Saturday, February 22, 2014

Comprehension Of Writing for Academic Purpose


Class Review
Cirebon, 18 Februari 2014
Mr. Lala Bumela, M.Pd.

Comprehension Of Writing for Academic Purpose

            Pada pertemuan kedua di Mata Kuliah Writing 4, tepatnya di Jum’at 14 Februari 2014. Pertemuan kali ini seperti biasanya Mr. Lala memberikan beberapa materi, khususnya masih dalam ruang lingkup Literasi. Mungkin dalam sehari beliau tidak pernah berhenti mengucapkan atau mengeluarkan kata tersebut didalam kelas. Sebuah kata yang sudah melekat dalam jiwanya. Literasi, kau sungguh membuat penasaran. Kata dengan seribu impian dan kecemerlangan dimasa depan.
Materi yang diberikan Mr. Lala kali ini begitu dalam dan detail tentang writing. Hal itu membuat kami tau bagaimana Teaching Orientation tersebut.

            Teaching Orientation meliputi dalam:
1.      Academic Writing
Academic writing memberikan tujuan untuk mengetahui lebih dalam tentang fakta atau objektifitas dari sebuah informasi. Academic writing dibutuhkan adanya research, research tersebut supaya kita mengetahui informasi yang nyata, dapat dipertanggung jawabkan dan tanpa ada kefiktifan belaka.
ü  Impersonal
Impersonal disini diartikan bagaimana memunculkan identitasnya dari seorang penulis. Nada impersonal dibentuk karena adanya gaya tulis yang biasanya ditulis. Impersonal juga dapat diketahui adanya argumen dari seorang penulis. Menggunakan bahasa impersonal mengharuskan seorang penulis untuk menghindari karateristik bahasa pribadi.



ü  Reference based
Referensi merupakan bentuk dari sebuah pemberitahuan kepada pembacanya atas apa yang telah disampaikan pada tulisan akademik tersebut berdasarkan informasi atau ide dari tulisan akademik lain.
Pada tulisan yang bersifat demikian harus memeperhatikan sistem referensi yang sesuai dengan sumber yang diambil. Dengan menuliskan hal-hal yang bersifat akademik itu dan mencantumkan referensinya, berarti telah meberikan penghargaan kepada penulis akademik sebelumnya bahwa informasi yang telah digunakan sesuai dengan referensi yang disediakannya.

2.      Critical Thinking
Berfikir kritis adalah sebuah cara untuk memutuskan apakah klaim itu benar, sebagian benar, atau salah. Berfikir kritis merupakan elemen penting dari semua bidang profesional dan disiplin akademis. Konsep dan prinsip-prinsip berpikir kritis dapat diterapkan untuk setiap konteks atau kasus tetapi hanya dengan merenungkan sifat aplikasi tersebut.
Selain dalam menulis, berfikir kritis juga diperlukan dalam membaca. Alasan penting mengapa membaca dan menulis membagikan banyak proses dan jenis dalam pengetahuan.

3.      Writing
Ada beberapa tujuan menulis yang dijelaskan Mr. Lala, berikut ada tiga tujuan diantaranya:
ü  A way of knowing something
Menulis merupakan suatu cara untuk mengetahui sesuatu berupa informasi, contohnya yaitu berita di koran. Ketika kita membaca sebuah berita dikoran, maka secara tidak langsung kita mengetahui sesuatu yang terjadi dari hasil sebuah tulisan yang dibuat oleh seseorang.

ü  A way of representing something
Menulis merupakan suatu cara untuk menyajikan atau memepersembahkan sesuatu, contohnya sebuah karya tulis. Karya tulis tersebut merupakan sebuah sajian penulis untuk pembnaca. Tujuan penulis menciptakan karya sastra tersebut berbeda-beda, misalnya yaitu untuk mnghibur pembaca.

ü  A way of reproducing something
Menulis merupakan suatu cara untuk memproduksi atau menghasilkan sesuatu, contohnya berupa karya sastra prosa. Sangatlah banyak manfaat yang didapat dari membaca buku.

