Sunday, April 6, 2014
Created By:
Moh. Chaerul Anwar
Class Review Delapan
Moh. Chaerul Anwar_PBI-D/4
Judul : Season Two Has Opened
Dibukanya Era baru
di kelas. Membaca, itulah fokus utama yang akan dilakukan sampai akhir
semester. Dimana kerja tim sangat dibutuhkan, tidak lagi Individual. Bagaikan
tim sepak bola yang terus bekerja sama dari awal kick off sampai peluit panjang
akhir pertandingan. Kerja sama dan kekompakan menentukan hasil akhir suatu
pertandingan. Tim yang mempunyai pemain-pemain hebat dan mahal sekalipun tidak
akan mudah mengalahkan tim yang hanya mempunyai pemain yang standar tapi
kompak. Karena itulah dibutuhkannya suatu kerja tim sang sangat baik.
Di pertemuan ke
Sembilan ini, langsung melakukan kegiatan membaca yaitu dengan dibagi
perkelompok. Sehingga dalam kegiatan ini, terdapat suatu kerja sama antar
anggota. Text yang dibaca berjudul “Don’t Use Your Data as a Pillow” oleh S.
Eben Kirksey. Text tersebut dianaisis mulai dari judul hingga perkalimatnya.
Dalam kegiatan analisis tersebut, setiap anggota kelompok memberikan perspektif
atau pendapat masing-masing. Itu dilakukan untuk mengkaji lebih dalam makna di
setiap kalimat.
Tantangan bukan
untuk diratapi, melainkan untuk dijalani. Begitu juga dengan tugas-tugas kali
ini, jika hanya diratapi dengan tanpa penyelesaian, tidak akan menimbulkan
progress yang bagus. Namun jika tugas ini dijalani dan diselesaikan dengan
kesabaran dan kekopakan setiap anggota, pasti progress yang tinggi akan
didapatkan.
Berikut adalah
hasil diskusi perdana, (dalam catatan kotor).
Judul : Don’t use your data as a pillow
Indonesia : Jangan gunakan data sebagai bantal
Tittle
: “Don’t Use Your Data as a Pillow”
Maria
: Data adalah sekumpulan fakta yang tertuang dalam kertas atau
buku
Chaerul
: Data yang hanya digunakan sebagai bahan bacaan semata dan
tidak dikembangkan, jika kita ingin mengembangkannya maka harus terjun ke
lapangan atau dengan melakukan penelusuran lebih lanjut.
Jefi : Data
sebagai sekumpulan fakta dan pengetahuan yang hanya digunakan sebagi alat
pengantar tidur, banyak data yang didapat namun tidak pernah digunakan dengan
baik. Data diumpamakan sebagi sebuah “pillow” yaitu hanya sebagai sandaran
untuk pengantar tidur
Nani : Data
hanya dijadikan lagu “nina bobo” atau pengantar tidur.
Mahromul
: Data yang digunakan sebagai suatu pencapaian terakhir. Pillow
adalah alat untuk tidur yang merupakan aktifitas terakhir dalam kegiatan
sehari-hari, para pencari data hanya puas dengan hasilnya mencari berbagai data
namun tidak digunakan lebih lanjut
Kesimpulan
: Jangan gunakan informasi, pengetahuan, dan fakta kita hanya
untuk sandaran mengantarkan kita untuk tidur dan kita puas menganggap data
sebagai pencapain terakhir. Namun sebaiknya gunakan data kita
sebagai alarm untuk mengawali sesuatu yang baru.
S1 : A
small feast had been prepared for my going away party: salty sago pudding, fish
broth, fried papaya leaves, boiled yams, and chicken.
Jefi : Terdapat
sebuah pesta perpisahan untuk seseorang yang sangat penting yang diadakan di
sebuah tempat dengan makanan khas daun papaya, dan sagu yaitu Papua.
