Sunday, April 6, 2014

Reading is Experience


Nama : Nur Komariyah
Kelas : PBI-D
Class Review 8
Reading is a Experience
Jum’at pada tanggal  04 April 2014 merupakan hari dimana writing and conversation 4 akan dipelajari oleh PBI-D diruang 46 lantai tiga, kami bergegas memasuki kelas dengan penuh semangat dan tergesa-gesa dikarenakan akan masuk pukul 07.00 WIB. Akan tetapi ketika kami sampai lebih awal ternyata mata kuliah ini dimulai pukul 07.30 WIB, akhirnya kami menggunakan waktu ini untuk duduk santai dan menyiapkan bahan-bahan yang akan digunakan untuk mata kuliah ini. Ada yang berbeda dengan hari ini, karena kita tidak membuat class review pada minggu kemarin dan tidak ada tugas apapun sehingga bisa dikatakan  kami free dari yang bernama tugas. Kami masuk kelas pun tanpa adanya passport untuk masuk kelas mata kuliah Writing and Conversation 4.

            Setelah pukul 07.30 WIB, Mr. Lala memulai mata kuliah writing dengan mengabsen siswa-siswi PBI-D dengan sangat teliti. Selanjutnya dari ritual pengabsenan, Mr. Lala mengatakan pendapatnya mengenai UTS minggu kemarin bahwa kita semua gagal membacanya dan bukan itu saja bahkan kita juga gagal mengeksplornya. Setelah itu juga Mr. Lala membahas power point pertemuan kesembilan yakni yang berjudul 9th : READING TIME. Di slide selanjutnya berjudul “What I saw in the first half of the season”. Ada beberapa point di slide tersebut diantaranya:
·         I am definitely exhausted in a very literal sense, but
Yah kita sama-sama mengetahui writing itu sangat cape dan melelahkan.
·         It seems that there is a progress nearby.
Progressnya terlihat (teknik nulis sudah bagus).
·         It is hard to see a constant high quality works produced by my students.
Kata kuncinya adalah constant high quality works yang artinya kerja yang kualitasnya tinggi.
·         When there are (too) many student violating the rules in the paper submission, I was totally disappointed.
·         I don’t tolerate a small error /mistake/ignorance.
·         Promoting multilingual writer (and reader is a real job)!.
·         Moving in L1-L2 continuum is a real journey!.
Kata kuncinya continuum yakni move in one place to another place atau titik pergerakan kalian dalam writing.
Di slide selanjutnya berjudul “What I expect in the second half on the season”. Ada sembilan poin yang dibahas diantaranya:
·         A better framework of the sacred word “Attitude”.
Nah, dari attitude ini akan memunculkan comprehensive.
·         A constant reading (extensive & intensive) experience.
Membaca konstan reading yang dari pengalaman ini terbagi menjadi dua yakni extensive yang berarti kejadian yang beulang-ulang dan intensive yang berart kejadian yang melebur kemana-mana.
·         A constant discussion with the best partner
·         A constant dua every single second!
·         A constant gathering outside the classroom
·         A constant FOCUS is a must! (empasize)
·         A constant COMMITMENT is a must!
·         A constant PERSEVERANCE is a must! (daya juang yang tinggi. Dan jika ketiga itu tidak bisa maka akan terlempar dari peta IAIN).
Kemudian Mr. Lala berkata Judul itu Roh dan teks mempunyai sebutan INTERTEXTUALITY yaitu koneksi yang artinya keterhubungan antara teks satu dengan teks yang lainnya. Lalu Mr. Lala meminta kami untuk membuat lima kelompok untuk membahas teks Don’t Use Your Data as a Pillow. Setelah itu kami menjawab Trivia Quiz yang hanya diberi waktu 10 menit diantaranya:
}  What is West Papua? And where is it located?
Menurut kelompok kami West Papua adalah pulau yang merupakan bagian dari indonesia dan sebelum berganti nama IRIAN JAYA setelah itu di kenal dengan nama Papua. Kemudian kami menggambar wawasan nusantara Indonesia dan kami beri tanda Papua Barat itu terletak di sebelah timur Indonesia.
}  What differences can you spot between PAPUA and IRIAN JAYA?
Menurut kami Papua adalah nama baru dari IRIAN JAYA (namanya diganti) sedangkan Irian Jaya adalah  nama pemberian dari Soeharto yang artinya Ikut Republik Indonesia Anti Netherland.
}  In what year the land called Papua integrated into NKRI?
