Saturday, February 22, 2014
Created By:
Nurul Fatimah
Disini akan diberikan gambaran agar lebih mudah di ingat dan di pahami mengenai academic writing, academic writing dalam bahasa Inggris adalah linear, yang berarti memiliki satu titik pusat atau tema dengan setiap bagian berkontribusi terhadap jalur utama argumen, tanpa penyimpangan atau pengulangan. Tujuan penulisan akademik tidak hanya menciptakan ide-ide baru , tetapi untuk menawarkan perspektif baru dan hubungan antara ide-ide yang sudah mapan (ada). Inilah sebabnya mengapa mengumpulkan informasi latar belakang dan memiliki pengetahuan masa lalu sangat penting dalam menulis akademik . Sebuah metafora yang umum digunakan untuk menggambarkan penulisan akademik " memasuki pembicaraan " , percakapan yang dimulai jauh sebelum Anda tiba di sana dan akan terus berlangsung setelah Anda meninggalkannya, Serta hal ini adalah standar bentuk tertulis dari bahasa. Dituliskan sembilan fitur utama penulisan akademik yang sering dibahas. Menulis akademik adalah impersonal, references, formal, rigid(kaku), precision, complexity, objectivity,accuracy,responsibility.
Class Review
“Literacy Builds Quality of Life”
Dalam
pertemuan yang kedua dalam mata kuliah ”Writing for Academic Purposes” pada
tanggal 14 februari 2014 ini, Mr Lala Bumela menjelaskan tentang teaching
orientation, dijelaskan ada tiga orientasi pembelajaran yaitu:
Disini akan diberikan gambaran agar lebih mudah di ingat dan di pahami mengenai academic writing, academic writing dalam bahasa Inggris adalah linear, yang berarti memiliki satu titik pusat atau tema dengan setiap bagian berkontribusi terhadap jalur utama argumen, tanpa penyimpangan atau pengulangan. Tujuan penulisan akademik tidak hanya menciptakan ide-ide baru , tetapi untuk menawarkan perspektif baru dan hubungan antara ide-ide yang sudah mapan (ada). Inilah sebabnya mengapa mengumpulkan informasi latar belakang dan memiliki pengetahuan masa lalu sangat penting dalam menulis akademik . Sebuah metafora yang umum digunakan untuk menggambarkan penulisan akademik " memasuki pembicaraan " , percakapan yang dimulai jauh sebelum Anda tiba di sana dan akan terus berlangsung setelah Anda meninggalkannya, Serta hal ini adalah standar bentuk tertulis dari bahasa. Dituliskan sembilan fitur utama penulisan akademik yang sering dibahas. Menulis akademik adalah impersonal, references, formal, rigid(kaku), precision, complexity, objectivity,accuracy,responsibility.
Menulis dalam
bentuk-bentuk atau gaya biasanya ditulis dengan nada impersonal dan tidak
memihak, karena ditargetkan untuk khalayak kritis dan informasinya berdasarkan
pengetahuan yang diselidiki erat ini termasuk kepada referensi data yang akan
kita kemukakan, ini dimaksudkan untuk memperkuat atau tantangan konsep atau
argumen. Biasanya beredar di dalam dunia akademis, Biasanya penulisan ilmiah
memiliki sikap obyektif; jelas menyatakan pentingnya topik , dan
diselenggarakan dengan detail yang memadai sehingga para sarjana lain mungkin
mencoba untuk meniru hasil makalah yang kuat tidak terlalu umum dan benar
memanfaatkan retorika akademis formal.
Bahasa tertulis relatif
lebih kompleks daripada bahasa lisan (Halliday , 1989) . Teks tertulis yang
secara leksikal padat dibandingkan dengan bahasa lisan - mereka memiliki lebih
proporsional kata leksikal dari kata-kata gramatikal. Bahasa tertulis secara
tata bahasa yang lebih kompleks daripada bahasa lisan . Ini memiliki lebih
klausa bawahan , lebih " itu / untuk " melengkapi klausul , urutan
yang lebih panjang frase preposisional , kata sifat atributif yang lebih dan
lebih pasif daripada bahasa lisan .
