Sunday, April 6, 2014
Created By:
Nur Komariyah
Nama
: Nur Komariyah
Kelas
: PBI-D
Class
Review 8
Reading is a Experience
Jum’at
pada tanggal 04 April 2014 merupakan
hari dimana writing and conversation 4 akan dipelajari oleh PBI-D diruang 46
lantai tiga, kami bergegas memasuki kelas dengan penuh semangat dan
tergesa-gesa dikarenakan akan masuk pukul 07.00 WIB. Akan tetapi ketika kami
sampai lebih awal ternyata mata kuliah ini dimulai pukul 07.30 WIB, akhirnya
kami menggunakan waktu ini untuk duduk santai dan menyiapkan bahan-bahan yang
akan digunakan untuk mata kuliah ini. Ada yang berbeda dengan hari ini, karena
kita tidak membuat class review pada minggu kemarin dan tidak ada tugas apapun
sehingga bisa dikatakan kami free dari
yang bernama tugas. Kami masuk kelas pun tanpa adanya passport untuk masuk
kelas mata kuliah Writing and Conversation 4.
Setelah pukul 07.30 WIB, Mr. Lala
memulai mata kuliah writing dengan mengabsen siswa-siswi PBI-D dengan sangat
teliti. Selanjutnya dari ritual pengabsenan, Mr. Lala mengatakan pendapatnya
mengenai UTS minggu kemarin bahwa kita semua gagal membacanya dan bukan itu
saja bahkan kita juga gagal mengeksplornya. Setelah itu juga Mr. Lala membahas
power point pertemuan kesembilan yakni yang berjudul 9th : READING
TIME. Di slide selanjutnya berjudul “What I saw in the first half of the
season”. Ada beberapa point di slide tersebut diantaranya:
·
I am definitely exhausted in a very
literal sense, but
Yah
kita sama-sama mengetahui writing itu sangat cape dan melelahkan.
·
It seems that there is a progress
nearby.
Progressnya
terlihat (teknik nulis sudah bagus).
·
It is hard to see a constant high
quality works produced by my students.
Kata
kuncinya adalah constant high quality works yang artinya kerja yang kualitasnya
tinggi.
·
When there are (too) many student
violating the rules in the paper submission, I was totally disappointed.
·
I
don’t tolerate a small error /mistake/ignorance.
·
Promoting multilingual writer (and
reader is a real job)!.
·
Moving in L1-L2 continuum is a real
journey!.
Kata
kuncinya continuum yakni move in one place to another place atau titik
pergerakan kalian dalam writing.
Di
slide selanjutnya berjudul “What I expect in the second half on the season”.
Ada sembilan poin yang dibahas diantaranya:
·
A better framework of the sacred word
“Attitude”.
Nah,
dari attitude ini akan memunculkan comprehensive.
·
A constant reading (extensive &
intensive) experience.
Membaca
konstan reading yang dari pengalaman ini terbagi menjadi dua yakni extensive
yang berarti kejadian yang beulang-ulang dan intensive yang berart kejadian yang
melebur kemana-mana.
·
A constant discussion with the best
partner
·
A constant dua every single second!
·
A constant gathering outside the
classroom
·
A constant FOCUS is a must! (empasize)
·
A constant COMMITMENT is a must!
·
A constant PERSEVERANCE is a must! (daya
juang yang tinggi. Dan jika ketiga itu tidak bisa maka akan terlempar dari peta
IAIN).
Kemudian
Mr. Lala berkata Judul itu Roh dan
teks mempunyai sebutan INTERTEXTUALITY yaitu
koneksi yang artinya keterhubungan antara teks satu dengan teks yang lainnya.
Lalu Mr. Lala meminta kami untuk membuat lima kelompok untuk membahas teks Don’t Use Your Data as a Pillow. Setelah
itu kami menjawab Trivia Quiz yang hanya diberi waktu 10 menit diantaranya:
} What
is West Papua? And where is it located?
Menurut
kelompok kami West Papua adalah pulau yang merupakan bagian dari indonesia dan
sebelum berganti nama IRIAN JAYA setelah itu di kenal dengan nama Papua.
Kemudian kami menggambar wawasan nusantara Indonesia dan kami beri tanda Papua
Barat itu terletak di sebelah timur Indonesia.
} What
differences can you spot between PAPUA and IRIAN JAYA?
Menurut
kami Papua adalah nama baru dari IRIAN JAYA (namanya diganti) sedangkan Irian
Jaya adalah nama pemberian dari Soeharto
yang artinya Ikut Republik Indonesia Anti Netherland.
} In
what year the land called Papua integrated into NKRI?
UU No. 21 Tahun 2001 tentang
Otonomi Khusus Papua mengamanatkan nama provinsi ini untuk diganti
menjadi Papua. Tanggal 1 Juli 1971 merupakan Hari Awal
Kemerdekaan Papua dan pada tanggal 1 desember 1961 merupakan Hari Kemerdekaan
Papua
} What
is Trikora?