UU No. 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus Papua mengamanatkan nama provinsi ini untuk diganti menjadi Papua. Tanggal 1 Juli 1971 merupakan Hari Awal Kemerdekaan Papua dan pada tanggal 1 desember 1961 merupakan Hari Kemerdekaan Papua
}  What is Trikora?
Trikora adalah Tri Komando Rakyat merupakan sebuah konflik dua tahun yang dilancarkan Indonesia untuk menggabungkan wilayah Papua bagian Barat.
}  What are the roles of Soekarno in the integration of Papua into NKRI?
Tentang  peran dari soekarno dalam mengintregasikan Irian Barat untuk masuk ke dalam NKRI, diantaranya:
1.      Melalui Jalur Diplomasi:
Jalur diplomasi disini adalah dengan cara perundingan bilateral antara Indonesia dan Belanda (1950-1954), melalui forum PBB dan Konferensi Asia Afrika (KAA). Akan tetapi melalui jalur diplomasi ini belum berhasil membuat Belanda hengkang dari Papua.
2.      Melalui Jalur Konfrontasi
Sembari menunggu hasil, pemerintah akhirnya mengambil langkah konkret dalam perjuangan Irian Barat ini dengan menetapkan Soa Siu yang berada di Tidore sebagai ibu Kota Provinsi Irian Barat. Akhirnya indonesia mengambil alih beberapa perusahaan Belanda dan dilanjutkan dengan pemutusan kerjasama dengan pihak belanda pada tahun 1970, berikut rinciannya:
1.      Konfrontasi Ekonomi dan Politik.
2.      Pembatalan Uni- Indonesia Belanda.
3.      Pembentukan pemerintahan sementara.
4.      Nasionalisasi perusahaan milik Belanda pada tahun 1957.
5.      Pemutusan hubungan diplomatik dengan belanda pada tahun 1960.
3.      Melalui Militer
a)      Trikora (Tri Komando Rakyat).
b)      Komando Mandala pembebasan Irian Barat (yang di pimpin oleh Mayjen Soeharto)
c)      Operasi Jaya Wijaya
4.      Persetujuan New York pada tahun 1962.
5.      Arti Penting Penentuan Pendapat Rakyat (PEPERA) pada tahun 1969.
}  What did the Dutch colonial do in Papua?
Kolonial Belanda di Papua melaksanakan sistem desentralisasi untuk menanamkan pengaruhnya agar dapat menegakkan kembali kekuasaan belanda di indonesia yang memiki tujuan akhir yaitu untuk mengembalikan kekuasaan belanda di indonesia. 
}  What are the roles of US-UN and our neighbouring countries in the Papua conflicts?
Peran dari US-UN adalah untuk mengompor-ngompori Indonesia agar Papua Barat terlepas dari RI.
}  What is Organisasi Papua Merdeka (OPM) and who finances them?
Organisasi Papua Merdeka adalah sebuah organisasi yang didirikan pada tahun 1965 dengan mempunyai tujuan membantu dan melaksanakan penggulingan pemerintahan yang saat ini berdiri di provinsi Papua dan Papua Barat di Indonesia, sebelum bernama Irian Jaya, Papua Barat memeisahkan diri dari Indonesia dan menolak pembangunan Ekonomi dan modernitas. Organisasi ini mendapatkan dana dari pemerintah Libya pimpinan Muammar Gaddafi dan pelatih dari grup gerilya New People Army beraliran Maios yang ditetapkan sebagai terorois asing oleh Departemen Keamanan Nasional Amerika Serikat.
            Tidak lama kemudian Mr. Lala menstop dan kami pun diminta untuk mendiskusikan judul dan paragrap satu dari teks Don’t Use Your Data as a Pillow. Kemudian beliau memberi instruksi bagaimana cara untuk mendiskusikan teks tersebut, setelah itu kami membuat kelompok yang terdiri dari Aam Amaliah, Eka Ramdhani Niengsih, Latifah Nurhasana, Nur Komariyah, dan Suneti Alawiyah, lalu barulah mendiskusikan dengan arahan dari Mr. Lala dan kami hany diberi waktu 30 menit. Berikut adalah hasil dari diskusi Kelompok Lima.

CATATAN KOTOR diskusi teks DON’T USE YOUR DATA As a PILLOW
·         TITLE “Don’t Use Your Data as a Pillow
Pendapat dari tiap-tiap anggota :
Aam     : Jangan jadikan data sebagai pengetahuan saja
Latifah : Data seharusnya lebih di eksplor lagi, jangan di diamkan saja.