Berikut adalah beberapa
fitur yang umum di teks tertulis akademik yaitu Frase berbasis Noun, Bawahan
klausa / embedding, Melengkapi klausa, Urutan frase preposisional, Participles,
kata kerja pasif, kepadatan leksikal, kompleksitas leksikal, Nominalisation,
kata sifat Attributive, kelompok Adjectival sebagai pelengkap.
Disini dijelaskan juga mengenai pieces of arguments itu mengandung
information, knowledge dan experience. Informasi adalah data-data yang telah
diolah sehingga dapat berguna bagi siapa saja yang membutuhkan. Informasi dapat
direkam atau dikirim. Para ahli memiliki banyak arti lain tentang informasi.
Informasi bisa dikatakan sebagai pengetahuan yang didapatkan dari belajar,
pengalaman atau instruksi. Namun, istilah ini memiliki banyak arti tergantung
pada konteksnya, Dalam Wikipedia Indonesia,
ilmu
(atau ilmu
pengetahuan) adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki,
menemukan dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam
alam manusia, dan Pengalaman
ialah hasil persentuhan alam dengan panca indra manusia. Berasal dari kata peng-alam-an.
Pengalaman memungkinkan seseorang menjadi tahu dan hasil tahu ini
kemudian disebut pengetahuan.
Dalam dunia kerja istilah pengalaman juga digunakan untuk merujuk pada pengetahuan dan ketrampilan tentang sesuatu yang diperoleh lewat
keterlibatan atau berkaitan dengannya selama periode tertentu. Secara umum,
pengalaman menunjuk kepada mengetahui bagaimana atau pengetahuan prosedural, daripada pengetahuan proposisional. Dalam ketiga aspek diatas yang
terpenting adalah pengalaman, karena pengalaman ini akan paling di ingat oleh
seseorang, menurut Mr Lala jika seseorang belajar itu dari pengalaman,
contohnya ketika seorang bapak ingin mengajarkan anaknya mengendarai sepeda,
apabila si bapak tersebut tidak memiliki pengalaman menaiki sepeda hanya tau
tentang teorinya saja maka bapak tersebut tidak akan bisa mengajarkan pada
anaknya.
Ada
beberapa definisi literasi yaitu:
1.
Tompkins (1991:18) mengemukakan bahwa literacy merupakan
kemampuan menggunakan membaca dan menulis dalam melaksanakan tugas-tugas yang
bertalian dengan dunia kerja dan kehidupan di luar sekolah.
2.
Wells mengemukakan bahwa literacy merupakan
kemampuan bergaul dengan wacana sebagai representasi pengalaman, pikiran,
perasaan, dan gagasan secara tepat sesuai dengan tujuan.
3.
Sulzby (1986) mengartikan literasi sebagai
kemampuan membaca dan menulis. Dalam pengertian luas, literasi meliputi
kemampuan berbahasa (menyimak, berbicara, membaca, dan menulis) dan berpikir
yang menjadi elemen di dalamnya.
Mengapa literasi ini sangat erat kaitanya dengan life
quality? Karena dengan adanya budaya literasi yang tinggi maka suatu bangsa
akan cerdas dan mudah menerima informasi sehingga menjadikan kualitas hidupnya
istimewa, kemudian erat kaitannya dengan sumber daya manusia, karena ini
merupakan daya saing dimana suatu negara yang tinggi akan SDM nya maka negara
tersebut akan maju, karena daya saing dengan negara lain akan menang. Itu semua
dapat di bangun dengan literasi, budaya baca-tulis akan sangat membangun
kualitas suatu bangsa.
Menyinggung pernyataan dari Hyland bahwa menulis itu
sesuai dengan dugaan kita. Pembaca mempunyai kesempatan untuk
menginterpretasikan kembali maksud dari penulis, dugaan tersebut muncul karena
teks yang sebelumnya reader sudah membaca dengan judul yang sama. Jadi, menurut
Hyland itu kita sudah membaca sumber lain yang sama pembahasannya. Menurut Hoey
(2001), penulis dan pembaca itu bagaikan tarian. Mengapa? Karena keduanya ini
tidak bisa terpisahkan, seperti dansa yang dilakukan oleh dua orang. Pembaca
dan penulis itu menari dan mengikuti berbagai cara yang lain, oleh karena itu
hubungan dari keduanya mempunyai istilah yang disebut dengan art.