Trikora
adalah Tri Komando Rakyat merupakan sebuah konflik dua tahun yang dilancarkan
Indonesia untuk menggabungkan wilayah Papua bagian Barat.
} What
are the roles of Soekarno in the integration of Papua into NKRI?
Tentang
peran dari soekarno dalam mengintregasikan Irian Barat untuk masuk ke
dalam NKRI, diantaranya:
1. Melalui
Jalur Diplomasi:
Jalur diplomasi disini adalah dengan
cara perundingan bilateral antara Indonesia dan Belanda (1950-1954), melalui
forum PBB dan Konferensi Asia Afrika (KAA). Akan tetapi melalui jalur diplomasi
ini belum berhasil membuat Belanda hengkang dari Papua.
2. Melalui
Jalur Konfrontasi
Sembari menunggu hasil, pemerintah
akhirnya mengambil langkah konkret dalam perjuangan Irian Barat ini dengan
menetapkan Soa Siu yang berada di Tidore sebagai ibu Kota Provinsi Irian Barat.
Akhirnya indonesia mengambil alih beberapa perusahaan Belanda dan dilanjutkan
dengan pemutusan kerjasama dengan pihak belanda pada tahun 1970, berikut rinciannya:
1. Konfrontasi
Ekonomi dan Politik.
2. Pembatalan
Uni- Indonesia Belanda.
3. Pembentukan
pemerintahan sementara.
4. Nasionalisasi
perusahaan milik Belanda pada tahun 1957.
5. Pemutusan
hubungan diplomatik dengan belanda pada tahun 1960.
3. Melalui
Militer
a) Trikora
(Tri Komando Rakyat).
b) Komando
Mandala pembebasan Irian Barat (yang di pimpin oleh Mayjen Soeharto)
c) Operasi
Jaya Wijaya
4. Persetujuan
New York pada tahun 1962.
5. Arti
Penting Penentuan Pendapat Rakyat (PEPERA) pada tahun 1969.
} What
did the Dutch colonial do in Papua?
Kolonial
Belanda di Papua melaksanakan sistem desentralisasi untuk menanamkan
pengaruhnya agar dapat menegakkan kembali kekuasaan belanda di indonesia yang
memiki tujuan akhir yaitu untuk mengembalikan kekuasaan belanda di
indonesia.
} What
are the roles of US-UN and our neighbouring countries in the Papua conflicts?
Peran
dari US-UN adalah untuk mengompor-ngompori Indonesia agar Papua Barat terlepas
dari RI.
} What
is Organisasi Papua Merdeka (OPM) and who finances them?
Organisasi
Papua Merdeka adalah sebuah organisasi yang didirikan pada tahun 1965 dengan
mempunyai tujuan membantu dan melaksanakan penggulingan pemerintahan yang saat
ini berdiri di provinsi Papua dan Papua Barat di Indonesia, sebelum bernama
Irian Jaya, Papua Barat memeisahkan diri dari Indonesia dan menolak pembangunan
Ekonomi dan modernitas. Organisasi ini mendapatkan dana dari pemerintah Libya
pimpinan Muammar Gaddafi dan pelatih dari grup gerilya New People Army
beraliran Maios yang ditetapkan sebagai terorois asing oleh Departemen Keamanan
Nasional Amerika Serikat.
Tidak lama kemudian Mr. Lala menstop
dan kami pun diminta untuk mendiskusikan judul dan paragrap satu dari teks Don’t Use Your Data as a Pillow. Kemudian
beliau memberi instruksi bagaimana cara untuk mendiskusikan teks tersebut,
setelah itu kami membuat kelompok yang terdiri dari Aam Amaliah, Eka Ramdhani Niengsih, Latifah Nurhasana, Nur Komariyah,
dan Suneti Alawiyah, lalu barulah mendiskusikan dengan arahan dari Mr. Lala
dan kami hany diberi waktu 30 menit. Berikut adalah hasil dari diskusi Kelompok
Lima.
CATATAN KOTOR diskusi
teks DON’T USE YOUR DATA As a PILLOW
·
TITLE “Don’t Use Your Data as a Pillow”
Pendapat
dari tiap-tiap anggota :
Aam : Jangan jadikan data sebagai pengetahuan
saja
Latifah
: Data seharusnya lebih di eksplor lagi, jangan di diamkan saja.
Suneti : Data jangan disimpan tapi di eksplor karena
data bersifat konkrit dan pillow
merupakan sandaran ketika kita tidur.
Nur
K : Data jangan dijadikan sebagai
pangkuan untuk rehat alias ornamen semata.
Eka
R : Mencari tahu data itu real atau
tidak, kemudian perlu adanya bukti-bukti penunjang
dari data tersebut.
Sehingga
dari judul tersebut kami mengambil kesimpulan sebagai berikut :
“Data
sebagai sesuatu yang konkrit jangan dijadikan sebagai hiasan atau ornamen saja,
dan ketika kita mendapatkan data kita harus mencari bukti-bukti penunjang
mengenai data tersebut.