Mahromul
: Pesta perpisahan untuk orang yang telah mencapai sesuatu dan
orang tersebut sangat penting hingga diadakan pesta untuknya.
Nani : Makanan
yang ditunjukan didalam pesta tersebut menunjukan background tempat diadakannya
pesta.
Maria
: Ada sebuah pesta yang sedang diadakan untuk seseorang dengan
nuansa Papua.
Cherul
: Terdapat sebuah pesta yang belum dilaksanakan namun telah
disiapkan untuk seseorang yang sangat penting.
Kesimpulan: Ada
sebuah pesta perpisahan yang bernuansa Papua dengan makanan daerahnya yang
begitu spesial sedang dipersiapkan untuk seseorang yang sangat penting sebagai
akhir dari pencapaian yang telah diraihnya.
S2 : It was
a modest affair, organized by Denny Yomaki, a human right worker
Herul
: Denny Yomaki sebagai penggagas pesta ini
Mahromul
: Orang yang sedang dirayakan perpisahannya ini adalah seorang yang
meneliti sesuatu yang berkaitan dengan HAM
Jefi
: Pesta yang menandai akhir dari sebuah pencapaian dari fieldwork
tentang HAM yang diadakan oleh Denny Yomaki
Nani
: Denny sebagai pegawai HAM yang membantu mengorganisir pesta ini
Maria
: Pesta ini sebagai akhir dari sebuah perkerjaan yang telah selesai
dilakukan dan di koordinir oleh Danny Yamako
Kesimpulan
: Pesta ini diadakan sebagai hasil dari sebuah pencapaian yang telah
dilakukan oleh seseorang tersebut atas fieldworknya di bulan Mei tahun 2003.
Pribadi ini, masih
sangat jauh jika dikatakan sebagai reader. Buktinya, setiap kali membaca suatu
kalimat, membutuhkan waktu yang lama untuk memahaminya, tak cukup satu kali membaca
dalam memahami suatu bacaan, melainkan berkali-kali mengulang dalam membacanya.
Sadar sekali, dibutuhkannya suatu kesabaran dan semangat tinggi demi
tercapainya suatu progress yang diharapkan. Dengan demikian, tentang teks itu
sendiri haruslah mulai dipahami.
Istilah text
meliputi semua produk yang membuat pembentukan makna. Namun tidak berarti bahwa
pembicara tertulis, penulisan, dan visual text dapat dipelajari dengan metode
yang sama. Dalam bahasa lisan dan bahasa tulisan hubungan antara yang ditandai
dan menandai adalah konvensional bahkan bersifat arbiter (terpisah). (Lehtonen,
2002:56)
Berikut adalah pembahasan sebagai pengenalan terhadap Papua
Sejarah Singkat Papua Barat
Provinsi Papua Barat awalnya bernama Irian Jaya
Barat, berdiri atas dasar UU Nomor 45 Tahun 1999 tentang pembentukan Provinsi
Irian Jaya Barat, Provinsi Irian Jaya Tengah, Kabupaten Mimika, Kabupaten
Paniai, Kabupaten Puncak Jaya, dan Kota Sorong. Serta mendapat dukungan dari SK
DPRD Provinsi Irian Jaya Nomor 10 Tahun 1999 tentang pemekaran Provinsi Irian
Jaya menjadi tiga provinsi. Setelah dipromulgasikan pada tanggal 1 Oktober 1999
oleh Presiden B.J. Habibie, rencana pemekaran provinsimenjadi tiga ditolak
warga papua di Jayapura dengan demonstrasi akbar pada tanggal 14 Oktober 1999.
Sejak saat itu pemekaran provinsi ditangguhkan, sementara pemekaran kabupaten
tetap dilaksanakan sesuai UU Nomor 45 Tahun 1999.
Pada
tahun 2002, atas permintaan masyarakat Irian Jaya Barat yang diwakili Tim 315.