Suneti  : Data jangan disimpan tapi di eksplor karena data bersifat konkrit dan pillow
  merupakan sandaran ketika kita tidur.
Nur K  : Data jangan dijadikan sebagai pangkuan untuk rehat alias ornamen semata.
Eka R  : Mencari tahu data itu real atau tidak, kemudian perlu adanya bukti-bukti penunjang
  dari data tersebut.
Sehingga dari judul tersebut kami mengambil kesimpulan sebagai berikut :
“Data sebagai sesuatu yang konkrit jangan dijadikan sebagai hiasan atau ornamen saja, dan ketika kita mendapatkan data kita harus mencari bukti-bukti penunjang mengenai data tersebut.
·         PARAGRAPH 1
SENTENCE 1 :
 A small feast had been prepared for my going away party : salty sago pudding, fish broth, fried papaya leaves, boiled yams, and chicken”
Pendapat dari tiap-tiap anggota:
Aam    : Sebelum melakukan pesta perpisahan, si pemilik pesta itu mempersiapkan makanan
               khas.
Latifah : Pesta perpisahan yang diadakan salah satu suku di papua untuk si penulis.
Suneti  : Pesta perpisahan antara penulis dengan suku yang tidak diketahui yang disiapkan
              oleh suku tersebut dengan makanan khas suku tersebut.
Nur K  : Sebuah pesta kecil yang disiapkan oleh suku yang ada di Papua dengan menyiapkan 
  makanan khas dari suku papua tersebut.
Eka R  : Sebuah pesta kecil dengan menghidangkan makanan khas papua untuk perpisahan
              dengan si penulis.
Sehingga kita mengambil kesimpulan dari Sentence 1 adalah :
“Sebuah pesta perpisahan yang disiapkan oleh sebuah suku di Papua untuk si penulis (Eben) dengan menghidangkan makanan khas dari Papua”.
SENTENCE 2 :
It was a modest affair, organized by Denny Yomaki, a human rights worker, to mark the end of my fieldwork in May 2003”.
Pendapat dari tiap-tiap anggota:
Latifah : Pesta perpisahan itu di siapkan oleh Denny Yomaki seorang aktivis HAM yang
               Sedang menandai berakhirnya penelitian di May 2003.
Suneti   : Denny Yomaki yang mewakili orang yang belum diketahui dalam menyiapkan
               pesta perpisahan sederhana untuk menandai berakhirnya penelitian penulisan pada
               Mei 2003
Nur K  : Pesta perpisahan sederhana yang di organisir Deny Yomaki seorang aktivis HAM
              untuk menandai berakhirnya penelitian pada Mei 2003
Eka R  : Deny Yomaki seorang aktivis HAM mengadakan pesta sederhana tersebut guna 
              menandai berakhirnya penelitian penulis tersebut
Aam    : Pendapat saya mungkin sama dengan teman-teman, namun ada halnya Deny Yomaki
            sedang apa di Papua dan kenapa dia melakukan penelitian di Papua.
Kemudian di saat kami tengah membuat kesimpulan Mr. Lala memberhentikan diskusi, sehingga beliau menyampaikan apa yang di sebut dengan Data. Menurut Mr. Lala data bersifat abstrak dan data merupakan cara untuk memahami sesuatu untuk mendapatkan informasi. Informasi terdiri dari tertulis dan spoken. Yang mana didalam informasi spoken menurut Miko Lehtonen terdiri dari Visual dan Konten. dalam dunia visual, dunia gambar memiliki peran utama dalam akhir budaya modern. Karena telah membuat kehidupan keseharian dalam bergambar dengan cara yang sangat penting. Istilah “Teks” meliputi semua produk yang membuat pembentukan makna (Lehtonen, 2000:56). Sedangkan menurut Ken Hyland adalah Finally I should briefly mention an area of writing which, while more closely associated with redaing for most of us, nevertheless appeals to many people from all backgrounds and walks of life : creative writing (Hyland, 2002: 229).
            berikut merupakan kelebihan dan kekurangan kami sebagai seorang pembaca, diantaranya:
  1. Kelebihan
Kelebihan kami disini adalah kami mengetahui bahwa seorang penulis mempunyai sebuah tujuan untuk menjelek-jelekan pemerintah. Kemudian akan mengubah paradigma yang ada.