·
PARAGRAPH
1
SENTENCE
1 :
“ A
small feast had been prepared for my going away party : salty sago pudding,
fish broth, fried papaya leaves, boiled yams, and chicken”
Pendapat
dari tiap-tiap anggota:
Aam :
Sebelum melakukan pesta perpisahan, si pemilik pesta itu mempersiapkan makanan
khas.
Latifah
: Pesta perpisahan yang diadakan salah satu suku di papua untuk si penulis.
Suneti : Pesta perpisahan antara penulis dengan suku
yang tidak diketahui yang disiapkan
oleh suku tersebut dengan makanan
khas suku tersebut.
Nur
K : Sebuah pesta kecil yang disiapkan
oleh suku yang ada di Papua dengan menyiapkan
makanan khas dari suku papua tersebut.
Eka
R : Sebuah pesta kecil dengan
menghidangkan makanan khas papua untuk perpisahan
dengan si penulis.
Sehingga
kita mengambil kesimpulan dari Sentence 1 adalah :
“Sebuah
pesta perpisahan yang disiapkan oleh sebuah suku di Papua untuk si penulis
(Eben) dengan menghidangkan makanan khas dari Papua”.
SENTENCE
2 :
“It was a modest affair, organized by Denny
Yomaki, a human rights worker, to mark the end of my fieldwork in May 2003”.
Pendapat
dari tiap-tiap anggota:
Latifah
: Pesta perpisahan itu di siapkan oleh Denny Yomaki seorang aktivis HAM yang
Sedang menandai berakhirnya penelitian di May 2003.
Suneti : Denny Yomaki yang mewakili orang yang
belum diketahui dalam menyiapkan
pesta perpisahan sederhana untuk
menandai berakhirnya penelitian penulisan pada
Mei 2003
Nur
K : Pesta perpisahan sederhana yang di
organisir Deny Yomaki seorang aktivis HAM
untuk menandai berakhirnya
penelitian pada Mei 2003
Eka
R : Deny Yomaki seorang aktivis HAM
mengadakan pesta sederhana tersebut guna
menandai berakhirnya penelitian
penulis tersebut
Aam : Pendapat saya mungkin sama dengan
teman-teman, namun ada halnya Deny Yomaki
sedang apa di Papua dan kenapa dia
melakukan penelitian di Papua.
Kemudian di saat kami
tengah membuat kesimpulan Mr. Lala memberhentikan diskusi, sehingga beliau
menyampaikan apa yang di sebut dengan Data. Menurut Mr. Lala data bersifat
abstrak dan data merupakan cara untuk memahami sesuatu untuk mendapatkan
informasi. Informasi terdiri dari tertulis dan spoken. Yang mana didalam
informasi spoken menurut Miko Lehtonen
terdiri dari Visual dan Konten. dalam dunia visual, dunia gambar memiliki peran
utama dalam akhir budaya modern. Karena telah membuat kehidupan keseharian
dalam bergambar dengan cara yang sangat penting. Istilah “Teks” meliputi semua
produk yang membuat pembentukan makna (Lehtonen, 2000:56). Sedangkan menurut Ken Hyland adalah Finally I should
briefly mention an area of writing which, while more closely associated with
redaing for most of us, nevertheless appeals to many people from all
backgrounds and walks of life : creative writing (Hyland, 2002: 229).
berikut
merupakan kelebihan dan kekurangan kami sebagai seorang pembaca, diantaranya:
- Kelebihan
Kelebihan
kami disini adalah kami mengetahui bahwa seorang penulis mempunyai sebuah
tujuan untuk menjelek-jelekan pemerintah. Kemudian akan mengubah paradigma yang
ada.
- Kekurangan
Kekurangan
kami sebagai pembaca terutama dalam teks yang berbahasa inggris adalah tidak
mengetahui tentang vocabulary yang baru dan
belum kami mengerti. Kemudian kami masih sulit untuk menerjemahkan
sebuah kalimat dan harus kata demi kata terlebih dahulu untuk menerjemahkannya. Terkadang kami bingung akan
letak main idea dalam kalimat tersebut dan biasanya teks yang digunakan terlalu
tinggi gaya bahasanya (akademik banget).
Adapun
hal-hal yang sudah dipahami diantaranya adalah:
- Mengenai Kronologi Papua Barat.
- Mengenai asal-usul nama pulau Papua.
- Mengenai Belanda yang tidak mau pergi dari Papua.
- Mengenai peran soekarno dalam mengintegrasikan Papua Barat.
- Mengenai tujuan Belanda tidak mau meninggalkan Papua.
Sedangkan
hal-hal yang belum dipahami diantaranya adalah :
- Mengenai sejarah detail Papua Barat.
- Mengenai Organisasi Papua Merdeka (OPM).
- Mengenai tentang anggota militer Indonesia yang terlibat dengan Belanda.
- Berikut adalah sejarah singkat Papua
Ketika indonesia memproklamasikan kemerdekaannya
pada tanggal 17 Agustus 1945, indonesia mengklaim selurh wilyah Hindia Belanda,
termasuk wilayah barat Pulau Papua. Namun demikian, pihak belanda kemudian
menganggap wilayah itu masih menjadi salah satu provinsi Kerajaan Belanda.