Menurut Lehtonen ada hubungan yang tidak terpisahkan
dan tidak bisa berdiri sendiri antara texts, contexts, reader, writing, and
meaning. Menurutnya texts dan pembaca itu tidak ada dengan sendirinya,
mereka memproduksi dari jalan yang lainnya yang membutuhkan feedback dari
pembaca tentang bacaannya. Pembaca itu sebagai nucleus dari pembentukan sebuah
meanings, dan membaca sendiri merupakan tempat di mana meanings itu berada.
Proses membaca itu tergantung apa yang dibaca, mengatur dan memberi tanda dalam
meanings.
Disini juga dijelaskan
ciri-ciri negara yang literasinya rendah yaitu barang-barang negara tersebut
adalah sebagian besar hasil impor, mengapa demikian? Karena literasi rendah
menyebabkan kualitas manusia juga rendah itu mengakibatkan suatu negara tidak
pandai dalam mengelola sumber dayanya, contoh saja negara Indonesia yang kaya
akan sumber daya alam namun pada kenyataannya miskin akan sumberdaya alam,
karena sebagian barang di indonesia adalah hasil impor dari luar negeri.
Seperti kita ketahuai bahwa negara kita Indonesia belum sepenuhnya milik
Indonesia masih separuh milik orang lain karena terkolonialisme negara lain
contohnya saja gonjang-ganjingnya PT freeport di papua yang hingga sekarang
kepemilikan sahamnya tidak menguntungkan bagi negara indonesia itu karena
diambil alih oleh AS, dalam sejarahnya amerika Sebagai negara adidaya di dunia,
Amerika Serikat terus memasang strategi perluasan kekuasaan bersama sekutu,
baik teknologi, ekonomi, politik, sosial, dan sebagainya. Dengan mengandalkan
teknologi dan sumber daya manusia, Amerika Serikat terus membangun pasukan dan
strategi dengan fokus pemetaan sosial dan alam di berbagai negara di dunia.
Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki banyak kandungan sumber daya
alam melimpah. Oleh sebab itu, tambang di Irian Jaya menjadi salah satu
strateginya dibidang alam dan menghasilkan keuntungan besar bagi Amerika
Serikat. Sebelumnya, Amerika telah memetakan sumber daya alam terbesar di
Indonesia (Ekspedisi Colijn), menyusun strategi, hingga berdiplomat dengan
pemerintah dan pengerukan sumber daya alam terus berlangsung. PT. Freeport
sebagai wujud strateginya telah menjadi salah satu produsen emas terbesar di
dunia.
Pemerintah Indonesia
hanya memiliki saham 9,36%, itu alasannya mengapa bangsa kita harus cerdas,
terutama generasi-generasi muda masa kini, coba saja saham yang kita dapat itu
50% pasti akan sangat berpengaruh bagi pertumbuhan perekonomian kita, maka dari
itu generasi kita harus cerdas dan memiliki budaya literasi yang tinggi karena
dimana budaya literasi tinggi akan mudah menyerap berbagai macam informasi,
seperti hal nya di Amerika Serikat budaya membaca dan menulis sudah membumi di
kalangan mereka. Kegiatan membaca menjadi sesuatu yang biasa mendampingi
keseharian hidup mereka. Bahkan, demi menggaet orang berkunjung ke toko buku,
para pemilik toko sengaja merancang ruang bacanya senyaman mungkin. Lantainya
dilapisi dengan karpet empuk, kursi bak kasur, suhu ruangan diatur agar selalu
hangat, dan ruang baca pun dibuat cukup luas. Juga harga buku yang tergolong
murah dan terjangkau oleh seluruh kalangan, jauh bila dibandingkan dengan harga
buku yang dipatok di Indonesia. Di Amerika, satu orang minimal mengkases buku
sehari sebanyak 20 judul buku. Lain hal nya dengan keadaan literasi di negara
kita minat baca anak Indonesia sudah sangat memprihatinkan. Berdasarkan studi
lima tahunan yang dikeluarkan oleh Progress in International Reading Literacy
Study (PIRLS) pada tahun 2006, yang melibatkan siswa sekolah dasar (SD), hanya
menempatkan Indonesia pada posisi 36 dari 40 negara yang dijadikan sampel
penelitian.