  1. Kekurangan
Kekurangan kami sebagai pembaca terutama dalam teks yang berbahasa inggris adalah tidak mengetahui tentang vocabulary yang baru dan  belum kami mengerti. Kemudian kami masih sulit untuk menerjemahkan sebuah kalimat dan harus kata demi kata terlebih dahulu untuk  menerjemahkannya. Terkadang kami bingung akan letak main idea dalam kalimat tersebut dan biasanya teks yang digunakan terlalu tinggi gaya bahasanya (akademik banget). 
Adapun hal-hal yang sudah dipahami diantaranya adalah:
  1. Mengenai Kronologi Papua Barat.
  2. Mengenai asal-usul nama pulau Papua.
  3. Mengenai Belanda yang tidak mau pergi dari Papua.
  4. Mengenai peran soekarno dalam mengintegrasikan Papua Barat.
  5. Mengenai tujuan Belanda tidak mau meninggalkan Papua.
Sedangkan hal-hal yang belum dipahami diantaranya adalah :
  1. Mengenai sejarah detail Papua Barat.
  2. Mengenai Organisasi Papua Merdeka (OPM).
  3. Mengenai tentang anggota militer Indonesia yang terlibat dengan Belanda.

  • Berikut adalah sejarah singkat Papua
Ketika indonesia memproklamasikan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945, indonesia mengklaim selurh wilyah Hindia Belanda, termasuk wilayah barat Pulau Papua. Namun demikian, pihak belanda kemudian menganggap wilayah itu masih menjadi salah satu provinsi Kerajaan Belanda. Pemerintah Belanda kemudian memulai persiapan untuk menjadikan Papua sebagai negara merdeka selambat-lambatnya pada tahun 1970-an. Namun pemerintah Indonesia menentang hal ini dan Papua menjadi daerah yang diperebutkan antara Indonesia dan Belanda. Hal ini kemudian di bicarakan dalam beberapa pertemuan dan berbagai forum internaisonal. Dalam Konferensi Meja Bundar tahun 1949, belanda dan Indonesia tidak berhasil mencapai keputusan mengenai Papua bagian Barat, namun setuju bahwa hal ini akan dibicarakan kembali dalam jangka waktu satu  tahun.
Pada bulan Desember 1950,  PBB memutuskan bahwa Papua bagian barat memiliki hak merdeka sesuai dengan pasal 73e 
Piagam PBB. Karena Indonesia mengklaim Papua bagian barat sebagai daerahnya, Belanda mengundang Indonesia ke Mahkamah Internasional untuk menyelesaikan masalah ini, namun Indonesia menolak.
Setelah Indonesia beberapa kali menyerang Papua bagian barat, Belanda mempercepat program pendidikan di Papua bagian barat untuk persiapan kemerdekaan. Hasilnya antara lain adalah sebuah akademi angkatan laut yang berdiri pada 1956 dan tentara Papua pada 1957 Sebagai kelanjutan, pada 17 Agustus Indonesia membentuk Provinsi Irian Barat dengan ibukota di Soasiu yang berada di Pulau Tidore dengan gubernur pertamanya, Zainal Abidin Syah yang dilantik pada tanggal 23 September 1959.  

Indonesia mulai mencari bantuan senjata dari luar negeri menjelang terjadinya konflik antara Indonesia dan Belanda. Indonesia mencoba meminta bantuan dari Amerika Serikat, namun gagal. Akhirnya, pada bulan Desember 1960, Jendral A. H. Nasution pergi ke MoskwaUni Soviet, dan akhirnya berhasil mengadakan perjanjian jual-beli senjata dengan pemerintah Uni Soviet senilai 2,5 miliar dollar Amerika dengan persyaratan pembayaran jangka panjang. Setelah pembelian ini, TNI mengklaim bahwa Indonesia memiliki angkatan udara terkuat di belahan bumi selatan.. Amerika Serikat tidak mendukung penyerahan Papua bagian barat ke Indonesia karena Bureau of European Affairs diWashington, DC menganggap hal ini akan "menggantikan penjajahan oleh kulit putih dengan penjajahan oleh kulit coklat". Tapi pada bulan April 1961, Robert Komer dan McGeorge Bundy mulai mempersiapkan rencana agar PBB memberi kesan bahwa penyerahan kepada Indonesia terjadi secara legal. Walaupun ragu, presiden John F. Kennedy akhirnya mendukung hal ini karena iklim Perang Dingin saat itu dan kekhawatiran bahwa Indonesia akan meminta pertolongan pihak komunis Soviet bila tidak mendapatkan dukungan dari Amerika Serikat sehingga Indonesia akan  membeli berbagai macam alat milter pada Uni Soviet.
