas. Literasi bisa berarti melek teknologi, politik, berfikiran kritis dan peka terhadap lingkungan sekitar.
2.      Kedua menurut paradigma pemikiran modern, Literasi juga bisa diartikan sebagai kemampuan nalar manusia untuk mengartikulasikan segala penomena sosial dengan huruf dan tulisan.
3.      Disisi lain, Ketiga menurut Besnier (dikutip dari duranti, 2001) dalam key concepts in language and culture, literasi adalah komunikasi melalui inskripsi yang terbaca secara visual, bukan melalui saluran pendengaran dan isyarat. Inskripsi visual disini termasuk didalamnya adalah bahasa tulisan yang di mediasi dengan alfhabet atau aksara.
4.      Menurut (Setiadi: 2010) istilah literasi jarang dipakai, istilah yang sering dipakai adalah pengajaran bahasa atau pembelajaran bahasa
Literasi selama bertahun-tahun dianggap persoalan psikologis, yang berkaitan dengan kemampuan mental dan keterampilan baca-tulis, padahal literasi adalah praktik kultural yang berkaitan dengan persoalan sosial dan politik, maka dari itu sekarang bermunculan istilah baru seiring berkembangnya jaman, seperti literasi komputer, literasi matematika, literasi IPA, dan sebagainya itulah sebabnya literasi sangat mempengaruhi pertumbuhan suatu negara.
            Keempat, menurut Freebody dan Luke menjelaskan 4 model literasi yaitu :
1.      Memahami kode dalam teks
2.      Terlibat dalam memahami teks
3.      Menggunakan teks secara fungsional
4.      Melakukan analisis dan mentransformasi teks secara kritis.
Dalam masyarakat demokrasi ini dpat di tarik kesimpulan yang lebih mudah dipahami yaitu terkait dari keempat model literasi diatas yaitu memahami, melibati, menggunakan, menganalisis dan mentransformasi teks.
Kelima, literasi memiliki 7 dimensi yaitu:
1.      Dimensi geografis yang meliputi: lokal, nasional, regional dan interpersonal. Dimensi ini tergantung pada tingkat pendidikan, jenjang sosial, dan vokasionalnya.
2.      Dimensi bidang (pendidikan, komunikasi, administrasi, hiburan militer) contohnya dibidang pendidikan berkualitas tinggi, maka jika bidang pendidikan berkualitas tinggi, maka literasipun akan berkualitas tinggi pula.
3.      Dimensi keterampilan (membaca, menulis, menghitung dan berbicara) jadi orang-orang yang literat harus menguasai semua keterampilan diatas
4.      Dimensi fungsi.
5.      Dimensi media.
6.      Dimensi bahasa, orang literat adalah yang mampu menguasai berbagai bahasa maka orang tersebut dikatakan multiliterat.
7.      Dimensi jumlah yang merujuk kedalam banyak hal misalnya variasi bahasa, pristiwa, tutur, bidang ilmu, media dan sebagainya.
Keenam, ditemukan 10 gagasan kunci tentang literasi yang menunjukan perubahan paradigma literasi sesuai dengan tantangan zaman dan perkembangan ilmu pengetahuan di era ini yaitu:
1.      Ketertiban lembaga-lembaga sosial (RT, RW, lurah, DPR dan Presiden)
2.      Tingkat kefasihan relatif
3.      Pengembangan potensi diri dan pengetahuan yaitu literasi membangun potensi diri untuk berekspresi dan mengekspresikan dari bahasa ibu dan membekali mahasiswa untuk memproduksi ilmu pengetahun.
4.      Standar dunia, literasi sebagai nilai ukur kualitas pendidikan bangsa.
5.      Warga masyarakat demokratis, literasi memfasilitasi warga negara dalam menjunjung tinggi nilai demokratis.
6.      Keragaman lokal, literasi dapat menyadarkan manusia tentang keragaman lokal budaya, dengan demikian secara tidak langsung akan membentuk manusia yang berwawasan global, semakin sensitif dan antisipatif terhadap keragaman lokal.
7.      Kewarganegaraan yang efektif, warga negara yang efektif dalam segala bidang.
8.      Bahasa inggris ragam dunia, bahasa inggris merupakanbagian dari literasi global, jadi tidak heran bahasa inggris di pengaruhi oleh kekentalan bahasa dan budaya lokalnya
9.      Kemampuan berfikir kritis, literasi bukan hanya membaca dan menulis saja, akan tetapi kita harus menggunakan bahasa itu sendiri secara fasih dan kritis, serta mengajarkan keterampilan berfikir kritis.
10.  Masyarakat semiotik, semiotik itu berusaha mengkaji budaya, para ahli menggunakan istilah sintaksis, semantik dan pragmatik
Rendahnya early home literacy indonesia hanya 44% (skotlandia 55%) early home
literacy activities yaitu membaca buku, bercerita, bernyanyi, bermain huruf, bermain kata, dan membaca nyaring. Literasi dapat diukur dengan HER (index of home educational resources) dan ternyata Indonesia erada pada posisi paling bawah, HER nya Indonesia hanya 1% high, 62% medium, 37% low, dan biasanya orang tua yang lulus universitas (berpendidikan tinggi) maka ketercapaian prestasinya tinggi.
            Disini dapat disimpulkan bahwa tingkat literasi di Indonesia sangat rendah, jauh tertinggal dengan negara-negara lainnya untuk mengejar ketertinggalan itu maka perlu adanya peningkatan sumber daya alamnya. Kemudian dalam hal memproduksi buku, Indonesia masih rendah hanya 600 buku pertahun, padahal jumlah dosen Indonesia banyak sekali sekitar 231.768, seharusnya dari jumlah tersebut Indonesia dapat menghasilkan 77000 buku pertahun.
            Perpustakaan juga sangat perlu di perhatikan, karena merupakan sarana membaca bagi masyarakat, pelajar dan mahasiswa. Seperti hal nya di Amerika Serikat budaya membaca dan menulis sudah membumi di kalangan mereka. Kegiatan membaca menjadi sesuatu yang biasa mendampingi keseharian hidup mereka. Bahkan, demi menggaet orang berkunjung ke toko buku, para pemilik toko sengaja merancang ruang bacanya senyaman mungkin. Lantainya dilapisi dengan karpet empuk, kursi bak kasur, suhu ruangan diatur agar selalu hangat, dan ruang baca pun dibuat cukup luas. Juga harga buku yang tergolong murah dan terjangkau oleh seluruh kalangan, jauh bila dibandingkan dengan harga buku yang dipatok di Indonesia. Di Amerika, satu orang minimal mengkases buku sehari sebanyak 20 judul buku. Lain hal nya dengan keadaan literasi di negara kita minat baca anak Indonesia sudah sangat memprihatinkan. Tingkat literasi siswa indonesia masih jauh tertinggal oleh siswa-siswa negara lain, pendidikan literasi adalah investasi jangka panjang yang berfungsi transformatif untuk meningkatkan HID dan menjamin kehidupan sosial ekonomi yang lebih baik (Wagner 1999 dan Barton, 2001 dalam Setiadi, 2010)
            Prestasi menulis sangat bergantung kepada kemampuan membaca, tanpa kegiatan membaca, (banyak) orang sulit menjadi penulis, namun banyak membaca juga tidak menjamin seseorang rajin menulis, mengapa demikian? Karena minat baca-tulis itu tergantung dari jiwa seseorang tersebut apabila jiwa literasinya tinggi, maka kesadaran membacanya juga akan tinggi dan mempengaruhi terhadap minat menulis juga.
Ketujuh, penelitian Setiadi (2010) menemukan kenyataan sebagai berikut :
1.      Dalam pembelajaran membaca dan menulis, para guru sangat mengandalkan kurikulum nasional dan buku paket untuk materi ajar dan metodologi mengajarnya.
2.      Pemodelan dalam kegiatan membaca dan menulis tidak lazim di lakukan oleh guru.
3.      Walaupun kualifikasi akademik para guru sekolah memadai, mereka tidak mendapatkan pelatihan yang memadai dalam kegiatan mengelola kelas mereka memerlukan pelatihan tambahan untuk meningkatkan unjuk kerja mereka.
Dapat dilihat dari pernyataan diatas bahwa kinerja guru itu sangat rendah dalam mendidik siswanya, kebanyakan dari mereka hanya memenuhi kewajiban mengajar saja, namun tidak memperhatikan kualitas dari pembelajaran mereka, Seorang guru yang menginginkan muridnya mengalami perkembangan harus melakukan pengamatan serta penelitian mengenai teori dan praktek mengajar sehingga dia bisa selalu meningkatkan cara dalam mengajar. Apabila seorang guru memahami dengan jelas pelajaran yang akan disampaikan, maka dia bisa meyakinkan siswa agar mereka percaya atas apa yang disampaikan guru. Siswa juga bisa tertarik terhadap pelajaran tergantung bagaimana cara guru menyampaikannya,  ini sangat berpengaruh bagi kualitas anak didik, maka dari itu kita sebagai calon calon pendidik harus memiliki srtrategi yang menggebrak agar anak didik kita menjadi pelajar yang berkualitas.
            Kedelapan, Dikatakan bahwa yang menjadi tombak literasi adalah guru dan langkah profesionalnya, Untuk seorang guru yang berlatar belakang kependidikan perlu mengetahui dan dapat menerapkan beberapa prinsip mengajar agar dapat melaksanakan tugasnya secara profesional, yaitu sebagai berikut :