Kesimpulannya Oleh
karena itu, sebagai warga negara yang peduli akan kemajuan bangsa, marilah kita
memulai dunia literasi kita dari diri sendiri, keluarga, sahabat, teman, dan
juga kalangan kerabat terdekat lainnya. Semoga dengan semangat literasi ini
mampu membawa negeri ini, bukan hanya terhenti pada persoalan pemberantasan
buta huruf, namun terlebih untuk mewujudkan cita-cita nasioanl dalam
pembangunan sosial, budaya, ekonomi dan sebagainya.
Chapter
review
“How to Develop Literacy with Engineering”
Dalam chapter review yang pertama di semester empat ini, saya telah mereview sebuah wacana yang berjudul “rekayasa literasi” oleh Prof. Dr. A. Chaedar Alwasilah, sebelum kepada inti permasalahan disini akan dibahas terlebih dulu hal-hal penting mengenai literasi, yaitu yang pertama dalam pengajaran bahasa asing, para ahli menggunakan beberapa pendekatan ke dalam lima kelompok:
1. Pendekatan
struktural dengan grammar translation methods yang proses pembelajarannya fokus
pada penggunaan bahasa tulis dan penguasaan tata bahasa ini membantu siswa
dapat dengan mudah menganalisis unit sintaksis (kata, frase, klausa) namun
dijelaskan kekurangan dari pendekatan ini yaitu siswa belum tentu mampu
menganalisis persoalan ekonomi, sosial, politik dan lain sebagainya.
2. Pendekatan
Audiolingual atau dengar-ucap, pendekatan ini terfokus pada dialog-dialog
pendek, sedangkan bahasa tulisnya terabaikan.
3.
Pendekatan
Kognitif dan transformatif, pendekatan ini memfokuskan siswa menyesuaikan
bahasa dengan lingkungannya, dan materinya berorientasi kepada sintaksis.
4.
Pendekatan
Communicative competence, pendekatan ini memfokuskan siswa pada berbahasa dan
berkomunikasi secara komunikatif sehingga berkomunikasi dengan spontan dan di
anggap kurang eksplisit.
Kedua, Pendekatan adalah pengenalan berbagai genre (jenis)
wacana lisan dan tulisan, ada 4 tahapan sesuai dengan kurikulum 2014:
1.
Membangun
pengetahuan, dengan adanya pendekatan maka siswa akan terbangun pengetahuannya
dengan pendekatan siswa akan mengenal pengetahuan yang belum diketahuinya, maka
ini disebut berpengaruh membangun pengetahuan.
2.
Menyusun
model-model teks.
3.
Menyusun
teks bersama-sama, pendekatan ini dilakukan dimana dalam bentuk kelompok.
4.
Menciptakan
teks sendiri, ini merupakan budaya literasi tinggi dimana siswa akan mampu
menciptakan teks sendiri.
Ketiga, disini di ulas kembali apa itu pengertian literasi,
akan dijelaskan beberapa definisi mengenai literasi yaitu:
1.
menurut
kamus besar Bahasa Indonesia edisi ketiga terbitan balai pustaka, yang dimaksud
dengan literer adalah (sesuatu yang) berhubungan dengan tulis menulis. Dalam
konteks kekinian, literasi atau literer memiliki definisi dan makna yang sangat
luas. Literasi bisa berarti melek teknologi, politik, berfikiran kritis dan
peka terhadap lingkungan sekitar.
2.
Kedua
menurut paradigma pemikiran modern, Literasi juga bisa diartikan sebagai
kemampuan nalar manusia untuk mengartikulasikan segala penomena sosial dengan
huruf dan tulisan.
3.
Disisi
lain, Ketiga menurut Besnier (dikutip dari duranti, 2001) dalam key concepts in
language and culture, literasi adalah komunikasi melalui inskripsi yang terbaca
secara visual, bukan melalui saluran pendengaran dan isyarat. Inskripsi visual
disini termasuk didalamnya adalah bahasa tulisan yang di mediasi dengan
alfhabet atau aksara.
4.