Diplomasi
Indonesia mendekati negara-negara seperti IndiaPakistanAustraliaSelandia BaruThailandBritania RayaJerman, dan Perancis agar mereka tidak memberi dukungan kepada Belanda jika pecah perang antara Indonesia dan Belanda. Dalam Sidang Umum PBB tahun 1961, Sekjen PBB U Thant meminta Ellsworth Bunker, diplomat dari Amerika Serikat, untuk mengajukan usul tentang penyelesaian masalah status Papua bagian barat. Bunker mengusulkan agar Belanda menyerahkan Papua bagian barat kepada Indonesia melalui PBB dalam jangka waktu 2 tahun.
Ekonomi
Pada tanggal 27 Desember 1958, presiden Soekarno mengeluarkan UU nomor 86 tahun 1958 tentang nasionalisasi semua perusahaan Belanda di Indonesia. Perusahaan-perusahaan yang dinasionalisasi seperti:
1.     Perusahaan Perkebunan
2.     Netherlansche Handels Mattscapij
3.     Perusahaan Listrik
4.     Perusahaan Perminyakan
5.     Rumah Sakit (CBZ) manjadi RSCM
Dan kebijakan-kebijakan lain seperti:
1.     Memindahkan pasar pelelangan tembakau Indonesia ke Bremen (Jerman Barat).
2.     Aksi mogok buruh perusahaan Belanda di Indonesia.
3.     Melarang KLM (maskapai penerbangan Belanda) melintas di wilayah Indonesia.
4.     Melarang pemutaran film-film berbahasa Belanda.


Konfrontasi Total
Sesuai dengan perkembangan situasi Trikora diperjelas dengan Instruksi Panglima Besar Komodor Tertinggi Pembebasan Irian Barat No.1 kepada Panglima Mandala yang isinya sebagai berikut:
  • Merencanakan, mempersiapkan, dan menyelenggarakan operasi militer dengan tujuan mengembalikan wilayah Irian Barat ke dalam kekuasaan Republik Indonesia.
  • Mengembangkan situasi di Provinsi Irian Barat sesuai dengan perjuangan di bidang diplomasi dan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya di Wilayah Irian Barat dapat secara de facto diciptakan daerah-daerah bebas atau ada unsur kekuasaan/ pemerintah daerah Republik Indonesia.
Strategi yang disusun oleh Panglima Mandala guna melaksanakan instruksi tersebut.
  • Tahap Infiltrasi (penyusupan) (sampai akhir 1962),yaitu dengan memasukkan 10 kompi di sekitar sasaran-sasaran tertentu untuk menciptakan daerah bebas de facto yang kuat sehingga sulit dihancurkan oleh musuh dan mengembangkan pengusaan wilayah dengan membawa serta rakyat Irian Barat.
  • Tahap Eksploitasi (awal 1963),yaitu mengadakan serangan terbuka terhadap induk militer lawan dan menduduki semua pos-pos pertahanan musuh yang penting.
  • Tahap Konsolidasi (awal 1964),yaitu dengan menunjukkan kekuasaan dan menegakkan kedaulatan Republik Indonesia secara mutlak di seluruh Irian Barat.
Pelaksanaannya Indonesia menjalankan tahap infiltasi, selanjutnya melaksanakan operasi Jayawijaya, tetapi sebelum terlaksana pada 18 Agustus 1962 ada sebuah perintah dari presiden untuk menghentikan tembak-menembak.
Konflik bersenjata
Soekarno membentuk Komando Mandala, dengan Mayjen Soeharto sebagai Panglima Komando. Tugas komando Mandala adalah untuk merencanakan, mempersiapkan, dan menyelenggarakan operasi militer untuk menggabungkan Papua bagian barat dengan Indonesia. Belanda mengirimkan kapal induk Hr. Ms. Karel Doorman ke Papua bagian barat. Angkatan Laut Belanda (Koninklijke Marine) menjadi tulang punggung pertahanan di perairan Papua bagian barat, dan sampai tahun 1950, unsur-unsur pertahanan Papua Barat terdiri dari:
·         Koninklijke Marine (Angkatan Laut Kerajaan Belanda)
·         Korps Mariniers
·         Marine Luchtvaartdienst[2]
Keadaan ini berubah sejak tahun 1958, di mana kekuatan militer Belanda terus bertambah dengan kesatuan dari Koninklijke Landmacht(Angkatan Darat Belanda) dan Marine Luchtvaartdienst. Selain itu, batalyon infantri 6 Angkatan Darat merupakan bagian dari Resimen InfantriOranje Gelderland yang terdiri dari 3 batalyon yang ditempatkan di SorongFakfakMeraukeKaimana, dan Teminabuan.