Pemerintah Belanda kemudian memulai persiapan untuk menjadikan Papua sebagai
negara merdeka selambat-lambatnya pada tahun 1970-an. Namun pemerintah
Indonesia menentang hal ini dan Papua menjadi daerah yang diperebutkan antara
Indonesia dan Belanda. Hal ini kemudian di bicarakan dalam beberapa pertemuan
dan berbagai forum internaisonal. Dalam Konferensi Meja Bundar tahun 1949,
belanda dan Indonesia tidak berhasil mencapai keputusan mengenai Papua bagian
Barat, namun setuju bahwa hal ini akan dibicarakan kembali dalam
jangka waktu satu tahun.
Pada bulan Desember 1950, PBB memutuskan bahwa Papua bagian barat memiliki hak merdeka sesuai dengan pasal 73e Piagam PBB. Karena Indonesia mengklaim Papua bagian barat sebagai daerahnya, Belanda mengundang Indonesia ke Mahkamah Internasional untuk menyelesaikan masalah ini, namun Indonesia menolak.
Pada bulan Desember 1950, PBB memutuskan bahwa Papua bagian barat memiliki hak merdeka sesuai dengan pasal 73e Piagam PBB. Karena Indonesia mengklaim Papua bagian barat sebagai daerahnya, Belanda mengundang Indonesia ke Mahkamah Internasional untuk menyelesaikan masalah ini, namun Indonesia menolak.
Setelah Indonesia beberapa kali menyerang Papua bagian
barat, Belanda mempercepat program pendidikan di Papua bagian barat untuk
persiapan kemerdekaan. Hasilnya antara lain adalah sebuah akademi angkatan laut
yang berdiri pada 1956 dan tentara Papua pada 1957 Sebagai kelanjutan, pada
17 Agustus Indonesia membentuk Provinsi Irian Barat dengan ibukota di Soasiu
yang berada di Pulau Tidore dengan gubernur pertamanya,
Zainal Abidin Syah yang dilantik pada tanggal 23 September 1959.
Indonesia
mulai mencari bantuan senjata dari luar negeri menjelang terjadinya konflik
antara Indonesia dan Belanda. Indonesia mencoba meminta bantuan dari Amerika
Serikat, namun gagal. Akhirnya, pada bulan Desember 1960,
Jendral A. H. Nasution pergi ke Moskwa, Uni Soviet, dan
akhirnya berhasil mengadakan perjanjian jual-beli senjata dengan pemerintah Uni
Soviet senilai 2,5 miliar dollar Amerika dengan persyaratan
pembayaran jangka panjang. Setelah pembelian ini, TNI mengklaim bahwa Indonesia memiliki
angkatan udara terkuat di belahan bumi selatan.. Amerika Serikat tidak
mendukung penyerahan Papua bagian barat ke Indonesia karena Bureau of European Affairs diWashington, DC menganggap
hal ini akan "menggantikan penjajahan oleh kulit putih dengan penjajahan
oleh kulit coklat". Tapi pada bulan April 1961, Robert Komer dan McGeorge Bundy
mulai mempersiapkan rencana agar PBB memberi kesan bahwa penyerahan kepada
Indonesia terjadi secara legal. Walaupun ragu, presiden John F. Kennedy akhirnya
mendukung hal ini karena iklim Perang Dingin saat
itu dan kekhawatiran bahwa Indonesia akan meminta pertolongan pihak komunis Soviet
bila tidak mendapatkan dukungan dari Amerika Serikat sehingga Indonesia
akan membeli berbagai macam alat milter
pada Uni Soviet.
Diplomasi
Indonesia
mendekati negara-negara seperti India, Pakistan, Australia, Selandia Baru, Thailand, Britania Raya, Jerman, dan Perancis agar
mereka tidak memberi dukungan kepada Belanda jika pecah perang antara Indonesia
dan Belanda. Dalam Sidang Umum PBB tahun
1961, Sekjen PBB U Thant meminta Ellsworth Bunker, diplomat
dari Amerika Serikat, untuk mengajukan usul tentang penyelesaian masalah status
Papua bagian barat. Bunker mengusulkan agar Belanda menyerahkan Papua bagian
barat kepada Indonesia melalui PBB dalam jangka waktu 2 tahun.
Ekonomi
Pada
tanggal 27 Desember 1958, presiden Soekarno mengeluarkan
UU nomor 86 tahun 1958 tentang nasionalisasi semua
perusahaan Belanda di Indonesia. Perusahaan-perusahaan yang dinasionalisasi
seperti:
1.
Perusahaan Perkebunan
2.
Netherlansche Handels Mattscapij
3.
Perusahaan Listrik
4.
Perusahaan Perminyakan
5.
Rumah Sakit (CBZ) manjadi RSCM
Dan
kebijakan-kebijakan lain seperti:
2.
Aksi mogok buruh perusahaan Belanda di Indonesia.