Menurut
(Setiadi: 2010) istilah literasi jarang dipakai, istilah yang sering dipakai
adalah pengajaran bahasa atau pembelajaran bahasa
Literasi selama bertahun-tahun dianggap persoalan
psikologis, yang berkaitan dengan kemampuan mental dan keterampilan baca-tulis,
padahal literasi adalah praktik kultural yang berkaitan dengan persoalan sosial
dan politik, maka dari itu sekarang bermunculan istilah baru seiring
berkembangnya jaman, seperti literasi komputer, literasi matematika, literasi
IPA, dan sebagainya itulah sebabnya literasi sangat mempengaruhi pertumbuhan
suatu negara.
Keempat,
menurut Freebody dan Luke
menjelaskan 4 model literasi yaitu :
1.
Memahami
kode dalam teks
2.
Terlibat
dalam memahami teks
3.
Menggunakan
teks secara fungsional
4.
Melakukan
analisis dan mentransformasi teks secara kritis.
Dalam masyarakat demokrasi ini dpat di tarik
kesimpulan yang lebih mudah dipahami yaitu terkait dari keempat model literasi
diatas yaitu memahami, melibati, menggunakan, menganalisis dan mentransformasi
teks.
Kelima,
literasi memiliki 7 dimensi
yaitu:
1.
Dimensi
geografis yang meliputi: lokal, nasional, regional dan interpersonal. Dimensi
ini tergantung pada tingkat pendidikan, jenjang sosial, dan vokasionalnya.
2.
Dimensi
bidang (pendidikan, komunikasi, administrasi, hiburan militer) contohnya
dibidang pendidikan berkualitas tinggi, maka jika bidang pendidikan berkualitas
tinggi, maka literasipun akan berkualitas tinggi pula.
3.
Dimensi
keterampilan (membaca, menulis, menghitung dan berbicara) jadi orang-orang yang
literat harus menguasai semua keterampilan diatas
4.
Dimensi
fungsi.
5.
Dimensi
media.
6.
Dimensi
bahasa, orang literat adalah yang mampu menguasai berbagai bahasa maka orang
tersebut dikatakan multiliterat.
7.
Dimensi
jumlah yang merujuk kedalam banyak hal misalnya variasi bahasa, pristiwa,
tutur, bidang ilmu, media dan sebagainya.
Keenam, ditemukan 10 gagasan kunci tentang literasi yang menunjukan perubahan
paradigma literasi sesuai dengan tantangan zaman dan perkembangan ilmu
pengetahuan di era ini yaitu:
1.
Ketertiban
lembaga-lembaga sosial (RT, RW, lurah, DPR dan Presiden)
2.
Tingkat
kefasihan relatif
3.
Pengembangan
potensi diri dan pengetahuan yaitu literasi membangun potensi diri untuk
berekspresi dan mengekspresikan dari bahasa ibu dan membekali mahasiswa untuk
memproduksi ilmu pengetahun.
4.
Standar
dunia, literasi sebagai nilai ukur kualitas pendidikan bangsa.
5.
Warga
masyarakat demokratis, literasi memfasilitasi warga negara dalam menjunjung
tinggi nilai demokratis.
6.
Keragaman
lokal, literasi dapat menyadarkan manusia tentang keragaman lokal budaya,
dengan demikian secara tidak langsung akan membentuk manusia yang berwawasan
global, semakin sensitif dan antisipatif terhadap keragaman lokal.
7.
Kewarganegaraan
yang efektif, warga negara yang efektif dalam segala bidang.
8.
Bahasa
inggris ragam dunia, bahasa inggris merupakanbagian dari literasi global, jadi
tidak heran bahasa inggris di pengaruhi oleh kekentalan bahasa dan budaya
lokalnya
9.
Kemampuan
berfikir kritis, literasi bukan hanya membaca dan menulis saja, akan tetapi
kita harus menggunakan bahasa itu sendiri secara fasih dan kritis, serta
mengajarkan keterampilan berfikir kritis.
10. Masyarakat semiotik, semiotik itu berusaha mengkaji
budaya, para ahli menggunakan istilah sintaksis, semantik dan pragmatik
Rendahnya early home literacy indonesia hanya 44%
(skotlandia 55%) early home
literacy
activities yaitu membaca buku, bercerita, bernyanyi, bermain huruf, bermain
kata, dan membaca nyaring. Literasi dapat diukur dengan HER (index of home
educational resources) dan ternyata Indonesia erada pada posisi paling bawah,
HER nya Indonesia hanya 1% high, 62% medium, 37% low, dan biasanya orang tua
yang lulus universitas (berpendidikan tinggi) maka ketercapaian prestasinya
tinggi.