Operasi-operasi Indonesia
Sebuah operasi rahasia dijalankan untuk menyusupkan sukarelawan ke Papua bagian barat. Walaupun Trikora telah dikeluarkan, namun misi itu dilaksanakan sendiri-sendiri dalam misi tertentu dan bukan dalam operasi bangunan . Hampir semua kekuatan yang dilibatkan dalam Operasi Trikora sama sekali belum siap, bahkan semua kekuatan udara masih tetap di PulauJawa. Walaupun begitu, TNI Angkatan Darat lebih dulu melakukan penyusupan sukarelawan, dengan meminta bantuan TNI Angkatan Lautuntuk mengangkut pasukannya menuju pantai Papua bagian barat, dan juga meminta bantuan TNI Angkatan Udara untuk mengirim 2 pesawat Hercules untuk mengangkut pasukan menuju target yang ditentukan oleh TNI AL. Misi itu sangat rahasia, sehingga hanya ada beberapa petinggi di markas besar TNI AU yang mengetahui tentang misi ini. Walaupun misi ini sebenarnya tidaklah rumit, TNI AU hanya bertugas untuk mengangkut pasukan dengan pesawat Hercules, hal lainnya tidak    menjadi tanggung jawab TNI AU.
            Kepolisian Republik Indonesia juga menyiapkan pasukan Brigade Mobil yang tersusun dalam beberapa resimen tim pertempuran (RTP). Beberapa RTP Brimob ini digelar di kepulauan Ambon sebagai persiapan menyerbu ke Papua bagian barat. Sementara itu Resimen Pelopor (unit parakomando Brimob) yang dipimpin Inspektur Tingkat I Anton Soedjarwo disiagakan di Pulau Gorom. Satu tim Menpor kemudian berhasil menyusup ke Papua bagian barat melalui laut dengan mendarat di Fakfak. Tim Menpor ini terus masuk jauh ke pedalaman Papua bagian barat melakukan sabotase dan penghancuran objek-objek vital milik Belanda.
Pada tanggal 
12 Januari 1962, pasukan berhasil didaratkan di Letfuan. Pesawat Hercules kembali ke pangkalan. Namun, pada tanggal 18 Januari 1962, pimpinan angkatan lain melapor ke Soekarno bahwa karena tidak ada perlindungan dari TNI AU, sebuah operasi menjadi gagal.
Pertempuran laut Aru
Pertempuran Laut Aru pecah pada tanggal 15 Januari 1962, ketika 3 kapal milik Indonesia yaitu KRI Macan KumbangKRI Macan Tutulyang membawa Komodor Yos Sudarso, dan KRI Harimau yang dinaiki Kolonel Sudomo, Kolonel Mursyid, dan Kapten Tondomulyo, berpatroli pada posisi 4°49' LS dan 135°02' BT. Menjelang pukul 21:00 WIT, Kolonel Mursyid melihat tanda di radar bahwa di depan lintasan 3 kapal itu, terdapat 2 kapal di sebelah kanan dan sebelah kiri. Tanda itu tidak bergerak, dimana berarti kapal itu sedang berhenti. Ketika 3 KRI melanjutkan laju mereka, tiba-tiba suara pesawat jenis Neptune yang sedang mendekat terdengar dan menghujani KRI itu dengan bom dan peluru yang tergantung pada parasut Kapal Belanda menembakan tembakan peringatan yang jatuh di dekat KRI Harimau. Kolonel Sudomo memerintahkan untuk memberikan tembakan balasan, namun tidak mengenai sasaran. Akhirnya, Yos Sudarso memerintahkan untuk mundur, namun kendali KRI Macan Tutul macet, sehingga kapal itu terus membelok ke kanan.  Kapal Belanda mengira itu merupakan manuver berputar untuk menyerang, sehingga kapal itu langsung menembaki KRI Macan Tutul. Komodor Yos Sudarso gugur pada pertempuran ini setelah menyerukan pesan terakhirnya yang terkenal, "Kobarkan semangat pertempuran".