Konfrontasi Total
Sesuai
dengan perkembangan situasi Trikora diperjelas dengan Instruksi Panglima Besar
Komodor Tertinggi Pembebasan Irian Barat No.1 kepada Panglima Mandala yang
isinya sebagai berikut:
- Merencanakan, mempersiapkan, dan menyelenggarakan operasi militer dengan tujuan mengembalikan wilayah Irian Barat ke dalam kekuasaan Republik Indonesia.
- Mengembangkan situasi di Provinsi Irian Barat sesuai dengan perjuangan di bidang diplomasi dan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya di Wilayah Irian Barat dapat secara de facto diciptakan daerah-daerah bebas atau ada unsur kekuasaan/ pemerintah daerah Republik Indonesia.
Strategi
yang disusun oleh Panglima Mandala guna melaksanakan instruksi tersebut.
- Tahap Infiltrasi (penyusupan) (sampai akhir 1962),yaitu dengan memasukkan 10 kompi di sekitar sasaran-sasaran tertentu untuk menciptakan daerah bebas de facto yang kuat sehingga sulit dihancurkan oleh musuh dan mengembangkan pengusaan wilayah dengan membawa serta rakyat Irian Barat.
- Tahap Eksploitasi (awal 1963),yaitu mengadakan serangan terbuka terhadap induk militer lawan dan menduduki semua pos-pos pertahanan musuh yang penting.
- Tahap Konsolidasi (awal 1964),yaitu dengan menunjukkan kekuasaan dan menegakkan kedaulatan Republik Indonesia secara mutlak di seluruh Irian Barat.
Pelaksanaannya
Indonesia menjalankan tahap infiltasi, selanjutnya melaksanakan operasi
Jayawijaya, tetapi sebelum terlaksana pada 18 Agustus 1962 ada sebuah perintah
dari presiden untuk menghentikan tembak-menembak.
Konflik bersenjata
Soekarno
membentuk Komando Mandala, dengan Mayjen Soeharto sebagai Panglima Komando.
Tugas komando Mandala adalah untuk merencanakan, mempersiapkan, dan
menyelenggarakan operasi militer untuk menggabungkan Papua bagian barat dengan
Indonesia. Belanda mengirimkan kapal induk Hr. Ms. Karel Doorman ke Papua bagian barat.
Angkatan Laut Belanda (Koninklijke Marine) menjadi tulang punggung
pertahanan di perairan Papua bagian barat, dan sampai tahun 1950, unsur-unsur pertahanan Papua Barat
terdiri dari:
·
Koninklijke Marine (Angkatan Laut Kerajaan
Belanda)
·
Korps Mariniers
Keadaan ini
berubah sejak tahun 1958, di mana kekuatan militer Belanda terus bertambah
dengan kesatuan dari Koninklijke Landmacht(Angkatan Darat Belanda)
dan Marine Luchtvaartdienst. Selain itu, batalyon infantri 6 Angkatan
Darat merupakan bagian dari Resimen InfantriOranje Gelderland yang
terdiri dari 3 batalyon yang
ditempatkan di Sorong, Fakfak, Merauke, Kaimana, dan Teminabuan.
Operasi-operasi Indonesia
Sebuah operasi rahasia dijalankan untuk menyusupkan sukarelawan ke Papua
bagian barat. Walaupun Trikora telah dikeluarkan, namun misi itu dilaksanakan
sendiri-sendiri dalam misi tertentu dan bukan dalam operasi bangunan . Hampir
semua kekuatan yang dilibatkan dalam Operasi Trikora sama sekali belum siap,
bahkan semua kekuatan udara masih tetap di PulauJawa. Walaupun begitu, TNI Angkatan Darat lebih dulu melakukan
penyusupan sukarelawan, dengan meminta bantuan TNI Angkatan Lautuntuk
mengangkut pasukannya menuju pantai Papua bagian barat, dan juga meminta
bantuan TNI Angkatan Udara untuk mengirim 2 pesawat
Hercules untuk mengangkut pasukan menuju target yang ditentukan oleh TNI AL. Misi
itu sangat rahasia, sehingga hanya ada beberapa petinggi di markas besar TNI AU
yang mengetahui tentang misi ini. Walaupun misi ini sebenarnya tidaklah rumit,
TNI AU hanya bertugas untuk mengangkut pasukan dengan pesawat Hercules, hal
lainnya tidak menjadi tanggung jawab
TNI AU.
Kepolisian Republik Indonesia juga menyiapkan pasukan Brigade Mobil yang tersusun dalam beberapa resimen tim pertempuran (RTP). Beberapa RTP Brimob ini digelar di kepulauan Ambon sebagai persiapan menyerbu ke Papua bagian barat. Sementara itu Resimen Pelopor (unit parakomando Brimob) yang dipimpin Inspektur Tingkat I Anton Soedjarwo disiagakan di Pulau Gorom. Satu tim Menpor kemudian berhasil menyusup ke Papua bagian barat melalui laut dengan mendarat di Fakfak. Tim Menpor ini terus masuk jauh ke pedalaman Papua bagian barat melakukan sabotase dan penghancuran objek-objek vital milik Belanda.