Disini dapat disimpulkan bahwa
tingkat literasi di Indonesia sangat rendah, jauh tertinggal
dengan negara-negara lainnya untuk mengejar ketertinggalan itu maka perlu
adanya peningkatan sumber daya alamnya. Kemudian dalam hal memproduksi buku,
Indonesia masih rendah hanya 600 buku pertahun, padahal jumlah dosen Indonesia
banyak sekali sekitar 231.768, seharusnya dari jumlah tersebut Indonesia dapat
menghasilkan 77000 buku pertahun.
Perpustakaan
juga sangat perlu di perhatikan, karena merupakan sarana membaca bagi
masyarakat, pelajar dan mahasiswa. Seperti hal nya di Amerika Serikat budaya
membaca dan menulis sudah membumi di kalangan mereka. Kegiatan membaca menjadi
sesuatu yang biasa mendampingi keseharian hidup mereka. Bahkan, demi menggaet
orang berkunjung ke toko buku, para pemilik toko sengaja merancang ruang
bacanya senyaman mungkin. Lantainya dilapisi dengan karpet empuk, kursi bak
kasur, suhu ruangan diatur agar selalu hangat, dan ruang baca pun dibuat cukup
luas. Juga harga buku yang tergolong murah dan terjangkau oleh seluruh
kalangan, jauh bila dibandingkan dengan harga buku yang dipatok di Indonesia.
Di Amerika, satu orang minimal mengkases buku sehari sebanyak 20 judul buku.
Lain hal nya dengan keadaan literasi di negara kita minat baca anak Indonesia
sudah sangat memprihatinkan. Tingkat literasi siswa indonesia masih jauh
tertinggal oleh siswa-siswa negara lain, pendidikan literasi adalah investasi
jangka panjang yang berfungsi transformatif untuk meningkatkan HID dan menjamin
kehidupan sosial ekonomi yang lebih baik (Wagner 1999 dan Barton, 2001 dalam
Setiadi, 2010)
Prestasi
menulis sangat bergantung kepada kemampuan membaca, tanpa kegiatan membaca, (banyak)
orang sulit menjadi penulis, namun banyak membaca juga tidak menjamin seseorang
rajin menulis, mengapa demikian? Karena minat baca-tulis itu tergantung dari
jiwa seseorang tersebut apabila jiwa literasinya tinggi, maka kesadaran membacanya
juga akan tinggi dan mempengaruhi terhadap minat menulis juga.
Ketujuh, penelitian
Setiadi (2010) menemukan kenyataan sebagai berikut :
1.
Dalam pembelajaran membaca dan menulis,
para guru sangat mengandalkan kurikulum nasional dan buku paket untuk materi
ajar dan metodologi mengajarnya.
2.
Pemodelan dalam kegiatan membaca dan
menulis tidak lazim di lakukan oleh guru.
3.
Walaupun kualifikasi akademik para guru
sekolah memadai, mereka tidak mendapatkan pelatihan yang memadai dalam kegiatan
mengelola kelas mereka memerlukan pelatihan tambahan untuk meningkatkan unjuk
kerja mereka.
Dapat dilihat dari
pernyataan diatas bahwa kinerja guru itu sangat rendah dalam mendidik siswanya,
kebanyakan dari mereka hanya memenuhi kewajiban mengajar saja, namun tidak
memperhatikan kualitas dari pembelajaran mereka, Seorang guru yang menginginkan
muridnya mengalami perkembangan harus melakukan pengamatan serta penelitian
mengenai teori dan praktek mengajar sehingga dia bisa selalu meningkatkan cara
dalam mengajar. Apabila seorang guru memahami dengan jelas pelajaran yang akan
disampaikan, maka dia bisa meyakinkan siswa agar mereka percaya atas apa yang
disampaikan guru. Siswa juga bisa tertarik terhadap pelajaran tergantung
bagaimana cara guru menyampaikannya, ini
sangat berpengaruh bagi kualitas anak didik, maka dari itu kita sebagai calon
calon pendidik harus memiliki srtrategi yang menggebrak agar anak didik kita
menjadi pelajar yang berkualitas.