            Literasi dipengaruhi oleh dua sub, diantaranya:
o   Life quality
Life quality diartikan sebagai kualitas hidup seseorang. Dimana banayak orang yang suka baca tulis pasti akan baik kualitas hidupnya. Jadi kualitas hidup bersangkutan dengan sistem pendidikan.

o   SDM  (Sumber Daya Manusia)
Banyak pertikaian dan pembicaraan tentang masalah SDM di Indonesia yang minim (rendah). Rendah diakibatkan karena sistem pendidikan dan seseorang yang berpendidikan memilik kemampuan yang sangat  minim. Laporan tersebut didasarkan atas beberapa indikator pembangunan sumber daya manusia ( yang erat kaitannya dengan kualitas pendidikan) dan pembangunan dasar disektor pendidikan. Penilaian atau pembangunan SDM dan pendidikan di Indonesia didasarkan atas data yang dihasilkan dari Unit Nations Development Program yang membandingkan kemajuan pendidikan di Indonesia.
Untuk meningkatkan daya saing SDM ada beberapa hal yang dapat dilakukan, yaitu meningkatkan kualitas hidup msyarakat dan membenahi sektor pendidikan kita.





Kesimpulan:
            Proses menulis akademik di Indonesia memang belum sepenuhnya dilakukan dengan baik karena pada kenyataannya jarang ditemukan penulis-penulis yang banyak menerbitkan karya sastranya.
            Hal yang terpenting dalam writing adalah academic writing, critical thinking, dan writing. Writing adalah bahasa yang nalar tinggi, karena dengan menulis kita dapat mengeksplor kata-kata yang menjadi sebuah kalimat yang baik dan benar.
            Peningkatan Sumber Daya Manusia
1.      Meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
2.      Memanfaatkan, mengembangkan, dan penguasaan IPTEK.
3.      Pembenahan sektor dan sistem pendidikan.














Chapter Review
The Detail Of Literacy
            Berikut point penting yang saya ambil dalam wacana “Rekaya Literasi” karya bapak Chaedar. Pengajaran bahasa asing kedalam lima kelompok besar, yaitu dengan pedekatan, diantaranya:
1.      Pendekatan struktural
Pada pendekatan struktural dibagi menjadi dua, yaitu:
·         Fokus pembelajarannya pada penggunaan bahasa teks tulis dan penguasaan tata bahasa, pada intinya terfokus pada grammar.
·         Fokus pada bentuk, artinya siswa menganalisis unit sintaks. Contohnya seperti kata ‘it is book’. Sedangkan jenis katanya seperti positive, negative, dan interogative.
2.      Pendekatan Audiolingual
Fokusnya pada dialog-dialog pendek, sedangkan bahasa tulisnya terabaikan.
3.      Pendekatan Kognitif
Fokusnya pada siswa menyesuaikan bahasa dan lingkungannya.
4.      Pendekatan Comunicative
Siswa hanya memfokuskan pada berbahasa dan berkomunikasi secara komunikatif sehingga bisa berkomunikasi dengan spontan dan alami komunikasi akan kurang dianggap eksplisit.
5.      Pendekatan Literasi
Pendekatan itu adalah pengenalan berbagai genre wacana lisan dan tulisan. Ada empat tahapan sesuai dengan kurikulum 2004, yaitu:
·         Membangun pengetahuan.
·         Menyusun model-model teks.
·         Menyusun teks bersama.
·         Menciptakan teks sendiri.



DEFINISI LITERASI
1.      Menurut (Edition Oxford Advanced Learners Dictionary 2005:898) Literasi adalah kemampuan membaca dan menulis.
2.      Menurut Setiadi,2010 : isitilah literasi jarang dipakai, yang sering dipakai adalah pengajaran bahasa atau pembelajaran bahasa.
3.      Zaman dahulu literasi diartikan sebagai pendidikan. Namun sekarang pendidikan dasar tidak cukup mengandalkan baca dan tulis.
4.      Literasi adalah praktik kultural berkaitan dengan persoalan sosial dan politik. Namun pada hakikatnya literasi tidak hanya membaca dan menulis, bahkan kini ada ungkapan literasi komputer dan lain-lain.
Adapun model literasi menurut Freebody and Luke, yaitu:
·         Memahami kode dalam teks.
·         Terlibat dalam memakai teks.
·         Menggunakan teks secara fungsional.
·         Melakukan analysis dan menstranformasi  teks secara kritis.
Keempat peran tersebut dapat diringkas dalam lima verba. Yaitu memahami, melatih, menggunakan, menganalisis, dan menstransformasi teks. Itulah hakikat berliterasi secara kritis.