Pada tanggal 12 Januari 1962, pasukan berhasil didaratkan di Letfuan. Pesawat Hercules kembali ke pangkalan. Namun, pada tanggal 18 Januari 1962, pimpinan angkatan lain melapor ke Soekarno bahwa karena tidak ada perlindungan dari TNI AU, sebuah operasi menjadi gagal.
Kepolisian Republik Indonesia juga menyiapkan pasukan Brigade Mobil yang tersusun dalam beberapa resimen tim pertempuran (RTP). Beberapa RTP Brimob ini digelar di kepulauan Ambon sebagai persiapan menyerbu ke Papua bagian barat. Sementara itu Resimen Pelopor (unit parakomando Brimob) yang dipimpin Inspektur Tingkat I Anton Soedjarwo disiagakan di Pulau Gorom. Satu tim Menpor kemudian berhasil menyusup ke Papua bagian barat melalui laut dengan mendarat di Fakfak. Tim Menpor ini terus masuk jauh ke pedalaman Papua bagian barat melakukan sabotase dan penghancuran objek-objek vital milik Belanda.
Pada tanggal 12 Januari 1962, pasukan berhasil didaratkan di Letfuan. Pesawat Hercules kembali ke pangkalan. Namun, pada tanggal 18 Januari 1962, pimpinan angkatan lain melapor ke Soekarno bahwa karena tidak ada perlindungan dari TNI AU, sebuah operasi menjadi gagal.
Pertempuran laut Aru
Pertempuran
Laut Aru pecah pada tanggal 15 Januari 1962,
ketika 3 kapal milik Indonesia yaitu KRI Macan Kumbang, KRI Macan Tutulyang membawa
Komodor Yos Sudarso, dan KRI Harimau yang
dinaiki Kolonel Sudomo, Kolonel Mursyid, dan Kapten
Tondomulyo, berpatroli pada posisi 4°49' LS dan 135°02' BT. Menjelang pukul 21:00 WIT, Kolonel Mursyid melihat tanda
di radar bahwa di depan lintasan 3
kapal itu, terdapat 2 kapal di sebelah kanan dan sebelah kiri. Tanda itu tidak
bergerak, dimana berarti kapal itu sedang berhenti. Ketika 3 KRI melanjutkan
laju mereka, tiba-tiba suara pesawat jenis Neptune yang sedang mendekat
terdengar dan menghujani KRI itu dengan bom dan peluru yang tergantung pada parasut
Kapal Belanda menembakan tembakan peringatan yang jatuh di dekat KRI Harimau.
Kolonel Sudomo memerintahkan untuk memberikan tembakan balasan, namun tidak
mengenai sasaran. Akhirnya, Yos Sudarso memerintahkan untuk mundur, namun kendali
KRI Macan Tutul macet, sehingga kapal itu terus membelok ke kanan. Kapal
Belanda mengira itu merupakan manuver berputar untuk menyerang, sehingga kapal
itu langsung menembaki KRI Macan Tutul. Komodor Yos Sudarso gugur pada
pertempuran ini setelah menyerukan pesan terakhirnya yang terkenal, "Kobarkan
semangat pertempuran".
Operasi penerjunan penerbang
Indonesia
Pasukan Indonesia di bawah pimpinan Mayjen Soeharto melakukan operasi
infiltrasi udara dengan menerjunkan penerbang menembus radar Belanda. Mereka
diterjunkan di daerah pedalaman Papua bagian barat. Penerjunan tersebut
menggunakan pesawat angkut Indonesia, namun operasi ini hanya mengandalkan
faktor pendadakan, sehingga operasi ini dilakukan pada malam hari. Penerjunan
itu pada awalnya dilaksanakan dengan menggunakan pesawat angkut ringan C-47
Dakota yang kapasitas 18 penerjun, namun karena keterbatasan kemampuannya,
penerjunan itu dapat dicegat oleh pesawat pemburu Neptune Belanda.
Pada tanggal 19 Mei 1962, sekitar 81 penerjun payung terbang dari Bandar Udara Pattimura, Ambon, dengan menaiki pesawat Hercules menuju daerah sekitar Kota Teminabuan untuk melakukan penerjunan. Saat persiapan keberangkatan, komandan pasukan menyampaikan bahwa mereka akan diterjunkan di sebuah perkebunan teh, selain itu juga disampaikan sandi-sandi panggilan, kode pengenal teman, dan lokasi titik kumpul, lalu mengadakan pemeriksaan kelengkapan perlengkapan anggotanya sebelum masuk ke pesawat Hercules.
Pada tanggal 19 Mei 1962, sekitar 81 penerjun payung terbang dari Bandar Udara Pattimura, Ambon, dengan menaiki pesawat Hercules menuju daerah sekitar Kota Teminabuan untuk melakukan penerjunan. Saat persiapan keberangkatan, komandan pasukan menyampaikan bahwa mereka akan diterjunkan di sebuah perkebunan teh, selain itu juga disampaikan sandi-sandi panggilan, kode pengenal teman, dan lokasi titik kumpul, lalu mengadakan pemeriksaan kelengkapan perlengkapan anggotanya sebelum masuk ke pesawat Hercules.