Pemekaran Irian Jaya Barat kembali diaktifkan berdasarkan Inpres Nomor I Tahun
2003 yang dikeluarkan oleh Presiden Megawati Soekarnoputri pada tanggal 27
Januari 2003. Sejak saat itu, Provinsi Irian Jaya Barat perlahan membentuk
dirinya menjadi provinsi definitif. Dalam perjalanannya, Provinsi Irian Jaya
Barat mendapat tekanan keras dari induknya Provinsi Papua, hingga ke Mahkamah
Konstitusi melalui uji materiil. Mahkamah Konstitusi akhirnya membatalkan UU
Nomor 45 Tahun 1999 yang menjadi payung hukum Provinsi Irian Jaya Barat. Namun
Provinsi Irian Jaya Barat tetap diakui keberadaannya.
Setelah
itu, Provinsi Irian Jaya terus diperlengkapi sistem pemerintahannya, walaupun
di sisi lain payung hukumnya telah dibatalkan. Setelah memiliki wilayah yang
jelas, penduduk, aparatur pemerintahan, anggaran, anggota DPRD, akhirnya
Provinsi Irian Jaya Barat menjadi penuh ketika memiliki gurbernur dan wakil
gurbernur definitif Abraham O. Atururi dan Drs. Rahimin Katjong, M.Ed yang dilantik
pada tanggal 24 Juli 2006. Sejak saat itu, pertentangan selama lebih dari 6
tahun sejak UU Nomor 45 Tahun 1999 dikumandangkan, dan pertentangan sengit
selama 3 tahun sejak Inpres Nomor 1 Tahun 2003 dikeluarkan berakhir dan
Provinsi Irian Jaya Barat mulai membangun dirinya secara sah.
Dan
sejak tanggal 18-04-2007 berubah nama menjadi Provinsi Papua
Barat, berdasarkan
PP Nomor 24 Tahun 2007.
Tentang
TRIKORA
Operasi Trikora (Tri Komando Rakyat) adalah konflik 2 tahun yang dilancarkan Indonesia untuk menggabungkan wilayah Papua bagian barat. Pada tanggal 19 Desember 1961, Soekarno (Presiden Indonesia) mengumumkan pelaksanaan Trikora di Alun-alun Utara Yogyakarta. Soekarno juga membentuk Komando Mandala. Mayor Jenderal Soeharto diangkat sebagai panglima. Tugas komando ini adalah merencanakan, mempersiapkan, dan
menyelenggarakan operasi militeruntuk menggabungkan Papua bagian barat dengan Indonesia.
Organisasi Papua Merdeka
Organisasi Papua Merdeka (OPM) adalah sebuah organisasi yang
didirikan tahun 1965 dengan tujuan membantu dan melaksanakan penggulingan pemerintahan
yang saat ini berdiri di provinsi Papua danPapua Barat di Indonesia,
sebelumnya bernama Irian Jaya, memisahkan diridari
Indonesia, dan menolak pembangunan ekonomi dan
modernitas. Organisasi ini
mendapatkan dana dari pemerintah Libya pimpinan Muammar Gaddafi dan
pelatihan dari grup gerilya New People's Army beraliran Maoisyang
ditetapkan sebagai organisasi teroris asing oleh Departemen Keamanan Nasional
Amerika Serikat.
Organisasi ini dianggap tidak sah di
Indonesia. Perjuangan meraih kemerdekaan di tingkat provinsi dapat dituduh
sebagai tindakan pengkhianatan terhadap negara. Sejak berdiri, OPM berusaha
mengadakan dialog diplomatik, mengibarkan bendera Bintang Kejora, dan
melancarkan aksi militan sebagai bagian dari konflik Papua. Para
pendukungnya sering membawa-bawa bendera Bintang Kejora dan
simbol persatuan Papua lainnya, seperti lagu kebangsaan "Hai Tanahku
Papua" dan lambang nasional. Lambang nasional tersebut diadopsi sejak
tahun 1961 sampai pemerintahan Indonesia diaktifkan bulan Mei 1963 sesuai Perjanjian New York.