Operasi penerjunan penerbang Indonesia
Pasukan Indonesia di bawah pimpinan Mayjen Soeharto melakukan operasi infiltrasi udara dengan menerjunkan penerbang menembus radar Belanda. Mereka diterjunkan di daerah pedalaman Papua bagian barat. Penerjunan tersebut menggunakan pesawat angkut Indonesia, namun operasi ini hanya mengandalkan faktor pendadakan, sehingga operasi ini dilakukan pada malam hari. Penerjunan itu pada awalnya dilaksanakan dengan menggunakan pesawat angkut ringan C-47 Dakota yang kapasitas 18 penerjun, namun karena keterbatasan kemampuannya, penerjunan itu dapat dicegat oleh pesawat pemburu Neptune Belanda.
Pada tanggal 
19 Mei 1962, sekitar 81 penerjun payung terbang dari Bandar Udara PattimuraAmbon, dengan menaiki pesawat Hercules menuju daerah sekitar Kota Teminabuan untuk melakukan penerjunan. Saat persiapan keberangkatan, komandan pasukan menyampaikan bahwa mereka akan diterjunkan di sebuah perkebunan teh, selain itu juga disampaikan sandi-sandi panggilan, kode pengenal teman, dan lokasi titik kumpul, lalu mengadakan pemeriksaan kelengkapan perlengkapan anggotanya sebelum masuk ke pesawat Hercules.
Pada pukul 03:30 WIT, pesawat Hercules yang dikemudikan Mayor Udara T.Z. Abidin terbang menuju daerah Teminabuan Dalam waktu tidak lebih dari 1 menit, proses pendaratan 81 penerjun payung selesai dan pesawat Hercules segera meninggalkan daerah Teminabuan. Keempat mesin Allison T56A-15 C-130B Hercules terbang menanjak untuk mencapai ketinggian yang tidak dapat dicapai oleh pesawat Neptune milik Belanda.
TNI Angkatan Laut kemudian mempersiapkan 
Operasi Jayawijaya yang merupakan operasi amfibi terbesar dalam sejarah operasi militer Indonesia. Lebih dari 100 kapal perangdan 16.000 prajurit disiapkan dalam operasi tersebut.
Akhir dari konflik
Karena kekhawatiran bahwa pihak komunis akan mengambil keuntungan dalam konfik ini, Amerika Serikat mendesak Belanda untuk berunding dengan Indonesia. Karena usaha ini, tercapailah persetujuan New York pada tanggal 15 Agustus 1962. Pemerintah Australia yang awalnya mendukung kemerdekaan Papua, juga mengubah pendiriannya, dan mendukung penggabungan dengan Indonesia atas desakan AS.
Persetujuan New York  
Pada tanggal 15 Agustus 1962, perundingan antara Indonesia dan Belanda dilaksanakan di Markas Besar PBB di New York. Pada perundingan itu, Indonesia diwakili olehSoebandrio, dan Belanda diwakili oleh Jan Herman van Roijen dan C.W.A. Schurmann. Isi dari Persetujuan New York adalah:
·         Belanda akan menyerahkan pemerintahan Papua bagian barat kepada United Nations Temporary Executive Authority (UNTEA), yang didirikan oleh Sekretaris Jenderal PBB. UNTEA kemudian akan menyerahkan pemerintahan kepada Indonesia.
·         Bendera PBB akan dikibarkan selama masa peralihan.
·         Pengibaran bendera Indonesia dan Belanda akan diatur oleh perjanjian antara Sekretaris Jenderal PBB dan masing-masing pemerintah.
·         UNTEA akan membantu polisi Papua dalam menangani keamanan. Tentara Belanda dan Indonesia berada di bawah Sekjen PBB dalam masa peralihan.
·         Indonesia, dengan bantuan PBB, akan memberikan kesempatan bagi penduduk Papua bagian barat untuk mengambil keputusan secara bebas melalui
    1. musyawarah dengan perwakilan penduduk Papua bagian barat
    2. penetapan tanggal penentuan pendapat
    3. perumusan pertanyaan dalam penentuan pendapat mengenai kehendak penduduk Papua untuk tetap bergabung dengan Indonesia atau memisahkan diri dari Indonesia
    4. hak semua penduduk dewasalaki-laki dan perempuan, untuk ikut serta dalam penentuan pendapat yang akan diadakan sesuai dengan standar internasional
·         Penentuan pendapat akan diadakan sebelum akhir tahun 1969.