Pada pukul 03:30 WIT, pesawat Hercules yang dikemudikan Mayor Udara T.Z.
Abidin terbang menuju daerah Teminabuan Dalam waktu tidak lebih dari 1 menit, proses pendaratan 81 penerjun
payung selesai dan pesawat Hercules segera meninggalkan daerah Teminabuan.
Keempat mesin Allison T56A-15 C-130B Hercules terbang menanjak untuk mencapai
ketinggian yang tidak dapat dicapai oleh pesawat Neptune milik Belanda.
TNI Angkatan Laut kemudian mempersiapkan Operasi Jayawijaya yang merupakan operasi amfibi terbesar dalam sejarah operasi militer Indonesia. Lebih dari 100 kapal perangdan 16.000 prajurit disiapkan dalam operasi tersebut.
TNI Angkatan Laut kemudian mempersiapkan Operasi Jayawijaya yang merupakan operasi amfibi terbesar dalam sejarah operasi militer Indonesia. Lebih dari 100 kapal perangdan 16.000 prajurit disiapkan dalam operasi tersebut.
Akhir dari
konflik
Karena
kekhawatiran bahwa pihak komunis akan mengambil keuntungan dalam konfik ini,
Amerika Serikat mendesak Belanda untuk berunding dengan Indonesia. Karena usaha
ini, tercapailah persetujuan New York pada
tanggal 15 Agustus 1962. Pemerintah Australia yang
awalnya mendukung kemerdekaan Papua, juga mengubah pendiriannya, dan mendukung
penggabungan dengan Indonesia atas desakan AS.
Persetujuan New York
Pada
tanggal 15 Agustus 1962, perundingan antara Indonesia dan Belanda
dilaksanakan di Markas Besar PBB di New York. Pada
perundingan itu, Indonesia diwakili olehSoebandrio, dan
Belanda diwakili oleh Jan Herman van Roijen dan C.W.A. Schurmann. Isi dari
Persetujuan New York adalah:
·
Belanda akan menyerahkan pemerintahan Papua bagian
barat kepada United Nations Temporary Executive Authority (UNTEA), yang didirikan oleh Sekretaris
Jenderal PBB. UNTEA kemudian akan menyerahkan pemerintahan kepada Indonesia.
·
Bendera PBB akan dikibarkan selama masa peralihan.
·
Pengibaran bendera Indonesia dan Belanda akan diatur
oleh perjanjian antara Sekretaris Jenderal PBB dan masing-masing pemerintah.
·
UNTEA akan membantu polisi Papua dalam menangani
keamanan. Tentara Belanda dan Indonesia berada di bawah Sekjen PBB dalam masa
peralihan.
·
Indonesia, dengan bantuan PBB, akan memberikan
kesempatan bagi penduduk Papua bagian barat untuk mengambil keputusan secara
bebas melalui
- musyawarah dengan perwakilan penduduk Papua bagian barat
- penetapan tanggal penentuan pendapat
- perumusan pertanyaan dalam penentuan pendapat mengenai kehendak penduduk Papua untuk tetap bergabung dengan Indonesia atau memisahkan diri dari Indonesia
- hak semua penduduk dewasa, laki-laki dan perempuan, untuk ikut serta dalam penentuan pendapat yang akan diadakan sesuai dengan standar internasional
Pada
tanggal 1 Mei 1963, UNTEA menyerahkan pemerintahan
Papua bagian barat kepada Indonesia. Ibukota Hollandia dinamai Kota Baru, dan
pada 5 September 1963, Papua bagian barat dinyatakan sebagai
"daerah karantina". Pemerintah Indonesia membubarkan Dewan Papua dan
melarang bendera Papua dan lagu kebangsaan Papua. Keputusan ini ditentang oleh
banyak pihak di Papua, dan melahirkan Organisasi Papua Merdeka (OPM) pada 1965. Untuk meredam gerakan ini,
dilaporkan bahwa pemerintah Indonesia melakukan berbagai tindakan pembunuhan,
penahanan, penyiksaan, dan pemboman udara. Menurut Amnesty International, lebih dari 100.000 orang Papua
telah tewas dalam kekerasan ini. OPM sendiri juga memiliki tentara dan telah
melakukan berbagai tindakan kekerasan.
Penentuan Pendapat Rakyat
Pada tahun
1969, diselenggarakan Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera) yang diatur oleh
Jenderal Sarwo Edhi Wibowo. Menurut
anggota OPM Moses Werror, beberapa minggu sebelum Pepera, angkatan bersenjata
Indonesia menangkap para pemimpin rakyat Papua dan mencoba membujuk mereka
dengan cara sogokan dan ancaman untuk memilih penggabungan dengan Indonesia. Pepera
ini disaksikan oleh dua utusan PBB, namun mereka meninggalkan Papua setelah 200 suara (dari 1054)
untuk integrasi. Hasil PEPERA adalah Papua bergabung dengan Indonesia,
namun keputusan ini dicurigai oleh Organisasi Papua Merdeka dan berbagai
pengamat independen lainnya. Walaupun demikian, Amerika Serikat, yang tidak
ingin Indonesia bergabung dengan pihak komunis Uni Soviet, mendukung
hasil ini, dan Papua bagian barat menjadi provinsi ke-26 Indonesia, dengan
nama Irian Jaya.
