Sunday, June 1, 2014

PAPUA IS INDONESIA !!!

10th Class Review
PAPUA IS INDONESIA !!!
Menemukan, memahami, mengkritisi, kemudian menciptakan. Itulah langkah-langkah dalam pembuatan argumentative essay yang sedang dalam proses kali ini. Melihat langkah-langkah yang begitu panjang, tentu tidak mudah untuk menciptakan sebuah argumentative essay tersebut. Harus disiapkan tenaga ekstra dan fikiran yang benar-benar terfokus untuk argumentative essay tersebut.
Langkah pertama adalah menemukan. Menemukan disini adalah penulis harus mencari dan menemukan data yang akan dijadikan sebagai sumber atau acuan dalam pembuatan argumentative essay nya. Dalam proses menemukan ini, penulis tidak diberi batasan berapa sumber atau acuan yang akan penulis gunakan dalam pembuatan argumentative essay nya.

Setelah semua data atau sumber terkumpul, penulis harus membaca dan memahami isi dari data yang akan penulis jadikan sebagai bahan pembuatan argumentative essaynya.
Kegiatan membaca yang dilakukan oleh penulis bukan hanya sekedar membaca. Pada proses ini, penulis harus menjadi pembaca yang kritis. Artinya penulis tidak menerima langsung apa yang tertulis dalam data tersebut. Penulis harus banyak memberikan pertanyaan atas data yang ia baca, seperti “benar nggak sih kaya gini?”, “masa sih?”, dan lain-lain. Hal ini dimaksudkan agar penulis lebih mengeksplor pemahamannya, dan mencari cari data yang lain. Dengan begitu, penulis akan lebih yakin mana yang paling benar. Sehingga pada akhirnya penulis akan menciptakan great argumentative essay.
Papua, masih menjadi topic utama dalam pembuatan argumentative essay kali ini. Dalam pembuatan argumentative essay ini, kita harus memerhatikan beberapa hal, dintaranya reasoning not emotion, definite evidence dan working thesis.
1.    Reasoning not emotion
Reasoning atau alas an adalah hal yang paling penting yang terdapat dalam argumentative essay. Mengapa? Karena dengan adanya alas an yang kuat, itu akan menopang dan mendukung argumentativenya. Contohnya: dalam pembuatan argumentative essay, penulis ber argument bahwa papua harus dipertahankan oleh Indonesia sebagai wilayah NKRI. Nah, argumentative nya tidak boleh hanya sekedar argument saja, tapi harus disertai alasan yang jelas mengapa Papua harus dipertahankan oleh Indonesia. Misalnya, alasannya karena Indonesia adalah pemilik syah Papua, selain itu Indonesia juga memiliki sejarah yang sangat panjang dalam mempertahankan Papua, dan lain-lain. Dengan adanya alasan tersebut, itu akan menguatkan argument penulis.
2.    Definite evidence
Untuk menguatkan argument penulis, tidak cukup hanya dengan mengandalkan reasoning atau alasan saja. Hal penting lainnya adalah dengan adanya bukti yang nyata. Bukti-bukti tersebut bisa berupa data yang valid, yang sesuai dengan kenyataan yang terjadi di tanah papua. Selain itu, bukti yang nyata juga bisa berupa data yang berdasarkan penelitian, peta Indonesia yang menunjukkan bahwa papua masih bagian dari Indoensia, dan lain-lain.
3.    Working Thesis
Selain kedua hal diatas, pembuatan thesis statement juga merupakan hal yang penting dalam pembuatan argumentative essay. Kenapa? Karena thesis statement itu bagaikan embryo yang masih sangat kecil. Apabila embryo tersebut diberi asupan gizi dan vitamin yang cukup, maka embryo tersebut akan berkembang dan tumbuh dengan baik. Tapi sebaliknya, apabila embryo itu tidak menerima asupan gizi dan vitamin yang cukup, bisa saja embryo tersebut gagal tumbuh, bahkan meninggal. Begitupun dengan thesis statement. Thesis statement dikatakan penting karena ini merupakan kalimat awal dimana pembaca membaca tulisan kita. Apabila thesis statementnya bagus, maka pembaca akan tertarik untuk membaca tulisan kita. Tai sebaliknya, jika thesis statement kita kurang menarik, maka pembaca tidak akan tertarik untuk membaca tulisan kita. Thesis statement ini juga merupakan acuan akan mengarah kemana tulisan kita.
Dengan demikian, dalam penulisan argumentative essay harus benar-benar memperhatikan ketiga aspek tersebut, supaya penulis menciptakan amazing argumentative essay.
Pembuatan argumentative essay kali ini masih melanjutkan dari minggu-minggu kemarin, yakni argumentative tentang papua, apakah kita akan melepaskan papua dari wilayah NKRI? Atau justru kita harus mempertahankan papua sebagai wilayah NKRI. Sebagai warga Negara Indonesia yang menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan, tentu saya pribadi lebih memilih mempertahankan papua sebagai wilayah NKRI. Alasan saya di minggu lalu untuk mempertahankan papua adalah sumber daya alam dan budayanya. Alasan tersebut kurang tepat, dan alasan yang sebenarnya kenapa papua harus dipertahankan adalah sejarah, politik dan ekonominya.
Sejarah
Kenapa alasan yang paling utama adalah sejarah? Karena segala sesuatu berawal dari sejarah. Sejarah merupakan asset. Karena sejarah dapat mengubah paradigm hidup seseorang. Dalam argumentative essay ini, harus mengeksplor tentang sejarah papua dari tahun-tahun lalu. Berikut rincian sejarah yang terjadi di papua.