DIMENSI LITERASI
1.      Dimensi geografis meliputi lokal, nasional, regional, dan interpersonal. Dimensi ini bergantung pada tingkat pendidikan jenjang sosial dan vokasionalnya.
2.      Dimensi bidang (pendidikan, komunikasi, administrasi, hiburan, dan militer).
Contohnya dibidang pendidikan, jika bidang pendidikan berkualitas tinggi maka literasinya akan berkualitas tinggi pula.
3.      Dimensi keterampilan
Orang literat harus mempunyai dan menguasai keterampilan membaca dan menulis, menghitung, berbicara.
4.      Dimensi fungsi
Orang yang literat mampu mengaplikasikan kemampuan literasinya dalam memecahkan persoalan.
5.      Dimensi media
Orang literat dapat mengandalkan literasinya mengunakan media (teks, cetak, visual, digital).
6.      Dimensi bahasa
Orang literat adalah orang yang mampu menguasai berbagai bahasa, maka orang tersebut dapat dikatakan orang multilaterat.

GAGASAN LITERASI
·         Ketertiban lembaga-lembaga sosial
Lembaga sosial memberikan peran penting untuk menjamin ketertiban sosial, karena lembaga sosial meliputi Rt, Desa, DPR, Presiden dan Birokrasi tertentu.
·         Tingkat kefasihan relatif
Yang perlu dikuasai adalah kefasihan (literasi) minimal atau literasi yang diperlukan untuk memainkan peran fungsional dalam setiap interaksi.
·         Pengembangan potensi diri dan pengembangan
Literasi mengembangkan potensi diri untuk berekspresi dan mengekspresikan ddari bahasa ibu dan membekali mahasiswa untuk memproduksi ilmu pengetahuan.
·         Standar dunia
Literasi sebagai nilai ukur kulaitas untuk pendidikan bangsa.
·         Warga masyarakat demokratis
Literasi memfasilitasi warga dalam menjunjung tinggi nilai demokratis.
·         Keragaman lokal
Literasi dapat menyadarkan manusia tentang keragaman lokal budaya, dengan demikian secara tidak langsung akan membentuk manusia yang sensitif dan aspiratif keragaman lokal.
·         Hubungan global
Mengharuskan semua orang mempunyai literasi tingkat internasional.
·         Kewarganegaraan yang efektif
Warga negara yang aktif dalam segala bidang.
·         Bahasa Inggris ragam dunia
Bahasa Inggris merupakan bagian dari literasi global, jadi tidak heran bahasa Inggris dipengaruhi oeleh kekentalan bahasa dan budaya lokalnya.
·         Kemampuan berpikir kritis
Literasi bukan hanya membaca dan menulis saja, akan tetapi kita harus menggunakan bahasa itu secara fasih dan kritis. Serta mengajarkan keterampilan berpikir secara kritis.
·         Masyarakat semiotik
Semiotik itu berupaya mengkaji budaya, para ahli menggunakan isitilah sintaksis, semantik, dan pragmatik.

PRINSIP LITERASI
·         Literasi adalah kecakapan hidup yang memungkinkan manasia berfungsi  maksimal sebagai anggota masyarakat.
·         Literasi mencakup kemampuan reseptif dan produktif dalam upaya berwacana secara tertulis maupun secara lisan.
·         Literasi adalah kemampuan memecahkan masalah.
·         Literasi adalah refleksi penguasaan dan apresiasi budaya.
·         Literasi adalah kegiatan refleksi (diri).
·         Literasi adalah hasil kolaborasi.
·         Literasi adalah keiatan melakukan interpretasi.
Dari wacana teks yang menyampaikan evaluasi literasi Indonesia dapat disimpulkan sebagaimana Indonesia memiliki literasi yang rendah, jauh tertinggal dengan negara-negara lainnya. Untuk mengejar ketertinggalan itu maka perlu adanya peningkatan sumber daya manusia.
Dalam produksi buku, Indonesia masih rendah. Hanya 6000 buku dalam pertahun. Padahal jumlah dosen di Indonesia sebanyak 231.786. Harusnya dari jumlah ini dapat menghasilkan 77.000 petahun.