Setelah
Papua bagian barat digabungkan dengan Indonesia sebagai Irian Jaya, Indonesia
mengambil posisi sebagai berikut:
1.
Papua bagian barat telah menjadi daerah Republik
Indonesia sejak 17 Agustus 1945 namun masih dipegang oleh
Belanda
3.
penggabungan Papua bagian barat dengan Indonesia
adalah tindakan merebut kembali daerah Indonesia yang dikuasai Belanda
4.
penggabungan Papua bagian barat dengan Indonesia
adalah kehendak rakyat Papua.
Hal ini diajarkan
di sekolah dan ditulis dalam buku teks sejarah nasional.
Setelah Jendral Soeharto menjadi Presiden Indonesia, Freeport Sulphur adalah perusahaan asing pertama yang diberi izin tambang dengan jangka waktu 30 tahun mulai dari tahun 1981 (walaupun tambang ini telah beroperasi sejak tahun 1972), dan kontrak ini diperpanjang pada tahun 1991 sampai tahun 2041. Setelah pembukaan tambang Grasberg pada tahun 1988, tambang ini menjadi tambang emas terbesar di dunia. Penduduk setempat dengan bantuan Organisasi Papua Merdeka memprotes berbagai tindakan pencemaran lingkungan hidup dan pelanggaran Hak Asasi Manusia yang dilakukan Freeport dan pemerintah Indonesia dengan berbagai cara, termasuk peledakan pipa gas dan penculikan beberapa pegawai Freeport dari Eropa dan Indonesia pada tahun 1996. Dalam kejadian ini, 2 tawanan dibunuh dan sisanya dibebaskan Pada tahun 1980-an, Indonesia memulai gerakan transmigrasi, di mana puluhan ribu orang dari pulau Jawa dan Sumatera dipindahkan ke provinsi Irian Jaya dalam jangka waktu 10 tahun. Penentang program ini mencurigai usaha Indonesia untuk mendominasi provinsi Irian Jaya dengan cara memasukkan pengaruh pemerintah pusat. Pada tahun 2000, presiden Abdurrahman Wahid memberi otonomi khusus kepada provinsi Papua untuk meredam usaha separatis. Provinsi ini kemudian dibagi dua menjadi provinsi: Papuadan Irian Jaya Barat (sekarang Papua Barat) melalui instruksi Presiden Megawati Soekarnoputri pada tahun 2001.
Setelah Jendral Soeharto menjadi Presiden Indonesia, Freeport Sulphur adalah perusahaan asing pertama yang diberi izin tambang dengan jangka waktu 30 tahun mulai dari tahun 1981 (walaupun tambang ini telah beroperasi sejak tahun 1972), dan kontrak ini diperpanjang pada tahun 1991 sampai tahun 2041. Setelah pembukaan tambang Grasberg pada tahun 1988, tambang ini menjadi tambang emas terbesar di dunia. Penduduk setempat dengan bantuan Organisasi Papua Merdeka memprotes berbagai tindakan pencemaran lingkungan hidup dan pelanggaran Hak Asasi Manusia yang dilakukan Freeport dan pemerintah Indonesia dengan berbagai cara, termasuk peledakan pipa gas dan penculikan beberapa pegawai Freeport dari Eropa dan Indonesia pada tahun 1996. Dalam kejadian ini, 2 tawanan dibunuh dan sisanya dibebaskan Pada tahun 1980-an, Indonesia memulai gerakan transmigrasi, di mana puluhan ribu orang dari pulau Jawa dan Sumatera dipindahkan ke provinsi Irian Jaya dalam jangka waktu 10 tahun. Penentang program ini mencurigai usaha Indonesia untuk mendominasi provinsi Irian Jaya dengan cara memasukkan pengaruh pemerintah pusat. Pada tahun 2000, presiden Abdurrahman Wahid memberi otonomi khusus kepada provinsi Papua untuk meredam usaha separatis. Provinsi ini kemudian dibagi dua menjadi provinsi: Papuadan Irian Jaya Barat (sekarang Papua Barat) melalui instruksi Presiden Megawati Soekarnoputri pada tahun 2001.
Mungkin cukup sekian Class Reviewnya. Kurang lebihnya moho maaf.
REFERENSI
http://id.wikipedia.org/wiki/Operasi_Trikora
Di unduh pada 6 April 2014 pukul 06.30
Di
unduh pada tanggal 6 April 2014 pukul 14.30
Di
unduh pada tanggal 6 April 2014 pukul 14.30


Subscribe to:
Post Comments (Atom)