Tanggal
Kejadian apa?
1828
Pemerintah Belanda menyatakan hak atas Irian Jaya bagian barat daya dan mendirikan de Bus di teluk Triton
1848
Belanda mendaulat west niew guinea dan dijadikan sebagai koloni belanda
23 Agustus – 02 November 1949
Belanda menyerahkan semua bekas provinsinya kecuali Irian Jaya menurut keputusan yang dibentuk
Februari 1961
Dilakukan pemilihan untuk west new guinea council, sebuah langkah penting menuju suatu pemerintahan sendiri
Oktober 1961
Belanda membentuk komite nasional papua yang terdiri dari 80 orang
1 Desember 1961
Symbol-simbol kedaulatan papua barat diresmikan di hadapan belanda, diperingati sebagai hari kemerdekaan papua
19 Desember 1961
TRIKORA oelh Soekarno di Jogja
1962
Perjuangan bersenjata pecah antar Indonesia dan belanda di pantai Irian Barat
15 Agustus 1962
Perjanjian new York (masa depan papua)
1 Oktober 1962
Dibawah perjanjian, Belanda menyerahkan pemerintah Irian ke UNTEA, eksekutif PBB
1 Mei 1963
Referendum (PEPERA)
4 Mei 1963
Pidato bung Karno di kota baru, Jayapura
5 September 1963
Daerah karantina membubarkan dewan papua dan lagu kebangsaan papua yang telah dibentuk oleh Belanda, ditentang oleh OPM
28 Juli 1965
Berdirinya OPM
1967
Freeport
1969
PEPERA
Mei 1998
reformasi
Mei-Juni 2000
KRP ke-2 dilaksanakan menghasilkan penolakan atas isi dari Pepera
2001
Papua menerima otonomi khusus dari pemerintah Indonesia, namun ditolak oleh warga Papua
13 Juni 2001
peristiwaWasior (aksi masyarakat menuntut ganti rugi atas hak rakyat yang dirampok oleh perusahaan pemegang Hak Pengusahaan Hutan (HPH)
Juli 2011
Konferensi perdamaian diselenggarakan oleh jaringan papua damai, mengahsilkan serangkaian “indicator papua tanah damai” dibidang politik, HAM, ekonomi, dan lingkungan serta keamanan
Oktober 2011
KPR ke-3 (untuk membahas hak-hak dasar mereka dan berakhir dengan pernyataan bahwa papua barat telah merdeka sejak tahun 1961

Politik
Berbicara tentang politik yang terjadi di papua, itu tentu akan memberikan efek yang sangat besar terhadap Indonesia jika Indonesia melepaskan Papua. Efek tersebut diantaranya; pertama, dignity Indonesia akan hilang. Bagaimana tidak, Indonesia tidak dapat mempertahankan wilayahnya sendiri; kedua, akan hilangnya literacy; ketiga, Indonesia tidak akan dipercaya lagi; dan pada akhirnya keempat, Indonesia akan diasingkan dalam dunia.
Banyak terjadi manipulasi politik yang terjadi di papua sana. Contoh kecilnya adalah materi yang telah saya bahas dalam class review minggu lalu, yaitu tentang orang kaya di Papua yang membagikan uang kepada orang yang miskin di Papua. Tujuan dari hal tersebut adalah agar orang-orang yang telah diberikan uang itu pro kepada papua untuk papua merdeka. Itu termasukmanipulasi politik yang dilakukan oleh warga papuanya sendiri.
Selain oleh warga pribumi sendiri, ada juga pihak lain yang memanipulasi politik di papua. Diantaranya yang dilakukan oleh BP. BP sengaja membayar OPM, Polisi, TNI, untuk saling bunuh membunuh. Itu artinya bahwa BP telah mengadu domba pihak-pihak Indonesia. Padahal itu semua dilakukan BP agar BP tidak memiliki saingan dalam perannya untuk memerdekakan papua. Politik BP adalah mengadu domba pihak Indonesia dan membuat seolah-olah di papua itu rusuh, terjadi banyak terror, tidak aman, dan lain lain. Dengan begitu, BP adalah satu-satunya yang memegang kendali Freeport dan Papua. Selain itu, BP juga mengembangkan isu tentang disintegrasi papua dari Indonesia kepada rakyat papua. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa BP adalah community based security.
Berdasarkan alasan diatas, sudah selayaknya Indonesia mempertahankan Papua dalam wilayah NKRI. Dengan catatan apabila Papua akan dipertahankan, pemerintah Indonesia harus lebih memerhatikan kesejahteraan hidup warga papua.


Comments
0 Comments

0 Comments:

Post a Comment