Kedelapan,
Dikatakan bahwa yang menjadi tombak literasi adalah guru dan langkah profesionalnya,
Untuk seorang guru yang berlatar belakang kependidikan perlu mengetahui dan
dapat menerapkan beberapa prinsip mengajar agar dapat melaksanakan tugasnya
secara profesional, yaitu sebagai berikut :
1. Guru
harus dapat membangkitkan perhatian siswa pada materi pembelajaran yang
diberikan serta dapat menggunakan berbagai media dan sumber belajar yang
bervariasi.
2. Guru
harus dapat membangkitkan minat siswa untuk aktif dalam berpikir serta mencari
dan menemukan sendiri pengetahuan.
3. Guru
harus dapat membuat urutan dalam pemberian materi pembelajaran dan penyesuainnya
dengan usia dan tahapan tugas perkembangan siswa.
4. Guru
perlu menghubungkan materi pelajaran yang akan diberikan dengan pengetahuan
yang telah dimiliki siswa (kegiatan apersepsi), agar siswa menjadi mudah dalam
memahami materi pelajaran yang diterimanya.
5. Guru
dapat menjelaskan unit materi pelajaran secara berulang-ulang sampai tanggapan
siswa menjadi jelas.
6. Guru
wajib memperhatikan dan memikirkan korelasi atau hubungan antara materi
pelajaran dan/atau praktik nyata yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.
7. Guru
harus tetap menjaga konsentrasi belajar siswa dengan cara memberikan kesempatan
berupa pengalaman secara langsung, mengamati/meneliti, dan menyimpulkan
pengetahuan yang diperoleh sendiri.
8. Guru
harus mengembangkan sikap siswa dalam membina hubungan sosial baik dalam kelas
maupun di luar kelas.
9. Guru
harus menyelidiki dan mendalami perbedaan siswa secara individual agar dapat
melayani siswa sesuai dengan perbedaan tersebut.
Disini mengapa saya menjabarkan prinsip
mengajar guru profesional, karena peran guru dalam dunia pendidikan itu sangat
penting untuk mencetak murid-murid yang berkualitas.
Orang
literat adalah orang yang terdidik dan berbudaya dijelaskan bahwa rekayasa
literasi adalah upaya yang disengaja dan sistematis untuk menjadikan manusia
terdidik dan berbudaya lewat penguasaan bahasa secara optimal karena
penguasaaan bahasa merupakan pintu masuk menuju pendidikan dan pembudayaan.
1.
Linguistik atau fokus teks.
2.
Kognitif atau fokus minda.
3.
Perkembangan atau fokus pertumbuhan.
4.
Sosiokultural atau fokus kelompok.
Kesembilan,
perubahan paradigma pengajaran literasi yaitu :
Tadinya...
|
Kini...
|
·
Bahasa adalah sistem struktur
yang mandiri
|
·
Bahasa adalah fenomena sosial
|
·
Fokus pengajaran pada
kalimat-kalimat yang terisolasi
|
·
Fokus pada serpihan-serpihan
kaliamt yang saling terhubung.
|
·
Berorientasi ke hasil
|
·
Berorientasi pada proses
|
·
Fokus kepada teks sebagai display
kosa-kata dan struktur tata bahasa
|
·
Fokus pada teks sebagai realisasi
tindakan komunikasi
|
·
Mengajarkan norma-norma
perspektif dalam berbahasa
|
·
Perhatian pada variasi register
dan gaya ujaran
|
·
Fokus pada penguasaan
keterampilan secara terpisah
|
·
Fokus pada ekspresi diri
|
·
Menekankan makna denotatif dalam
konteksnya
|
·
Menekankan nilai komunikasi
|
Kesimpulan dari teks
tersebut rekayasa literasi adalah upaya yang disengaja dan sistematis untuk
menjadikan manusia terdidik dan berbudaya lewat penguasaan bahasa secara
optimal, dengan adanya rekayasa
literasi, budaya literasi tanpa kita sadari akan masuk perlahan-lahan kedalam kebiasaan
kita dan merubah pola pikir bangsa, dan yang menjadi tombak literasi adalah
guru dan langkah profesional pengajarannya terhadap peserta didik.


Subscribe to:
Post Comments (Atom)