1.      Guru harus dapat membangkitkan perhatian siswa pada materi pembelajaran yang diberikan serta dapat menggunakan berbagai media dan sumber belajar yang bervariasi.
2.      Guru harus dapat membangkitkan minat siswa untuk aktif dalam berpikir serta mencari dan menemukan sendiri pengetahuan.
3.      Guru harus dapat membuat urutan dalam pemberian materi pembelajaran dan penyesuainnya dengan usia dan tahapan tugas perkembangan siswa.
4.      Guru perlu menghubungkan materi pelajaran yang akan diberikan dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa (kegiatan apersepsi), agar siswa menjadi mudah dalam memahami materi pelajaran yang diterimanya.
5.      Guru dapat menjelaskan unit materi pelajaran secara berulang-ulang sampai tanggapan siswa menjadi jelas.
6.      Guru wajib memperhatikan dan memikirkan korelasi atau hubungan antara materi pelajaran dan/atau praktik nyata yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.
7.      Guru harus tetap menjaga konsentrasi belajar siswa dengan cara memberikan kesempatan berupa pengalaman secara langsung, mengamati/meneliti, dan menyimpulkan pengetahuan yang diperoleh sendiri.
8.      Guru harus mengembangkan sikap siswa dalam membina hubungan sosial baik dalam kelas maupun di luar kelas.
9.      Guru harus menyelidiki dan mendalami perbedaan siswa secara individual agar dapat melayani siswa sesuai dengan perbedaan tersebut.
Disini mengapa saya menjabarkan prinsip mengajar guru profesional, karena peran guru dalam dunia pendidikan itu sangat penting untuk mencetak murid-murid yang berkualitas.
            Orang literat adalah orang yang terdidik dan berbudaya dijelaskan bahwa rekayasa literasi adalah upaya yang disengaja dan sistematis untuk menjadikan manusia terdidik dan berbudaya lewat penguasaan bahasa secara optimal karena penguasaaan bahasa merupakan pintu masuk menuju pendidikan dan pembudayaan.
            Kesembilan, dimensi rekayasa literasi:

1.      Linguistik atau fokus teks.
2.      Kognitif atau fokus minda.
3.      Perkembangan atau fokus pertumbuhan.
4.      Sosiokultural atau fokus kelompok.


Kesembilan, perubahan paradigma pengajaran literasi yaitu :
Tadinya...
 Kini...
·         Bahasa adalah sistem struktur yang mandiri
·         Bahasa adalah fenomena sosial
·         Fokus pengajaran pada kalimat-kalimat yang terisolasi
·         Fokus pada serpihan-serpihan kaliamt yang saling terhubung.
·         Berorientasi ke hasil
·         Berorientasi pada proses
·         Fokus kepada teks sebagai display kosa-kata dan struktur tata bahasa
·         Fokus pada teks sebagai realisasi tindakan komunikasi
·         Mengajarkan norma-norma perspektif dalam berbahasa
·         Perhatian pada variasi register dan gaya ujaran
·         Fokus pada penguasaan keterampilan secara terpisah
·         Fokus pada ekspresi diri
·         Menekankan makna denotatif dalam konteksnya
·         Menekankan nilai komunikasi

Kesimpulan dari teks tersebut rekayasa literasi adalah upaya yang disengaja dan sistematis untuk menjadikan manusia terdidik dan berbudaya lewat penguasaan bahasa secara optimal,  dengan adanya rekayasa literasi, budaya literasi tanpa kita sadari akan masuk perlahan-lahan kedalam kebiasaan kita dan merubah pola pikir bangsa, dan yang menjadi tombak literasi adalah guru dan langkah profesional pengajarannya  terhadap peserta didik.
Comments
0 Comments

0 Comments:

Post a Comment