Pada tanggal 1 Mei 1963, UNTEA menyerahkan pemerintahan Papua bagian barat kepada Indonesia. Ibukota Hollandia dinamai Kota Baru, dan pada 5 September 1963, Papua bagian barat dinyatakan sebagai "daerah karantina". Pemerintah Indonesia membubarkan Dewan Papua dan melarang bendera Papua dan lagu kebangsaan Papua. Keputusan ini ditentang oleh banyak pihak di Papua, dan melahirkan Organisasi Papua Merdeka (OPM) pada 1965. Untuk meredam gerakan ini, dilaporkan bahwa pemerintah Indonesia melakukan berbagai tindakan pembunuhan, penahanan, penyiksaan, dan pemboman udara. Menurut Amnesty International, lebih dari 100.000 orang Papua telah tewas dalam kekerasan ini. OPM sendiri juga memiliki tentara dan telah melakukan berbagai tindakan kekerasan.

Penentuan Pendapat Rakyat  
Pada tahun 1969, diselenggarakan Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera) yang diatur oleh Jenderal Sarwo Edhi Wibowo. Menurut anggota OPM Moses Werror, beberapa minggu sebelum Pepera, angkatan bersenjata Indonesia menangkap para pemimpin rakyat Papua dan mencoba membujuk mereka dengan cara sogokan dan ancaman untuk memilih penggabungan dengan Indonesia. Pepera ini disaksikan oleh dua utusan PBB, namun mereka meninggalkan Papua setelah 200 suara (dari 1054) untuk integrasi. Hasil PEPERA adalah Papua bergabung dengan Indonesia, namun keputusan ini dicurigai oleh Organisasi Papua Merdeka dan berbagai pengamat independen lainnya. Walaupun demikian, Amerika Serikat, yang tidak ingin Indonesia bergabung dengan pihak komunis Uni Soviet, mendukung hasil ini, dan Papua bagian barat menjadi provinsi ke-26 Indonesia, dengan nama Irian Jaya.
Setelah Papua bagian barat digabungkan dengan Indonesia sebagai Irian Jaya, Indonesia mengambil posisi sebagai berikut:
1.     Papua bagian barat telah menjadi daerah Republik Indonesia sejak 17 Agustus 1945 namun masih dipegang oleh Belanda
2.     Belanda berjanji menyerahkan Papua bagian barat kepada Indonesia dalam Konferensi Meja Bundar
3.     penggabungan Papua bagian barat dengan Indonesia adalah tindakan merebut kembali daerah Indonesia yang dikuasai Belanda
4.     penggabungan Papua bagian barat dengan Indonesia adalah kehendak rakyat Papua.
Hal ini diajarkan di sekolah dan ditulis dalam buku teks sejarah nasional.
Setelah Jendral Soeharto menjadi Presiden Indonesia, 
Freeport Sulphur adalah perusahaan asing pertama yang diberi izin tambang dengan jangka waktu 30 tahun mulai dari tahun 1981 (walaupun tambang ini telah beroperasi sejak tahun 1972), dan kontrak ini diperpanjang pada tahun 1991 sampai tahun 2041. Setelah pembukaan tambang Grasberg pada tahun 1988, tambang ini menjadi tambang emas terbesar di dunia. Penduduk setempat dengan bantuan Organisasi Papua Merdeka memprotes berbagai tindakan pencemaran lingkungan hidup dan pelanggaran Hak Asasi Manusia yang dilakukan Freeport dan pemerintah Indonesia dengan berbagai cara, termasuk peledakan pipa gas dan penculikan beberapa pegawai Freeport dari Eropa dan Indonesia pada tahun 1996. Dalam kejadian ini, 2 tawanan dibunuh dan sisanya dibebaskan Pada tahun 1980-an, Indonesia memulai gerakan transmigrasi, di mana puluhan ribu orang dari pulau Jawa dan Sumatera dipindahkan ke provinsi Irian Jaya dalam jangka waktu 10 tahun. Penentang program ini mencurigai usaha Indonesia untuk mendominasi provinsi Irian Jaya dengan cara memasukkan pengaruh pemerintah pusat. Pada tahun  2000, presiden Abdurrahman Wahid memberi otonomi khusus kepada provinsi Papua untuk meredam usaha separatis. Provinsi ini kemudian dibagi dua menjadi provinsi: Papuadan Irian Jaya Barat (sekarang Papua Barat) melalui instruksi Presiden Megawati Soekarnoputri pada tahun 2001.
Mungkin cukup sekian Class Reviewnya. Kurang lebihnya moho maaf.











REFERENSI
http://id.wikipedia.org/wiki/Operasi_Trikora Di unduh pada 6 April 2014 pukul 06.30
Di unduh pada tanggal 6 April 2014 pukul 14.30
Di unduh pada tanggal 6 April 2014 pukul 14.30


Comments
0 Comments

0 Comments:

Post a Comment