IMPLEMENTASI
Literasi adalah merekayasa pengajaran membaca dan menulis dalam empat dimensi, diantaranya:
1.      Dimensi pengetahuan kebahasaan (fokus teks).
2.      Dimensi pengetahuan kognitif (fokus pada minda).
3.      Dimensi perkembangan (fokus pertumbuhan).
4.      Pengetahuan sosiokultural.
5.      Kegiatan literasi.
Bagaimana literasi diajarkan bergantung pada paradigma ihwal literasi.
·         Pengajaran literasi pada intinya menjadikan manusia yang secara fungsional mampu membaca-menulis, terdidik, cerdas, dan menunjukan apresiasi terhadap sastra.
·         Untuk mempelajari literasi, setidaknya diawali tiga paradigma yang harus dimiliki, yaitu:
§  Decoding, penguasaan kode bahasa
§  Keterampilan, siswa menguasai sistem bahasa
§  Bahasa secara utuh
Siswa menguasai teks otentik yang kontekstual sehingga mendapatkan makna baru bukan kosa kata baru.
·         Kita tidak boleh mengulangi kesalahan yakni dengan banyaknya Sarjana Sastra yang tidak bisa menulis.
·         Salah sitem pendidikan dan pengajaran literat bisa jadi karena metode dan teknik pengajaran selama ini kurang mencerdaskan.
·         Jangan menyalahkan guru, karena yang terpenting adalah menumbuhkan jiwa literat dalam diri kita.







Perubahan Paradigma Pengajaran Literasi
Berikut ini adalah tabel Perubahan Paradigma Pengajaran Literasi :
Tadinya...
Kini...
·         Bahasa adalah sistem struktur yang mandiri
·         Fokus pengajaran pada kalimat yang terisolasi

·         Berorientasi ke hasil

·         Fokus kepada teks sebagai display kosakata dan struktur tata bahasa

·         Mengajarkan norma-norma perspektif dalam berbahasa

·         Fokus pada penguasaan keterampilan secara terpisah (discrete)

·         Menekankan makna denotatif dalam konteksnya
·         Bahasa adalah fenomena sosial

·         Fokus pada serpihan-serpihan kalimat yang saling terhubung

·         Berorientasi ke proses

·         Fokus pada teks sebagai realisasi tindakan komunikasi

·         Perhatian pada variasi register dan gaya ujaran

·         Fokus pada ekspresi diri


·         Menekankan nilai komunikasi



            Dari wacana tersebut dijelaskan maksud dari bapak Chaedar adalah ingin mempublikasikan kita sebagai mahasiswa mengenai pendidikan  litarasi yang ada di negara Adidaya. Terlihat jelas bahwa sistem pendidikan di Amerika membiasakan siswanya dari playgroup sampai dengan tingkat SMA untuk selalu menulis. Ini terlihat pada paragraf ke-5 menunjukan bahwa Anne J Arbali mulai untuk menulis jurnal tentang kegiatan sehari-harinya membaca essay yang sederhana. Kemudian Anne J Arbali mencoba untuk menuliskan kembali apa yang telah ia baca tersebut. Hal demikian telah ia lakukan semenjak pada tingkat Sekolah Dasar.
            Selain dukungan dari sistem pendidikan yang tertata, peran orang tua dan keluarga juga mendorong meerka untuk meningkatkan budaya literasi sejak dini secara mengajak mereka ke perpustakaan umum setiap hari sekolah. Hal tersebut harus berkelanjutan hingga ia duduk dibangku kuliah, dimana ia mengambil jurusan budaya yang menuntutnya untuk banyak  membaca buku dengan tujuan untuk memperkaya pengetahuan informasi dan menghasilkan perspektif yang berbeda dari setiap sumbernya.
            Dapat ditarik kesimpulan dari wacana Rekayasa Literasi adalah merekayasa pengajaran membaca dan menulis. Dimulai dari pendekatan, dimensi, definisi, impelementasi lebih menekankan kepada perintah baca tulis. Kita sebagai mahasiswa seharusnya lebih meningkatkan pada baca tulis, cerda, terdidik guna untuk meneruskan dan menghasilkan literat-literat yang handal dan ahli dalam bidangnya dari produk Indonesia, dan mampu komepeten dengan negara lain. Perbaiki sistem pendidikan untuk mendongkrak kebehasilan yang gemilang.
First language is a basic for second language”
Comments
0 Comments

0 Comments:

Post a Comment