Sejak
awal berdiri, terdapat tiga strategi utama yang digunakan oleh OPM untuk
mencapai tujuan kemerdekaanya, yaitu melalui perlawanan bersenjata, dialog
serta kampanye politik, dan melalui jalur online. Tiga strategi ini dilakukan
bersama-sama dengan tujuan yang sama, kemerdekaan papua.
Sementara
itu beberapa pihak menilai permasalahan yang ada di Papua merupakan hasil
rekayasa dan disengaja oleh negara lain seperti Amerika Serikat. AS sengaja
membuat rusuh Papua sehingga Indonesia mendapat kecaman dunia internasional.
Ada dugaan kalau AS yang justru membiayai Kongres III Papua.
Hasil
Kongres itu sesuai yang diskenariokan AS yaitu membentuk pemerintahan Papua
merdeka dengan struktur para pejabatnya mulai presiden sampai para menteri.
Kerusuhan akibat Kongres Papua III ini bisa menjadi senjata kelompok OPM yang
dibantu AS untuk mendiskreditkan pemerintahan Indonesia dengan isu pelanggaran
HAM. Isu pelanggaran HAM di Papua akan diangkat di dunia internasional dan
Indonesia akan terpojok.
Antara Belanda, Indonesia dan Papua
Pada tanggal 17 Agustus 1945, Hindia Belanda memproklamasikan
kemerdekaannya menjadi negara Indonesia. Indonesia pun menuntut semua wilayah
bekas Hindia Belanda sebagai wilayahnya. Akan tetapi, Belanda ingin menjadikan
Papua bagian barat sebagai negara terpisah karena adanya perbedaan etnis.
Status Papua bagian barat tidak terselesaikan dalam Konferensi Meja
Bundar di Den Haag dan diputuskan untuk ditunda
pembahasannya selama 1 tahun. Penyelesaian status Papua bagian barat menjadi
berlarut-larut dan tidak selesai juga hingga tahun 1961, sampai
terjadilah pertikaian bersenjata antara Indonesia dan Belanda pada
Desember 1961 dan awal 1962 untuk memperebutkan wilayah ini. MelaluiPerjanjian New York, akhirnya disetujui untuk menyerahkan
sementara Papua bagian barat kepada PBB melalui United Nations
Temporary Executive Authority(UNTEA) sebelum diberikan sepenuhnya kepada
Indonesia pada 1 Mei 1963. Kedudukan Papua bagian barat menjadi lebih
pasti setelah diadakan sebuahreferendum act of free choice pada
tahun 1969, dimana
rakyat Papua bagian barat memilih untuk tetap menjadi bagian dari Indonesia.
Penguasaan Indonesia
Zainal
Abidin Syah, Sultan Tidore diangkat pemerintah RI menjadi gubernur
pertama Papua tahun 1956-1961 yang saat itu beribukota di Soasiu, pulau Tidore. Setelah berada di bawah penguasaan Indonesia
sepenuhnya, Papua bagian barat dikenal sebagai Provinsi Irian Barat sejak
tahun 1969 hingga 1973.
Namanya kemudian diganti menjadi Irian Jaya oleh Soeharto pada saat meresmikan tambang tembaga dan
emas Freeport, nama yang tetap digunakan secara resmi hingga
tahun 2002. Nama
provinsi ini diganti menjadi Papua sesuai UU No. 21 Tahun 2001
tentang Otonomi Khusus Papua. Pada tahun 2004, disertai oleh berbagai
protes, Papua dibagi menjadi dua provinsi oleh pemerintah Indonesia; bagian
timur tetap memakai nama Papua sedangkan bagian baratnya
menjadi Provinsi Irian Jaya Barat (sekarang Papua
Barat).
Referensi:
Lehtonen, Miko. 2000. The Cultural Analysis of Text. London: Sage Publications


Subscribe to:
Post Comments (Atom)